Anda di halaman 1dari 17

Respon Kebijakan Covid-19: Menggairahkan

Kembali Ekonomi Indonesia dengan


MembukaTravel Bubble dan Koridor Intra-
Indonesia

I Dewa Gde Sugihamretha1

Afiliasi
1 Perencana Ahli Utama di Kedeputian Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional/Bappenas Republik Indonesia

Korespondensi: gde@bappenas.go.id

Abstrak

Istilah travel bubble semakin populer dalam membangkitkan kembali ekonomi dunia
melalui kerjasama sektor pariwisata yang terpuruk sejak pandemi Covid-19 melanda.
Beberapa negara sedang menjajaki travel bubble dengan perkiraan pelaksanaannya yang
perlu mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan politik. Pro dan kontra terjadi
antara pemerintah dengan para ahli sehingga mengulur waktu pelaksanaannya.
Indonesia berencana menerapkan travel bubble dengan China, Korea Selatan, Jepang dan
Australia, namun menghadapi tantangan karena dalam beberapa minggu terakhir jumlah
kasus Covid-19 di Indonesia meningkat tajam. Makalah ini merekomendasikan sejumlah
kebijakan. Pertama, agar fokus pada perjalanan wisatawan domestik, karena
potensinya yang besar (303,4 juta wisatawan dengan pengeluaran Rp. 291,02 triliun
pada tahun 2018). Kedua, membuka kerjasama travel bubble dengan beberapa negara
terdekat, menyilakan mereka memilih di antara 13 propinsi di Indonesia yang
telah mampu mengendalikan pandemi Covid-19. Saran kebijakan tersebut perlu
dilaksanakan dengan pendekatan yang hati-hati dilengkapi persyaratan yang
ketat (Indonesia’s Prudent Approach), yang kebijakan turunannya juga disampaikan
dalam makalah ini.

Kata kunci: travel bubble, Covid-19, pariwisata Indonesia, wisatawan domestik,


koridor intra-Indonesia.

Doi: https://doi.org/10.47266/bwp.v3i2.73 | halaman: 126-142


Dikirim pada: 07 Juli 2020. Diterima pada: 8 Austus 2020. Dipublikasikan pada: 07
September 2020

126
Volume III No. 2

I. Latar Belakang barat sering dikatakan sebagai wisatawan yang


tetap berada dalam batas imajiner tourist bubble
Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi
dari budaya asli mereka sendiri (Carrier dan
perekonomian di seluruh dunia. Sebelum
Macleod, 2005; Cohen, 1972; Jacobsen, 2003).
pandemi Covid-19, pariwisata menjadi
Para wisatawan tidak mendapatkan hasil yang
penggerak sosial dan ekonomi dunia serta telah
sesuai dengan harapan yaitu menikmati hal-hal
memberikan sumbangan yang sangat besar
yang asli, eksotis, dan alami, perjumpaan
pada PDB negara dimanapun. Sejak pandemi
dengan penduduk lokal, budaya, dan bentang
Covid-19 sampai hari ini porsi konstribusi kue
alam yang tak tersentuh.
pariwisata telah hilang sangat signifikan.
Selain Estonia, Latvia, dan Lithuania ada
Dengan demikian, pemerintah di seluruh dunia
juga Australia dan Selandia Baru yang
tak terkecuali Indonesia sedang berjuang untuk
berencana melakukan travel bubble. Fiji berharap
menemukan cara-cara cerdik untuk
dapat bergabung dalam travel bubble dengan
memulihkan perekonomiannya. Salah satu cara
Australia dan Selandia Baru. Bahkan, Indonesia
yang ditempuh dan tengah menjadi
pun berencana membuka travel bubble dengan
perbincangan hangat disebut dengan travel
empat negara yaitu China, Korea Selatan,
bubble. Travel bubble merupakan sebuah konsep
Jepang, dan Australia. Negara-negara ASEAN
yang mengemuka sebagai respon terhadap
yang telah berhasil meratakan kurve dari
pembatasan perjalanan internasional di tengah
Covid-19 menjadi kandidat potensial sedang
pandemi. Pada prakteknya, travel bubble akan
menjajagi untuk meluncurkan travel bubble
memungkinkan perjalanan terbatas antara
seperti Vietnam, Thailand, Singapura, dan
negara yang menyepakatinya. Hal ini dilakukan
Malaysia.
dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi
bagi negara yang terdampak pandemi. Negara lain merencakanan travel bubble
Dengan travel bubble, pengunjung dari negara- seperti: Jepang dengan Korea, Vietnam,
negara tersebut dapat melakukan perjalanan Thailand, Australia, New Zealand; China,
dengan lebih mudah, misalnya dengan tidak Taiwan, Hong Kong, dan Korea Selatan; Israel,
diwajibkan untuk melakukan karantina mandiri Yunani, dan Siprus; serta Inggris dan Perancis.
setibanya di negara tujuan. Makalah ini mencoba memetakan dan
menganalisis fenomena pemimpin dunia
Travel bubble menjadi kata kunci baru dan
mencari jalan keluar krisis ekonomi dan sosial
kian diminati oleh beberapa negara untuk
yang mereka hadapi dengan cara
memulai kembali perjalanan lintas negara di
tengah pandemi virus corona (Covid-19). Jauh menghidupkan mesin ekonomi melalui travel
sebelum terminologi travel bubble dikenal juga bubble, dan membuka Koridor Intra-Indonesia.
Makalah ini juga berupaya menyumbangkan
istilah tourist bubble. Istilah ini muncul tahun
1950 ketika wisatawan barat melakukan gagasan mengenai travel bubble khususnya
perjalanan karena satu alasan yaitu melarikan untuk Indonesia dengan melakukan
diri sebentar dari kenyataan sosial dan kondisi pembelajaran dari negara-negara seperti
kehidupan kota-kota industri. Namun, upaya kerjasama Estonia, Latvia dan Lithuania;
untuk melarikan diri seperti itu sia-sia, karena Australia dengan New Zealand,
pariwisata sendiri telah menjadi produk Tulisan ini bersumber dari berbagai
komoditi industri. Ini dampak dari liberalisasi literatur dan desk study, diawali dengan analisis
industri pariwisata (Enzensberger, 1958). dan pembahasan termasuk didalamnya uraian
Sebagai hasil komoditi perjalanan, turis massal singkat tentang travel bubble, kebijakan travel

