Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MANAJEMEN STRATEGI

ANALISIS STRATEGI SWOT PADA YAYASAN LEMBAGA


PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI
DAN MASYARAKAT (YLP2EM) PAREPARE
( DOSEN MAKUL : DR. EDI JUSRIADI, SE., M.M )

OLEH :
KELOMPOK II
1. FARIDAWATI : 105021103220
2. ELLY ERMAWATI : 105021103720

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Ekonomi Dan


Masyarakat (YLP2EM) Parepare
1. Latar Belakang
Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Ekonomi dan Masyarakat
(YL2EM) merupakan salah satu organisasi jasa sukarelawan yang bertujuan untuk
membentuk kemandirian masyarakat dalam memenuhi hak-haknya. Yayasan LP2EM
adalah organisasi non pemerintah yang berkedudukan di Kota Parepare, Sulawesi
Selatan. Digagas pada tahun 1995, dan diformalkan pendiriannya pada tanggal 22 Mei
1996. YLP2EM didirikan untuk menjawab beberapa masalah-masalah lokal yang
dihadapi kelompok-kelompok masyarakat marginal yang tidak memilki akses di Kota
Parepare dan daerah sekitarnya yang dikenal sebagai wilayah Ajatappareng (Sulawesi
Selatan bagian tengah). Masyarakat seringkali menjadi kelompok yang tersisih dalam
pengembalian keputusan publik, dimana negara begitu sangat dominan. Para rezim orde
baru bahkan melahirkan sistem yang tidak memberi ruang partisipasi warga, baik untuk
menentukan nasib sendiri terlebih untuk menentukan agenda pembangunan. Berangkat
dari Fenomena inilah sehingga beberapa orang menggabungkan diri dalam suatu wadah
organisasi nirlaba yang diberi nama Lembaga Pengkajian Pengembangan Ekonomi dan
Masyarakat yang disingkat dengan LP2EM.
Memasuki tahun 2007, LP2EM melakukan restruktuisasi untuk menyesuaikan
diri dengan Undang-Undang Yayasan No. 16 tahun 2001 dan Undang-Undang perubahan
No. 28 tahun 2004 yang mengharuskan yayasan memilki tiga (3) organ, yakni badan
pembina, badan pengawas dan pengurus. Sehingga LP2EM berubah nama menjadi
Yayasan LP2EM. Selanjutnya berdasarkan Strategic Planning pada tanggal 12 – 14
Nopember 2014, YLP2EM kembali menyepakati melakukan perubahan akta yayasan
dengan memperluas cakupan wilayah kerjanya meliputi Sulawesi selatan dan Sulawesi.
Saat ini Yayasan LP2EM memiliki staf 21 orang (7 perempuan dan 14 laki-laki)
memiliki pengalaman mengelola program pengembangan masyarakat dan program
peningkatan kapasitas aparat Pemda di beberapa daerah. Secara personal ada 6 staf yang
pernah bekerja di lembaga donor internasional secara individual/professional sebagai
konsultan/fasillitator tata kelola pemerintahan yang baik di beberapa daerah. Staf
YLP2EM terdiri atas dua kategori yakni staf Full Time dan Part Time.
YLP2EM beralamat di Jalan Jendral Ahmad Yani No.30, Kota Parepare,
Provinsi Sulawesi Selatan Tlp. 0421-24167, Faximili 0421-24185, email
lp2empare@yahoo.co.id. Kantor YLP2EM, sejak tahun 2007 sudah memiliki gedung
sendiri dengan luas lahan yakni 15 x 30 meter dan luas bangunan 13 x 15 meter. Wilayah
kerja YLP2EM berfokus pada Sulawesi Selatan bagian utara meliputi; Pangkep, Barru,
Parepare, Sidenreng Rappang, Pinrang, Enrekang, Wajo, Soppeng, Luwu, Palopo, Luwu
Utara, dan Luwu Timur.

2. Tujuan
a) Memberdayakan masyarakat, khususnya kelompok miskin dan perempuan untuk
mendapatkan akses daripengambil kebijakan.
b) Melakukan upaya advokasi kebijakan yang berpihak kepada kelompok miskin dan
perempuan yang mengedepankan kesetaraan dan keadilan gender.
c) Mendampingi kelompok masyarakat yang kurang memiliki akses untuk memperoleh
penghidupan yang layak.

