Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN ULKUS MULUT

(AFTOSA, HERPES)

: 440/SOP.UP/000/103.29/
No. Dokumen
2018
SOP No. Revisi :0
Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPTD
Rosdiana Setyo L, S.KM
PUSKESMAS NIP.19690428 199303 2 005
UDANAWU

1. Pengertian Aftosa/Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR) merupakan penyakit


mulut yang sering dijumpai, bersifat ringan, self limiting. Namun
dapat juga merupakan gejala penyakit sistemik, seperti penyakit
Chron, penyakit Coeliac, malabsorpsi, anemia defisiensi besi atau
folat, defisiensi vitamin B12, atau HIV
Stomatitis herpes merupakan inflamasi pada mukosa mulut akibat
infeksi virus herpes simpleks tipe 1 (HSV1), bisa juga merupakan
manifestasi dari kelainan imunodefisiensi yang berat misal HIV
Kode ICD - 10 : K12 Stomatitis and related lesions
K12.0 Recurrent oral aphtae
K12.1 Other form of stomatitis

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan tatalaksana


pengobatan pelanggan dengan ulkus mulut
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Udanawu Nomor :
188.4/SK.UP/036/103.29/2019 tentang Pelayanan Klinis Pada
UPTD Puskesmas Udanawu

4. Referensi 1. Pedoman Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Udanawu


2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesa :


Langkah-langkah a. Aftosa/Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)
1) Luka yang terasa nyeri pada mukosa bukal, bibir bagian
dalam, atau sisi lateral dan anterior lidah
2) Onset pada usia kanak-kanak, paling sering pada usia
remaja dan dewasa muda
3) Frekuensi rekurensi cenderung regular
4) Episode pertama biasanya self limiting
5) Pasien biasanya bukan perokok atau tidak pernah
merokok
6) Adanya riwayat yang sama pada keluarga
7) Pasien biasanya secara umum sehat, namun dapat
ditemukan juga diare, konstipasi, tinja berdarah, sakit
perut berulang, lemas, pucat, yang berkaitan dengan
penyakit yang mendasari
8) Pada wanita dapat timbul pada saat menstruasi
b. Stomatitis Herpes
1) Luka pada bibir, lidah, gusi, langit-langit, atau bukal yang
terasa nyeri
2) Kadang timbul bau mulut
3) Lemas (malaise), demam, dan benjolan pada kelenjar
limfe leher
4) Sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda
5) Terdapat dua jenis stomatitis herpes : primer (episode
tunggal), rekurens bila telah mengalami beberapa kali
penyakit sebelumnya
6) Rekurensi dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti
demam, paparan sinar matahari, trauma, kondisi
imunosupresi seperti HIV, penggunaan kortikosteroid
sistemik dan keganasan
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik :
a. Aftosa/SAR
1) Tanda-tanda anemia (warna kulit, mukosa konjungtiva)
2) Pemeriksaan abdomen (distensi, hipertimpani, nyeri
tekan)
3) Tanda dehidrasi akibat diare berulang
b. Stomatitis herpes
1) Lesi berupa vesikel, berbentuk seperti kubah, berbatas
tegas, berukuran 2-3 mm, biasanya multipel, dan
beberapa lesi dapat bergabung satu sama lain
2) Lokasi dapat di bibir (herpes labialis) sisi luar dan dalam,
lidah, gingival, palatum, atau bukal
3) Mukosa sekitar lesi edematosa dan hiperemis
4) Demam
5) Pembesaran kelenjar limfe servikal
6) Tanda-tanda penyakit imunodefisiensi yang mendasari
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang :
a. Aftosa/SAR : darah lengkap
b. Stomatitis herpes: -
4. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeneriksaan penunjang
5. Petugas melakukan tatalaksana:
a. Aftosa/SAR
1) Kortikosteroid topikal sebanyak 2 kali sehari
2) Rujuk ke fasilitas kesehatan sekunder bila berkaitan
dengan penyakit sistemik, gejala tidak khas, ada lesi lain
pada rongga mulut
b. Stomatitis herpes
1) Untuk mengurangi rasa nyeri diberikan analgetik seperti
Paracetamol atau Ibuprofen
2) Antivirus diberikan per oral : Acyclovir: dosis dewasa 5
kali 200-400 mg per hari selama 7 hari, dosis anak 20
mg/kgBB/hari dibagi 5 kali pemberian selama 7 hari
6. Diagram Alir

Petugas melakukan anamnesa

Petugas melakukan pemeriksaan fisik

Petugas melakukan pemeriksaan penunjang

Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

7. Unit terkait 1. Ruangan pendaftaran dan rekam medik


2. Ruangan pemeriksaan umum
3. Ruangan KIA/KB
4. Laboratorium
5. Ruangan farmasi
6. Puskesmas pembantu
7. Ponkesdes
8. Kasir

9. Dokumen terkait 1. Rekam medik


2. Buku register kunjungan
3. Buku register rujukan
4. Lembar resep/lembar permintaan obat
5. Formulir rujukan
6. Lembar rujukan internal
7. Lembar rincian pembayaran
8. Lembar permintaan pemeriksaan laboratorium
9. Lembar asuhan/kajian
10. Lembar hasil pemeriksaan laboratorium

10. Rekaman
Historis No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
perubahan diberlakukan
1. Penambahan Langkah no 6
langkah-langkah yang dulu unit
pembuatan SOP terkait sekarang
dari 8 menjadi 9 menjadi diagram
alir
2. Kebijakan Keputusan
Kepala UPTD
Puskesmas
Udanawu
Nomor :
188.4/SK.UP.VII
.01/057/103.29/
2017 tentang
Pelayanan Klinis
Pada UPTD
Puskesmas
Udanawu
berganti menjadi
Keputusan
Kepala UPTD
Puskesmas
Udanawu
Nomor :
188.4/SK.UP/03
6/103.29/2019
PENATALAKSANAAN ULKUS MULUT
(AFTOSA, HERPES)

No. :440/SOP.UP/000/103.29/
Dokumen 2018
DAFTAR No. Revisi :
TILIK Tanggal :
Terbit
Halaman :

UPTD Rosdiana Setyo


L,S.KM
PUSKESMAS NIP.19690428
UDANAWU 199303 2005

Unit :
Nama :
Tanggal Pelaksanaan :

KEGIATAN YA TIDAK KETERANGAN

1. Apakah petugas melakukan anamnesa ?


2. Apakah petugas melakukan pemeriksaan
fisik?
3. Apakah petugas melakukan pemeriksaan
penunjang bila diperlukan ?
4. Apakah petugas menegakkan diagnosa
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang bila diperlukan ?
5. Apakah petugas melakukan tatalaksana ?
Compliance rate (CR) : Σ Ya x 100 %
Σ Ya+Tidak

Auditie Pelaksana/Auditor

(...............................................) (...............................................)

Anda mungkin juga menyukai