Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

Ilmu Pengetahuan Sosial


(IPS)

DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV

1. Salsabila Rustandi
2. Metry Arzety
3. Astry Luthfy Mu’jizat
4. Muh. Fahrul Mus
5. Noprianto

1
DAFTAR ISI

A. RUMAH ADAT
1. Rumah Adat Krong Bade .......................................................................... 1
2. Rumah Adat Bolon .................................................................................. 1
3. Rumah Adat Gadang ............................................................................... 1
4. Rumah Adat Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ...................................... 2
5. Rumah Adat Panggung Kajang Leko ........................................................ 2
6. Rumah Adat Limas Sumatera Selatan ...................................................... 3
7. Rumah Adat Rakit Limas, Bangka Belitung ............................................. 3
8. Rumah Adat Rakyat, Bengkulu ................................................................ 3
9. Rumah Adat Nowou Sesat, Lampung ....................................................... 4
10.Rumah Adat Joglo, Jawa Tengah ............................................................. 4

B. PAKAIAN ADAT
1. Pakaian Adat Banten ............................................................................... 5
2. Pakaian Adat DKI Jakarta ....................................................................... 5
3. Pakaian Adat Jawa Barat ........................................................................ 5
4. Pakaian Adat Jawa Tengah ...................................................................... 6
5. Pakaian Adat Yogyakarta ......................................................................... 6
6. Pakaian Adat Jawa Timur ........................................................................ 6
7. Pakaian Adat Sulawesi Barat ................................................................... 7
8. Pakaian Adat Sulawesi Selatan ................................................................ 7
9. Pakaian Adat Sulawesi Tengah ............................................................... 7
10.Pakaian Adat Gorontalo ........................................................................... 8

C. TARIAN ADAT
1. Tarian Bedhaya Ketawang ........................................................................ 9
2. Tarian Gambyong ................................................................................... 9
3. Tarian Saman .......................................................................................... 10
4. Tarian Kecak ............................................................................................ 10
5. Tarian Piring ............................................................................................ 10
6. Tarian Kipas Pakarena ............................................................................. 11
7. Tarian Nandak Ganjen ............................................................................. 11
8. Tarian Serimpi ......................................................................................... 11
9. Tarian Andun .......................................................................................... 12
10.Tarian Melinting ...................................................................................... 12

2
A. RUMAH ADAT DI INDONESIA

1. Rumah Adat Krong Bade.

Juga biasa dikenal dengan nama


rumoh Aceh adalah rumah adat dari
provinsi terbarat di Indonesia, Nanggroe
Aceh Darussalam. Rumah Krong Bade
merupakan rumah panggung dengan satu
buah tangga depan yang biasa digunakan
untuk berlalu lalang. Rumah adat Aceh ini
keberadaannya sekarang semakin langka.
Orang-orang Aceh pada umumnya
saat ini lebih memilih untuk tinggal di
rumah dengan gaya modern. Alasannya,
selain karena biaya pembangunannya
yang lebih mahal, rumah Krong Bade juga
membutuhkan biaya perawatan yang tidak
sedikit. Rumah Adat di Indonesia krong
bade.

2. Rumah Adat Bolon, Sumatera Utara.

Rumah Bolon adalah rumah adat yang


menjadi identitas suku Batak yang ada di
Sumatera Utara. Ada beberapa jenis
rumah bolon yang dulu sempat menjadi
gaya arsitektur hunian orang-orang Batak.
Beberapa jenis rumah adat di
Indonesia tersebut antara lain Rumah
Bolon Toba, Bolon Mandailing, Bolon
Simalungun, Bolon Pakpak, Bolon Karo,
Bolon Angkola. Masing-masing rumah
tersebut sebetulnya memiliki ciri khasnya
tersendiri. Namun, saat ini mereka sudah
sulit ditemukan. Rumah Adat di Indonesia
bolon.