127
Volume III No. 2

bubble di beberapa negara, permasalahan Travel bubble adalah kemitraan ekslusif


pelaksanaan, dilanjutkan dengan analisis situasi antara Negara-negara yang telah menunjukkan
pandemi Covid-19 di Indonesia, rencana keberhasilan dalam menahan dan memerangi
kebijakan travel bubble Indonesia, dan pandemi Covid-19 yang bersepakat untuk
rekomendasi kebijakan. menciptakan sebuah koridor perjalanan yang
disebut juga dengan istilah “Koridor Corona”.
II. Analisis dan Pembahasan Koridor ini akan memudahkan penduduk yang
tinggal di dalamnya melakukan perjalanan
Wacana travel bubble tengah menjadi
secara bebas dalam Zona, dan menghindari
perbincangan hangat, tak terkecuali di
kewajiban karantina mandiri
Indonesia. Melalui travel bubble diharapkan
Penyebaran (proliferation) istilah travel
negara-negara yang telah berhasil menekan
pandemi Covid-19 membentuk kemitraan untuk bubble dipelopori oleh tiga negara Baltic yaitu
menghidupkan kembali pariwisata dan Estonia, Latvia dan Lithuania, ketika mereka
perdagangan. Sebelum travel membentuk kemitraan trilateral yang
bubble dikemukakan dan disepakati oleh kedua memberikan warga negara dari negara-negara
negara, ada beberapa syarat dan kriteria yang tersebut masuk ke wilayah negara-negara
harus terpenuhi terlebih dahulu. Idealnya anggota. Tidak hanya terbatas pada pariwisata,
adalah negara-negara tersebut sudah berhasil travel bubble juga memungkinkan ketiga negara
menangani Covid-19 di negaranya agar para Baltic untuk menghidupkan kembali hubungan
pengunjung tidak lagi harus menjalani perdagangan dan sektor-sektor lainnya.
karantina ketika tiba di sana. Pemerintah harus Banyak negara yang mulai mengikuti
sangat berhati-hati dan melakukan beberapa inisiatif ini atau paling tidak dengan serius
langkah ekstra di negaranya sebelum mempertimbangkan kemungkinan membentuk
menerapkan travel bubble. blok dengan negara-negara tetangga mereka.
Sebagian besar negara umumnya memandang
a. Inisiatif dan kebijakan membentuk konsep travel bubble sebagai sesuatu yang
Travel Bubble mampu memulihkan bisnis di berbagai sektor.

Tabel 1. Negara-negara yang telah dan sedang menjajaki Travel Bubble dan Perkiraan Waktu
Pelaksanaanya
No Travel Bubble Kebijakan dan rencana waktu pelaksanaan
1. Estonia, Latvia dan Estonia, Latvia dan Lithuania secara bersama-sama
Lithuania. membangun Baltic Travel Bubbles. Penduduk dari ketiga
negara bebas melakukan perjalanan dengan persyaratan
melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Rencana
pelaksanaan 15 Mei 2020.

2. Australia-New Zealand Meskipun belum ada yang resmi, Australia dan Selandia Baru
sedang dalam pembicaraan serius membangun koridor korona
yang sangat dibutuhkan sesegera mungkin. Kedua negara
telah menetapkan dasar bagi koridor perjalanan Trans-
Tasman. Rencana pelaksanaan Awal September 2020.

128
Volume III No. 2

3. Austria - Jerman Austria berencana untuk sepenuhnya membuka kembali


perbatasannya dengan Jerman. Koridor perjalanan itu akan
memungkinkan perjalanan bisnis dan liburan dilakukan antara
negara-negara tersebut. Austria juga berencana memperluas
wilayah perjalanannya untuk akhirnya mencakup Swiss,
Liechtenstein dan negara-negara Eropa Timur yang
bertetangga. Rencana pelaksanaan 15 Juni 2020.

4. Kroasia - Slovenia Negara-negara Baltik Kroasia dan Slovenia membentuk


perjanjian untuk membuat gelembung perjalanan bebas
karantina. Sektor pariwisata Kroasia menyumbang sekitar 20
persen dari total PDB. Rencana pelaksanaan Mei 2020

5. China - Korea Selatan Ketika Australia dan Selandia Baru melanjutkan pembicaraan
mereka, Cina dan Korea Selatan telah menerapkan travel bubble
sejak Mei 2020. Koridor perjalanan yang dikontrol ketat
hanya berlaku untuk kota-kota tertentu di kedua negara yang
mencakup Seoul ke Shanghai. Koridor perjalanan Tiongkok
tampaknya meluas karena ada rencana mengintegrasikan
Taiwan, Hong Kong dan bahkan Makau ke dalam zona aman.
Rencana pelaksanaan Mei 2020.

6. Cina - Singapura Kedua negara Asia sedang dalam pembicaraan untuk membuat
koridor perjalanan mereka sendiri untuk para pebisnis dan
pejabat. Diskusi awal tampaknya mengungkapkan prosedur
yang masih rumit seperti: hasil tes swab sebelum
keberangkatan, rencana perjalanan yang telah disetujui
sebelumnya dan Pass SafeTravel, serta penggunaan aplikasi
pelacakan kontak negara tuan rumah. Jumlah penumpang
yang terbatas dari Singapura dan 6 kota Cina — Shanghai,
Tianjin, Chongqing, Guangdong, Jiangsu, dan Zhejiang —
akan dapat melakukan perjalanan antara kedua negara tanpa
menghabiskan masa karantina.

7. Denmark - Norwegia Kedua negara Skandinavia telah sepakat untuk membangun


koridor perjalanan dan membuka kembali pariwisata di antara
mereka. Baik Denmark dan Norwegia akan mempertahankan
pembatasan untuk Swedia, karena Swedia masih merupakan
negara dengan kematian terkait virus corona tertinggi di
wilayah tersebut.

8. Indonesia - Cina, Korea Dalam upaya untuk memulai sektor bisnis dan pariwisata,
Selatan, Jepang, Australia Indonesia ingin membentuk koridor perjalanan dengan empat

129
Volume III No. 2

mitra utamanya. Diprioritaskan dalam koridor perjalanan


mendatang adalah para pebisnis. Pembatasan secara bertahap
akan dilonggarkan untuk memungkinkan wisatawan datang
dan pergi antar negara.

9. EU - Balkan dan Negara- Koridor perjalanan antara Uni Eropa, Balkan, dan negara-
Negara Eropa Tenggara negara Eropa Tenggara (Albania, Bosnia dan Herzegovina,
Kosovo, Montenegro, Makedonia Utara, dan Serbia) dibentuk
didasarkan pada pengamatan bahwa situasi epidemiologis di
Balkan dan negara-negara Eropa Tenggara tersebut dianggap
setara atau lebih baik daripada Uni Eropa. Rencana
pelaksanaan 1 Juli 2020.

10. Inggris - Perancis, Koridor perjalanan yang mencakup Inggris, Prancis, Yunani,
Yunani, Italia, Spanyol Italia, dan Spanyol. Meskipun belum ada yang resmi, kami
mungkin akan menerima pengumuman resmi tentang koridor
yang diusulkan segera. Koridor perjalanan akan
memungkinkan warga dari negara-negara tersebut untuk
datang dan pergi di antara mereka tanpa harus menjalani
karantina. Rencana pelaksanaan 4 Juli 2020.

