Anda di halaman 1dari 11

SARA OGENA PANGKA ATAU

JABATAN DALAM KESULTANAN BUTON

DI SUSUN OLEH:
1. LA ODE ARYA FAROUK (22650010)
2. NIKITA (22650027)
3. YENI DAYANI (22650024)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAUBAU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sara Ogena Pangka atau Jabatan dalam
Kesultanan Buton’ tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas Akhlak Dan Budaya Buton. Selain itu, penyusunan makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu, kami mengucapkan
banyak terimakasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan khalayak
ramai.
Baubau, 29 November 2022

.
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
 Latar Belakang........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Bagian-bagian Sara Ogena Pangka................................5
B. Proses Pengangkatan Sara Ogena Pangka..............................................8
C. Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Sara Ogena Pangka..................9
BAB II PENUTUP
Kesimpulan..........................................................................................................10
Daftar Pustaka.......................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
 Latar Belakang

Kesultanan Buton berdiri tahun 1332 M atas kesepakatan tiga kelompok atau
rombongan yang datang secara bergelombang. Gelombang pertama berasal dari
kerajaan Sriwijaya. Kelompok berikutnya berasal dari Kekaisaran Cina dan menetap
di Buton. Kelompok ketiga berasal dari Kerajaan Majapahit. Struktur kekuasaan
kesultanan ditopang dua golongan bangsawan: golongan Kaomu dan Walaka.
Walaka memiliki tugas untuk mengumpulkan bibit-bibit unggul untuk dilatih dan
dididik sedemikian rupa sehingga para calon raja memiliki bekal yang cukup ketika
berkuasa nanti. Wewenang pemilihan dan pengangkatan sultan berada di tangan
golongan Walaka, namun yang menjadi sultan harus dari golongan Kaomu
(bangsawan). Jadi bisa dikatakan kalau seorang raja dipilih bukan berdasarkan
keturunan, tetapi berdasarkan pilihan di antara yang terbaik. Sistem pemerintahan
kerajaan/kesultanan Buton dibagi dalam tiga bentuk kekuasaan. Sara Pangka
sebagai lembaga eksekutif, Sara Gau sebagai lembaga legislatif, dan Sara Bhitara
sebagai lembaga yudikatif. Hukuman karena melanggar sumpah jabatan hukuman
mati majelis rakyat Kesultanan Buton adalah lambang demokrasi Kesultanan Buton
dirumuskan berbagai program kesultanan dan juga tempat untuk melaksanakan
proses pemilihan sultan berdasarkan aspirasi masyarakat Buton. Masyarakat Buton
mampu mengambil nilai-nilai yang menurut mereka baik untuk diformulasikan
menjadi sebuah adat baru yang dilaksanakan di dalam pemerintahan kesultanan
Buton itu sendiri. Berbagai kelompok adat dan suku bangsa diakui di dalam
masyarakat Buton.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Bagian-bagian Sara Ogena Pangka


