Land Clearing atau pembukaan lahan adalah proses pembersihan dan penyiapan
lahan sebelum dimulainya aktivitas pertanian, perkebunan, atau
penambangan/pembangunan suatu proyek konstruksi.
Ada berbagai metode yang dapat digunakan dalam pembukaan dan pengolahan
lahan, yaitu:
Metode ini sudah umum dan telah lama diaplikasikan secara luas dan turun
temurun dalam pembukaan lahan.
Salah satu keuntungan dari metode pembukaan lahan ini adalah karena dianggap
lebih murah, cepat dan praktis dibandingkan dengan metode zero burn (tanpa
pembakaran). Namun, di sisi lain, metode slash and burn ini akan berdampak pada
menurunnya kandungan bahan organik.
Pola umum pembukaan lahan dengan teknik slash and burn yaitu:
Teknik zero burn memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan teknik slash
and burn, terutama untuk menjaga kualitas lahan atau tanah di masa yang akan
datang. Berikut kelebihan lainnya yaitu:
Berikut ini adalah prosedur land clearing yang harus diperhatikan oleh pihak
kontraktor dalam melaksanakan tugasnya:
1. Land clearing harus sesuai dengan peta yang telah direncanakan. Hindari
pembukaan lahan yang dapat menyebabkan kehidupan liar terganggu.
2. Tim Legal melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat dengan baik
dan memberitahukan bahwa di sekitar lokasi mereka akan dilakukan land clearing.
3. Tim Legal dengan masyarakat sekitar dan pihak desa harus menghasilkan
suatu keputusan yang berupa surat pernyataan atau perjanjian. Hasil ini harus
disampaikan dan dipresentasikan kepada Manajemen Konstruksi (MK) land
clearing.
4. Kegiatan land clearing yang dilakukan oleh Tim Legal dan kontraktor harus
dilakukan blok per blok
5. Pengukuran harus menggunakan GPS dan dipetakan menggunakan
koordinat.
6. Tim Legal harus mempunyai kemampuan negosiasi yang baik dengan
masyarakat.
7. Tim Legal menjelaskan bahwa proses ganti rugi tanah sesuai prosedur yang
ada
8. Lahan yang telah dilakukan land clearing harus dalam kondisi aman dan Tim
legal harus membuat pernyataan tersebut
9. Identifikasi areal perumahan dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) serta lakukan
pengukuran, isolasi areal tersebut agar tidak ditumbang
Survei tata batas dilakukan sesuai dengan rencana (program) kerja perusahaan.
Pelaksanaan surve tata batas ini bertujuan untuk:
Mengetahui batas lahan satu dengan lainnya karena diperlukan batas-batas
yang jelas.
Mendesain peta areal yang akan dikelola dan dikerjakan oleh perusahaan
untuk proses land clearing.
Menentukan tata batas konsesi (izin pembukaan lahan)
Mengetahui ukuran luas areal konsesi
Pencatatan atau inventarisasi terkait tata guna tanah di sekitar tata batas,
termasuk bentang alam (parit dan sungai) .
2. Penyusunan Tata Ruang.
Tata ruang disusun berdasarkan hasil survei lahan semi detil yang mencakup:
Jaringan jalan terutama untuk jalan penghubung keluar dan masuk lokasi.
Rencana pembagian blok.
Luas setiap blok.
Penentuan TR (Transport Road) dan CR (Collection Road).
Rencana lokasi pemukiman karyawan dan bangunan lainnya.
Lokasi sumber material penimbunan dan pengerasan jalan.
3. Blocking.
Adalah pekerjaan untuk menyusun sampah hasil imas tumbang kedalam rumpukan
agar areal siap untuk dimanfaatkan sebagai proyek bangunan ataupun untuk
ditanami. Dalam proses pengerjannya dapat menggunakan bulldozer ataupun
excavator.
Kemudian limbah hasil land clearing dengan zero burn dapat dimanfaatkan, seperti
limbah berupa kayu berdiameter batang besar yang dapat dimanfaatkan untuk
bahan baku kayu lapis atau sebagai peralatan rumah tangga.
Itulah ulasan mengenai apa itu land clearing, jenis metode yang dapat digunakan,
alat-alat untuk pembukaan lahan, dan prosedur land clearing. Dengan
menggunakan metode kerja dan prosedur land clearing yang tepat akan sangat
berpengaruh terhadap upaya pembukaan lahan yang aman dan ramah lingkungan.
