MESEUM (PDIKM)
1.Pegertian PDIKM
2. Berdirinya Meseum Dan Perletakan Batu Pertama Dan Kelahiran Bustanil Ariffin
"Peletakan Batu Pertama Rumah Adat Yang Lebih Berfungsi Sebagai Perpustakaan Ini
Dilakukan Pada 8 Agustus 1988 Dan Diresmikan 17 Desember 1990. Adalah Mantan
Menteri Koperasi Almarhum Bustanil Arifin Yang Mendirikan Pdikm Sebagai Wujud
Sumbangsih Untuk Tanah Kelahirannya, Padang Panjang. Pdikm Didirikan Karena Selama
Ini Untuk Mempelajari Adat Dan Budaya Minang, Literaturnya Justru Banyak Terdapat Di
Jakarta Dan Belanda. Itu Sebabnya, Pak Bustanil Lalu Mengumpulkan Literatur Itu Dan
Menyatukannya Dalam Wadah Pdikm. Lebih Dari 40 Persen Literatur Tentang Kebudayaan
Minangkabau Yang Disimpan Dalam Pdikm Berbahasa Belanda. Sebab, Selain Lama Dijajah
Belanda, Budaya Masyarakat Minang Saat Itu Lebih Banyak Diceritakan Secara Turun
Temurun Lewat Tambo Atau Lisan."
B. Rumah Gadang
Rumah Gadang Artinya Rumah Besar. Rumah Adalah Rumah Tempat Tinggal Pada
Dahulunya. Rumah Gadang Adalah Rumah Musyawarah Keluarga. Rumah Gadang Adalah
Rumah Tradisional Dan Rumah Adat Orang Minang. Rumah Gadang Adalah Tempat
Upacara Dan Sebagai Lambang Perwujudan Nilai-Nilai Budaya Minangkabau
2. Rumah Gadang Tahan Gempa
Rumah Gadang Tahan Gempa Karena Mengekuti Goncangan Seperti Goncanga Gempa
Rumah Tersebut Mengikuti Juga. Maka Rumah Gadang Tidak Bisa Runtuh Karena Diirinkan
Saat Persamaan.
Kegiatan Istiadat
Pertemuan Keluarga
Penobatan Kepala Adat
C. Perbedaan Kelarasan Rumah Gadang Koto Piliang Dan Kelarasan Bodi Chaniago
1. Pengertian Kelarasan
~ Kelarasan Diartikan Sebagai Masyarakat Dengan Nilai Dan Norma Yang Berlaku.
Kelarasan Koto Piliang Adalah Salah Satu Sistem Hukum Adat Yang Berkembang Di
Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia. Sistem Hukum Adat Minangkabau Ini Dikenal
Dengan Nama "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah", Yang Berarti Hukum
Adat Berlandaskan Pada Agama Islam, Dan Agama Islam Sendiri Berlandaskan Pada Al-
Qur'an.
Kelarasan Koto Piliang Merupakan Salah Satu Dari Empat Kelarasan (Kelompok) Yang Ada
Dalam Sistem Hukum Adat Minangkabau. Keempat Kelarasan Tersebut Adalah Kelarasan
Koto Piliang, Kelarasan Bodi Caniago, Kelarasan Sati, Dan Kelarasan Bodi Cino.
Kelarasan Koto Piliang Memiliki Peran Penting Dalam Menyelesaikan Sengketa Dan
Masalah Di Masyarakat Minangkabau. Sistem Hukum Adat Minangkabau, Termasuk
Kelarasan Koto Piliang, Memiliki Karakteristik Yang Berbeda Dengan Sistem Hukum
Nasional Indonesia. Sistem Hukum Adat Minangkabau Lebih Mengedepankan Musyawarah,
Konsensus, Dan Penyelesaian Melalui Lembaga-Lembaga Adat Yang Dipercaya Oleh
Masyarakat.
Namun, Penting Untuk Dicatat Bahwa Dalam Beberapa Kasus, Hukum Adat Minangkabau
Dan Sistem Hukum Nasional Indonesia Dapat Saling Berbenturan. Dalam Hal Ini,
Pemerintah Dan Sistem Peradilan Nasional Berperan Untuk Menyelesaikan Perselisihan Dan
Memastikan Perlindungan Hukum Bagi
Kelarasan Bodi Caniago Adalah Salah Satu Dari Empat Kelarasan Dalam Sistem Hukum
Adat Minangkabau Di Sumatera Barat, Indonesia. Kelarasan Bodi Caniago Memiliki Peran
Dan Fungsi Tertentu Dalam Menjaga Ketertiban Dan Menyelesaikan Sengketa Di
Masyarakat Minangkabau.
