Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA

“Prosedur Mengganti Popok, Perawatan Tali Pusat, Imunisasi Polio, Imunisasi BCG”

Disusun Oleh :

Nama : Ice Amelia

NIM : P05140120066

Prodi/Jurusan : D3/Kebidanan

PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIPLOMA III

JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

2021
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-NYA
sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Penulis juga
panjatkan kehadiran Allah SWT karena hanya dengan keridhoan-NYA makalah dengan judul “Prosedur
Mengganti Popok, Perawatan Tali Pusat, Imunisasi Polio, Imunisasi BCG” ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa adanya sumber bahwa tanpa adanya sumber
materi pembelajaran yang baik dan bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan terwujud dan jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi
perbaikan lebih lanjut.

Akhir kata penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca.

Wassalammualaikum wr.wb

Bengkulu, 27 Januari 2022

Ice Amelia

P05140120066

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 2

2.1 Prosedur Mengganti Popok Pada Neonatus, Bayi dan Balita .................................... 2
2.2 Perawatan Tali Pusat ................................................................................................. 3
2.3 Imunisasi Polio .......................................................................................................... 5
2.4 Imunisasi BCG .......................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 10
3.2 Saran.......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita merupakan hal yang penting dalam
pengaplikasian ilmu-ilmu dalam lingkup kebidanan, terutama dalam hal perawatan bayi baru lahir ada
banyak hal yang perlu dipelajari dalam asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita.

Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini
sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat
hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian
neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus.
peralihan dari kehidupan intrau terin ke ekstra uterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan
faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik.Banyak masalah pada
bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali
yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomic, dan lingkungan yang kurang baik dalam
kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir.setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal
dunia pada bulan pertama kehidupandan dua pertiganya meninggal pada minggu pertama. penyebab
utama kematian pada minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti
BBLR asfiksia neonatorium, hipotermia, icterus, perdarahan tali pusat dan tidak dilakukan nya
imunisasi secara rutin. Kurang lebih 98% kematian ini terjadi di negara berkembang dan sebagian
besar kematian ini dapat dicegah dengan pencegahan dini dan pengobatan yang tepat (Kusmiyati,
2009).

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana Prosedur mengganti popok pada neonatus,bayi dan balita
b. Bagaimana perawatan tali pusat
c. Apa kegunaan imunisasi Polio
d. Apa kegunaan imunisasi BCG
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Prosedur mengganti popok pada neonatus,bayi dan balita
b. Untuk mengetahui cara perawatan tali pusat yang benar
c. Untuk mengetahui kegunaan imunisasi Polio
d. Untuk mengetahui kegunaan imunisasi BCG

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PROSEDUR MENGGANTI POPOK PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA


a. Pengertian
Sepanjang awal tahun pertama,bayi akan menghabiskan banyak
popok,dan akan menghabiskan waktu untuk menggantinya.Tujuan dari
mengganti popok pada bayi yaitu untuk menjaga keutuhan kulit /integritas
kulit.Berikut ini adalah sejumlah cara untuk mengurusi pantat bayi dan
menggunakan waktu dengan bijaksana.
b. Tujuan mengganti popok
1. Mencegah kebersihan kulit daerah bokong dan perianal
2. Mencegah terjadi ruam popok, rush, kemerahan
3. Menjaga rasa aman
c. Prosedur mengganti popok

1. Persiapan
1.1 Persiapan alat
 Popok bersih
 Perlak
 Kapas
 Air matang hangat
 Handuk kecil/tisu
 Krim popok (jika bayi mudah
Prosedur
alergi/terkena ruam popok)
1.2 Persiapan Pasien
 Berikan penjelasan kepada
keluarga tentang prosedur yang
akan dilakukan.
 Bayi diangkat dan dibaringkan
diatas tempat tidur bayi yang
telah tersedia
2. Pelaksanaan

2
1. Mengucapkan doa
2. Mendekatkan peralatan
3. Mencuci tangan
4. Melepaskan popok yang kotor
5. Angkat kedua kaki bayi dengan
cara menjepit kedua pergelangan
kakinya dengan satu tangan.
6. Jika bayi buang air besar (BAB),
gunakanlah bagian dalam bobok
yang belum terkena kotoran untuk
menyeka kotoran yang masih ada di
pantatnya
7. Bersihkan ulang dengn handuk
kecil/tissue
8. Lalu bersihkan lagi dengan kapas
yang sudah dibasahi dengan air
matang hangat. Bersihkan dengan
cermat mulai dari bagian
kelaminnya hingga lipatan paha.
9. Keringkan dengan handuk
kecil/tissue
10. Sebelum memasangkan popok
baru, angina-anginkan sebentar
pantat bayi untuk mencegah ruam
popok.
11. Jika sudah kering, pasangkan
popok yang baru