3. Rumah Adat Gadang, Sumatera Barat.

Rumah Gadang (Godang) adalah


rumah adat Minangkabau yang hingga
kini masih banyak ditemui di provinsi
Sumatera Barat. Mengingat kebudayaan
melayu yang menyebar di sekitar
semenanjung Malaya tempo dulu, Rumah
adat ini juga hingga kini dapat kita jumpai
di beberapa wilayah di Malaysia.
Jadi, jika suatu saat Anda
menemukan rumah gadang di negeri
tetangga, jangan anggap jika mereka
mencuri kebudayaan kita. Rumah Adat di
Indonesia gadang.

1
4. Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar, Riau.

Rumah Selaso Jatuh Kembar adalah


rumah adat di Indonesia khas Provinsi
Riau yang digunakan sebagai balai desa
atau tempat bermusyawarah.
Selaso jatuh kembar sendiri memiliki
arti rumah yang memiliki dua selasar
dengan lantai yang lebih rendah dari
ruangan tengah. Rumah Adat di Indonesia
selaso jatuh kembar

5. Rumah Adat Panggung Kajang Leko,


Jambi.

Rumah Panggung Kajang


Leko adalah rumah adat di
Indonesia khas Jambi yang terbuat
dari kayu dan terbagi menjadi 8
ruangan. Kedelapan ruangan
tersebut antara lain Ruangan
pertama (jogan) berfungsi sebagai
tempat beristirahat dan sebagai
tempat untuk menyimpan air.
Ruangan kedua (serambi depan)
berfungsi sebagai tempat penerima
tamu laki-laki.
Ruangan ketiga (serambi dalam) berfungsi sebagai tempat tidur anak laki-laki.
Ruang keempat (amben melintang) berfungsi sebagai kamar pengantin. Ruang kelima
(serambi belakang) berfungsi sebagai tempat tidur untuk anak perempuan yang belum
menikah.
Ruang keenam (laren) berfungsi sebagai tempat menerima tamu perempuan. Ruang
ketujuh (garang) berfungsi sebagai tempat untuk memasak makanan dan sebagai tempat
menyimpan air. Ruang kedelapan adalah dapur yang digunakan untuk memasak
makanan. Rumah Adat di Indonesia kajang leko.

2
6. Rumah Adat Limas, Sumatra Selatan.

Rumah limas adalah rumah adat di


Indonesia khas Sumatra Selatan yang
memiliki lantai bertingkat dengan bentuk
atap yang menyerupai limas. Kebanyakan
rumah limas memiliki luas 400 sampai
1000 meter2. Bangunan didirikan di atas
tiang kayu ulin yang kuat dan tahan air,
sedang pintu, dinding, dan lantai terbuat
dari kayu tembesu. Rumah Adat di
Indonesia limas

7. Rumah Adat Rakit Limas, Bangka Belitung.

Rumah adat rakit limas adalah


rumah adat di Indonesia khas Bangka
Belitung yang secara arsitektur sebetulnya
hampir mirip dengan rumah adat provinsi
lain di Pulau Sumatera yang masih
berkarakteristek Melayu. Berikut ini
penampilan fisik dari rumah adat Bangka
Belitung ini. Rumah Adat di Indonesia
rakit limas

8. Rumah Adat Rakyat, Bengkulu.


Rumah rakyat adalah rumah adat
yang digunakan sebagai tempat tinggal
orang-orang Bengkulu. Rumah ini juga
terbagi ke dalam beberapa ruangan yaitu,
berendo atau beranda, yang digunakan
untuk menerima tamu, bilik gedang atau
kamar utama, bilik gadis atau kamar anak
gadis, dan lain sebagainya. Rumah Adat di
Indonesia rakyat

3
9. Rumah Adat Nowou Sesat, Lampung.