Dalam proses pelaksanannya dapat dilakukan modifikasi sesuai kondisi yang
dihadapi tanpa mengurangi tujuan yang telah ditetapkan dalam land clearing.
PESIFIKASI
TEKNIS
PEMBERSIHAN
(LAND CLEARING)
Pembersihan (Clearing)
Terdiri dari pekerjaan
pembersihan dan
pembuangan pohon,
semak
belukar dan material lain
yang tidak digunakan
termasuk pemindahan
pagar apabila diperlukan.
Tanah yang digusur dari
pekerjaan jika terdapat
bekas pohon, akar,
tunggul-tunggul kayu dan
material lain yang tidak
berguna, mengganggu,
harus bongkar sampai
bersih dan semua
lubang-lubang yang
terjadi
akibat gusuran harus ditutup
dengan bahan/ material lain
yang disetujui
oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, dan
dipadatkan lapis-perlapis
serta
diperoleh kepadatan yang
sama dengan kepadatan
tanah sekitarnya.
Semua tanah bagian
teratas sampai sedalam
yang diperintahkan oleh
konsultan pengawas dan
Pejabat Pembuat
Komitmen atau sekurang-
kurangnya 20 cm harus
dibuang dari daerah-
daerah yang akan
direncanakan sebagai lapisan
teratas.
Bila pengupasan topsoil
dirasa perlu dalam
perencanaan pekerjaan ini,
maka pada waktu
pengangkatan stripping,
topsoil agar ditempatkan di
lokasi yang disetujui.
Penempatan Tanah Buangan
Semua bahan-bahan
bongkaran, hasil
pembersihan, pembongkaran
dari
lapisan teratas harus
diatur sedemikian rupa
sehingga penempatannya
sesuai dengan petunjuk
Pejabat Pembuat
Komitmen. Apabila bekas
tanaman-tanaman atau
tonggak-tonggak harus
dibakar, maka
pembakarannya dapat
dilakukan dengan ijin
Pejabat Pembuat Komitmen
dan diijinkan oleh
Hukum atau Peraturan
setempat, apabila
diijinkan
pembakaran harus dilakukan
pengawasan.
Pengukuran
Banyaknya pembersihan
serta pembongkaran
ditentukan dalam meter
persegi, dari hasil
pembersihan serta
pembongkaran yang
sesungguhnya
PESIFIKASI
TEKNIS
PEMBERSIHAN
(LAND CLEARING)
Pembersihan (Clearing)
Terdiri dari pekerjaan
pembersihan dan
pembuangan pohon,
semak
belukar dan material lain
yang tidak digunakan
termasuk pemindahan
pagar apabila diperlukan.
Tanah yang digusur dari
pekerjaan jika terdapat
bekas pohon, akar,
tunggul-tunggul kayu dan
material lain yang tidak
berguna, mengganggu,
harus bongkar sampai
bersih dan semua
lubang-lubang yang
terjadi
akibat gusuran harus ditutup
dengan bahan/ material lain
yang disetujui
oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, dan
dipadatkan lapis-perlapis
serta
diperoleh kepadatan yang
sama dengan kepadatan
tanah sekitarnya.
Semua tanah bagian
teratas sampai sedalam
yang diperintahkan oleh
konsultan pengawas dan
Pejabat Pembuat
Komitmen atau sekurang-
kurangnya 20 cm harus
dibuang dari daerah-
daerah yang akan
direncanakan sebagai lapisan
teratas.
Bila pengupasan topsoil
dirasa perlu dalam
perencanaan pekerjaan ini,
maka pada waktu
pengangkatan stripping,
topsoil agar ditempatkan di
lokasi yang disetujui.
Penempatan Tanah Buangan
Semua bahan-bahan
bongkaran, hasil
pembersihan, pembongkaran
dari
lapisan teratas harus
diatur sedemikian rupa
sehingga penempatannya
sesuai dengan petunjuk
Pejabat Pembuat
Komitmen. Apabila bekas
tanaman-tanaman atau
tonggak-tonggak harus
dibakar, maka
pembakarannya dapat
dilakukan dengan ijin
Pejabat Pembuat Komitmen
dan diijinkan oleh
Hukum atau Peraturan
setempat, apabila
diijinkan
pembakaran harus dilakukan
pengawasan.
Pengukuran
Banyaknya pembersihan
serta pembongkaran
ditentukan dalam meter
persegi, dari hasil
pembersihan serta
pembongkaran yang
sesungguhnya