2.2 PERAWATAN TALI PUSAT


a. Pengertian
Tali pusat merupakan jaringan ikat yang menghubungkan antara plasenta
dan janin yang memiliki peranan penting dalam interaksi antara ibu dan janin
selama masa kehamilan. Jaringan ini berfungsi menjaga viabilitas dan

3
memfasilitasi pertumbuhan embrio serta janin.Setelah bayi dilahirkan tali pusat
umumnya dijepit dan dipotong kemudian dibiarkan terpapar udara untuk
Pengeringan dalam waktu 24 jam warna putih kebiruan dari tali pusat akan
hilang dan menjadi hitam setelah beberapa hari dalam masa ini dilakukan
perawatan tali pusat untuk mencegah infeksiUntuk mengkaji kebutuhan dan
masalah kesehatan.

Perawat,bidan atau dokter anak pada umumnya mengangkat penjepit


plastik dari tali pusat bayi 24 jam setelah kelahiran.Pada awalnya,tali pusat
bengkak dan berbentuk seperti jeli. Setelah beberapa hari tali pusat itu akan
mengering layu dan pada umumnya lepas dalam dua atau tiga minggu. Untuk
mencegah infeksi dan mempercepat pengeringan tali pusat maka salah dasar
tali pusat beri alkohol ke dalam celah-celah tali pusat dengan menggunakan
alat korek kuping, atau gunakan obat pencegah infeksi yang direkomendasikan
oleh dokter sedikitnya tiga kali sehari,atau setelah anda mengganti popok.
Setelah tali pusat benar-benar lepas lanjutkan tindakan untuk menjaga
kesehatan tali pusat ini selama beberapa hari. Adalah normal bila anda
beberapa tes darah yang keluar dari tali pusat yang telah lepas. Jika tali pusat
bayi bernanah atau bertambah bau pergilah ke dokter dia akan memberikan
"silver-nitrate" untuk membantu mengeringkan nya. Sedikit bau dari tali pusat
yang sudah kering adalah normal, tetapi bila bau busuk itu merupakan tanda
infeksi, diperlukan larutan antibiotik. Jika kulit di sekitar tali pusat yang kering
terlihat normal dan tidak memerah tidak perlu diperhatikan khusus. Infeksi
yang memerlukan penanganan dokter adalah bila berwarna merah, panas,
bengkak dan ada area lembut di sekitar dasar tali pusat seukuran uang logam
seratus rupiah.

b. Tujuan perawatan tali pusat


Untuk menghindari iritasi tali pusat area tali pusat
c. Ciri-ciri tali pusat yang terkena infeksi
1. Warna memerah diseputar tali pusat
2. Basah / keluar nanah
3. Keluar bau tidak sedap
d. Prosedur perawatan tali pusat

1. Persiapan Alat
 Korentang dalam tempatnya
 Handuk lap tangan
 Kasa dan kapas pada tempatnya

4
2. Pelaksanaan
 Siapkan alat-alat dan bahan.
(alat disusun secara ergonomis)
 Cuci tangan dan keringkan
dengan handuk
 Ambil kpaas dan bersihkan sisa
tali pusat
Prosedur  Ambil kasa, kemudian bungkus
sisa tali pusat (usahakan
dibungkus dengan baik)
 Ikat sisa tali pusat dengan kasa.
(pastikan ikatan tali pusat telah
diikat dengan hati hati dan tidak
terlalu ketat)
 Kenakan pakaian pada bayi, lalu
rapikan. (usahakan bayi merasa
nyaman dan rapi)
 Bereskan alat
 Cuci tangan dan keringkat
dengan handuk

2.3 IMUNIASI POLIO


Imunisasi polio adalah tindakan memberi vaksin polio dalam bentuk Oralit atau dikenal
dengan Oracle polio vaksin (OPV) yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakit
Poliomielitis imunisasi dapat diberikan empat kali dengan interval empat hingga enam
minggu
Terdapat 2 imunisasi polio yaitu OPV (Oral Polio Vaccine) IPV (Inctive Polio Vaccine)
1. OPV(Oral Polio Vaccine) : Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspense Virus
Poliomyelitis tipe 1,2, dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dalam bentuk
sediaan cair yang diberikan secara oral.
a. Indikasi OPV : untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis pada
neonatus, bayi dan balita.