3. Jaringan dan Nilai - Nilai


- Jaringan
a) Anggota Forum Informasi dan Komunikasi - Organisasi Non Pemerintah (FIK
ORNOP) Sulsel.
b) Anggota Konsorsium LSM Lokal Se-Sulawesi (KL2SS).
c) Pusat Telaah Informasi Regional (PATTIRO) Jakarta.
d) Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Jakarta.
e) Jariangan AIDS Se- Sulawesi Selatan (JASS).
- Nilai – Nilai
Dalam menjalankan aktifitasnya, YLP2EM menganut nilai-nilai sebagai berikut :
a) Keswadayaan
b) Akuntabilitas
c) Partisipasi
d) Kesetaraan
e) Keberlanjutan
f) Ramah lingukungan
g) Non partisan
h) Kekeluargaan
i) Keterbukaan
j) Non Diskriminasi Terhadap perbedaan agama, ras, suku dan gender.

4. Visi dan Misi


Visi :
“ Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Dalam Pemenuhan hak-haknya “

Misi :
1) Melakukan penyadaran dan penguatan kepada kelompok miskin, perempuan dan
anak, dan kelompok rentan untuk pemenuhan haknya sebagai warga Negara.
2) Mendorong lahirnya kebijakan yang responsive gender dan pro poor serta
pembangunan berkelanjutan.
3) Berjejaring dengan pelaku pembangunan untuk pencepatan penanggulangan
kemiskinan.
4) Mengembangkan kemandirian lembaga melalui jasa dan usaha produktif .
5. Struktur Organisasi Yayasan (LP2EM) Kota Parepare
Adapun struktur organisasi dari Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Ekonomi
dan Masyarakat (YLP2EM) Kota Parepare adalah sebagai berikut :

Badan Pembina
Ketua : Prof. Dr. H. M.Siri Dangnga., M.Si.
Anggota : Drs. H. Godril Dibyo Yuwono, MA.
: Rinusu, SE

Badan Pengawas
Ketua : Drs. H. A. Yudha Yunus,S.H.,M.M
Anggota : Husema Husain, SH
: Ir. Yasser Latief
Pengurus
Ketua : Drs. Najib Laadi,M.Sos.i
Sekretaris Yayasan : Yadi Arodhiskara, SE., M.Ak
Bendahara Yayasan : Hj. Syahribulan, SE, M.Si
Direktur
Ketua : Dr.Ibrahim Fattah, S.H.,MH
Sekretaris : Jumriani Arsyad, S.E., M.Si
Bendahara : H. Muh. Amin Said, S.E

Unit Perpustakaan dan Publikasi


Manajer Publikasi dan Visual : Muh. Ichram Syahputra
Humas : Rahmat
Pengeloala Website : Rafika

Unit Pengembangan Masyarakat


Manajer Pengembangan Masyarakat : Abd. Samad Syam
Jaringan Forum Warga : A.Erniyani
Penguatan Kelompok : Sappe Angka
Asisten Penguatan Kelompok : Ellok Setyawati

Unit Pengembangan Program


Manajer Pengembangan Program : Muslimin A. Latief
Pelatihan dan Workshop : Sudirman
Asisten Progr : Intan Agustina

Unit Kebijakan dan Kemitraan


Manajer Kemitraan antar Pelaku Pembangunan : Khaerul Mannan
Pengembangan Kapasitas Aparat Pemda/Anggota DPRD dan Kerjasama Antar
Daerah : A.Bakhtiar Tombong
Pengelola Database : Sukardi

Unit Pengembangan Fundrising


Manajer Pengembangan Fundrising : Abd. Muin
Manajer Finance Institute : Abd. Malik
Manajer Kedai/Cafe : Suriyanti
Supporting Fundrising : Rhendy Idris
Pemasaran dan Promosi Unit Usaha : Hasdin Tajuddin Nur
: Abd. Azis

6. Strategi Program dan Bentuk Pemberdayaan YLP2EM Parepare


- Strategi Program
Dalam merealisasikan program, YLP2EM, memilih 4 strategi :
a) Melakukan pendampingan Kelompok sebagai media belajar, bertukar informasi
dan pengalaman untuk pemberdayaan masyarakat.
b) Menfasilitasi interkoneksitas pelaku pembangunan di tingkat lokal dan regional
dan memperkuat peran Pemda kab/kota dalam penyelenggaraan tata kelola
pemerintahan yang baik.
c) Menjadikan kesetaraan dan keadilan gender sebagai perspektif dalam
pengambilan kebijakan.
d) Mendorong kemandirian dan keberlanjutan lembaga dan kelompok dampingan
dalam program pemberdayaan masyarakat.
- Bentuk Pemberdayaan
a) Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia)
 Investasi pada modal manusia (Human Capital) yaitu dalam bidang
pendidikan dan kesehatan.
 Kajian dan penelitian secara partisipatif terhadap pemberdayaan
masyarakat.
b) Peningklatan pendapatan masyarakat ekonomi lemah.
 Meningkatkan keterampilan.
 Meningkatkan akses terhadap tekhnologi, modal, pasar dan informasi
pembangunan.
 Membangun kemitraan mutualistis dan sistem insentif.
c) Advokasi kebijakan
 Memperkuat posisi tawar masyarakat dampingan terhadap pemerintah
daerah melalui peribahan kebijakan yang berpihak kepada kelompok
miskin dan perempuan.
 Bekerjasama dengan pihak lain/pelaku pembangunan yang sevisi untuk
percepatan penanggulangan kemiskinan.