Pemerintahan Kesultanan Buton di sebut ‘Sarana Wolio’, yang terdiri atas ‘Sara
Ogena’ secara harfiah berarti Pemerintahan Besar, namun dalam pengertian filosofi
sebagaimana yang diyakini masyarakat Buton adalah lembaga yang mengurus
masalah dunia (lahiriah). Sedangkan ‘Sara Kidina’ diartikan sebagai lembaga yang
lebih berkosentrasi mengurus masalah keagamaan (batiniyah). Sara Ogena Pangka
atau Jabatan dalam Kesultanan Buton di bagi menjadi beberapa bagian yaitu
sebagai berikut.
1. Sultan (laki wolio) adalah kepala Negara yang memimpin pemerintahan,
pemimpin umat dan keagamaan yang memegang kebijaksanaan dan keadilan
tertinggi. Adapun tugas Sultan yaitu menjadi pemimpin dan penuntun di dalam dan
di luar kerajaan, menjadi Bapak rakyat di dalam kerajaan, dan memegang keadilan
dalam arti memperbaiki sesuai adat asal bertujuan kepada kebaikan yang banyak.
Pasopitumatana adalah kabinet Kesultanan yang membantu tugas-tugas Sultan.
Dewan kabinet ini terdiri dari :
• Sapati adalah jabatan yang dipegang oleh golongan bangsawan (Kaomu),
sebagai perdana menteri atau wakil sultan yang mengurusi pemerintahan berfungsi
sebagai mahkamah pengadili jika ada pelanggaran-pelanggaran hukum adat yang di
lakukan oleh tokoh masyarakat. Adapun tugas dari Sapati yaitu sebagai berikut.
a. Sebagai pendebat atas kesalahan hukum atau bicara.
b. Sebagai pelindung dari Sultan dan rakyat.
c. Senantiasi berlaku adil.
d. Meneguhkan pembicaraan yang telah menjadi tetapan.
e. Semua mufakat harus di pegang tidak boleh di ubah.
• Kenepulu adalah hakim agung atau jabatan yang dipegang oleh golongan
bangsawan (Kaomu) dengan menampung aspirasi rakyat untuk tidak sekadar
mengabdikan diri kepada penegakan hukum dan keadilan, tetapi juga menjadi
pelopor reformasi peradilan. Hubungan Kenepulu dengan Sapati adalah seperti
hubungan suami-istri yang kawin sah, hubungan mana dalam bahasa adat dikatakan
"kenepulu siytu osakawina sapati." Adapun tugas dari kenepulu yaitu sebagai
berikut.
a. Memperhatikan segala pengeluhan rakyat.
b. Sebagai pelindung Sultan.
• Kapitalao atau kapitaraja adalah jabatan untuk golongan bangsawan
(Kaomu), sebagai panglima perang. Kapatalao ada 2 orang dan masing masing
Kapitalao Matanaeyo dan Kapitalao Sukanaeyo. Dengan pengertian bahwa apabila
bertugas di darat dalam pengamanan suatu daerah di sebut Kapitaraja sedangkan
apabila di laut maka dinamakan Kapitalao (kapita = kapitan, lao = laut). Kapitalao
mengepalai tentara kerajaan yang dinamakan "kompanyia pataanguna" yang artinya
orang-orang yang duduk di dalamnya adalah sebagai perwira dari laskar kerajaan
buton. Kapitalao hanya mengenal atau menerima satu kali saja dalam tugas
pengamanan suatu daerah yang kacau. Artinya tidak dapat kembali diamankan dan
kalau juga kembali sebelum dapat diamankan, maka jabatannya yang menjadi
resikonya.

2. Sara Inunca adalah mengamati segala persoalan dalam istana yang dalam hal ini
bertindak sebagai mata-mata dari undang-undang kerajaan untuk menjaga tindakan-
tindakan dari Sultan yang bertentangan dengan adat. Sara inunca di bagi menjadi
beberapa bagian yaitu sebagai berikut.
• Bhonto Ogena adalah jabatan untuk golongan Walaka yang terdiri dari dua
orang. Dalam Dewan Kabinet Pasopitumatana sebagai lembaga eksekutif, Bhonto
Ogena sebagai salah satu anggota kabinet. Sedangkan dalam Dewan Siolimbona
sebagai badan legislatif, Bhonto Ogena sebagai Ketua Dewan yang anggotanya
adalah menteri-menteri. Adapun tugas dari Bhonto Ogena dalam pemerintahan
kesultanan adalah mengawasi dan mamajukan kesejahteraan rakyat dan
memperhatikan usul serta kehendak rakyat.
• Bhonto Gampikaro adalah menteri dalan negeri yang mengurus di wilayah
kesultanan buton.
• Bhonto Sukanaeo yaitu arah terbenam matahari wilayah barat.
• Bhonto Matanaeo yaitu arah terbit matahari wilayah timur.
• Bhonto Siolimbona adalah sembilan kepala-kepala wilayah pemerintahan
daerah. Siolimbona ini dapat dipandang sebagai Badan Perwakilan Rakyat.
Siolimbona juga merupakan Dewan Sarana Wolio atau dewan kesultanan. Adapun
tugas dari siolimbona sebagai berikut.
a. Berhak menegur dan menasihati kepada umum yang melanggar adat.
b. Mengetahui kesalahan kecil atau besar.
c. Wajib mengetahui dasar-dasar pelepasan dan pengangkatan pegawai
kerajaan.
d. Wajib mengetahui segala pembicaraan dengan Sultan dan pejabat lain
kerajaan.
e. Wajib mengetahui dasar-dasar peradilan dan kadie.