5
b. Kontra Indikasi OPV : Neonatus, bayi dan balita dengan muntah dan diare, dan
gangguan immunodefisiensi , atau tinggal dengan dalam satu rumah dengan
pasien gangguan immunodefisiensi
c. Cara pemberian OPV :
- Secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua tetes) sebanyak 4 kali (dosis)
pemberian, dengan interval setiap dosis minal 4 minggu
- Apabila bayi lahir di RB/RB Polio-0 bisa diberikan ketika bayi dipulangkan
d. Efek Samping OPV : Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio oral
Setelah mendapat Vaksin polio oral bayi boleh makan minum seperti biasa.
apabila muntah dalam 30 menit segera diberi Dosis ulang
e. Penanganan efek samping OPV : Tidak perlu penanganan khusus

2. IPV (Inctive Polio vaccine) : Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspense virus
Poliomyelitis tipe 1,2, dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dalam bentuk
sediaan cair yang diberikan secara injeksi.
a. Indikasi IPV : untuk pencegahan poliomyelitis pada neonatus bayi dan anak
immunocompromised, kontak di lingkungan keluarga dan pada individu dimana
vaksin polio oral menjadi kontra indikasi.
b. Kontra-Indikasi IPV :
- sedang menderita demam penyakit akut atau penyakit kronis progresif
- Hipersensitif pada saat pemberian vaksin ini sebelumnya
- Penyakit demam akibat infeksi akut (pemberian imunisasi IPV menunggu
sampai sembuh).
- Adanya alersi terhadap streptomycin.
c. Cara pemberian IPV :
- Disuntikkan sevara intra muscular atau subkutan dalam, dengan dosis
pemberian 0,5 ml.
- Dari usia 2 bulan, 3 suntikan berturut turut 0,5 ml harus diberikan pada
interval satu atau dua bulan
- IPV dapat diberikan setelah usia bayi 6,10, dan 14 bulan, sesuai dengan
rekomendasi dari WHO
d. Efek Samping IPV : reaksi local pada tempat penyuntikan : nyeri,
kemerahan,indurasi, dan bengkak bisa terjadi dalam waktu 48 jam setelah
penyuntikan dan bisa bertahan selama satu atau dua hari.

6
e. Penanganan efek samping IPV :
- pada reaksi local tidak perlu penanganan khusus, akan sembuh atau
menghilang dengan sendirinya.
- Berikan minum lebih banyak (ASI)
- Jika demam, kenakan berikan paracetamol dengan dosis 15mg/kgBB setiap 3-
4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam).
- Jika bekas suntikan terasa nyeri dapat dikompres air dingin.
- Masih diperbolehkan untuk dimandikan atau hanya diseka dengan waslap
yang direndam air hangat

3. Jadwal Pemberian :
Jadwal pemberian vaksin polio pada bayi umur dua sampai 11 bulan diberi
sebanyak tiga kali pemberian dengan Dos is dua Tetes dengan inter fal empat
minggu. Apabila lahir di rumah segera berikan OPV-0 apabila lahir di sarana
kesehatan OPV-0 diberikan saat bayi dipulangkan selanjutnya untuk polio-1 polio-2
Polio-3 dan polyester diberikan OPV atau IPV paling sedikit harus mendapatkan satu
Dosis vaksin IPV bersamaan dengan pemberian OPV-3

