PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebelum Islam Masuk Ke Wilayah Sumatera Barat, Mayarakat Minang Mengambil Pedoman Dalam
Menjalani Hidup Dengan Melihat Alam Sebagai Guru. Mereka Menggali Nilai-Nilai Yang Diberikan
Alam Untuk Dijadikan Landasan Hidup. Ketika Agama Islam Masuk, Masyarakat Minang Dapat
Dengan Mudah Menerimanya Karena Ajaran Islam Sama Sekali Tidak Bertentangan Dengan Nilai-
Nilai Yang Sudah Dianut Oleh Masyarakat Minang Itu Sendiri.
Pada Masa Penjajahan Belanda, Kolonial Belanda Mengadu Domba Masyarakat Minang
Dengan Memunculkan Pertentangan Dan Perbedaan Pendapat, Yang Melatar Belakangi
Munculnya Perang Paderi. Untuk Mengakiri Pertentangan Dan Perbedaan Pendapat Ini,
Dilaksanakanlah Piagam Bukik Marapalam Yang Disebut Juga Sumpah Sati Bukik
Marapalam. Perjanjian Ini Merumuskan Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah.
Rumusan Ini Adalah Hasil Kesepakatan Antara Pemuka Agama Dan Pemuka Adat Minang.
Perjanjian Ini Dilaksanakan Di Puncak Bukit Pato, Tanah Datar, Yang Disebut Juga
Bukit Marapalam. Daerah Ini Dipilih Karena Posisinya Yang Strategis Karena Terletak Di
Wilayah Perbukitan Antara Kecamatan Lintau Dengan Kecamatan Sungayang. Piagam Bukik
Marapalam Ini Melahirkan Konsep Ideologis Masyarakat Minang, Yang Kemudian Dijadikan
Landasan Dalam Menjalankan Kehidupan Sosial, Budaya, Dan Politik. [1]
B. RUMUSAN MASALAH
Tujuan Penulisan Makalah Ini Adalah Untuk Memberikan Informasi Dan Pemahaman Yang
Lebih Mendalam Mengenai Sumpah Sati Bukit Marapalam. Makalah Ini Disusun
Berdasarkan Hasil Penelitian Dan Analisis Penulis Terhadap Berbagai Sumber Literatur,
Baik Dari Buku, Jurnal, Maupun Artikel.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sumpah Sati Marapalam Adalah Sumpah Yang Dilakukan Antara Pemuka Adat Minangkabau
Dengan Pemuka Agamanya Untuk Menyeragamkan Kesamaan Pada Pendapat Yang Ada Di Dalam
Kehidupan Orang Minangkabau Itu Sendiri. Sumpah Marapalam Menjadi Sebuah Sumpah Yang
Setuju Untuk Menyamakan Adat Dan Budaya Yang Disatukan Serta Menjadi Landasan Di Dalam
Aspek Sosial, Politik Dan Budaya Di Dalam Suku Minangkabau Itu Sendiri. Sumpah Ini Diadakan Di
Bukik Marapalam Atau Bukit Marapalam Di Kabupaten Tanah Datar Di Sumatera Barat
Deklarasi Yang Paling Terkenal Di Dalam Sumpah Sati Marapalam Adalah "Adat Basandi
Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato Adaiak Mamakai, Alam Takambang
Jadi Guru". Artinya Adalah Adat Menjadi Syariat, Syariat Bersendi Pada Al-Quran, Syariat
Berkata Adat Memakai, Alam Terbentang Menjadi Guru. Artinya Di Dalam Empat Kalimat
Itu Adalh:
3. Syarak Mangato Adaiak Memakai. Diartikan Al-Quran, Sunah Dan Fiqh Dipakai Di
Dalam Adat
4. Alam Takambang Jadi Guru. Kehidupan Atau Alam Dijadikan Sebagai Guru
Pembelajaran.
Hingga Saat Ini Belum Ada Sejarah Pasti Yang Menerangkan Kapan Pertama Kali Sumpah
Sati Bukik Marapalam Dibacakan Sehingga Melahirkan Filosofi ABS-SBK.
Namun Terdapat Tiga Versi Yang Berbeda Diungkapkan Oleh Pengamat Sejarah Mengenai
Waktu Kejadian Sumpah Sati Bukik Marapalam.