Rumah adat Lampung memiliki


sebutan yang cukup unik, yaitu Nuwou
Sesat. Nuwou Sesat sendiri berasal dari
bahasa Lampung, Nuwou yang berarti
rumah dan sesat yang berarti tempat
ibadah. Rumah Nowou Sesat memiliki
ciri khas panggung, atap terbuat dari
ilalang yang dianyam, dinding dari kayu,
dan didirikan sejajar sepanjang jalan
utama yang membelah kampung.
Rumah adat di Indonesia yang satu ini sudah sangat jarang sekali ditemukan di
Lampung. Proses integrasi dan akulturasi budaya yang berjalan begitu cepat di Lampung
adalah penyebab utamanya. Rumah Adat di Indonesia nowou sesat Nah, itulah 9 rumah
adat di Indonesia yang seluruhnya terletak di Pulau Sumatera.

10. Rumah Adat Joglo, Jawa Tengah.

Orang Jawa pada umumnya memiliki


rumah khas yang berupa hunian benama
Joglo.
Rumah adat di Indonesia yang satu ini
memiliki beragam keunikan. Ia terbagi ke
dalam beberapa ruangan yang antara lain
pendapa, pringgitan, dalem, sentong,
gandok tengen, dan gandok kiwo.

4
B. PAKAIAN ADAT

1. Pakaian Adat Banten

Pakaian Adat Banten Tak bisa dipungkiri bahwa


budaya Banten memang sangat mirip dengan budaya
Sunda di Jawa Barat. Hal ini dapat dibuktikan dengan
ragam jenis pakaian adat yang dikenakan oleh
masyarakatnya. Dalam adat Banten dikenal pakaian
adat yang bernama baju Panganten. Pakaian ini sesuai
namanya hanya digunakan oleh para pengantin saat
upacara pernikahannya.
Dari bentuk, motif dan desainnya pakaian ini
nyaris serupa dengan pakaian adat Sunda. Para pria
menggenakan baju koko berkerah, kain batik sebagai
bawahan, penutup kepala, dan selendang untuk ikat
pinggangnya.
Sementara para pria mengenakan kebaya, kain batik, dan hiasan kepala
berupa kembang goyang. Gambar di samping adalah gambar pakaian adat
Penganten Banten.

2. Pakaian Adat DKI Jakarta.

Meski dari sejarahnya tidak ada satu suku pun


yang menjadi suku asli DKI Jakarta, namun saat ini
dikenal suku Betawi-lah yang paling pertama
bermukim dan mendiami wilayah yang saat ini menjadi
ibu kota negara tersebut. Oleh karena itu, setiap
budaya yang menjadi identitas provinsi DKI Jakarta
saat ini tak pernah dilepaskan dari budaya Betawi.
Salah satu contohnya mengenai pakaian adatnya.
Pakaian adat Betawi ada beberapa jenis tergantung dari
kepentingan penggunaanya. Hanya saja, yang paling
dikenal adalah baju pengantin yang bernama
Dandanan Care Haji dan Dandanan Care None
Penganten Chine.

3. Pakaian Adat Jawa Barat.


Dalam berpakaian, masyarakat Sunda –Jawa
Barat mengenal ragam jenis pakaian yang
penggunaannya didasarkan pada fungsi, umur, dan
strata sosial pemakainya. Akan tetapi, secara umum
kita cenderung lebih mudah menemukan 3 jenis
pakaian adat Jawa Barat yang hingga kini masih tetap
populer, yaitu pakaian rakyat, kaum menengah, dan
para bangsawan. Sementara untuk urusan upacara
pernikahan, budaya Sunda mengenal sebuah pakaian
pengantin yang bernama pakaian Sukapura. Pakaian
ini memiliki model dan desain seperti disajikan pada
gambar di samping.

5
4. Pakaian Adat Jawa Tengah.

Ada banyak jenis pakaian tradisional yang


dikenal dalam adat suku Jawa di Jawa Tengah.
Akan tetapi, jenis pakaian adat yang menjadi
ikon Jawa Tengah di kancah nasional adalah
jenis pakaian resmi yang bernama Jawi Jangkep
dan Kebaya.
Gambar di samping adalah sepasang
wanita dan pria Jawa yang mengenakan pakaian
adat tersebut. Nah, bagi Anda yang ingin
mengetahui lebih detail mengenai pakaian Jawi
Jangkep dan Kebaya serta jenis pakaian adat
Jawa Tengah lainnya, silakan menuju link ini.