Dalam Sistem Hukum Adat Minangkabau, Kelarasan Bodi Caniago Memiliki Lembaga Adat
Yang Berwenang Untuk Mengatur Dan Menegakkan Hukum Adat Di Wilayahnya. Lembaga
Adat Ini Dipercaya Oleh Masyarakat Minangkabau Untuk Menyelesaikan Sengketa Dan
Masalah Yang Timbul Dalam Komunitas Mereka.
Peran Kelarasan Bodi Caniago Dalam Penyelesaian Sengketa Didasarkan Pada Prinsip
Musyawarah Dan Konsensus. Proses Penyelesaian Sengketa Biasanya Melibatkan Para Tetua
Adat Atau Pemuka Masyarakat Yang Bertindak Sebagai Penengah. Mereka Berusaha
Mencapai Kesepakatan Yang Dianggap Adil Dan Menguntungkan Semua Pihak Yang
Terlibat.
Penting Untuk Dicatat Bahwa Sistem Hukum Adat Minangkabau, Termasuk Kelarasan Bodi
Caniago, Beroperasi Secara Paralel Dengan Sistem Hukum Nasional Indonesia. Dalam
Beberapa Kasus, Ketika Sengketa Melibatkan Aspek Yang Lebih Kompleks Atau Melibatkan
Hukum Nasional, Pemerintah Dan Sistem Peradilan Nasional Dapat Terlibat Dalam
Penyelesaian Sengketa Tersebut.
Namun, Penting Juga Untuk Mencatat Bahwa Penjelasan Ini Berdasarkan Pengetahuan
Umum Tentang Sistem Hukum Adat Minangkabau. Ada Kemungkinan Variasi Dan
Perbedaan Dalam Implementasinya Di Berbagai Wilayah Minangkabau.
D. Lareh Minang
Pengertian Lareh
Lareh Berasal Dari Bahasa Minangkabau. Dalam Bahasa Indonesia Dibaca Laras, Artinya
Pemerintahan Adat. Zaman Dahulu Kala Di Daerah Minangkabau Ada Dua "Lareh" (Lareh
Nan Duo), Yaitu Lareh Koto Piliang Dan Lareh Bodi Caniago. Lareh Koto Piliang Artinya
Sistem Pemerintahan Adat Koto Piliang. Lareh Bodi Caniago Artinya Sistem Pemerintahan
Adat Bodi Caniago.
Pada Zaman Belanda, Penjajah Menggabungkan Beberapa Nagari Yang Disebut Kelarasan.
E. Fungsi 9 Biliak
Biliak 1.2.3.4.5.6.7.8.9
1. Tempat Tidur: Beberapa Bilik Dapat Digunakan Sebagai Tempat Tidur Untuk Anggota
Keluarga Atau Tamu Yang Menginap.
2. Ruang Keluarga: Salah Satu Bilik Dapat Berfungsi Sebagai Ruang Keluarga, Tempat
Anggota Keluarga Berkumpul, Berinteraksi, Dan Melakukan Kegiatan Bersama.
3. Ruang Makan: Sebuah Bilik Dapat Dijadikan Ruang Makan, Tempat Keluarga Makan
Bersama.
4. Dapur: Dalam Rumah Gadang, Dapur Biasanya Merupakan Bagian Terpisah Atau Bilik
Tersendiri Untuk Memasak Dan Menyiapkan Makanan.
5. Tempat Penyimpanan: Beberapa Bilik Dapat Digunakan Sebagai Tempat Penyimpanan
Barang-Barang Pribadi, Pakaian, Dan Peralatan Rumah Tangga.
6. Ruang Privat: Salah Satu Bilik Dapat Berfungsi Sebagai Ruang Privat Untuk Anggota
Keluarga, Sebagai Tempat Beristirahat, Membaca, Atau Merenung.
7. Ruang Pertemuan Keluarga: Sebuah Bilik Dapat Digunakan Sebagai Tempat Pertemuan
Keluarga Kecil Atau Aktivitas Keluarga Seperti Bercengkerama, Berbicara, Atau
Merencanakan Kegiatan Bersama.
8. Ruang Bermain Anak-Anak: Salah Satu Bilik Dapat Dijadikan Ruang Bermain Anak-
Anak, Tempat Mereka Dapat Bermain Dan Belajar.
