Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kesultanan Buton memiliki sejarah panjang, misalnya seperti budaya


hukuman. Mengingat sebelum diberlakukan hokum nasional, tentunya setiap
daerah memiliki hukuman adat yang di berlakukan dalam suatu kelompok
masyarakat. Karena hokum adat yang di bentuk hasil dari masyarakt tersbut
yang telah membumi dan menjadi kesepakatan untuk di terapkan di anggota
masyarakat. Seperti halnya yang terjadi d kesultanan Buton pada masa
kekuasaan kesultana Buton hukuman yang di berlakukan adalah tatasi
pulanga, gogoli, papasi dan pasabu terhadap orang yang melakukan
penyimpangan, penjatuhan sanksi tersebut disebabkan salah satunya adalah
korupsi. Namun sanki tersebut saat ini sudah tidak di berlakukan lagi sejak
1960 sehingga [emerintaha kesultanan Buton memutuskan untuk
memberlakukn hukum nasional dan secara langsung berakhir juga masa
kekuasaan kesultanan Buton.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian tatasi pulangan


2. Apa pengertian gogoli
3. Apa pengertian papasi
4. Apa itu pengertian pasabu

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahi pengertian tatasi pulanga


2. Untuk mengetahui pengerti gogoli
3. Untuk mengetahui pengertian papasi
4. Untuk mengetahui pengertian pasabu
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Tatasi Pulanga

Tatasi artinya seseorang, pulanga artinya ialah jabatan. Pengertian


tatasi pulanga adalah sesorang yang tidak akan lagi menerima jabatan yang
sama selama 7 turunan.

B. Pengertian Gogoli.

Gogoli ialah hukuman mati. Cara hukuman ini yaitu dengan mengikat
benang di leher kemudian di tarik oleh dua orang dari sisi kiri dan kanan
sampai orang tersebut meniggal.

C. Pengertian Papasi

Papasi artinya diasingka, yaitu rakyat atau sultan yang melakukan


kesalahan atau tidak sesuai dengan kehendak rakyat maka orang tersebut
akan di asingkan dari masyarakat Buton da keluarganya. Jadi dia akan hidup
sendiri selama sisa hidupnya.

D. Pengertian Pasabu

Pasabu artinya dijatuhkan, arinya sultan yang meakukan kesalahan


akan di jatuhkan dari jabatannya karena tidak adil dalam memimpin rakyat.

Anda mungkin juga menyukai