11. Malaysia - Singapura, Pembicaraan tentang "jalur hijau" sedang dilakukan antara
Brunei Malaysia, Singapura dan Brunei. Sedang disusun pedoman
untuk perjalanan lintas batas yang tidak terlalu membatasi
antara ketiga negara. Kemungkinan kerjasama akan diperluas
dengan negara-negara yang tidak memiliki kasus infeksi baru
dalam 28 hari terakhir seperti Australia dan Selandia Baru.

12. Thailand - Hong Kong Thailand dan Hong Kong sedang dalam pembicaraan tentang
kemungkinan membuka koridor perjalanan di antara mereka
setelah Thailand menyambut kunjungan bisnis Hong Kong
terpilih yang berasal dari lima yurisdiksi.

Dari tabel diatas menggambarkan bahwa dikawasan Baltic (Estonia, Latvia dan
berbagai negara telah melakukan penjajakan Lithuania), dan Australia, New Zealand adalah
kerjasama travel bubble. Setiap negara saling negara yang mengawali kerjasama travel bubble.
mencermati dinamika perkembangan dalam Beberapa negara yang memiliki destinasi
menghadapi pandemi Covid-19. Tahap awal sangat popular mulai bergerak untuk
kerjasama dilakukan oleh negara-negara yang meningkatkan industri perjalanannya dengan
saling berdekatan. Kesepakatan-kesepakatan mengundang kehadiran wisatawan. Seperti, Uni
dituangkan kedalam kebijakan perjanjian Eropa telah mengumumkan akan membuka
kerjasama travel bubble. Negara-negara kembali perbatasan ke 15 negara meliputi

130
Volume III No. 2

Aljazair, Australia, Kanada, Georgia, Jepang, Zealand pada periode yang sama secara umum
Montenegro, Maroko, Selandia Baru, Rwanda, kinerja pengelolaan pandemi Covid-19 di New
Serbia, Korea Selatan, Thailand, Tunisia dan Zealand menunjukkan hasil yang sangat baik.
Uruguay, dan China. Namun, tidak termasuk Pada bulan Mei 2020, dua pemimpin
Amerika Serikat, karena menurut Pusat Sumber Negara yaitu Australia dan New Zealand yang
Daya Coronavirus Universitas Johns Hopkins, telah berhasil menangani penyebaran wabah
Amerika Serikat dikonfirmasi memiliki jumlah Covid-19 muncul dengan gagasan membuka
tertinggi infeksi Covid-19 di dunia. perbatasan untuk perjalanan bisnis dan
Sementara pulau-pulau di Karibia telah pariwisata dengan membentuk Trans-Tasman
membuka pintu mereka untuk pengunjung travel bubble. Dalam memantapkan gagasan ini
asing. Travel bubble juga menjadi lebih populer, telah ditandatangani proposal perjanjian yang
setelah orang-orang Fiji, Australia dan Selandia disebut dengan The trans-Tasman Covid-safe
Baru mempertimbangkan untuk mengikuti travel zone yang memberikan keleluasaan bagi
jejak negara-negara Baltik Estonia, Latvia dan warga kedua Negara untuk melakukan
Lithuania yang telah mencabut pembatasan perjalanan secara bebas. Catatan penting dalam
untuk warga negara masing-masing. perjanjian ini bahwa warga dari kedua Negara
tidak perlu karantina mandiri selama dua
b. Dinamika Pelaksanaan Travel Bubble minggu.
Kebijakan travel bubble yang telah Adanya travel bubble diharapkan:
disepakati tidak mudah untuk dilaksanakan memudahkan masyarakat melintasi perbatasan
karena pandemi Covid-19 sangat dinamis. dengan kerumitan minimum; peluang bagi
Sewaktu-waktu pandemi yang sudah reda atau berbagai bisnis untuk dibuka kembali sehingga
menurun mucul kembali. Situasi ini menjadi hidup akan kembali seperti biasa. Banyak
salah satu faktor penghambat pelaksanaan kalangan menunggu hasil kerjasama Australia
kebijakan kerjasama travel bubble. dengan Selandia Baru. Keberhasilan kerjasama
Memperhatikan daily new cases di ini akan menjadi rujukan bagi Negara-negara
lain di dunia. Namun, ada juga yang
Australia yang dipublikasikan oleh worldometers
tanggal 5 Juli 2020, ditemukan bahwa sejak 15 mengingatkan perlu harus berhati-hati untuk
tidak melangkah terlalu cepat dan menciptakan
Februari 2020 sampai dengan 4 Juli 2020 secara
umum kasus pandemi Covid-19 di Australia gelombang kedua virus corona. Jika terlalu

Gambar 1: Daily New Cases In Australia Gambar 2: Daily New Cases in New Zealan
Sumber: Worldometer
terkelola dengan capaian kemajuan yang sangat cepat, maka hal tersebut akan membahayakan
baik (Gambar 1.). Daily new cases di New citra kedua negara bagi wisatawan