7. Pengalaman Melaksanakan Program Bersama Lembaga Mitra


YLP2EM sejak berdiri tahun 2006 sampai saat ini sudah cukup memiliki
pengalaman dalam melaksanakan program pemberdayaan, pelatihan, pendampingan,
konsultasi, dan advokasi. Adapun pengalaman yang dimkasud dapat dilihat pada matriks di
bawah ini :
Lembaga Mitra Tahun Program Lokasi
AusID-IHPCP 1996-2004 HIV/AIDS Parepare,Barru
Kondrad Adenaur
1997 Kredit Mikro Parepare
Stiftung (KAS) Jerman
Akses Kredit Bagi Petani
Bank Danamon Sidrap 1999 Sidrap
Pisang
Program Keberdayaan
UNDP 1999 Masyarakat (PKM, Pendidikan Parepare
Pemilih dan Program BRIDGE
World Bank 2000 Program CBD-Tribina Parepare
World Bank 2000 Program CBD-Tribina Pinrang
CWS Indonesia 2001-2002 CWS Indonesia Barru
LGSP/USAID 2004 Program Survey CSO Enrekang
Program pendampingan pada
Tindak Pidana Perdagangan
Setnas Buruh Migran – Pinrang, Polman,
2005-2006 Orang (TPPO) pada
YKPM Sulsel Sidrap dan Parepare
Perempuan dan Anak Buruh
Migran dan Keluarga
OXFAM 2007 Disaster Management Enrekang
The Asia Fondation – Program Anggaran Responsive
2007-2008 Parepare
CIDA Gender
Fik-Ornop-Ford Program Partisipatory Property
2007-2008 Parepare
Foundation Assesment
Program Civil Society
The Asia Fondation –
2008-2010 Initiative Againts Proverty Sidrap dan Wajo
DFID
(CSIAP II)
Global Fund Round 8 Phase II
PKBI – GFRS 2012-2016 Program Indonesia Responsive Parepare
HIV
Program Maju Perempuan
Indonesia Untuk
Yayasan Bakti 2014-2020 Parepare
Penanggulangan Kemiskinan
(MAMPU)
Optimalisasi Produksi
Pertanian Sawah Tadah Hujan
Millennium Challenge
2016-2017 dengan Dukungan Malili, Luwu Timur
Account – Indonesia
Ketersediaan Air dan Pertanian
Ramah Lingkungan / Organik