3. Sara Kadie adalah kepala daerah di wilayah-wilayah misalnya kepala provinsi


atau kepala daerah yang pengangkatannya di lakukan oleh masing-masing
masyarakat. Sara Kadie yang di pegang oleh Siolimbona yaitu Sara Kadie yang
dipimpin oleh para Bhonto dan ada yang di pimpin oleh Bobato 40 orang dan Bhonto
30 orang. Bobato yaitu dalan menerima serta menyelesaikan sesuatu persoalan
yang terjadi di daerahnya yang dilaporkan oleh masyarakat, apabila bersifat penting
yang memerlukan penyelesaian hukum.
B. Proses Pengangkatan Sara Ogena Pangka atau Jabatan dalam
Kesultanan Buton

• Sultan dipilih melalui musyawarah yang dilakukan oleh Siolimbona yang melalui 3
proses yaitu sebagai berikut.
1. Proses Tiliki
Tiliki adalah wilayah di teliti oleh Sara Siolimbona untuk mengetahui siapa yang
bakal bisa menjadi sultan berdasarkan kemampuan jati diri, akhlak, dan
keturunannya.
2. Proses Kambojai
Kemudian di adakan kambojai dari beberapa calon itu, kembali di teliti lagi di
lihat yang lebih pantas di antara mereka yang mempunyai jati diri.
3. Proses Falih
Di lakukan falih untuk calon sultan di masjid keraton pada malam jumat dengan
cara membuka Al-Qur'an. Kemudian disebutkan nama calon sultan yang
bersangkutan lantas yang terbanyak huruf h dari calon sultan itu maka dialah yang
berhak menjadi sultan.
• Setelah dia di tetapkan sebagai sultan berdasarkan falih maka dilakukan Sokaia.
Sokaia yaitu pengumuman kepada masyarakat, disampaikan bahwa inilah Sultan
kita.
• Kemudian itu di lakukan upacara pelantikan Sultan yang di katakan "bulilingiana
pau" di batu Popaoa, di sumpah lah Sultan di situ.
• Setelah Sultan ada kemudian di bentuklah pejabat-pejabat lain berdasarkan
musyawarah dengan mendengarkan masukan-masukan dari Siolimbona untuk
memilih Sara Pangka seperti Sapati, Kenepulu, Kapitalao, Para Bhonto dan Para
Bobato.
C. Alat dan Bahan dalam Sara Ogena Pangka atau Jabatan dalam
Kesultanan Buton
Bahan untuk memperkokoh jabatan sebagai tanda mereka mendapat
jabatan maka di berikan Katuko (tongkat) sebagai tanda ia telah menjadi
Sapati. Apabila jabatan ini di majukan, Katuko yang diberikan kepadanya
di ambil kembali oleh Siolimbona
Alat Kebesaran Pegawai Kerajaan adapun sebagai berikut.
• Sultan
a. Lampa dan paramadani yaitu alat duduk.
b. Hancu yaitu pedang.
c. Katuko yaitu tongkat berkepala emas.
• Sapati
a. Katuko (tongkat). .
b. Tempat rokok.
• Kenepulu
a. Katuko (tongkat).
b. Gala rua rahana.
c. Gambi (tempat rokok).
• Kapitaraja/Kapitalao
a. Hancu (pedang) yang di jadikan tongkatnya 1 mata.
• Bhonto Ogena
a. Katuko (tongkat).
b. Gala 1 pucuk. .
• Siolimbona
a. Katuko Puu Salaka yaitu tongkat yang berkepala perak.
• Bobato
a. Gambi (tempat rokok).
b. Hancu.
BAB III
PENUTUP
• Kesimpulan
Untuk menentukan sistem pemerintahan yang baik, bagus, dan adil maka
mekanisme pemilihan pejabat di buton tidak di lakukan dengan semaunya tetapi
selalu melalui penelitian dan penilaian para Siolimbona sehingga ditemukan bahwa
seluruh pelaksana pejabat Sara Pangka pilihan agar tidak di temukan orang-orang
yang sombong dan yang mengaku-ngaku dirinya. Adapun manfaat yang dapat di
ambil yaitu sebagai berikut.
.- Mengatur sistem kehidupan masyarakat.
- Mengatur syara.
- Mengatur kehidupan tata negara.
- Pemilihan dilakukan secara demokrasi.
- Memberikan kesadaran bahwa para pemimpin itu tidak bisa mengangkat dirinya
sendiri tetapi selalu dipilih secara musyawarah dan di akui oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku dari Abdul Mulku Zahari yang berjudul Daarul Butuuni Sejarah dan Adatnya 1.
Penerbit : CV. DIA DAN AKU Baubau, 2017

Narasumber yang bernama La Ode Alirman S.H dengan pekerjaan Ketua Badan
Amil Zakat Nasional Busel

id.m.wikipedia.org
https://id.m.wikipedia.org › wiki
Kesultanan Buton - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Anda mungkin juga menyukai