5. Pakaian Adat Yogyakarta.

Dalam adat yogyakarta, dapat kita


temukan banyak sekali ragam pakaian adat
tradisional yang mana dalam telah diatur
sedemikian rupa berdasarkan hukum adat,
termasuk pula dalam aturan kapan, dimana,
dan siapa yang menggunakan pakaian tersebut.
Namun, secara keseluruhan pakaian adat yang
paling sering dikenakan adalah pakaian rakyat.
Untuk pria menggunakan baju sorjan,
kain batik, serta blangkon sebagai penutup
kepala. Adapun untuk wanita, dikenakan
kebaya, kain batik, dan sanggul rambut yang
ditata sedemikian rupa. Gambar di samping
adalah sepasang pria dan wanita yang
mengenakan pakaian adat Yogyakarta.

6. Pakaian Adat Jawa Timur.

Pakaian adat Jawa Timur bernama baju


pesaan dan baju mantenan. Baju pesaan
sebetulnya adalah pakaian adat khusus
masyarakat Madura. Pakaian ini sarat akan
nilai filosofis yang menggambarkan keberanian
dan kekuatan suku Madura dalam entitas
budaya Jawa Timur.
Sementara baju mantenan adalah baju
adat yang dikhususkan untuk dikenakan para
pengantin (manten). Baik masyarakat Madura
maupun masyarakat Jawa Timur umumnya
akan mengenakan pakaian ini saat upacara
pernikahannya. Gambar di samping adalah
sepasang pengantin yang mengenakan baju
mantenan.

6
7. Pakaian Adat Sulawesi Barat

Ketika berbicara mengenai budaya


Sulawesi Barat, dalam hal ini pakaian adatnya,
maka kita tidak akan lepas dari budaya dan
pakaian adat suku Mandar. Adapun dalam hal
berpakaian, suku Mandar di masa silam
mengenal jenis pakaian yang bernama Pakaian
adat Pattuqduq Towaine.
Pakaian ini adalah pakaian khas wanita
Mandar yang terdiri dari baju kurung, bawahan
dan beragam aksesoris yang terbuat dari logam.
Gambar di samping adalah gambar pasangan
yang tengah mengenakan pakaian adat
Pattuqduq Towaine.

8. Pakaian Adat Sulawesi Selatan.

Ada banyak jenis pakaian adat yang


dikenal dalam budaya masyarakat Sulawesi
Selatan. Hanya saja, yang paling terkenal di
antaranya adalah pakaian adat yang bernama
Baju Bodo. Baju Bodo adalah baju dengan
desain yang sangat sederhana.
Baju ini sangat minim jahitan. Selain itu,
ia dianggap sebagai baju paling tua dan bahkan
tercantum dalam Kitab Patuntung, kitab
peninggalan nenek moyang suku Makassar.
Baju Bodo umumnya juga dikenakan bersama
aksesoris yang terbuat dari logam sebagai
hiasannya. Penggunaan baju Bodo saat ini
cenderung hanya dilakukan pada saat upacara
adat atau pertunjukan tarian adat.

9. Pakaian Adat Sulawesi Tengah.

Dirunut dari demografinya, masyarakat


Sulawesi Tengah terdiri atas campuran 8 suku
besar, yaitu Suku Kaili, suku Mori, suku Bugis,
suku Toli Toli, suku Babasal, suku Saluan,
suku Gorontalo, dan suku Pamona. Masing-
masing suku tersebut memiliki budaya yang
berbeda.
Namun, bila bicara tentang pakaian adat
Sulawesi Tengah, kita hanya akan menuju pada
pakaian adat suku Kaili yang bernama Baju
Nggembe dan Baju Koje.

7
10. Pakaian Adat Gorontalo.

