Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh PDB, Pengeluaran Pemerintah, dan Defisit Anggaran Terhadap

Utang Luar Negeri Indonesia


Selvia Inca Devi
Mahasiswa Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi, Medan Sumatera Utara
Universitas Negeri Medan
e-mail: chainca21@gmail.com

Abstrak : Utang luar negeri di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini
telah menjadi beban utang luar negeri yang sangat besar bagi negara Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), belanja pemerintah, dan
defisit anggaran secara parsial dan simultan terhadap utang luar negeri di Indonesia. Jenis data
dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa time series dari tahun 2000 sampai 2014. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil uji parsial menunjukkan
bahwa Produk Domestik Bruto (PDB), dan defisit anggaran berpengaruh positif dan signifikan
terhadap utang luar negeri di Indonesia, sedangkan belanja pemerintah memiliki pengaruh negatif
dan signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia. Berdasarkan uji simultan terdapat pengaruh
yang signifikan antara Produk Domestik Bruto (PDB), belanja pemerintah, dan defisit anggaran
terhadap utang luar negeri di Indonesia. Nilai koefisien determinasi sebesar 91,8 persen
mengindikasikan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB), belanja pemerintah, dan defisit anggaran
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap utang luar negeri di Indonesia

Kata kunci : Utang Luar Negeri, Produk Domestik Bruto, Pengeluaran Pemerintah, Defisit
Anggaran

PENDAHULUAN
Negara-negara berkembang pada umumnya membutuhkan utang luar negeri untuk memenuhi
kebutuhan investasinya. Hal ini disebabkan tabungan domestik tidak mencukupi untuk memenuhi
target pembangunan ekonomi, sehingga neraca pembayaran menjadi tidak seimbang. Kebutuhan dana
investasi seharusnya dibiayai oleh dana yang bersumber dari dalam negeri. Tetapi karena keterbatasan
dana yang bersumber dari dalam negeri sehingga utang luar negeri menjadi alternatif pemerintah
untuk menutupi kekurangan tabungan domestik. Pemanfaatan utang luar negeri telah menjadi bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi di suatu negara.
Utang luar negeri merupakan bantuan luar negeri yang diberikan oleh pemerintah negara-
negara maju atau badan-badan internasional yang khusus dibentuk untuk memberikan pinjaman
semacam itu dengan kewajiban untuk membayar kembali dan membayar bunga pinjaman tersebut [1].
Utang luar negeri dibutuhkan dalam pembiayaan pembangunan negara untuk menutupi tiga defisit,
diantaranya kesenjangan tabungan investasi, defisit anggaran, dan defisit transaksi berjalan. Utang
luar negeri bisa berdampak positif jika dapat dikelola dan dikendalikan. Oleh karenanya utang luar
negeri harus digunakan pemerintah untuk investasi yang positif sehingga dapat menghasilkan tingkat
pengembalian untuk membayar cicilan serta besaran bunga. Tetapi sebaliknya akan berdampak
negatif jika tidak dikelola dengan benar.
Model ketergantungan internasional (teori dependensi) memandang negara-negara
berkembang merupakan korban kekakuan lembaga, politik, dan ekonomi baik domestik maupun
internasional serta terjebak dalam perangkap ketergantungan dan dominasi oleh negara-negara kaya
[2]. Teori ini menyimpulkan bahwa arah terbaik yang dipilih oleh negara berkembang yaitu dengan
sesedikit mungkin bergantung kepada negara maju dalam hal utang luar negeri. Sebaliknya
menerapkan kebijakan pembangunan yang sumber pendanaannya berasal dari dalam negeri.
Dua tahun sejak terjadinya krisis ekonomi, utang luar negeri telah menjadi beban utang yang
begitu besar bagi negara Indonesia. Pemerintah harus membayarkan cicilan dan bunga utang luar
negeri tersebut sehingga berdampak pada peningkatan beban APBN. Berdasarkan gambar 1 dapat
dilihat bahwa utang luar negeri Indonesia dari tahun 2000 sebesar 141.693 Milyar US$ terus
mengalami peningkatan hingga ke tahun 2014 mencapai 292.500 Miliar US$ yang berdampak pada
akumulasi utang yang semakin besar.
Utang Luar Negeri
350000
292500
300000 264062
252364
250000 225375
202413
200000 172871
155080 Utang Luar Negeri
130652136640
128736
150000