8. Buku dan Modul yang Telah Diterbitkan


a) Judul : Mengubah Wajah APBD, Pengalaman Advokasi anggaran responsif Gender
di Kota Parepare, Tahun 2008, kerjasama dengan The Asia Foundation.
b) Judul : Menuju Anggaran yang responsif gender. Mendorong tata Pemerintahan yang
baik dan responsif Gender Melalui Intervensi proses penganggaran di Kota parepare.
Penerbit The Asia Foundation, Jakarta, tahun 2008, kerjasama dengan The Asia
Foundation .
c) Judul : Musyawarah perencanaan Pembangunan partisipatif Kota Parepare, Penerbit
Fajar, tahun 2011 kerjasama dengan The Asia Foundation.
d) Judul Mendorong kesetaraan dan keadilan Gender, pengalaman Advokasi Anggaran
responsif gender di kabupaten Enrekang, tahun 2014, kerjasama dengan The Asia
Foundation.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis SWOT
Dalam suatu Lembaga / perusahaan diperlukan adanya strategi untuk
mengembangkan atau mempertahankan suatu usaha atau Lembaga dalam segala situasi
maupun kondisi. Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan dari organisasi, Lembaga atau
perusahaan tersebut. Dengan demikian perencanaan strategi harus menganalisa faktor-
faktor strategi perusahaan/Lembaga seperti kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
dalam kondisi saat ini.
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi
yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program
kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan
kelemahan (Weakness) . Sementara analisis eksternal mencakup faktor peluang
(Opportunity) dan tantangan atau ancaman (Threaths).
Menurut Tripomo dan Udan (2012:118) mendefinisikan analisis SWOT adalah
“Penilaian atau assesment terhadap identifikasi situasi untuk menemukan apakah suatu
kondisi dikatakan sebagai kekuatan,kelemahan, peluang, atau ancaman yang dapat
diuraikan sebagai berikut :
1) Kekuatan (Strength) adalah situasi internal organisasi yang berupa kompetensi
kapabilotas / sumberdaya yang dimiliki organisasi yang dapat digunakan untuk
menangani peluang dan ancaman.
2) Kelemahan (Weakness) adalah situasi internal organisasi yang berupa kompetensi /
sumberdaya yang dimiliki organisasi yang dapat digunakan untuk menangani
kesempatan dan ancaman.
3) Peluang (Opportunity) adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi
menguntungkan organisasi-organisasi yang berada dalam suatu industri yang sama
secara umum akan merasa di untungkan bila dihadapkan pada kondisi eksternal
tersebut.
4) Ancaman (Threat) adalah situasi eksterlan organisasi yang berpotensi menimbulkan
kesulitan. Organisasi-organisasi yang berada dalam satu induustri yang sama secara
umum akan merasa dirugikan/dipersulit/bila dihadapkan pada kondisi eksternal
tersebut.

Hasil analisis SWOT ini dilakukan oleh peneliti (Kelompok II) berdasarkan
pengelompokan hasil wawancara yang disampaikan oleh narasumber kami selaku
Direktur dari YLP2EM Parepare Bapak Dr. Ibrahim Fattah, S.H.,MH yang telah
dilakukan pada tanggal 29 November 2021. Adapun Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman pada YLP2EM adalah sebagai berikut :

Strength (kekuatan)
1. Merupakan salah satu LSM yang ada di luar Makassar khususnya di bagian utara
Sulawesi Selatan yang memiliki kelengkapan dokumen (SOP Personal, SOP
Keuangan, dan SOP Pengadaan Barang dan Jasa, NPWP), Audit rutin dan
pengalaman bermitra dengan Lembaga Donor.
2. Memiliki pengalaman kemampuan mengelola program pengembangan masyarakat
dan program peningkatan kapasitas aparat Pemda di beberapa daerah.
3. Secara personal ada bebrapa staf yang pernah bekerja dilembaga donor
internasional secara individual/professional sebagai konsultan/fasillitator tata kelola
pemerintahan yang baik di beberapa daerah.
4. Personilnya sebagian besar berlatar belakang sarjana (S1, S2 dan S3)
5. Memiliki Legalitas formal (Terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM RI).
6. Memiliki Kantor sendiri (Hak Milik) sehingga tidak sering berpindah alamat seperti
Lembaga lain pada umumnya.
7. Memilik jejaring yang luas dengan LSM Nasional dan Donor Internasional meskipun
masih terbatas.

Weakness (kelemahan) :
1. Pendanaan program masih bergantungan kepada Lembaga Donor.
2. Kurang cepat memperoleh informasi tentang Lembaga Donor yang merencanakan
progran di sulawesi selatan.
3. Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, belum semua memiliki keahlian khusus.
4. Sebagian besar staff YLP2EM belum menguasai bahasa Inggris sedangkan Lembaga
Donor berasal dari Luar Negeri.

Opportunities (peluang)
1. Banyak Lembaga Donor yang menjadikan Sulawesi Selatan sebagai wilayah
program yang dapat diakses oleh YLP2EM.
2. Pemerintah Indonesia / Pemda telah membuka ruang bekerja sama dengan
Ormas/LSM yang memenuhi syarat untuk melaksanakan program Pemerintah melalui
Swakelola Type III berdasarkan Kepres No. 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang dan Jasa.
3. Perusahaan Swasta dan BUMN termasuk BUMD diberi kewajiban melaksanakan
program Corporate Social Responsibility (CSR) yang memberikan peluang
bekerjasama dengan YLP2EM.
4. Beberapa program issu-issu aktual dari luar Sul-Sel, membutuhkan jejaring dengan
lembaga di daerah sehingga dapat bersinergi untuk mendorong program issu-issu
aktual tersebut (anti korupsi, lingkungan hidup, stunting, dll).
5. Lembaga Donor memiliki salah satu program yaitu: peningkatan kapasitas (capality
building) kepada LSM Lokal yang memiliki Legalitas formal dan kelengkapan
dokumen.