Pertama, Asbi Dt Rajo Mangkuto Yang Hadir Saat Acara Pembacaan Sumpah Sati Bukik
Marapalam Saat Itu, Mengatakan Bahwa Peristiwa Tersebut Terjadi Pada Tahun 1403 M.
2
Asbi Dt Rajo Mangkuto Mengatakan Hal Tersebut Diketahuinya Saat Menjabat Sebagai Wali
Nagari Baso Pada Tahun 1958, Dimana Saat Itu Dia Memiliki Buku Bertuliskan Arab
Melayu Tentang Sejarah Bukik Sati Marapalam.
“Peristiwa Sumpah Sati Bukik Marapalam Tahun 1403 M, Merupakan Bentuk Peralihan
Kerajaan Minangkabau Menjadi Kesultanan Minangkabau Serta Menginformasikan Agar
Masyarakat Minangkabau Harus Waspada Tentang Perang Salib,” Ucap Asbi Dikutip
Harianhaluan.Com Dari Tanahdatar.Go.Id
Dia Juga Mengatakan Bahwa Isi Dari Sumpah Tersebut Terdapat 15 Pasal Dengan 90 Ayat
Yang Berisi Seruan Untuk Menyebarkan Isi Bai’at Tersebut Ke Seluruh Masyarakat.
Kedua, Pengamat Mengatakan Kalau Sumpah Sati Bukik Marapalam Itu Terjadi Pada Tahun
1650 M, Dimana Saat Itu Ada Pertemuan Antara Tokoh Adat Dan Tokoh Agama.
Adapun Tokoh Agama Saat Itu Adalah Syekh Burhanuddin Sedangkan Dari Pemuka Adat
Adalah Tuangku Bayang, Tuangku Buyuang Mudo, Tuangku Padang Gantiang, Tuanku
Kubung Serta Di Dampingi Rajo Nan Sabaleh.
Mereka Bertemu Untuk Membicarakan Mengenai Agama, Syariat Dan Adat Di Lokasi
Puncak Pato Yang Juga Dihadiri Basa Ampek Baleh Dan Penghulu Terkemuka Di Luhak
Nan Tigo Yang Kemudian Melahirkan Perjanjian Bukit Marapalam.
Versi Ketiga Menyebut Terjadinya Sumpah Sati Bukik Marapalam Itu Terjadi Pada Abad
Ke-19, Hal Ini Terkait Dengan Puncak Integrasi Dan Sintesis Akhir Dari Konflik Kultural
Saat Berakhirnya Perang Paderi.
Hingga Saat Ini Belum Ada Dokumen Pasti Yang Menerangkan Sejarah Ini. Namun Salah
Satu Pakar Sejarah Sumbar Yakni Prof. Muztika Zed Pernah Mengomentari Hal Ini.
“Walaupun Belum Ada Dokumen Pasti, Tapi Saya Meyakini Peristiwa Ini Benar-Benar Ada,
Karena Ada Metodologi Sejarah Alternatif Yang Menyebutkan Bukan Sejarah Sebagai Teks
Tetapi Sejarah Sebagai Fakta Sosial,” Ucapan Muztika Zed Dikutip Dari Arsip
Harianhaluan.Com, Desember 2018.
Mustika Zed Mengatakan Bahwa Telah Ada Bukti Yang Memperlihatkan Sintesis Adat Dan
Islam Yang Tumbuh Dan Berkembang, Dipakai Dan Mengakar Dalam Kehidupan
Masyarakat Minangkabau.
Dia Juga Mengatakan Akan Terus Menggali Fakta Sejarah Mengenai Peristiwa Sumpah Sati
Bukik Marapalam.
3
C. ISI SUMPAH SATI BUKIT MARAPALAM
Pasal 1
Pasal 2.
Syara’ Mangato, Adat Mamakai, Syara’ Nan Kawi, Adat Nan Ladzim.
Bagian Kedua
Isi Baiah
Pasal 3
4. Ijmak Pada Tingkat Nagari Atau Dibawah Minangkabau Ialah Hasil Kesepakatan
Tungku Tigo Sajarangan..