2.4 IMUNISASI BCG


Imunisasi BCG adalah prosedur memasukkan vaksin BCG yang bertujuan memberi
kekebalan tubuh terhadap kuman mikro bakteri Yum Tuberkulosis dengan cara menghambat
penyebaran kuman. Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menghindarkan balita dari
penyakit Tuberkulosis atau TB C negara berkembang termasuk Indonesia BC masih menjadi
penyakit rakyat yang sangat mudah menular di negara maju penyakit TB saya sudah sangat
jarang ditemukan karena keberhasilan imunisasi BCG dilaksanakannya secara luas balita
dapat terkena penyakit TBC karena menghirup udara yang mengandung kuman, TBC berasal
dari orang dewasa penderita TBC atau dapat pula terjadi balita terkena penyakit TBC sejak
lahir karena ia dilahirkan oleh ibu penderita TBC. Penyakit TBC paling sering menyerang
paru-paru tetapi, ini juga dapat menyerang kelenjar getah bening tulang sendi ginjal hati dan
selaput otak penyakit TBC selaput otak merupakan jenis teks yang paling berat imunisasi
BCG sebaiknya diberikan kepada bayi yang baru lahirHingga berusia dua bulan setiap lima
tahun ray vaksinasi harus dilakukan sebab vaksin BCG tidak memberikan kekebalan 100%
terhadap serangan penyakit TBC. Artinya, vaksin ini hanya menjamin balita terbebas dari

7
serangan penyakit TBC berat misalnya TBC Paru paru kronis TB C otak atau TBC tulang
yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian pada balita
a. Tujuan Imunisasi BCG
memberi kekebalan tubuh terhadap kuman mycobacterium tuberculosis
dengan cara menghambat penyebaran kuman .
b. Waktu Pemberian Imunisasi BCG
Pemberian imunisasi BCG dianjurkan sebelum usia 3 bulan, optimal usia
2 bulan. Apabila diberikan pada usia 3 bulan atau lebih, perlu dilakukan uji
tuberculin terlebih dahulu
c. Prosedur

1. Persiapan alat
 Vaksin BCG dan
pelarut
 Spuit 1 cc/spuit
insulin
 Kapas DTT
 Bengkok
 Bak Instrumen
 Tempat sampah
tajam
 Tempat sampah
basah
Prosedur  Gergaji ampul

2. Model
 Phantom Bayi

3. Langkah Tindakan
 Cuci tangan tujuh
langkah
 Siapkan alat dan
obat
 Periksa tanggal
kadaluwarsa obat
dan jenis obat yang
akan di berikan
 Masukkan pelarut
dan kocok
perlahan-lahan
 Ambil dosis obat
0,05 ml,keluarkan
udara dalam spuit
dengan cara

8
mengetuk-ngetuk
secara
perlahan,kemudian
tekan spuit untuk
mengeluarkan
udara.(hati-hati obat
janan sampai
terbuang dan dosis
dalam spuit benar)
 Desinfeksi daerah
yang akan di injeksi
dengan kapas DTT
 Tusukkan jarum
membentuk sudut
45 derajat.(jarum
jangan sampai
terlalu dalam)
 Daerah bekas
tusukan tidak boleh
di masase.
 Buang jarum ke
dalam tempat
sampah tajam
 Bereskan alat
 Dokumentasikan
obat yang telah di
berikan,
 Berikan konseling

9
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita sangat diperlukan dalam perawatan bayi dalam
hal menjaga kesehatan bayi baru lahir dan mencegah penyakit yang tidak diinginkan, mengganti
popok perlu dilakukan agar tidak terjadinya ruam popok pada bayi, sehingga bayi tidak akan
merasa rishi/ tidak nyaman dengan keadaannya, begitu pun dengan perawatan tali pusat bayi baru
lahir, ada banyak masalah yang timbul apabila perawatan tali pusat tidak dilakukan dengan baik,
salah satunya yaitu terjadinya infeksi yang dapat mengakibatkan penyakit berat lainnya,
selanjutnya, imunisasi sangat diperlukan pada bayi baru lahir untuk menghindari terjadinya
infeksi virus pada bayi baru lahir.

3.2 SARAN
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca dalam hal kebidanan khususnya
tentang otonomi dalam pelayanan kebidanan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ayurai. 2009. Asuhan Kebidanan Neonatal, Bayi dan Balita. www.google.com. 09 Maret 2011

A.Aziz Alimul Hidayat. 2007. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta.Penerbit Buku
Kedokteran ECG, 2009

Dr. M. C. Widjaja. Mencegah & Mengatasi Demam Pada Balita. Kawan Pustaka, 2009

Lia Indria Sari. 2020. Imunisasi bayi. Media Sains Indonesia, 2020

Septi,Wisnu,Ariani, 2019. Pedoman Praktis Imunisasi Pada Anak,Malang. UB Pres, 2019

Wahyuningsih,Heni Puji. 2009.  Asuhan Neonatus, Bayi dan balita. Yogyakarta.Fitramaya, 2009

11

Anda mungkin juga menyukai