131
Volume III No. 2

internasional yang memandang mereka sebagai cermat. Penilaian resiko didasarkan pada
negara bersih dan terpercaya. penapisan penumpang dengan thermal camera
Pro dan kontra terjadi dalam menetapkan dan kuesioner tentang gejala saat kedatangan
waktu pelaksanaan kebijakan trans-Tasman. dan keluar. Penumpang perlu tissue test untuk
Australian Chamber of Commerce mengusulkan mengetahui virus tiga hari dan 12 hari setelah
penerbangan Canberra ke Wellington pada 1 kedatangan, mengenakan masker di pesawat
Juli, tetapi menteri mengatakan terlalu dini dan sampai hasil tes kedua, dan melaporkan
untuk menetapkan tanggal. Pemerintah sendiri segala gejala. Pelacakan kontak perlu
menghadapi tekanan dari kalangan pelaku dilakukan.
industri untuk membuka kembali perjalanan Menarik opini yang berkembang di
trans-Tasman. Bandara Canberra telah Australia bahwa terjadi tsunami amarah
membuka daftar minat untuk penerbangan pada (https://www.stuf.co.nz/travel/news)
1 dan 2 Juli. Di sisi lain para ahli menyarankan Tampaknya semakin besar kemungkinan Travel
agar trans-Tasman dibuka pada bulan bubble trans-Tasman tidak akan terjadi dalam
September 2020. beberapa bulan mendatang, atau bahkan sampai
Trans-Tasman menjadi semacam route akhir tahun ini. Berikut adalah enam alasan
simbolik ingin menunjukkan bahwa kedua perjalanan trans-Tasman tampaknya tidak
negara telah mengembangkan metode mungkin dilaksanakan dalam waktu dekat:
perjalanan udara yang aman dan efektif untuk 1. Kemarahan publik. Hal ini terjadi karena
mendorong perluasan jaringan penerbangan ke masyarakat tidak belajar dari kesalahan,
tujuan lain di seluruh Australian dan New sehingga kondisi negara berada pada level
Zealand. Australia menginginkan percepatan siaga 1. Ditambah dua warga Australia
travel bubble mengingat peluang pariwisata dinyatakan positif setelah berkendara ke
untuk Australia adalah menarik 3,1 juta warga Wellington.
New Zealand yang bepergian ke luar negeri 2. Kasus Australia. Epidemiolog
untuk datang ke Australia tahun ini. Pre-Covid memperingatkan tentang kemungkinan
Australia menerima sekitar 1,3 juta pengunjung gelombang kedua yang muncul dari
dari New Zealand. Namun demikian, Victoria. Pada tanggal 1 Juli 2020,
pemerintah federal meyakini bahwa perjalanan news.com.au menyampaikan berita bahwa
trans-Tasman masih beberapa bulan lagi penerbangan komersial pertama Trans-
mengingat saat ini masih fokus pada Tasman Bubble ditunda karena ada lonjakan
pelonggaran penutupan perbatasan domestik kasus virus di Victoria. Negara Australia
yang masih berlaku di Australia. “Saya ingin ini sedang berjuang melawan pandemi, dan
terjadi sesegera mungkin, namun saya belum pembatasan baru diberlakukan. Secara
akan menentukan batas waktunya” (Menteri nasional terdapat 25 kasus baru, dengan 463
Pariwisata Federal, Simon Birmingham). kasus aktif di seluruh Australia. “Kami hanya
Menurut hasil studi, Trans-Tasman bisa berurusan dengan negara-negara
dapat dijalankan dengan aman tanpa perlu Australia Selatan yang tidak memiliki kasus
karantina. Kuncinya untuk mengurangi resiko aktif”. Tapi ada masalah besar, Australia
adalah penyaringan di kedua penerbangan, tes Selatan telah melonggarkan pembatasan
pasca kedatangan, pemakaian masker, dengan beberapa negara. Karenanya, tidak
pelacakan kontak. Apapun pendekatannya, yang mungkin berurusan dengan satu negara saat
terpenting adalah manajemen dan evaluasi yang perbatasannya lemah. Australia tidak

132
Volume III No. 2

memiliki strategi eliminasi yang kami perjalanan bebas karantina dengan Australia
lakukan yang bertujuan untuk jika masih memiliki kasus aktif.
meminimalkan jumlah orang yang terinfeksi
atau sakit dengan Covid-19. Selandia Baru, c. Update Covid-19 Indonesia
di sisi lain, memiliki pendekatan zero
Uraian berikut ini mencoba menganalisis
tolerance. Perbedaan strategi kebijakan antar kesiapan Indonesia dalam rencana kerjasama
kedua negara menjadi faktor penghambat
travel bubble dilihat dari sisi kemajuan dalam
sehingga masyarakat Selandia Baru tidak
menganai pandemi Covid 19. Indonesia sedang
akan memiliki keinginan untuk
bekerja keras mengatasi pandemi Covid-19
menyeberang.
walaupun di beberapa daerah sudah mampu
3. Pemilihan Umum. Travel bubble Trans- diatasi dengan baik, namun di beberapa daerah
Tasman tidak bisa dibuka sebelum pemilihan lainnya masih ada kecenderungan meningkat.
umum yang akan dilaksanakan pada 19
September. Jika sebuah kasus Covid-19
muncul yang menyebabkan wabah sebelum
pemilihan, maka kemarahan akan diarahkan
kepada Pemerintah, resikonya terlalu tinggi.
4. Public mood. Kebanyakan Kiwi (sebutan
orang2 dari New Zealand) tidak
menginginkan travel bubble trans-Tasman jika
Australia masih mengelola wabah. Tentu,
operator pariwisata sangat
Gambar 3: Daily New Cases in Indonesia
membutuhkannya. Kiwi tidak Sumber: Worldometer
menginginkannya sampai aman 100 persen.
5. Intensifikasi virus. New Zealand adalah
salah satu dari sedikit negara di dunia yang
dapat mengendalikan Covid-19. Tetapi
ketika menargetkan 100 persen, tidak ada
ruang untuk kesalahan. Virus ini semakin
intensif di seluruh dunia, yang berarti lebih
banyak kasus akan muncul di perbatasan.
Dalam waktu dekat sulit menerapkan Gambar 4: Angka Reproduksi Efektif (Rt)
perjalanan yang bebas karantina. Indonesia
6. Dr. Ashley Bloomfield (Director-General of Sumber: covid.bappenas.go.id
Health and Chief Executive, Ministry of Health
Manatū Hauoa. New Zealand Government) Memperhatikan daily new cases di
mengadopsi pendekatan yang hati-hati. Indonesia yang dipublikasikan oleh
Blommfield bahkan merekomendasikan Worldometers tanggal 5 Juli 2020 (Gambar 3),
kepada Pemerintah agar perbatasan ditutup ditemukan bahwa sejak Maret 2020 sampai
untuk semua orang, termasuk bagi warga dengan 4 Juli 2020 secara umum kasus pandemi
Selandia Baru. Tidak ada dalam DNA-nya Covid-19 di Indonesia masih berfluktuasi,
untuk merekomendasikan melanjutkan grafiknya sedikit meningkat, satu daerah

133
Volume III No. 2

Tabel 2. Report Corona Virus Cases: 3 Juli 2020

Sumber: Worldometer

menurun dan daerah lainnya meningkat, belum untuk menuntaskan pandemi Covid-19 dan
ada tanda-tanda mereda walaupun angka dikhawatirkan korban akan terus berjatuhan.
reproduksi efektif (Rt) nya menunjukkan angka Memperhatikan data curve kasus Covid-
yang baik rata-rata di angka 1. Tertinggi Rt 1,2 19 harian baru vs waktu, dengan rata-rata 14
(Sulawesi Barat), dan yang terendah Rt 0,8 di hari pada Gambar 5, nampak bahwa dari 34
Aceh. (Gambar 4) propinsi terdapat 13 propinsi yg telah berhasil
Dari sisi tes Covid-19, banyak kalangan keluar dari tanjakan pandemi Covid-19 yang
mempertanyakan jumlah tes yang masih sangat ditandai dengan laju curve semakin menurun
rendah di Indonesia. Dari data di atas (Tabel 2) menuju datar seperti: Sumatera Barat,
nampak bahwa sampai dengan 3 Juli 2020 Kepulauan Riau, Jambi, Lampung, Bengkulu,
Indonesia melakukan tes sebanyak 928.238 Kepulauan Bangka Belitung, DI. Yogyakarta,
orang dengan tes/1M pop hanya 3.393. Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara,
Jumlahnya sangat kecil sekali dibandingkan Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo,
dengan negara seperti China, India, Korea dan Papua Barat. 13 Propinsi dapat dibuka
Selatan, Singapura, dan Malaysia. Kalau ini menjadi pintu kerjasama travel bubble dan
terus dipertahankan tanpa ada terobosan besar Coridor Domestik.
maka masih akan diperlukan jalan panjang

