Anda di halaman 1dari 4

IRITASI PULPA

No. Dokumen :

SOP
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1
PEMERINTAH
KAB. BANGKALAN PURWANTI
UPT DINAS KESEHATAN NIP 197705142005012009
PUSKESMAS JADDIH

1.Pengertian Suatu kondisi gigi yang berlubang dan telah teriritasi oleh jejas (makanan, debris, plak)
yang menyebabkan pulpa atau syaraf gigi terjepit, atau sakit
2.Tujuan Sebagai acuan kerja untuk mendapatkan diagnosa yang tepat pada kasus Iritatio Pulpa
sehingga dapat dilakukan terapi yang tepat.

3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas


NOMOR :AKR/SK-/ /433.106.01/2019
Tentang : Pengendalian Data dan Informasi

4. Referensi 1. Buku pedoman praktik dokter gigi tahun 2014


2. Buku panduan praktek dokter gigi di era new Normal PBPDGI tahun 2020
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 43 tahun 2019 tentang
Puskesmas

5.Prosedur/ 1. ANAMNESE
Langlah-langkah
a. Petugas menyapa pasien dengan ramah

b. Petugas menanyakan dan mencatat hasil anamnese ke dalam buku status, meliputi

- Identitas pasien

- Gigi terasa sakit atau tidak

- Ada karies atau tidak

- Gigi masih utuh atau tinggal sisa akar

2.. PEMERIKSAAN FISIK

a. Petugas memeriksa keadaan EO (Ekstra Oral)

b. Petugas memeriksa IO (Intra Oral) yang meliputi :

- Gigi karies sudah perforasi atau belum

- Karies sudah berlanjut, gigi tinggal sisa akar

- Pemeriksaan vitalitas negatif, gigi sudah non vital

- Perkusi dan druk tidak sakit


c. Tidak ada pembengkakan pada gusi

d. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada kartu status

3. DIAGNOSA

Dokter gigi menegakkan diagnosa dan mencatat dalam buku status

4. PENATALAKSANAAN

a. Petugas melaksanakan penumpatan gigi apabila gigi masih memungkinkan untuk

ditumpat dengan tindakan :

- Sterilisasi, 3 kali kunjungan

- Pengisian, basis, tumpatan tetap

b. Petugas melekukan pencabutan gigi apabila gigi tidak memungkinkan untuk


ditumpat / ditambal

c. Petugas mencatat pengobatan / tindakan yang telah dilakukan pada kartu status

5. PENYULUHAN

a. Petugas menganjurkan pasien untuk disiplin kontrol ulang sesuai dengan jadwal

yang telah ditentukan

b. Petugas menganjurkan untuk membersihkan gigi secara teratur dan benar

c. Petugas memberikan instruksi pasca pencabutan apabila dilakukan pencabutan


dengan menganjurkan pasien untuk menggigit tampun selama ½ jam, dan tidak
makan yang panas

6.Unit Terkait 1.Dokter gigi


2.Perawat Gigi

7.Rekaman Historis
No Halaman Yang Dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal
INFEKSI RONGGA MULUT

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1
PEMERINTAH
KAB. BANGKALAN PURWANTI
UPT DINAS KESEHATAN NIP 197705142005012009
PUSKESMAS JADDIH

1.Pengertian Infeksi rongga mulut meliputi :


1. Infeksi odontongen
2. Infeksi non – odontongen
3. Infeksi pasca trauma / tindakan
4. Infeksi akibat komplikasi terapi
5. Komplikasi dan atau manifestasi kelainan sistemik
Infeksi rongga mulut terjadi pada jaringan keras (gigi dan tulang rahang) serta pada
jaringan lunak (mukosa rongga mulut, gusi, jaringan periodontal, bibir, lidah dan
kelenjar liur)
Infeksi rongga mulut dapat berkembang menjadi :
1. Abses dento-alveolar dan menyebar ke berbagai jaringan lunak dan jaringan keras di
sekitar rongga mulut dan rahang
2. Fokus infeksi
3. Sepsis
2.Tujuan Sebagai acuan kerja untuk mendapatkan diagnosa yang tepat pada kasus infeksi rongga
mulut sehingga dapat dilakukan terapi yang tepat.

3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor……………..

4. Referensi 1. Buku pedoman praktik dokter gigi tahun 2014


2. Buku panduan praktek dokter gigi di era new Normal PBPDGI tahun 2020
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 43 tahun 2019 tentang
Puskesmas

1. Petugas memastikan kelainan adalah infeksi akut, kronis, subakut atau hanya
inflamasi
2. Petugas memastikan bahwa kelainan adalah infeksi odontogen, non – odontogen,
manifestasi kelainan sistemik, traumatik infeksi atau merupakan fokus infeksi
3. Petugas memastikan bahwa pasien belum perlu dilakukan rawat inap :
3.1 Keadaan umum penderita tidak terlalu lemah
3.2 Tidak ditemukan gangguan saluran nafas
3.3 Penderita masih dapat minum dan makan serta tidak tampak adanya gejala
5.Prosedur/Langlah- malnutrisi dan dehidrasi
langkah 3.4 Tidak ditemukan gejala sepsis dan bahkan syok sepsis
3.5 Tidak memiliki riwayat penyakit sistemik misalnya DM, defisiensi imun,
gangguan fungsi liver, jantung, dll
4. Petugas memberikan terapi Antibiotik sesuai indikasi :
4.1 Pada infeksi akut atau sub akut
4.2 Pada infeksi kronis sebagai profilaksis pra bedah dan pasca pencabutan gigi
5. Petugas memberikan analgetik :
5.1 Untuk infeksi sub akut, akut, infeksi akut supuratif (abses)
6. Petugas memberiikan anti inflamasi :
6.1 Pemberian anti inflamasi diperlukan pada infeksi akut supuratif ( abses ) dan
pada infeksi akut yang ditandai dengan gejala sepsis
7. Petugas melakukan tindakan konsul ke Poli Umum, jika di duga sebagai
manifestasi kelainan sistemik
8. Petugas mengeliminasi penyebab dengan melakukan tindakan:
8.1 Koreksi Oklusi
8.2 Open bur dan Insisi drainase ( abses)
8.3 Ekstraksi gigi

6.Unit Terkait 1.Dokter gigi


2.Perawat gigi

7.Rekaman Historis
No Halaman Yang Dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal

Anda mungkin juga menyukai