Disusun Oleh :
AFIFAH HAIFANNUHA
(2011010042)
KEPERAWATAN D3
FAKUULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
Lampiran 1
I. Analisa Data
A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu
mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat gigi.
Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah penyakit jaringan
penyangga gigi dan karies gigi.
Faktor di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan langsung dengan
terjadinya proses karies atau gigi berlubang antara lain struktur gigi, morfologi gigi,
susunan dari gigi geligi di rahang, derajat keasaman air ludah (saliva), kebersihan
mulut dan frekuensi makan makanan manis. Faktor tersebut berinteraksi, berkaitan
dan mempunyai urutan besar peranan tertentu. Selain itu ada beberapa faktor luar
sebagai faktor penyebab dan penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan
proses terjadinya gigi berlubang (karies), antara lain usia, jenis kelamin, suku bangsa,
letak geografis, tingkat ekonomi, kultur sosial serta pengetahuan, sikap dan perilaku
terhadap pemeliharaan kesehatan gigi.
Penyebab tingginya prevalensi penyakit gigi dan mulut pada umumnya karena
faktor perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang belum merata. Selain itu
penyebab utama terjadinya kerusakan gigi berawal dari bagaimana pola hidup
manusia itu sendiri. Sebab, tanpa adanya perawatan dan perhatian khusus kepada gigi
memperbesar kemungkinan kerusakan gigi sejak dini. Pola hidup yang tidak sehat
seperti sering mengkonsumsi rokok, teh, atau kopi, juga menjadi salah satu penyebab
kerusakan gigi.
Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan cara yang tepat
untuk mengubah perilaku hidup yang tidak sehat itu, serta dapat membantu dalam
masalah perawatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah. Dengan adanya
penyuluhan ini dapat memberikan edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut serta
memberikan motivasi kepada masyarakat tentang merawat dan memelihara kesehatan
gigi dan mulut. Disamping sebagai upaya promotif dan preventif bagi masyarakat
yang terkena maupun yang belum.
II. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta penyuluhan dapat
memahami tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, diharapkan peserta
mampu :
a) Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
b) Menjelaskan fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
c) Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
d) Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.
e) Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
f) Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak. Pendidikan kesehatan gigi dan
mulut merupakan suatu proses pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan
kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk menghasilkan kesehatan gigi dan
mulut yang baik dan meningkatkan taraf hidup.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan
perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan,
jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket.
Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan
caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi.
Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi,
serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Kunjungan berkala ke
dokter gigi hendaknya dilakukan teratur setiap enam bulan sekali baik ada keluhan
ataupun tidak ada keluhan. Dengan perawatan yang tepat pada gigi, maka akan dapat
menghindari berbagai masalah gigi dan gusi seperti gigi berlubang dan karang gigi
serta masalah bau mulut.
B. FUNGSI GIGI DAN MANFAAT MENGGOSOK GIGI
1. Fungsi Gigi
Secara histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan ektoderm, yang
memiliki 3 fungsi utama yaitu,
a) Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan melumat.
b) Keindahan (estetika)
c) Berbicara (phonetic).
Macam –Macam Gigi Beserta Fungsinya ;
1. Gigi Seri (Incisivus)
Gigi ini letaknya berada di depan, dan berfungsi untuk memotong makanan
(mastikasi). Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di rahang atas dan 4
berada di rahang bawah. Gigi seri susu mulai tumbuh pada bayi usia 4 – 6 bulan,
kemudian diganti dengan gigi seri permanen pada usia 5 – 6 tahun pada rahang
bawah dan pada usia 7 – 8 tahun pada rahang atas.
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies, yaitu
:
1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut. Terdapat
keadaan dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi produksi air
liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur.
3. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah
faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi.
Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada
akar gigi akan lebih mudah mengalami demineralisasi.
4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada gigi susu.
Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya
dapat terkena juga. Sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang
manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya
pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis.
5. Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe
karies ini sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia, kebersihan mulut yang
buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini
membuat mulut kering. Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi
kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.
1. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut
dan rapat. Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar, yaitu menyikat dari
arah gusi ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan tidak terlalu keras.
2. Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan perubahan
yang berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat
yaitu minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.
3. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket mudah
melekat pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan membentuk plak
dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi makan tersebut.
4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan pasta gigi
yang tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi yang
mengandung perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam dan daun sirih) untuk
merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami, dan bahan ilmiah (kalsium dan
fluoride) sebagai perlindungan maksimum agar gigi tidak mudah berlubang.
5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan memeriksakan
kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap enam bulan sekali dengan
catatan rutin.
Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar secara teratur.
Berikut adalah cara menyikat gigi yang benar:
1. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.
2. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah.
5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan atas ke
bawah.
6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
7. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam. Efek
gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.
http://akperku.blogspot.com/2011/11/sap-perawatan-gigi-satuan-acara.html