134
Gambar 5: Kurva Kasus Covid-19 Harian Baru VS Waktu, Dengan Rata-rata 14 Hari
Sumber: covid.bappenas.go.id

d. Rencana Travel Bubble Indonesia periode yang sama tahun 2019, yaitu sebesar Rp
195,1 triliun. Dibandingkan tahun 2019,
Dalam rangka menggairahkan kembali
pertumbuhan investasi PMDN pada Triwulan I
perekonomian di dalam negeri, Indonesia
Tahun 2020 meningkat sebesar 29,3%, dari Rp
berencana membuka perbatasan dengan
87,2 triliun di Triwulan I Tahun 2019 ke Rp
beberapa negara tetapi menutup untuk negara
112,7 triliun. Sedangkan, investasi PMA pada
lain atau kini dikenal sebagai kebijakan travel
Triwulan I Tahun 2020 tersebut melambat
bubble. Berdasarkan pembahasan dalam rapat
9,2% dibanding Triwulan I Tahun 2019 yang
kabinet terbatas pada 28 Mei 2020 ada 4 negara
sebesar Rp 107,9 triliun menjadi Rp. 98,0
yang akan menjadi mitra travel
triliun.
bubble Indonesia yaitu China, Korea Selatan,
Lima besar negara asal PMA adalah
Jepang dan Australia dengan memperhatikan
negara yang termasuk dalam rencana membuka
nilai ekonomi dan faktor kesehatan.
kerjasama travel bubble yaitu: Singapura (US$
Dari sisi ekonomi, memperhatikan data
2,7 miliar, 40,0%); R.R. Tiongkok (US$ 1,3
yang dipublikasikan oleh Badan Koordinasi
miliar, 18,9%); Hongkong, RRT (US$ 0,6
Penanaman Modal (BKPM) terkait dengan
miliar, 9,3%); Jepang (US$ 0,6 miliar, 8,9%) dan
realisasi investasi Triwulan I (periode Januari –
Malaysia (US$ 0,5 miliar, 7,1%).
Maret) Tahun 2020, dengan total investasi
mencapai Rp 210,7 triliun, naik 8,0% dibanding

135
Volume III No. 2

Menariknya, negara-negara yang akan dikonfirmasi yang jumlahnya meningkat tajam


direncanakan bekerjasama dalam travel bubble dalam beberapa minggu terakhir.
juga penyumbang terbesar dalam penerimaan
devisa dari para wisatawan manca Negara.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) e. Champion Travel Bubble Indonesia
kunjungan wisman dari China ke Indonesia
Kecenderungan membaiknya
pada 2019 mencapai 2.072.079. Sementara
penanganan pandemi Covid-19 di 13 propinsi
wisman dari Korea Selatan mencapai 388.316,
sebagaimana nampak pada Gambar 5, bisa
Jepang mencapai 519.623, dan Australia
menjadi rujukan sebagai propinsi yang siap
mencapai 1.386.803 orang.
menjadi calon (champion) koridor travel bubble.
Jadi berdasarkan data-data yang ada
Dari 13 propinsi terdapat beberapa propinsi
tidak salah Indonesia memilih kerjasama travel
yang selama ini menjadi champion kunjungan
bubble dengan keempat Negara tersebut
wisman yang cukup besar setelah Bali yaitu:
ditambah dengan beberapa Negara
1. Propinsi Kepulauan Riau. Jumlah wisman
dilingkungan ASEAN sehingga harapannya
yang datang ke kepulauan Riau pada tahun
adalah disamping dapat pelancong dari bisnis
2019 sebanyak 2,8 juta orang. Selain
juga dari wisatawan.
melalui pintu Hang Nadim International
Namun, Indonesia menghadapi
Airport-Batam, terdapat pintu masuk
tantangan dalam membuka pintu kerjasama
utama terbanyak melalui jalur laut menuju
travel bubble, bulan lalu pemerintah Perdana
beberapa pintu laut seperti: Batam,
Menteri Shinzo Abe meluncurkan diskusi
Tanjung Uban, Tanjung Pinang, dan
dengan Australia, Selandia Baru, Thailand, dan
Tanjung Balai Karimun. Wisman yang
Vietnam tentang menciptakan travel bubble di
berkunjung ke Kepri didominasi oleh
masa depan, dan Jepang sedang memperluas
wisman dari Singapura disusul
negosiasi ke 10 negara lagi, pembicaraan akan
Malaysia,Tiongkok, India. Keunggulan
dimulai pertengahan Juli 2020. Pada konferensi
Propinsi Kepulauan Riau sebagai koridor
pers pada 10 Juli 2020, Menteri Luar Negeri
travel bubble adalah destinasinya berada
Jepang Toshimitsu Motegi mengatakan bahwa
dalam enclave sehingga wisman dapat
mereka berencana untuk meluncurkan kembali
tinggal di pulau-pulau seperti di pulau
perjalanan secara bertahap, mulai dari negara-
Bintan dengan Lagoi Beach, Pulau Bawah,
negara yang telah menekan penyebaran dan
Pulau Nikoi island, Pulau Funtasy island
transmisi virus. Empat dari mereka — yaitu
dan masih banyak lagi pulau2 lainnya
Cina, Mongolia, Korea Selatan, dan Taiwan —
selain Batam yang sudah mendunia.
berada di Asia Timur, sementara negara-negara
2. DI Yogyakarta. Pada tahun 2019, DI.
Asia Tenggara yang dipertimbangkan untuk
Yogyakarta kedatangan 651.000
skema tersebut termasuk Brunei, Kamboja,
wisatawan manca Negara dan 24,3 juta
Laos, Malaysia, Myanmar, dan Singapura.
wisatawan nusantara. Sultan HB X telah
Perjanjian timbal balik pada akhirnya akan
memperpanjang masa tanggap darurat
memungkinkan perjalanan untuk melanjutkan
bencana Covid-19 untuk periode kedua
dari semua negara anggota ASEAN kecuali
hingga 31 Juli 2020 mendatang. Obyek
untuk Indonesia dan Filipina. Kedua negara
wisata, hotel, restoran sudah mulai buka
memiliki kasus virus corona yang baru
kembali. Belum semua kabupaten di DI.
Yogyakarta memiliki kesiapan melakukan