Threats (ancaman) :
1. Sebagian Program Donor Internasional merekrut SDM dari aktivis LSM sebagai
tenaga profesional untuk menjalankan programnya.
2. Berdasarkan Kepres No. 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa,
namun sebagian besar Pemda tidak melaksanakannya, sehingga Ormas/LSM tidak
dapat mengakses program Pemda melalui Swakelola type III.
3. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Keguruan Tinggi
memiliki SDM yang lebih banyak (multi disiplin ilmu) dibandingkan dengan
Ormas/LSM pada umumnya sehingga peluang program dapat mengancam
pendanaan Ormas/LSM secara berkelanjutan.
4. Selama pandemo Covid-19 sebagian besar lembaga donor menghentikan
programnya
B. Matriks SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunity, Threats)

Matriks SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategik

lingkungan internal dan eksternal dalam suatu Lembaga atau perusahaan, dengan

menghubungkan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Matriks ini dapat

mengahsilkan berbagai macam kemungkinan alterantif strategi yang dapat digunakan oleh

pengelola Lembaga atau perusahaan. Matrik SWOT pada YLP2EM Parepare adalah sebagai

berikut :

Tabel Matriks SWOT YLP2EM Parepare


IFAS Weaknesses (W)
Strength (S) 1. Pendanaan program masih bergantungan
1. Salah satu LSM yang ada di luar Makassar kepada Lembaga Donor.
khususnya di bagian utara Sulawesi Selatan yang 2. Kurang cepat memperoleh informasi tentang
memiliki kelengkapan dokumen (SOP Personal, Lembaga Donor yang merencanakan progran di
SOP Keuangan, dan SOP Pengadaan Barang dan sulawesi selatan.
Jasa, NPWP), Audit rutin dan pengalaman 3. Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, belum
bermitra dengan Lembaga Donor. semua memiliki keahlian khusus.
2. Memiliki pengalaman kemampuan mengelola 4. Sebagian besar staff YLP2EM belum
program pengembangan masyarakat dan menguasai bahasa Inggris sedangkan Lembaga
program peningkatan kapasitas aparat Pemda di Donor berasal dari Luar Negeri.
beberapa daerah.
3. Secara personal ada bebrapa staf yang pernah
bekerja dilembaga donor internasional secara
individual/professional sebagai
konsultan/fasillitator tata kelola pemerintahan
yang baik di beberapa daerah.
4. Personilnya sebagian besar berlatar belakang
sarjana (S1, S2 dan S3)
5. Memiliki Legalitas formal (Terdaftar di
Kementrian Hukum dan HAM RI).
6. Memiliki Kantor sendiri (Hak Milik) sehingga
tidak sering berpindah alamat seperti Lembaga
lain pada umumnya.
7. Memilik jejaring yang luas dengan LSM
EFAS Nasional dan Donor Internasional meskipun
masih terbatas.

Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO


1. Banyak Lembaga Donor yang 1. Berpeluang mendapat kepercayaan dari Lembaga 1. Meskipun sebagian Program Donor
menjadikan Sulawesi Selatan sebagai Donor untuk terus bekerjasama. (S1) dan (O2) Internasional merekrut SDM dari aktivis
wilayah program yang dapat diakses 2. Berpeluang untuk bekerjasama dengan LSM sebagai tenaga profesional untuk
oleh YLP2EM. perusahaan swasta/BUMN/BUMD untuk menjalankan programnya, tetapi YLP2EM
2. Pemerintah Indonesia / Pemda telah melasanakan program Corporate Social berpengalaman bermitra dengan Lembaga
membuka ruang bekerja sama dengan
Ormas/LSM yang memenuhi syarat Responsibility (CSR). (S2) dan (O4) Donor semenjak tahun 1997 dan secara
untuk melaksanakan program 3. Dengan banyaknya Lembaga Donor yang personal ada bebrapa staf yang pernah
Pemerintah melalui Swakelola Type menjadikan Sulawesi Selatan sebagai wilayah bekerja dilembaga donor internasional secara
III berdasarkan Kepres No. 16 Tahun program yang dapat diakses oleh YLP2EM individual/professional sebagai
2018 Tentang Pengadaan Barang dan sehingga dapat lebih memperluas jejaring dengan konsultan/fasillitator tata kelola
Jasa. LSM Nasional lainnya dan lembaga Donor pemerintahan yang baik di beberapa daerah.
3. Perusahaan Swasta dan BUMN
Internasioanl lainnya. (S6) dan (O2) (T1) dan (S 1,3)
termasuk BUMD diberi kewajiban
melaksanakan program Corporate 4. Dapat bersinergi sebagai mitra di daerah untuk 2. Dapat bersaing dengan LPPM keguruan
Social Responsibility (CSR) yang melaksanakan program issu-issu aktual (anti tinggi yang lain meskipun Lembaga tersebut
memberikan peluang bekerjasama korupsi, lingkungan hidup, stunting, dll. (S2) dan lebih banyak memiliki SDM yang lebih
dengan YLP2EM. (O5) banyak (multi disiplin ilmu). (S 1,2,3) dan
4. Beberapa program issu-issu aktual dari 5. Berpeluang menjadi mitra sebagai wilayah (T3)
luar Sul-Sel, membutuhkan jejaring
program dari Lembaga Donor Internasional. (S3) 3. Meskipun selama pandemi Covid-19
dengan lembaga di daerah sehingga
dapat bersinergi untuk mendorong dan (O1) sebagian besar lembaga donor menghentikan
program issu-issu aktual tersebut (anti programnya, namun jaringan yang telah
korupsi, lingkungan hidup, stunting, dimiliki dapat menjadi pemberian
dll). rekomendasi untuk mengakses program lain.
5. Lembaga Donor memiliki salah satu (T4)
program yaitu: peningkatan kapasitas
(capality building) kepada LSM Lokal
yang memiliki Legalitas formal dan
kelengkapan dokumen.

