Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah
Kepamongprajaan dengan judul “Pamong Praja Dulu, Kini dan Masa Depan”.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jatinangor. 09 Februari 2020

Muhammad Ikramullah Miswar


30.0054

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Permasalahan..................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI.......................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. Pengertian Pamong Praja................................................................................6
B. Pasang surut eksistensi pamong praja.............................................................7
BAB IV........................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pamong berasal dari bahasa Jawa yang kata dasarnya adalah among. Kata
ini serupa dengan momong yang artinya mengasuh, misalnya seperti kata
mengemong anak berarti mengasuh anak kecil. Kata momong, ngemong dan
mengasuh merupakan kata yang multidimensional. Sedangkan praja adalah
Pegawai Negeri Pangreh Praja atau Pegawai Pemerintahan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia Pamong Praja berarti Pegawai Negeri yang mengurus
pemerintahan Negara.
Pamong praja atau pangreh praja sebagaimana pengertian secara etimoligis
tersebut di atas mungkin masih relevan pada saat jaman kolonial dan awal
kemerdekaan di mana peran pemerintah masih sangat dominan, sistem
pemerintahan yang sangat sentralistik, serta paradigma pemerintahan yang
menempatkan pemerintah sebagai pusat kekuasasaan. Tapi ketika sistem
pemerintahan berubah dan terjadi pergeseran paradigma pemerintahan dari
sentralistik ke desentralistik, kewenangan untuk mengurus juga ada pada
rakyat, rakyat lebih mandiri, maka dengan kondisi ini tentunya pengertian
pamong praja sebagaimana awal berkembangnya sudah berbeda dengan
kondisi saat ini, definsi pamong praja sesuai dengan konteks dan jamannya
perlu ditinjau ulang.
Apabila dilihat dari sejarahnya, keberadaan korps pamong praja sudah ada
sejak jaman Hindia Belanda sebagai korps binnenlands bestuur, yakni korps
pejabat bumiputera yang bertugas menjaga kepentingan kerajaan Belanda di
tanah Nusantara. Pada masa awal kemerdekaan, korps ini berubah namanya
menjadi Korps Pangreh Praja, yang kemudian diganti menjadi namanya
menjadi Korps Pamong Praja, karena istilah pangreh mengandung makna
memerintah dengan paksaan.
Keberadaan Korps Pamong Praja mencapai puncaknya pada saat berlakunya
UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah.
Korps Pamong Praja diartikan sebagai pejabat pemerintah pusat yang berada
di daerah dengan tugas utama menjalankan TUGAS PEMERINTAHAN
UMUM (TPU), yang meliputi koordinasi, pembinaan dan pengawasan serta
urusan residual.
Pada masa UU Nomor 5 Tahun 1974, yang masih merujuk pada UUD 1945
yang asli, Presiden merupakan satu-satunya mandataris MPR, yang kemudian

3
membangun jaringan pemerintah pusat di daerah yang dinamakan Kepala
Wilayah yang berkedudukan sebagai PENGUASA TUNGGAL DI BIDANG
PEMERINTAHAN (Sadu Wasistiono, 2009).

B. Permasalahan
B.1. Apakah pamong praja itu ?
B.2. Bagaimana pasang surut eksistensi pamong praja?
B.3. Bagaimana Pramong Praja Saat Ini?
B.4. Bagaimana Pamong Praja ke depan ?

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PamongPraja
Asal kata “pamong” berasal daribahasa Jawa “among” atau “emong”
yang artinya adalah mengasuh atau membimbing atau mendidik. Dari kata
among atau emong kemudian menjadi pengamong atau pengemong
artinya orang yang mengasuh atau orang yang membimbing atau orang
yang mendidik.
Adapun istilah “praja” berasal dari bahasa Jawa kuno yang diartikan
kerajaan atau negara, misalnya Praja Ngamarto artinya Kerajaan
Ngamarto atau pendovvo. Jadi secara asal kata pamong praja diartikan
sebagai :
1. Pembimbing kerajaan,
2. Pengasuh negara,
3. Pendidik negara.
Dalam sejarah tercatat bahwa kata among merupakan metode terkenal
sebagai Pendidikan Nasional Taman Siswo yang didirikan oleh Ki Hajar
Dewantoro di Yogyakarta tanggal 3 Juli 1892.
Menurut KBBI, Pamong Praja berarti pegawai Negeri yang mengurus
pemerintahan Negara. Dalam Kamus Indonesia-Inggris diterjemahkan
Pamong Praja sebagai Civil Service. Jadi Pamong Praja dapat diartikan
sebagai pengasuh pemerintahan, atau abdi masyarakat.
Lebih jauh dijelaskan, bahawa Pamong praja adalah sektor pemerintah
terutama terdiri dari birokrat karier yang diangkat berdasarkan cara
profesional daripada ditunjuk atau dipilih, dimana masa jabatan
institusional biasanya bertahan dalam transisi kepemimpinan politik.
Seorang pegawai negeri adalah orang yang bekerja di sektor publik pada
sebuah departemen atau instansi pemerintah. Sejauh mana pegawai negeri
sipil suatu negara dianggap sebagai bagian dari “civil service” bervariasi
dari negara ke negara. Di Inggris, misalnya, hanya pegawai Crown
(pemerintah nasional) yang disebut sebagai pegawai negeri sipil
sedangkan pegawai kabupaten atau kota, tidak.
Apabila dilihat dari sejarahnya, keberadaan korps pamong praja sudah ada
sejak jaman Hindia Belanda sebagai korps binnenlands bestuur, yakni
korps pejabat bumiputera yang bertugas menjaga kepentingan kerajaan
Belanda di tanah Nusantara. Pada masa awal kemerdekaan, korps ini
berubah namanya menjadi Korps Pangreh Praja, yang kemudian diganti
menjadi namanya menjadi Korps Pamong Praja, karena istilah pangreh
mengandung makna memerintah dengan paksaan.