136
Volume III No. 2

pelacakan untuk menemukan wisatawan yang sudah dikenal dunia, salah satunya
positif terinfeksi virus corona. Untuk itu, adalah Nihiwatu didapuk sebagai hotel
DIY mengembangkan aplikasi pendataan terbaik di dunia tahun 2016 oleh majalah
pengunjung dengan metode QR Code, wisata Travel+Leisure.
yang telah lebih dulu diterapkan di 6. Delapan Propinsi lainnya yaitu Jambi,
kawasan Malioboro. Dengan Lampung, Bengkulu, Kepulauan Bangka
beroperasinya Bandara Internasional Belitung, Kalimantan Utara, Sulawesi
Yogyakarta di Kulon Progo per April Barat, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo
2020 diharapkan jumlah wisman yang juga memiliki potensi besar di sektor
datang akan tembus lebih dari 1 juta pariwisata.
orang. Tantangan DIY sebagai salah satu
destinasi sebagai koridor travel bubble Pulau Bali merupakan barometer perke
adalah posisinya berhimpitan dengan mbangan pariwisata nasional yang merupakan
wilayah pandemi Covid-19 Jawa Tengah, daerah tujuan utama pariwisata Indonesia.
dan Jawa Timur. Di samping itu, daratan Sebagai salah satu pusat wisata dengan
Jawa yang jumlah penduduknya terpadat kedatangan turis yang tinggi, Bali sering
di Indonesia juga menyumbang cukup kali dikhawatirkan akan menjadi
signifikan pandemi Covid-19. episentrum Covid-19 di Indonesia. Pada
3. Propinsi Sumatera Barat. Jumlah bulan Mei 2020, banyak kalangan
kunjungan wisman ke Sumatera Barat mengapresiasi sekaligus melayangkan
tahun 2019 melalui pintu bandara pujian Bali berhasil dalam mengendalikan
Internasional Minangkabau sebanyak Covid-19 meski tak menerapkan Pembatasan
61.000 orang didominasi oleh wisatawan Sosial Berskala Besar (PSBB). Bahkan ada
dari Malaysia, Australia, Singapura, himbauan agar pemerintah daerah lain untuk
Perancis, dan Amerika Serikat. meniru Bali. Namun, kini Bali menghadapi
4. Propinsi Papua Barat. Pada tahun 2018, persoalan baru, kasus transmisi lokal Covid-19
jumlah kunjungan wisatawan ke Papua mengalami peningkatan.
Barat 364.026 orang terdiri dari wisman
12.790 orang dan wisnus 351.236 orang.
Icon utama destinasi Papua Barat adalah
Raja Ampat. Kunjungan wisatawan ke
Raja Ampat tahun 2018 berjumlah 43.910
orang terdiri dari wisman 23.099 orang
dan wisnus 20.811 orang (Raja Ampat
Dalam Angka,2018).
5. Propinsi Nusa Tenggara Timur. Jumlah Gambar 6. Data Harian Covid-19 di Bali
kunjungan wisatawan ke NTT pada tahun
2018 berjumlah 1.239.432 orang terdiri Gambar 6 menunjukkan bahwa hingga 4
dari wisman 128.241 orang dan wisnus Juli 2020 terdapat 1.849 kasus positif dengan 20
1.111.191 orang. Icon utama destinasi kematian. Adapun pasien sembuh sebanyak 967
NTT adalah Labuan Bajo menjadi salah orang sedangkan pasien dalam perawatan
satu dari 5 destinasi super prioritas. Di mencapai 862 orang (Data Gugus Tugas
NTT juga terdapat banyak akomodasi Percepatan Penanganan Covid-19 Bali)

137
Volume III No. 2

Berbagai media di Bali mengabarkan, dalam meningkat sebagaimana nampak pada Gambar
kondisi pandemi Covid-19 yang masih belum 6.
mereda di Bali, Bali berencana menerima
kembali wisatawan dalam negeri pada akhir
bulan Juli. Sedangkan wisatawan asing akan f. Membuka Koridor Intra-Indonesia
dibolehkan berkunjung ke Bali mulai September
Banyak kalangan kurang memberikan
2020.
perhatian pada kekuatan wisatawan domestik.
Gubernur Bali menyatakan bahwa Bali
Kedepan, Indonesia dengan kelas memengah
berhasil mengendalikan penyebaran pandemi
yang terus meningkat dan kecenderungan akan
Covid-19. Hasil yang baik tersebut ditandai
melakukan perjalanan wisata. Untuk itu, saya
dengan terkendalinya muncul kasus positif
menggunakan istilah koridor Intra-Indonesia
baru, tingkat kesembuhan yang tinggi, dan
adalah koridor perjalanan wisatawan domestik
jumlah yang meninggal relatif kecil. Karena
Indonesia dari satu propinsi ke propinsi lainnya
sudah berhasil tersebut, maka Bali pun akan
yang dapat melakukan perjalanan secara bebas
memulai penerapan normal baru (new normal)
dengan mengikuti protokol kesehatan yang
termasuk untuk pariwisata. Penerapan normal
ditetapkan oleh WHO dan ketentuan-ketentuan
baru itu akan dilakukan dalam tiga tahap.
yang ditetapkan oleh Gugus Tugas Covid-19
Pertama, melaksanakan aktivitas secara
Indonesia. Pembukaan koridor ini utamanya
terbatas dan selektif hanya untuk lingkup lokal
untuk propinsi-propinsi yang telah mampu
masyarakat Bali dimulai pada Kamis, 9 Juli
mengelola dengan baik pengendalian pandemi
2020; tahap kedua, mulai dibuka untuk aktivitas
Covid-19. Membuka koridor Intra-Indonesia
lebih luas, termasuk sektor pariwisata, tetapi
sangatlah penting guna menggerakkan roda
hanya terbatas untuk turis domestic dimulai
ekonomi Indonesia mengurangi dampak sosial
pada 31 Juli 2020; tahap ketiga, melaksanakan
ekonomi seperti pengangguran, kemiskinan
aktivitas secara lebih luas sektor pariwisata
yang semakin meningkat.
termasuk untuk turis asing mulai 11 September
2020.
Pakar Epidemiolog memberi peringatan
kepada pemerintah Bali agar membuka wisata
secara bertahap dengan ketentuan protokol
Covid-19. Pemerintah Bali harus memastikan
wisatawan yang datang ke Bali bukan berasal
dari zona merah. Kemudian, jumlahnya juga
harus dibatasi termasuk tempat-tempat wisata Gambar 7. Trend perjalanan wisatawan
yang dibuka. Perlu ada pemantauan secara domestik
berkala termasuk pemberian sanksi yang tegas Sumber: LPEM-UI
bagi pengelola wisata yang melanggar protokol Sebagaimana diketahui memperhatikan
Covid-19. Ketika itu tidak dipatuhi, harus ada trend perjalanan wisatawan domestik dari tahun
punishment (Universitas Airlangga, Laura 2002 sampai dengan tahun 2018 walaupun
Navila Yamani). Guru besar virologi Indonesia menghadapi berbagai permasalahan
Universitas Udayana menilai penerapan normal seperti tragedi 911, Bom Bali, Bom Jakarta
baru di Bali termasuk buru-buru. Apalagi Thamrin, dan Krisis ekonomi 2009, wisatawan
jumlah kasus positif Covid-19 di Bali terus domestik terus mengalami peningkatan.