Pakaian adat Gorontalo dari suku


Gorontalo bernama Mukuta dan Biliu. Pakaian
ini umumnya hanya dikenakan pada saat
upacara perkawinan. Mukuta adalah pakaian
bagi mempelai pria dan Biliu adalah pakaian
bagi mempelai wanita.
Mukuta dan Biliu dapat ditemukan dalam
4 jenis warna, yaitu kuning, hijau, ungu, dan
merah tua. Masing-masing warna tersebut
melambangkan kelas kasta pemakainya.

8
C. TARIAN ADAT

1. Tarian Bedhaya Ketawang

Tarian tradisional daerah


yang pertama yaitu Bedhaya
Ketawang. Nama tarian ini berasal
dari dua suku kata yang berbeda.
Setiap kosakatanya juga
mengandung arti yang berbeda
yakni “bedhaya” yang memiliki arti
penari wanita sedangkan ketawang
artinya langit. Apabila dua suku
kata tersebut disatukan maka
makna yang dimaksud adalah
penari wanita yang berasal dari
istana langit.
Biasanya tarian bedhaya ketawang di pertunjukkan hanya untuk acara resmi
dengan tujuan menghibur pada hadirin. Untuk sejarah dari tarian bedhaya ketwang
ini bercerita tentang hubungan Ratu Kidul atau yang biasa kita sebut sebagai Nyai
Roro Kidul.
Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat, apabila ada yang
membawakan tarian bedhaya ketawang maka Nyai Roro Kidul akan mendatangi
tempat dimana tarian tersebut dibawakan serta ikut menari. Pada umumnya tarian
bedhaya ketawang dibawakn oleh sembilan orang penari wanita.

2. Tarian Gambyong

Tarian Gambyong merupakan


tarian tradisional yang berasal dari
daerah Surakarta. Pada awalnya
tarian gambyong merupakan tarian
rakyat untuk memeriahkan
suasane ketika musim panen padi.
Namun untuk saat ini tarian
gambyong juga dipakai untuk acara
sakral dan sekaligus sebagai
penghormatan kepada tamu.

Untuk busana yang biasa digunakan ialah busana kembem sebahu yanng
dilengkapi dengan selendang. Sedangkan untuk jumlah penarinya tidak disyaratkan.
Pada dasarnya tarian gambyong sangat identik dengan warna hijau dan kuning.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, warna bukanlah sesuatu hal
mendasar yang tidak dapat diubah meskipun pada hakikatnya warna juga dapat
menjadi iri khas.

Untuk musik yang biasa digunakan untuk mengiringi tarian gambyong ialah
musik gamelan seperti kendhang, gong dan kenong.

9
3. Tarian Saman.

Pada awalnya tarian


tradisional saman dari daerah
Nanggroe Aceh Darussalam
merupakan tarian etnis Suku Gayo.
Dimana Suku Gayo ini merupakan
ras tertua di pesisir Aceh pada
masa itu. Pada mulanya Tarian
Saman bertujuan sebagai media
dakwah untuk menyebarkan
agama Islam.
Seiring berjalannya waktu,
pada saat ini Tarian Saman bersifat
hiburan dan lebih sering
dibawakan untuk mengisi festival
kesenian bahkan sampai ke luar negeri. Berdasarkan dari beberapa referensi
menyebutkan bahwa Tarian Saman pertama kali didirikan dan dikembangkan oleh
seorang ulama yang berasal dari Suku Gayo Aceh Tenggara Syaikh Saman.

4. Tarian Kecak.

Tarian Kecak merupakan salah


satu jenis tarian tradisional daerah
yang berasal dari Bali. Tarian
Kecak pertama kali diciptakan oleh
seorang penari sekaligus seniman
dari Bali Wayan Limbak pada
tahun 1930. Dalam mencetuskan
Tarian Kecak, Wayan Limbak
dibantu oleh rekan akrabnya yang
sama-sama seorang seniman
bernama Walter Spies. Beliau
merupakan seorang seniman dalam
bidang seni lukis yang berasal dari
negara Jerman.
Mereka berdualah yang memiliki peran penting dalam berkembangnya Tarian Kecak
sampai terkenal seperti saat ini.