100000

50000

0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010

2012
2013
2014
2011
Gambar 1. Perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia Tahun 2000-2014
Sumber: Bank Indonesia (diolah)

Utang luar negeri Indonesia terus meningkat, hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia
memiliki ketergantungan dalam hal sumber pendanaan dari luar negeri. Apabila posisi ketergantungan
terhadap modal asing semakin besar, maka akan semakin besar pula resiko yang dihadapi oleh sistem
ekonomi global. Pengurasan APBN untuk pembayaran cicilan pokok dan bunga utang akan
berdampak langsung pada berkurangnya porsi anggaran untuk membiayai sektor-sektor yang
dianggap penting lainnya. Banyak pihak yang mengkhawatirkan kondisi utang luar negeri Indonesia.
Hal ini cukup beralasan karena angka statistik utang luar negeri Indonesia mengalami peningkatan
sehingga timbul kekhawatiran atas kewajiban Indonesia dalam membayar kembali pokok pinjaman
dan cicilan bunga. Dana yang relatif besar diperlukan suatu negara berkembang untuk melakukan
pembangunan ekonomi. Tetapi pemerintah Indonesia memiliki kendala yaitu dengan kurangnya usaha
pengerahan dana dalam hal pembiayaan pembangunan.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan utang luar negeri, diantaranya
adalah pendapatan nasional yang diukur dengan PDB, pengeluaran pemerintah, dan defisit anggaran.
PDB atas harga konstan menunjukkan nilai tambah atas barang dan jasa yang dihitung berdasarkan
harga berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar yaitu tahun 2000 [3]. Semakin tinggi
pendapatan nasional disuatu negara akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga dapat
mengurangi utang luar negeri. Pengeluaran pemerintah adalah belanja negara atas pembayaran barang
dan jasa untuk kepentingan suatu negara. Semakin besar pengeluaran pemerintah di suatu negara
maka akan meningkatkan utang luar negeri [4]. Defisit anggaran adalah kebijakan yang diambil oleh
pemerintah untuk memberikan stimulus pada perekonomian dengan membuat pengeluaran dalam hal
belanja negara lebih besar dibandingkan dengan pemasukan negara [5]. Semakin besar defisit
anggaran yang dialami suatu negara maka pemerintah akan melakukan kebijakan meningkatkan utang
luar negeri untuk melakukan pembiayaan kebutuhan investasi.
Tabel 1. PDB, Pengeluaran Pemerintah dan Defisit Anggaran
Pengeluaran
PDB Defisit Anggaran
Tahun Pemerintah
(Milyar Rupiah) (Milyar Rupiah)
(Milyar Rupiah)
2000 1.389.770 221.467 29.761
2001 1.440.406 341.563 54.727
2002 1.505.216 322.180 40.454
2003 1.577.171 376.505 34.436
2004 1.656.517 427.177 10.536
2005 1.750.815 509.632 24.944
2006 1.847.127 667.129 39.984
2007 1.964.327 757.650 58.285
2008 2.082.456 985.769 94.503
2009 2.178.850 937.382 129.845
2010 2.134.459 1.042.117 133.748
2011 2.464.566 1.294.999 150.837
2012 2.618.932 1.491.410 190.105
2013 2.769.053 1.650.564 224.185
2014 2.909.181 1.777.183 241.494
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia (diolah)
Berdasarkan tabel 1 PDB terus mengalami peningkatan yang signifikan hingga pada tahun
2014 sebesar 2.909.181 (Milyar Rp). Peningkatan PDB ini diikuti juga oleh peningkatan utang luar
negeri di Indonesia. Selama 15 tahun terakhir, pengeluaran pemerintah terus mengalami peningkatan
hingga pada tahun 2014 sebesar 1.777.183 (Milyar Rp). Hanya pada tahun 2002 pengeluaran
pemerintah mengalami penurunan. Pada data defisit anggaran tahun 2000 sebesar 20.765 (Milyar Rp)
terjadi peningkatan defisit anggaran hingga tahun 2014 sebesar 241.494, meskipun di beberapa tahun
terjadi penurunan [6].
Penelitian yang dilakukan oleh Harahap [7] meneliti tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi utang luar negeri di Indonesia pada tahun 1980-2004. Metode yang digunakan adalah
Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan mempunyai pengaruh
yang negatif dan signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia, sedangkan pengeluaran dalam
negeri dan defisit anggaran mempunyai pengaruh secara positif dan signifikan terhadap utang luar
negeri di Indonesia.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh PDB, pengeluaran
pemerintah dan defisit anggaran terhahap utang luar negeri di Indonesia. Beberapa penelitian
sebelumnya telah menganalisis hal ini, tetapi pada penelitian ini menggunakan metode penelitian yang
berbeda dan data periode terbaru.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menganalisis pengaruh variabel independen yaitu PDB, pengeluaran pemerintah
dan defisit anggaran terhadap variabel dependen yaitu utang luar negeri di Indonesia. Jenis data yang
digunakan yaitu data sekunder dengan bentuk time series untuk periode 15 tahun dari tahun 2000
sampai 2014. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bank Indonesia dan
Badan Pusat Statistik. Selain itu dilakukan studi pustaka yang bersumber dari penelitian terdahulu,
jurnal, buku maupun literatur lainnya yang berkaitan dengan topik yang dijadikan penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear
berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh variabel
PDB, pengeluaran pemerintah, dan defisit anggaran terhadap utang luar negeri dengan menggunakan
perangkat lunak komputer SPSS versi 22. Langkah-langkah analisis regresi linear berganda yaitu
melakukan uji asumsi klasik, diantaranya yaitu uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji
heteroskedastisitas. Setelah uji asumsi klasik selanjutnya dilakukan uji hipotesis yang terdiri dari uji
T, uji F, dan koefisien determinasi (R2).
Model regresi linear berganda yang dirumuskan untuk menganalisis variabel PDB,
pengeluaran pemerintah, dan defisit anggaran terhadap utang luar negeri adalah sebagai berikut:

ULN = f (PDB, PP, DA) ..................................................................................... (1)

Dari persamaan (1) diubah menjadi bentuk logaritma seperti di bawah ini:

LnULN = λ – β1 LnPDB + β2 LnPP + β3 LnDA + μ .......................................... (2)

Dimana:
ULN = Utang luar negeri (variabel dependen)
λ = Konstanta
PDB = Produk Domestik Bruto (variabel independen pertama)
PP = Pengeluaran pemerintah (variabel independen kedua)
DA = Defisit anggaran (variabel independen ketiga)
Ln = Logaritma natural
β1, β2, β3 = Koefisien regresi
μ = Standart error

HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji Asumsi klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi menunjukkan hubungan
signifikan dan representatif.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan Kolmogorof Smirnov. Asumsi normalitas dapat dipenuhi
apabilai nilai Sig > 0,05. Berasarkan tabel di bawah besarnya nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-
tailed)) sebesar 0,200 yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian
berdistribusi normal.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Residual
N 15
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,08435473
Most Extreme Absolute ,103
Differences Positive ,103
Negative -,082
Test Statistic ,103
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
Sumber: SPSS Output

b. Uji Autokorelasi
Cara untuk melakukan uji autokorelasi yaitu dengan uji Durbin Watson. Berdasarkan tabel 3
nilai Durbin Watson sebesar 1,940. Dari tabel Durbin Watson akan didapatkan nilai du sebesar 1,750.
Nilai batas atas (du) = 1,750 dan nilai (4-du) sebesar 2,250. Jadi, dapat disimpulkan bahwa 1,750 <
1,940 < 2,250 yang berarti tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 3. Hasil UjiAutokorelasi
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Durbin-Watson
Estimate
1 ,958a ,918 ,896 ,09516 1,940
a. Predictors: (Constant), Ln_DA, Ln_PP, Ln_PDB
b. Dependent Variable: Ln_ULN
Sumber: SPSS Output
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji statistik berupa Scatterplot. Jika tidak
terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar, maka tidak terjadi heteorskedastisitas. Pada
gambar di bawah terlihat bahwa titik-titik membentuk pola yang tidak beraturan dan menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas.