Pasal 4
1. Pemerintahan Minangkabau Terdiri Dari Rajo Nan Tigo Selo, Basa IV Balai Dan
Tuan Gadang..
2. Rajo Nan Tigo Selo Terdiri Dari Rajo Alam Di Pagaruyuang, Rajo Ibadat Di Sumpur
Kudus Dan Rajo Adat Di Buo..
3. Rajo Alam Adalah Pimpinan Limbago Ilmuwan Umum, Dan Pimpinan Rajo Nan
Tigo Selo Dipanggilkan Daulat Yang Dipertuan Sulthan..
6. Basa Ampek Balai (Para Menteri) Terdiri Dari Titah Di Sungai Tarab, Kadhi Di
Padang Gantiang, Indomo Di Saruaso, Makhudum Di Sumaniak..
4
8. Tuan Gadang Di Batipuah Merupakan Penegak Hukum (Kepala Polisi Negara),
Langsung Dibawah Rajo Alam Tidak Berada Dibawah Basa Ampek Balai.
Pasal 5
3. Nagari Dan Rakyat Bapacik Kapado Tali Tigo Sapilin.. Tali Tigo Sapilin Ialah
Syarak, Undang Adat Minangkabau Dan Aturan.. Aturan Ditetapkan Dengan
Keputusan Rajo Nan Tigo Selo..
5. Karapatan Nagari Terdiri Dari Orang Orang Yang Mewakili Tungku Tigo
Sajarangan, Yaitu Niniak Mamak, Alim Ulama Dan Cadiak Pandai..
6. Peradilan Nagari Terdiri Dari Pandai Hukum Yang Dipilih Dari Dan Mewakili
Tungku Tigo Sajarangan.
Pasal 6.
1. Nagari Mulo Dibuek, Dari Taratak Menjadi Dusun, Dusun Manjadi Koto, Koto
Bagabuang Jadi Nagari..
3. Nagari Dapat Membelah Diri Menjadi Beberapa Nagari; Atau Menggabung Dari
Beberapa Nagari Menjadi Satu..
Pasal 7.
2. Peradilan Nagari Tak Boleh Ikut Melaksanakan Tugas Pemerintah Nagari Dan
Kerapatan Nagari..
5
4. Hakim Peradilan Nagari Harus Memenuhi Persyaratan; Keilmuan, Kepribadian,
Keadilan Dan Kebersihan ..
6. Proses Penyelesaian Sengketa Dilaksanakan Oleh Paling Banyak Lima Orang Hakim
Yang Didalamnya Ada Niniak Mamak, Alim Ulama Dan Cadiak Pandai ..
Pasal 8.
2. Salah Ka Undang Adat Minangkabau Ialah Melanggar Undang Nan Salapan (UNS)..
4. Proses Penyelesaian Sengketa Ditetapkan Dengan Undang Nan Tujuah Yaitu Susua,
Siasek, Usuit, Pareso Undang Nan Dilangga, Suri Nan Kadiuleh Dan Cupak Nan
Kadiisi..
Pasal 9.
1. Tambang Ameh, Bungo Barang Masuk Dan Kalua Minangkabau Adalah Hak Dan
Kewenangan Ke Sulthanan Minangkabau..
3. Ulayat Nagari Ialah Bumi, Air Dan Kekayaan Alam Yang Ada Di Dalamnya.. Ulayat
Nagari Dipakai Guna Untuk Kepentingan Bersama Masyarakat Dan Sebagai
Kekayaan Cadangan Nagari.. Diatur Dengan Aturan Sendiri..
4. Ulayat Rajo Ialah Ulayat Nagari Di Perbatasan 2 Atau 3 Nagari Yang Kabur Garis
Batasnya.. Ulayat Rajo Diatur Bersama Oleh Nagari Yang Berbatasan..
6
6. Tanah Pribadi Ialah Tanah Yang Dibeli Atau Didapat Atas Pemberian Orang Atau
Didapat Menurut Hukum Faraidh.. Diatur Dengan Aturan Sendiri..
7. Tanah Faraidh Ialah Tanah Peninggalan Seseorang Pribadi Yang Wafat Atau Harta
Faraidh Yang Belum Dibagi..