138
Volume III No. 2

Perjalanan wisatawan domestik pada tahun dalam negeri, mengkonsumsi barang dan
2018 sangat tinggi yaitu 303,4 juta jumlah jasa yang dihasilkan oleh perusahaan-
perjalanan dengan total pengeluaran sebesar perusahaan Indonesia yang didominasi
Rp. 291,02 triliun (Gambar 7). oleh UMKM sebagai salah satu mata
rantai ekonomi pariwisata selain industri
III. Kesimpulan dan Rekomendasi dan akomodasi lainnya. Kegiatan-kegiatan
MICE pemerintah dan dunia usaha segera
Gagasan untuk membangun
digerakkan ke daerah-daerah. Di samping
kerjasama membuka pintu perjalanan dari
itu, penduduk dapat mengambil liburan
satu negara ke negara lain melalui travel
selama bulan Agustus sampai September
bubble diharapkan dapat menghidupkan
untuk bergerak ke destinasi-destinasi favorit
kembali mesin ekonomi dunia termasuk di
mereka. Hotel-hotel di Indonesia akan
dalam negeri. Namun dari hasil
bergantung pada pariwisata domestik
pembelajaran dari beberapa negara yang
mengingat wisatawan manca negara
merencanakan untuk membuka kerjasama
memerlukan waktu lama kembali
melalui travel bubble, dalam pelaksanaannya
berkunjung ke Indonesia.
tidak mudah dieksekusi. Banyak kalangan
2. Paralel dengan tahap butir 1 di atas,
menunggu hasil kerjasama travel bubble
membuka kerjasama travel bubble dengan
antara Australia dengan New Zealand untuk
beberapa negara terdekat seperti
menjadi model pembelajaran. Namun
Australia, Negara-negara ASEAN,
sampai saat ini kedua negara belum
Jepang, Korea Selatan, dan China.
melaksanakan kesepakatan kerjasama
Propinsi-propinsi yang saat ini layak
tersebut dengan berbagai pertimbangan
masuk dalam menu kerjasama travel
baik sosial, ekonomi dan politik.
bubble adalah 13 propinsi yang telah
Indonesia sebagai negara besar perlu
mampu mengendalikan pandemi Covid-
merencanakan dengan matang strategi
19. Dipersilakan mitra negara kerjasama
untuk menghidupkan kembali mesin
yang akan memilih dari ke 13 propinsi
ekonomi melalui pariwisata dengan
yang ada. Adapun propinsi Bali yang saat
membangun kerjasama travel bubble dan
ini berjuang keras mengendalikan
membuka koridor Intra-Indonesia.
pandemi Covid-19, bisa ditawarkan
Beberapa rekomendasi kebijakan
sebagai menu optional dalam travel bubble
sebagai langkah-langkah tindak lanjut yang
dengan pergerakan yang terbatas di
diperlukan sebagai berikut:
kawasan Nusa Dua dan Pulau Nusa
1. Memperioritaskan membuka koridor
Penida, dapat diperluas ke daerah lain
Intra-Indonesia sebagai simpul utama
kalau telah berhasil mengendalikan
berfokus pada wisatawan domestik untuk
dengan baik pandemi Covid-19.
menghidupkan kembali roda ekonomi
3. Mengingat perubahan peta pandemi
Indonesia melalui perjalanan pariwisata
Covid-19 sangat dinamis, disarankan
ke seluruh Tanah Air. Dengan dorongan
agar Gugus Tugas Pandemi Covid-19
stimulus ekonomi dampak pandemi
bidang pariwisata melakukan
Covid-19, jutaan pergerakan wisatawan
pemantauan dan pengendalian secara
domestik yang melibatkan banyak kelas
terus-menerus sehingga data dan
menengah diharapkan mampu
informasi dampak Covid-19 bidang
menggairahkan kembali perekonomian

139
Volume III No. 2

pariwisata di seluruh propinsi terpantau mematuhi persyaratan kebersihan untuk


dengan real time. Hasil2 perbaikan pencegahan dan kontrol Covid-19.
kinerja propinsi dalam pengendalian 5. Wajib bagi siapa pun yang berusia enam
pandemic Covid-19 bisa dijadikan dasar tahun ke atas untuk mengenakan masker
menambah menu-menu propinsi yang saat berada di depan umum, baik di dalam
bisa ditawarkan dalam perluasan maupun di luar ruangan.
kerjasama travel bubble dengan Negara- 6. Perlu alat pemisah antara pengemudi
negara lainnya. taksi dan penumpang.
4. Meningkatkan pelaksanaan tes yang saat 7. Semua wisatawan dari negara-negara
ini hanya 3.393 tes/1M Pop. berisiko tinggi akan sangat dianjurkan
Keberhasilan pelaksanaan untuk mengikuti tes Covid-19 setidaknya
rekomendasi tersebut harus dilaksanakan 72 jam sebelum berangkat ke Indonesia.
dengan pendekatan yang hati-hati dengan Sementara itu, mereka yang dari negara
persyaratan yang ketat dalam pembangunan berisiko rendah dapat diuji seminggu
pariwisata Indonesia memasuki penerapan sebelum mengunjungi Indonesia.
normal baru (new normal), Indonesia’s Pengunjung juga perlu melengkapi
Prudent Approach. Dibawah ini diuraikan online Embarcation/Disembarcation Card
beberapa pilihan kebijakan (policy options) (ED card) yang menanyakan serangkaian
sebagai persyaratan yang harus dipenuhi pertanyaan kesehatan yang terkait
meliputi: dengan gejala Covid-19.
1. Menyusun perjalanan domestik di zona 8. Memberi wisatawan pilihan untuk
khusus pariwisata aman (special "safe" memberikan hasil tes negatif yang
tourism zones). diambil tidak lebih dari 72 jam sebelum
2. Hotel dan bisnis diizinkan untuk dibuka kunjungan, atau menerima tes pada saat
kembali asalkan mereka telah menerima kedatangan. Biaya tes harus dibayar
sertifikat kesiapan Covid-19. Pengunjung dimuka ditanggung oleh wisatawan.
juga akan diminta untuk mematuhi 9. Perlu memperkenalkan perlindungan
protokol lokal, seperti mengenakan wajib asuransi.
masker wajah, dan menjaga jarak. 10. Wisatawan manca negara yang tidak
3. Pemerintah perlu mempertimbangkan memberikan hasil tes negatif dari
untuk mengeluarkan izin pariwisata laboratorium yang terakreditasi atau
aman untuk fasilitas wisata sesuai dengan diakui, pada saat kedatangan akan
peraturan perundang-undangan dan dikarantina dengan biaya mereka sendiri
persyaratan keselamatan tertentu, seperti sampai hasilnya diterima. Ini mungkin
memiliki tenaga medis bersertifikat dan memakan waktu hingga 48 jam.
memegang stok peralatan APD yang 11. Wisatawan yang akan datang ke
memadai. Indonesia perlu memberikan sertifikat
4. Otoritas pariwisata baik Pusat maupun valid yang membuktikan bahwa mereka
Daerah perlu menciptakan cap sertifikasi telah menguji Covid-19 dengan hasil
higiene gratis berlaku satu tahun untuk negatif, dan mereka akan dikenakan
membedakan perusahaan pariwisata pemeriksaan suhu pada saat kedatangan
bersih & aman untuk meningkatkan serta pengujian secara acak selama
kepercayaan pengunjung. Bisnis harus perjalanan mereka.