Gambar 3. Scatterplot
Sumber: SPSS Output

Analisis Regresi Linear Berganda


Berdasarkan hasil dari pengolahan data dengan analisis regresi linear berganda dengan
menggunakan SPSS 22, diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
LnULN = -17,544 + 2,599 LnPDB - 0,708 LnPP + 0,130 LnDA
Dari persamaan regresi berganda di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai konstanta sebesar -17,544 menunjukkan bahwa jika variabel PDB, pengeluaran pemerintah,
dan defisit anggaran bernilai 0, maka utang luar negeri akan mengalami penurunan sebesar
17,544.
b. Koefisien regresi untuk variabel PDB (X1) sebesar 2,599 mengandung arti PDB memiliki
pengaruh positif terhadap utang luar negeri. Setiap satu kenaikan variabel PDB, maka variabel
utang luar negeri akan meningkat sebesar 2,599 dengan asumsi variabel lainnya tetap.
c. Koefisien regresi untuk variabel pengeluaran pemerintah (X2) sebesar -0,708 yang mengandung
arti bahwa pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh negatif terhadap utang luar negeri. Setiap
satu kenaikan variabel pengeluaran pemerintah, maka variabel utang luar negeri akan mengalami
penurunan sebesar 0,708 dengan asumsi variabel lainnya tetap.
d. Koefisien regresi untuk variabel defisit anggaran (X3) sebesar 0,130 mengandung arti defisit
anggaran memiliki pengaruh positif terhadap utang luar negeri. Setiap satu kenaikan variabel
defisit anggaran, maka variabel utang luar negeri akan meningkat sebesar 0,130 dengan asumsi
variabel lainnya tetap.

Uji Hipotesis
Uji Parsial (Uji T)
Uji T digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independent terhadap
variabel dependent. Hasil uji T dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis dengan Uji T
Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -17,544 6,207 -2,826 ,016
Ln_PDB 2,599 ,637 2,121 4,084 ,002
Ln_PP -,708 ,232 -1,586 -3,056 ,011
Ln_DA ,130 ,052 ,408 2,488 ,030
a. Dependent Variable: Ln_ULN
Sumber: SPSS Output
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4 menunjukkan bahwa PDB berpengaruh positif dan
signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia. Hal ini dikarenakan peningkatan pendapatan PDB
dapat meningkatkan utang luar negeri Indonesia. Dengan peningkatan PDB maka pemerintah semakin
banyak melakukan pembangunan dan kebijakan lainnya untuk mensejahterakan masyarakat.
Peningkatan PDB tersebut juga diikuti dengan peningkatan utang luar negeri. Pemerintah juga
semakin banyak membutuhkan dana atas investasi negara lain ke Indonesia. Hasil penelitian ini
menolak teori yang dikemukakan oleh Michael P. Todaro. Tetapi, hasil penelitian ini sesuai dengan
teori Harrod Domar yang menyatakan bahwa pemerintah membutuhkan sumber dana eksternal
(modal asing) sebagai suatu dasar yang signifikan untuk memacu kenaikan investasi serta
pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Alin [8]
dimana peningkatan PDB akan meningkatkan porsi hutang luar negeri di negara Uni Eropa dan
Romania.
Selanjutnya, hasil menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh negatif
dan signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia. Semakin tinggi pengeluaran pemerintah atas
belanja rutin maupun belanja pembangunan maka pemerintah mengurangi menggunakan investasi
besar dari luar negeri. Dana yang bersumber dari dana internal yang hanya dikelola oleh pemerintah
untuk melakukan pengeluaran atas belanja pemerintah tersebut tanpa harus menambah utang luar
negeri. Hasil penelitian ini menolak teori yang dikemukakan oleh Dumairy yaitu semakin besar
pengeluaran pemerintah di suatu negara maka akan meningkatkan utang luar negeri. Tetapi, hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chandia [9] dimana pengeluaran
pemerintah menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap utang luar negeri di Pakistan.
Defisit anggaran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap utang luar negeri di
Indonesia. Dalam rangka mempercepat pembangunan di Indonesia diperlukan investasi dan dana
yang besar. Apabila dana dalam negeri tidak mencukupi, negara melakukan pilihan dengan meminjam
dana ke luar negeri untuk menghindari pembebanan warga negara apabila kekurangan itu ditutup
melalui penarikan pajak. Sehingga semakin defisit anggaran maka semakin bertambah utang luar
negeri dalam rangka mempercepat pembangunan di Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Harahap [7] yang menyatakan bahwa defisit anggaran memiliki
pengaruh positif terhadap utang luar negeri di Indonesia. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Alihodzic [10] dimana defisit yang lebih tinggi dapat menyebabkan
peningkatan hutang di Bosnia dan Herzegovina.