*Tanah Wakaf Ialah Tanah Yang Diwakafkan Untuk Kepentingan Agama Islam Diatur
Dengan Hukum Agama Islam, Diurus Oleh Alim Ulama*.
Pasal 10.
2. Karena Adanya Tugas Kapalo Nagari Mempunyai Hak Penghasilan Dan Hak
Wewenang..
3. Hak Wewenang Ialah Mengurus Keuangan Dan Mewakili Serta Menanda Tangani
Surat-Surat Nagari..
Pasal 11.
1). Pelaksana Tugas Dan Kewenangan Kapalo Nagari Ialah Perangkat Nagari Yang Terdiri
Dari Manti(Sekretaris), Bandaro (Bendahara), Paga Nagari(Keamanan), Cati (Pembangunan),
Pendidikan, Kapalo Jorong /Korong/Nama Lain Dan Kapalo Kaum Sebagai Pembantu
Kapalo Jorong..
Pasal 12.
3. Sehat Rohani Ialah Tidak Pernah Mengidap Penyakit Jiwa Atau Pemabuk, Penjudi
Atau Dipenjara Lebih Dari 3 Tahun Karena Melakukan Tindak Pidana..
4. Cacat Moral Ialah Pernah Tertangkap Basah Melakukan Perzinahan, Mendekati Zina
Dan Berfahisah..
7
Pasal 13.
1. Setiap Anggota Masyarakat Harus Mengenal Tuhannya Yang Esa, Mengetahui Apa
Itu Iman, Apa Itu Islam Dan Syariat-Syariatnya..
2. Untuk Mencapai Apa Yang Dimaksud Pada Ayat 1 Pasal Ini Diadakan Surau Aso,
Surau Kelarasan, Surau Nagari, Surau Jorong, Surau Kampuang Dan Surau Kaum..
3. Sandi Pendidikan Ialah Memperbaiki Nan Ado Dalam Jiwa Dengan Kitabullah
Dijadikan Guru ..
Bagian Ke 3.
Penutup
Pasal 14
2. Barang Siapa Yang Meragukan Atau Menolaknya Akan Terkutuk Dimakan Sumpah
Biso Kawi, Kaateh Indak Bapucuak, Kabawah Indak Baurek, Ditangah Digiriak
Kumbang, Akan Dapat Bencana Dari Allah..
3. Undang Adat Sebelumnya Yang Tak Sesuai Dengan Syara’ Dinyatakan Jahiliyah
Tak Dipakai Lagi.
Pasal 15.
Bai’ah Marapalam Ini Akan Diperjelas Dan Disempurnakan Dengan Keputusan Limbago
Rajo Nan Tigo Selo.
Sumpah Sati Bukit Marapalam Memiliki Makna Yang Sangat Penting Bagi Masyarakat
Minangkabau. Sumpah Ini Merupakan Simbol Persatuan Dan Kesatuan Masyarakat
Minangkabau Dalam Menghadapi Penjajah. Sumpah Ini Juga Merupakan Perwujudan Dari
Semangat Perjuangan Dan Patriotisme Masyarakat Minangkabau.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sumpah Sati Bukit Marapalam Merupakan Peristiwa Bersejarah Yang Telah Menjadi Bagian
Dari Identitas Masyarakat Minangkabau. Sumpah Ini Merupakan Simbol Persatuan,
Kesatuan, Perjuangan, Dan Patriotisme Masyarakat Minangkabau.
B. SARAN
Sumpah Sati Bukit Marapalam Harus Terus Dilestarikan Dan Diwariskan Kepada Generasi
Muda. Sumpah Ini Dapat Menjadi Inspirasi Bagi Generasi Muda Untuk Mempertahankan
Adat Dan Agama Minangkabau Serta Memperjuangkan Kemerdekaan Bangsa.
9
DAFAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Satie_Bukit_Marapalam#:~:text=Rumusan%20ini%20
adalah%20hasil%20kesepakatan,Kecamatan%20Lintau%20dengan%20kecamatan%20Sunga
yang.
https://brainly.co.id/tugas/20817728
https://www.piamanexplore.com/2023/02/sejarah-perjanjian-sumpah-satiah-bukit.html
https://www.impiannews.com/2019/12/masoed-abidin-sumpah-sati-bukik.html
10