9. Ruang Tamu: Sebuah Bilik Dapat Berfungsi Sebagai Ruang Tamu, Tempat Menerima
Tamu Dan Menjamu Mereka.
F. Fungsi Bagian Rumah Gadang
1. Fungsi Gonjong
Fungsi Gonjong Pada Rumah Gadang Adalah Sebagai Elemen Arsitektur Yang Khas.
Fumgsi Lain Adalah Rumah Gadang Tahan Terhadap Curahan Hujan Dan Tidak Membebani
Bangunan Di Bawahnya.
2. Fungsi Lanjar
Lanjar Berfungsi Sebagaisebagai Tempat Khusus Bagi Penghuni Kamar (Suami) Untuk
Menerima Tamu Dan Melayani Makan Minum.
Fungsi Lanjar Rumah Gadang Dapat Bervariasi Tergantung Pada Kebutuhan Dan Preferensi
Pemilik Rumah. Namun, Secara Umum, Lanjar Luar Merupakan Ruang Yang Multifungsi
Yang Memainkan Peran Penting Dalam Kehidupan Sehari-Hari Masyarakat Minangkabau.
Anjungan Merupakan Tempat Terhormat Didalam Suatu Rumah Gadang Yang Ditinggikan
Beberapa Puluh Sentimeter Dari Permukaan Lantai Bangunan.
3. Singkok Rumah Gadang
4. Fungsi Jenjang
Menghubungkan Lantai: Jenjang Rumah Gadang Merupakan Jalan Setapak Atau Tangga
Yang Menghubungkan Lantai Rumah Utama Dengan Lantai Tempat Tinggal Atau
Penyimpanan Di Bagian Atas Rumah Tradisional Minangkabau.
5. Fungsi Tiang Rumah Gadang
Tiang Rumah Gadang Berfungsi Sebagai Penguat Struktur Bangunan. Tiang-Tiang Ini
Bertindak Sebagai Penopang Utama Rumah Dan Menahan Beban Atap Serta Bagian
Struktural Lainnya. Mereka Memberikan Kekuatan Dan Stabilitas Pada Rumah Gadang,
Terutama Saat Terjadi Gempa Bumi Atau Kondisi Cuaca Yang Ekstrem.
"Fungsi Yaitu Supaya Rumah Gadang Tahan Terhadap Curahan Hujan Dan Tidak
Membebani Bangunan Di Bawahnya."
G. Fungsi Rankiang
Jenis Rangkiang
Rangkiang Si Bayau-Bayau, Yaitu Tempat Menyimpan Padi Yang Akan Digunakan Untuk
Makan Sehari-Hari.
2. Rankiang Sitangguang Lapa
Yaitu Tempat Menyimpan Padi Cadangan Yang Akan Digunakan Pada Musim Paceklik.
Fungsi Si Tinjau Lauik Sebagai Tempat Menyimpan Padi Yang Akan Digunakan Untuk
Membeli Barang Atau Keperluan Rumah Tangga Yang Tidak Dapat Dibikin Sendiri.
4. Rangkiang Kaciak
Fungsi Rangkiang Kaciah Adalah Sebagai Tempat Menyimpan Padi Abuan Yang Akan
Digunakan Untuk Benih Dan Biaya Mengerjakan Sawah Pada Musim Berikutnya.
5. Rangkiang Panghuni Harimau Koto
Kaluak Paku Kacang Balimbiang Adalah Nama Salah Satu Motif Ukiran Dalam Adat
Minangkabau, Berasal Dari Motif Gulungan (Kelukan/Kaluak) Pada Ujung Tanaman Pakis
(Paku) Yang Masih Muda.
Makna Ukiran Itik Pulang Patang Yang Terakhir Yaitu Mengenai Kebersamaan Dan
Kekompakan Dalam Masyarakat. Dalam Menghadapi Masalah, Masyarakat Minangkabau
Mengutamakan Pemecahan Masalah Dengan Mufakat.
Siriah Gadang Merupakan Motif Atau Ragam Hias Yang Identik Dengan Minangkabau.
Melambangkan Suatu Sikap Atau Mental Yang Kuat Dan Gigih Dalam Mencapai Suatu
Tujuan, Dalam Kata Lain Pantang Menyerah Dan Tak Kenal Putus Asa.
RUMAH GADANG
MESUEM BUSTANIL ARIFIN
PDIKM
PADANG PANJANG
Disusun oleh :
ZACKY NAFIALDY