Uji Simultan (Uji F)


Uji F digunakan untuk melihat pengaruh dari variabel independent secara simultan terhadap
variabel dependent. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis dengan Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,114 3 ,371 41,012 ,000b
Residual ,100 11 ,009
Total 1,214 14
a. Dependent Variable: Ln_ULN
b. Predictors: (Constant), Ln_DA, Ln_PP, Ln_PDB
Sumber:SPSS Output

Dari tabel diperoleh nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PDB,
pengeluaran pemerintah, dan defisit anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap utang
luar negeri di Indonesia.

Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan dari variabel
independent dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R 2) dapat dilihat
dari tabel berikut ini:
Tabel 6. Nilai Koefisien Determinasi
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square
Estimate
1 ,958a ,918 ,896 ,09516
a. Predictors: (Constant), Ln_DA, Ln_PP, Ln_PDB
b. Dependent Variable: Ln_ULN

Berdasarkan tabel di atas nilai R Square yang dihasilkan sebesar 0,918 atau 91,8%. Hal ini
berarti bahwa variabel PDB, pengeluaran pemerintah, dan defisit anggaran secara bersama-sama
mempengaruhi utang luar negeri sebesar 91,8%. Sisanya sebesar 8,2% dipengaruhi oleh variabel-
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Nilai koefisien determinasi sebesar 91,8 persen
mengindikasikan bahwa variabel Produk Domestik Bruto (PDB), belanja pemerintah, dan defisit
anggaran memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap utang luar negeri di Indonesia.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia.
2. Pengeluaran pemerintah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia.
3. Defisit anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia
4. PDB, pengeluaran pemerintah, dan defisit anggaran secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia.
5. Besar pengaruh PDB, pengeluaran pemerintah, dan defisit anggaran terhadap utang luar
negeri di Indonesia sebesar 91,8%, sedangkan sisanya sebesar 8,2% dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini mengindikasikan bahwa
variabel Produk Domestik Bruto (PDB), belanja pemerintah, dan defisit anggaran memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap utang luar negeri di Indonesia.

SARAN
Kepada peneliti selanjutnya agar menambahkan variabel independen lainnya yang
berpengaruh terhadap utang luar negeri seperti suku bunga, nilai tukar, dan inflasi serta
memperpanjang periode pengamatan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sihombing., D, 2010, Analisis Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan,
https://desmasihombing.files.wordpress.com/2010/09/analisis-pengaruh-utang-luar-negeri-
terhadap-pertumbuhan-ekonomi-indonesia3.pdf.

[2] Michael, P., T dan Stephen, C., S. 2011, Pembangunan Ekonomi, Edisi Kesebelas, Jilid 1,
diterjemahkan oleh Agus Dharma, Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

[3] Badan Pusat Statistik, 2017, Produk Domestik Bruto. www.bps.co.id

[4] Dumairy., J, 1997. Perekonomian Indonesia, Erlangga, Jakarta.

[5] Anwar., K, 2014. Analisis Dampak Defisit Anggaran terhadap Ekonomi Makro di Indonesia,
Jejaring Administrasi Publik, Tahun VI,. No. 2, Juli-Desember 2014,
journal.unair.ac.id/download-fullpapers-admp73df7f120efull.pdf.

[6] Bank Indonesia, 2017, Utang Luar Negeri, Pengeluaran Pemerintah, Defisit Anggaran.
www.bi.go.id
[7] Harahap, MD., M, 2007, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruh Utang Luar Negeri di
Indonesia, Tesis, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan.

[8] Alin, G., H, 2015, Public Debt in The EU Countries, Constantin Brâncuşi, University of Târgu
Jiu, Economy Series, Special Issue/2015-Information society and sustainable development, ISSN
2344–3685/ISSNL1844-7007, www.utgjiu.ro/revista/ec/pdf/2015-03%20Special/5

[9] Chandia, E., K dan Javid. Y., Attiya, 2013, An Analysis of Debt Sustainability in the Economy
of Pakistan. International Conference on Applied Economics (ICOAE), Procedia Economics and
Finance5,133-142,
https://www.researchgate.net/publication/275532095_An_Analysis_of_Debt_Sustainability_in_t
he_Economy_of_Pakistan

[10] Alihodzic., A dan Donlagic., D, 2016, Effects on Changes in Foreign Debt Indicators in Bosnia
and Herzegovina, economski vjesnik/econviews, God. XXIX, BR.1/2016.str. 21-36,
www.efos.unios.hr/ekonomski-vjesnik/wp-content/.../sites/.../God.-XXIX.-br.-12016.pdf

Anda mungkin juga menyukai