140
Volume III No. 2

12. Perlu disusun anti-crisis plan yang formulir otorisasi perjalanan dalam
mencakup kampanye pemasaran yang waktu 72 jam sebelum keberangkatan
dirancang untuk mempromosikan dan bersedia menjalani tes untuk Covid-
Indonesia sebagai tujuan yang aman. 19 pada saat kedatangan.
13. Sebagai bagian dari langkah-langkah 18. Indonesia negara besar terdiri dari
untuk menahan penyebaran Covid-19, beribu-ribu pulau kecil, perlu
wisatawan dan pebisnis internasional menawarkan paket jangka panjang
diwajibkan untuk mengisi formulir destinasi di pulau-pulau kecil dimana
penumpang yang terperinci. The pemantauan kesehatan dapat dengan
Passenger Locator Form (PLF) harus diisi mudah dikendalikan.
secara online setidaknya 48 jam sebelum 19. Wisatawan tidak diharuskan untuk
memasuki negara dan mencakup menjalani tes Covid-19 sebelum
informasi seperti durasi masa inap perjalanan, semua pengunjung akan
sebelumnya di negara lain selama dua menerima evaluasi medis, termasuk
minggu sebelum perjalanan, dan alamat pemeriksaan suhu, pada saat kedatangan.
tinggal di Indonesia. Jika ada kecurigaan, wisatawan akan
14. Indonesia's Civil Aviation Authority (ICAA) dibawa untuk tes PCR. Pengukuran akan
atau Otoritas Penerbangan Sipil dimulai di bandara.
Indonesia perlu menyiapkan kode QR 20. Pemerintah perlu menetapkan pedoman
berdasarkan algoritma yang akan baru untuk fasilitas hotel dan resor,
menghitung wisatawan yang paling seperti pemeriksaan suhu di pintu masuk
berisiko menyebarkan infeksi virus dan setidaknya 12 jam ventilasi kamar
corona. Pihak berwenang akan dibuka setelah checkout. Para tamu akan
menggunakan kode QR untuk diminta untuk memakai masker wajah
mengidentifikasi penumpang yang perlu dan menjaga jarak sosial. Tamu hotel
diuji pada saat kedatangan. Mereka yang dapat check-in ke kamar 24 jam setelah
diuji harus dikarantina semalam tamu sebelumnya check-out.
menunggu hasil. Mereka yang 21. Membuka pusat pengujian coronavirus
dinyatakan positif akan dikarantina drive-through, tes tanpa biaya.
hingga 14 hari. 22. Indonesia perlu memperbesar kapasitas
15. Para wisatawan memiliki opsi untuk tes PCR/Swab (bukan rapid test)
mengajukan tes Covid-19 pada saat 23. Demi keamanan bersama dan
kedatangan, memberikan bukti tes yang mengendalikan penyebaran pandemi
baru diambil dengan hasil negatif, atau Covid-19, wisatawan yang akan datang
menyetujui karantina dua minggu. ke Indonesia diminta untuk mengisolasi
16. Pengunjung juga didorong mengunduh diri untuk periode 14 hari. Semua
aplikasi Rakning C-19, yang dirancang kedatangan harus memberikan alamat, di
untuk membantu melacak asal-usul mana mereka harus menetap selama dua
transmisi dan tersedia dalam berbagai minggu. Mereka yang melanggar aturan
bahasa. Hal ini dilakukan di Iceland akan dikenakan denda dalam bentuk uang
disebut dengan The app Rakning C-19 . dengan besaran tertentu. Keputusan
17. Para wisatawan yang berkunjung ke ditinjau setiap tiga minggu.
Indonesia diminta untuk mengisi

141
Volume III No. 2

24. Mengadakan training untuk menambah https://www.bbc.com/indonesia/indone


jumlah contact tracer sia-53269897
25. Meningkatkan tes Covid-19 https://www.theaustralian.com.au/breaking-
membutuhkan anggaran yang besar. news/transtasman-bubble-shelved-after-
Untuk itu, perlu menyisir kembali vic-spike-but-airports-are-ready-to-
perencanaan dan penganggaran go/newsstory/578200f7412393041a60a
K/L/D yang selama ini dikritisi oleh 9e47e91c1c4
para ahli belum mencerminkan https://www.stuff.co.nz/travel/news/121905
kepekaan terhadap krisis pandemi 826/why-the-transtasman-travel-
Covid-19. bubble-is-dead
Ketika para wisatawan ke Indonesia, https://www.aljazeera.com/news/2020/05/ba
Indonesia harus memilik mekanisme untuk ltics-launch-europe-pandemic-travel-
melindungi para wisatawan dan mengendalikan bubble-200514222830238.html
pandemi dengan baik. Strategi Indonesia dalam https://blog.wego.com/whats-a-travel-
pengujian, pelacakan, dan isolasi berskala besar bubble/
perlu pembuktian. https://www.news.com.au/travel/travel-
Belajar dari kegagalan negara-negara updates/transtasman-bubble-shelved-
lain dalam mengendalikan pandemi Covid-19, after-vic-spike-but-airports-are-ready-
salah satu faktor penyebabnya adalah para to-go/news-
pengambil keputusan kurang mendengar story/578200f7412393041a60a9e47e91c
pandangan-pandangan para ahli atau dengan 1c4
kata lain keputusan-keputusan pengendalian https://timesofindia.indiatimes.com/travel/de
Covid-19 kurang berbasis ilmu pengetahuan. stinations/australia-and-new-zealand-
Harapannya para pengambil keputusan di join-hands-to-introduce-a-travel-bubble-
Indonesia di luar dari negara tersebut. between-the-borders/as75575425.cms
https://www.destinasian.com/blog/news-
briefs/japan-to-begin-talks-with-10-
Daftar Pustaka countries-on-easing-travel-bans
Jacobsen JKS. (2003) The Tourist Bubble and
Carrier JG and Macleod DVL. (2005) Bursting
the Eurpeanisation of Holiday Travel.
the Bubble: The Socio-cultural Context
Tourism and Cultural Change 1: 71-87.
of Ecotourism. The Journal of the Royal
Anthropological Institute 11: 315-334.
Cohen E. (1972) Toward a Sociology of
International Tourism. Social Research
39: 164-182.
Enzensberger HM. (1958) Vergebliche
Brandung der Ferne. Merkur 12: 701-
720.

142

Anda mungkin juga menyukai