Treaths (T) Strategi ST Strategi WT


1. Sebagian Program Donor Internasional 1. Mengatasi pendanaan program yang masih 1. Pendanaan program masih bergantungan
merekrut SDM dari aktivis LSM bergantungan kepada Lembaga Donor dengan kepada Lembaga Donor, sehingga diperlukan
sebagai tenaga profesional untuk memanfaatkan bekerjasama dengan Perusahaan pengembangan usaha (fundrising) sebagai
menjalankan programnya.
Swasta dan BUMN termasuk BUMD untuk alternatif pembiayaan.
2. Berdasarkan Kepres No. 16 Tahun
2018 Tentang Pengadaan Barang dan mengembangkan usaha mandiri. (W1) dan (O3) 2. Agar cepat memperoleh informasi tentang
Jasa, namun sebagian besar Pemda 2. Memanfaatkan banyaknya Lembaga Donor yang Lembaga Donor yang merencanakan progran
tidak melaksanakannya, sehingga menjadikan Sulawesi Selatan sebagai wilayah di sulawesi selatan, diharapkan Ormas/LSM
Ormas/LSM tidak dapat mengakses program yang dapat diakses oleh YLP2EM, agar dapat mengakses program Pemda melalui
program Pemda melalui Swakelola cepat memperoleh informasi tentang Lembaga Swakelola type III.
type III. Donor yang merencanakan progran di sulawesi 3. Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada,
3. Lembaga Penelitian dan Pengabdian
selatan. (O1) dan (W1) belum semua memiliki keahlian khusus,
kepada Masyarakat (LPPM) Keguruan
Tinggi memiliki SDM yang lebih 3. Lembaga Donor memiliki salah satu program sehingga perlu mengutus staf mengikuti
banyak (multi disiplin ilmu) yaitu: peningkatan kapasitas (capacity building) kegiatan peningkatan kapasitas tertentu
dibandingkan dengan Ormas/LSM kepada LSM lokal, sehingga dapat memiliki misalnya tentang analisi kebijakan publik,
pada umumnya sehingga peluang ketrampilan khusus. (O5) dan (W4) sistem akuntasi organisasi nirlaba, sesain
program dapat mengancam pendanaan 4. Merekrut volunteer yang memiliki kemampuan proposal. dll
Ormas/LSM secara berkelanjutan. berbahasa Inggris yang baik dan berkomitmen 4. Sebagian besar staff YLP2EM belum
4. Selama pandemo Covid-19 sebagian
akan direkrut menjadi staf (W4) menguasai bahasa Inggris sedangkan Lembaga
besar lembaga donor menghentikan
programnya Donor berasal dari Luar Negeri sehingga
diperlukan untuk mengutus staf mengikuti
kegiatan peningkatan kapasitas berbahasa
Inggris.