5. Tarian Piring.

Tari Piring atau dalam bahasa


Minangkabau sering disebut
dengan Tarian Piriang ialah salah
satu seni tari tradisional
Minangkabau yang berasal dari
Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
Tarian Piring dibawakan dengan
menggunakan alat bantu piring
sebagai media utama. Cara
memainkannya ialah degan
mengayunkan piring-piring
tersebut dengan gerakan-gerakan
yang cepat dan teratur.

10
6. Tari Kipas Pakarena.

Tarian Kipas Pakarena


merupakan salah satu tarian
tradisional daerah yang berasal
dari Gowa, Sulawesi Selatan.
Tarian Kipas Pakarena dimainkan
oleh para penari perempuan
ataupun laki-laki dengan
mengenakan busana adat
Miangkabau. Mereka menari
dengan gerakan yang khas
Minangkabau serta menggunakan
kipas sebagai atribut untuk
menarinya.
Tarian Kipas Pakarena termasuk salah satu tarian tradisional daerah yang
cukup ternama di Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Kabupaten Gowa.

7. Tari Nandak Ganjen.

Pada umumnya sebuah


tarian tradisional akan mengangkat
dari kisah-kisah legenda yang ada
di masyarakat lokal hingga
kejadian situasional di dalam
sebuah tatanan kehidupan
masyarakat itu sendiri. Tari
Nandak Ganjena adalah salah satu
tarian tradisional yang cukup
kondang, kreasi dari masyarakat
Betawi atau yang kita kenal dengan
nama Jakarta.
Artikulasi dari tarian Nandak Ganjen apabila ditinjau berdasarkan dari nama
tarian tersebut berasal dari dua suku kata yang berbeda yakni Nandak dalam bahasa
Betawi maksutnya ialah menari sedangkan Ganjen merupakan sebuah istilah populer
di Jakarta yang artinya centil atau genit.

8. Tarian Serimpi.

Salah satu tarian tradisional


daerah Yogyakarta yang sangat
terkenal ialah tarian Serimpi.
Biasanya tarian ini di bawakan oleh
empat orang perempuan berparas
cantik nan anggun. Lemah gemulai
pada setiap gerakan yang
dilakukan oleh para penari
menggambarkan kesopanan dan
perilaku santun yang dimiliki oleh
masyarakat sekitar. Berdasarkan
sejarah yang umum diketahui,
Tarian Serimpi ini telah ada sejak -
zaman kejayaan Kerajaan Mataran ketika dipimpim oleh Sultan Agung. Pada saat itu
Tarian Serimpi merupakan tarian sakral yang hanya dipertunjukkan pada lingkungan
Keraton Yogyakarta saat ada acara resmi kenegaraan atau peringatan kenaikan tahta

11
pada Sultan. Sehingga para penarinya pun merupakan orang-orang tetentu yang
telah dipilih oleh keluarga Kerajaan. Akan tetapi semenjak terjadinya perpecahan
Kerajaan Mataran hingga menjadi dua belah pihak yakni Kesultanan Yogyakarta dan
Kesunanan Surakarta, Tarian Serimpi mulai mengalami perubahan. Meskipun terjadi
perubahan dari segi gerakan, Tarian Serimpi ini masih memilki inti atau makna
tarian yang sama.

9. Tari Andun.

Fungsi dari tari Andun adalah


sebagai rangkaian dari prosesi
tanam padi dan sebagai hiburan
masyarakat Bengkulu karena
setelah menanam padi maka
masyarakat Bengkulu akan
meminta do’a agar hasil panennya
melimpah. Selain itu, tari Andun
juga berfungsi sebagai sarana
penghibur masyarakat.

10. Tarian Melinting

Fungsi dari tari Melinting


adalah sebagai hiburan karena tari
Melinting pada awalnya diciptakan
oleh Ratu Melinting dan hanya
dipentaskan oleh anggota kerajaan
seperti putri dan putra ratu
Melinting. Tetapi sekarang, tari
Melinting banyak digunakan
sebagai tari dalam perlombaan

12

Anda mungkin juga menyukai