C. Skoring SWOT
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
NO KEKUATAN (STRENGTHS) BOBOT RATING SKOR
1. Salah satu LSM yang ada di luar Makassar khususnya di bagian utara
Sulawesi Selatan yang memiliki kelengkapan dokumen (SOP Personal,
0.15 3 0.45
SOP Keuangan, dan SOP Pengadaan Barang dan Jasa, NPWP), Audit
rutin dan pengalaman bermitra dengan Lembaga Donor.
Memiliki pengalaman kemampuan mengelola program pengembangan
2. masyarakat dan program peningkatan kapasitas aparat Pemda di beberapa 0.16 4 0.64
daerah.
Secara personal ada bebrapa staf yang pernah bekerja dilembaga donor
internasional secara individual/professional sebagai
3. 0.11 2 0.22
konsultan/fasillitator tata kelola pemerintahan yang baik di beberapa
daerah.
4. Personilnya sebagian besar berlatar belakang sarjana (S1, S2 dan S3) 0.14 3 0.42
Memiliki Legalitas formal (Terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM
5.
RI) 0.12 2 0.24
Memiliki Kantor sendiri (Hak Milik) sehingga tidak sering berpindah
6. 0.13 3 0.39
alamat seperti Lembaga lain pada umumnya.
Memilik jejaring yang luas dengan LSM Nasional dan Donor
7. 0.11 2 0.22
Internasional meskipun masih terbatas.
JUMLAH 0.92 2.56

NO KELEMAHAN (WEAKNESS) BOBOT RATING SKOR


1. Pendanaan program masih bergantungan kepada Lembaga Donor. 0.06 2 0.12
Kurang cepat memperoleh informasi tentang Lembaga Donor yang
2. 0.09 4 0.36
merencanakan progran di sulawesi selatan.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, belum semua memiliki keahlian
3. 0.08 3 0.24
khusus.
Sebagian besar staff YLP2EM belum menguasai bahasa Inggris
4. 0.07 3 0.21
sedangkan Lembaga Donor berasal dari Luar Negeri
JUMLAH 0.3 0.93

TOTAL BOBOT IFAS 1.22

TOTAL SKOR IFAS 3.49

Selisih Kekuatan Dan Kelemahan (S-W) = 2.56 – 0.93 1.63

Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)


NO PELUANG (OPPORTUNITIES) BOBOT RATING SKOR
1. Banyak Lembaga Donor yang menjadikan Sulawesi Selatan sebagai
0.15 4 0.6
wilayah program yang dapat diakses oleh YLP2EM.
Pemerintah Indonesia / Pemda telah membuka ruang bekerja sama dengan
Ormas/LSM yang memenuhi syarat untuk melaksanakan program
2. 0.11 2 0.22
Pemerintah melalui Swakelola Type III berdasarkan Kepres No. 16 Tahun
2018 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
Perusahaan Swasta dan BUMN termasuk BUMD diberi kewajiban
3. melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang 0.14 3 0.42
memberikan peluang bekerjasama dengan YLP2EM.
Beberapa program issu-issu aktual dari luar Sul-Sel, membutuhkan
jejaring dengan lembaga di daerah sehingga dapat bersinergi untuk
4. 0.12 2 0.24
mendorong program issu-issu aktual tersebut (anti korupsi, lingkungan
hidup, stunting, dll).
Lembaga Donor memiliki salah satu program yaitu: peningkatan
5. kapasitas (capality building) kepada LSM Lokal yang memiliki 0.13 3 0.39
Legalitas formal dan kelengkapan dokumen.
JUMLAH 0.65 1.87

NO ANCAMAN (THREATS) BOBOT RATING SKOR


Sebagian Program Donor Internasional merekrut SDM dari aktivis LSM
1. 0.07 3 0.21
sebagai tenaga profesional untuk menjalankan programnya.
Berdasarkan Kepres No. 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang dan
Jasa, namun sebagian besar Pemda tidak melaksanakannya, sehingga
2. 0.09 4 0.36
Ormas/LSM tidak dapat mengakses program Pemda melalui Swakelola
type III.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)
Keguruan Tinggi memiliki SDM yang lebih banyak (multi disiplin
3. ilmu) dibandingkan dengan Ormas/LSM pada umumnya sehingga 0.08 3 0.24
peluang program dapat mengancam pendanaan Ormas/LSM secara
berkelanjutan.
4. Selama pandemi Covid-19 sebagian besar lembaga donor menghentikan 0.06 2 0.12
programnya
JUMLAH 0.3 0.93

TOTAL BOBOT EFAS 0.95

TOTAL SKOR EFAS 2.8

Selisih Peluang Dan Ancaman (O-T) = 1.87 – 0.93 0.94

Kesimpulan :
1. Kekuatan + Kelemahan skor 2.56 + 0.93 = 3.49, Dengan nilai selisih S & W ( 2.56 –

0.93) = 1.63 (+) Hal ini berarti YLP2EM memiliki kemampuan untuk bersaing ( S >

W)

2. Peluang + Ancaman skor 1.87 + 0.93 = 2.8, Dengan nilai selisih S & W ( 1.87 – 0.93) =

0.94 (+) Hal ini berarti YLP2EM memiliki kemampuan untuk bersaing secara eksternal (

O>T)

D. Diagram Cartesius

Berbagai Peluang ( + )

3
K.4 : Strategi Trun Around : (-:+) K.1 : Strategi Agresif (Growth) : (+:+)
Strategi Mengubah Arah 2 Strategi Pertumbuhan

1
1.63 : 0.94

Kelemahan ( - ) Kekuatan ( + )
0 1 2 3

Strategi Bertahan Sementara Strategi Terobosan

K.1 : Strategi Defensif : (+:+) K.2 : Strategi Diversifikasi : (+:-)

Berbagai Ancaman ( - )
Kesimpulan :

Pertemuan titik singgung IFAS = 1.63 dan EFAS = 0.94 berada pada kuadran 1

1. Menunjukkan bahwa YLP2EM memiliki kekuatan yang baik sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai peluang dalam mendorong kemajuan Lembaga/perusahaan.

2. Dalam posisi ini Lembaga / perusahaan dapat membuktikan bahwa mereka

merupakan organisasi yang kuat dan berpeluang serta dapat bersaing dengan

Lembaga / perusahaan sejenis lainnya.

3. Menunjukkan bahwa Lembaga / perusahaan berada pada kondisi prima dan mantap,

sehingga benar-benar memungkinkan untuk terus menjalankan kegiatannya dan

memperbesar pertumbuhan dan kemajuan dari Lembaga / perusahaan.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh kelompok kami (Kelompok II) adalah sebagai
berikut :
1. Wawancara
Kami melakukan wawancara dengan Narasumber kami yang kebetulan merupakan
Direktur dari YLP2EM Parepare yaitu Bapak Dr. Ibrahim Fattah, S.H.,MH. Wawancara
dilakukan secara langsung dan online (VC) pada tanggal 29 November 2021.
2. Dokumentasi
Metode Pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data-data pada YLP2EM
yang tersedia dalam bentuk gambaran umum dari Lembaga, struktur organisasi dan visi
misi dari YLP2EM Parepare.

F. INSTRUMEN PENELITIAN
Data diatas diperoleh oleh Kelompok 2 (dua) dengan melakukan wawancara secara
langsug dan online kepada Direktur YLP2EM Parepare. Wawancara yang dilakukan
bertujuan untuk memudahkan dalam mencari dan mengetahui data yang valid dan relevan
selain itu dapat mengehemat waktu serta memudahkan kelompok kami dalam menganalisis
data.
Instrumen penelitian yang digunakan kelompok 2(dua) adalah pedoman wawancara
dan dokumentasi yang didukung oleh peralatan-peralatan yang mendukung seperti
Handphone yang digunakan untuk merekam dan peralatan tulis ynag dibutuhkan.
L
A
M
P
I
R
A
N
PEDOMAN WAWANCARA
Daftar pertanyaan wawancara dengan dengan Narasumber kami pada YLP2EM Parepare :
1. Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Ekonomi dan
Masyarakat (YLP2EM) ?
2. Bagaimanakah Visi dan Misi dari Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Ekonomi
dan Masyarakat (YLP2EM) ?
3. Bagaimana Struktur Organisasi dari Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Ekonomi
dan Masyarakat (YLP2EM) ?
4. Apakah tujuan dari Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Ekonomi dan Masyarakat
(YLP2EM)
5. Bagaimana proses program strategi pada Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan
Ekonomi dan Masyarakat (YLP2EM) ?
6. Kelebihan apasajakah yang dimiliki Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Ekonomi
dan Masyarakat (YLP2EM)
7. Kelemahan apa yang dimiliki Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Ekonomi dan
Masyarakat (YLP2EM)
8. Peluang apa yang dapat kita lihat pada Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan
Ekonomi dan Masyarakat (YLP2EM)
9. Bagaimana cara Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Ekonomi dan Masyarakat
(YLP2EM) memanfaatkan peluang tersebut ?
10. Ancaman atau hambatan apa yang dihadapi oleh Yayasan Lembaga Pengkajian
Pengembangan Ekonomi dan Masyarakat (YPL2EM)
11. Bagaimana cara Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Ekonomi dan Masyarakat
(YLP2EM) untuk mengatasi ancaman tersebut ?
WAWANCARA DENGAN NARASUMBER
PROGRAM KEGIATAN YLP2EM PAREPARE

Anda mungkin juga menyukai