Keberadaan Korps Pamong Praja mencapai puncaknya pada saat


berlakunya UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan
di Daerah. Korps Pamong Praja diartikan sebagai pejabat pemerintah
pusat yang berada di daerah dengan tugas utama menjalankan TUGAS
PEMERINTAHAN UMUM (TPU), yang meliputi koordinasi, pembinaan
dan pengawasan serta urusan residual.
Pada masa UU Nomor 5 Tahun 1974, yang masih merujuk pada UUD
1945 yang asli, Presiden merupakan satu-satunya mandataris MPR, yang
kemudian membangun jaringan pemerintah pusat di daerah yang
dinamakan Kepala Wilayah yang berkedudukan sebagai PENGUASA
TUNGGAL DI BIDANG PEMERINTAHAN (Sadu Wasistiono, 2009).

5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pamong Praja
Sadu Wasistiono (1999) memberi definisi Pamong Praja adalah : Aparatur
Pemerintah (pusat maupun daerah) yang dididik secara khusus untuk
menjalankan tugas-tugas pemerintahan dengan kompetensi dasar Koordinasi,
Kolaborasi dan Konsensus (3K) dalam rangka memberikan pelayanan umum
serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Secara umum diperoleh sebuah pengertian bahwa : “Pamong Praja
merupakan sebuah profesi umum (general profession)”. Konsekwensi
logisnya profesi umum tersebut dapat masuk kemana-mana (tidak Spesifik)
dan dapat dimasuki oleh siapapun yang berminat dan memenuhi syarat yang
bersifat longgar.
Lebih lanjut dikatakan Pamong Praja untuk menjadi sebuah profesi yang
utuh dan mandiri disyaratkan:
a. Disiapkan melalui pendidikan khusus;
b. Mengembangkan pekerjaan dan kariernya melalui kegiatan-kegiatan yang
bersifat khusus berkaitan dengan pendidikannya;
c. Tergabung dalam sebuah organisasi profesi;
d. Terikat pada kode etik.
Pamong praja merupakan perangkat pusat maupun daerah mempunyai
tugas pokok yang meliputi :
1. Pembinaan ketentraman dan ketertiban;
2. Pembinaan politik dalam negeri;
3. Koordinasi;
4. Pengawasan;
5. Tugas Residual.
Tugas pokok semacam ini akan mengalami pasang naik dan pasang surut
seiring dengan perubahan masyarakat maupun pemerintah. Dalam hal ini
Pamong Praja dituntut untuk mengetahui bagaimana menghadapi kejutan-
kejutan, pengecualian-pengecualian (anomalies), bekerja secara spontan dan
kreatif, berani menempuh resiko dan menciptakan kolaborasi dengan orang
lain. Dengan demikian profesi Pamong Praja dituntut untuk mampu
mengantisipasi segala perubahan yang terjadi.

6
Dengan melihat tugas pokok dan fungsi semacam itu maka diperlukan
kepemimpinan Visioner bagi Pamong Praja yaitu pemimpin yang akan
mewujudkan kepemerintahan yang baik, memiliki visi mau dibawa ke mana
tugas-tugas pekerjaan yang diamanatkan kepadanya, serta memenuhi syarat
berakhlak bersih dan memiliki moral yang baik. Pemimpin visioner yaitu
pemimpin yang mampu melihat jauh kedepan yang berskala nasional maupun
global serta mampu action dengan kearifan local (Thoha, 1997 : 112).

B. Pasang surut eksistensi pamong praja


Keberadaan Korps Pamong Praja mencapai titik nadir setelah berlakunya
UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang bersifat sangat
desentralistik, sehingga pelaksanaan asas dekonsentrasi sangat dibatasi di
daerah. Fungsi dekonsentrasi dibatasi hanya pada tingkat provinsi saja.
Konsekuensi logis dari perubahan kebijakan desentralisasi tersebut, maka
definisi tentang Pamong Praja perlu disusun ulang. Pada UU Nomor 22 Tahun
1999 yang kemudian dilanjutkan oleh UU Nomor 32 Tahun 2004, tidak ada
lagi pengertian Tugas Pemerintahan Umum, yang ada istilah baru yakni
TUGAS UMUM PEMERINTAHAN (TUP), yang isinya berbeda dengan
pengertian TUGAS PEMERINTAHAN UMUM (TPU) yang selama ini
digunakan.
Dalam pelaksanaan UU Nomor 32 Tahun 2004, terdapat dua pengertian TUP,
yakni yang tertuang dalam PP Nomor 3 Tahun 2007 dan PP Nomor 19 Tahun
2008. TUP menurut PP Nomor 3 Tahun 2007 adalah tugas kepala daerah
provinsi, kabupaten dan kota, diluar pelaksanaan asas desentralisasi dan asas
tugas pembantuan. Sedangkan menurut PP Nomor 19 Tahun 2008, Camat
juga melaksanakan TUP dengan isi yang berbeda dibandingkan TUP yang
diatur pada PP Nomor 3 Tahun 2007. “Institut Pemerintahan Dalam Negeri
menyelenggarakan pendidikan tinggi di bidang kepamongprajaan yang
diselenggarakan melalui sistem pendidikan tinggi kepamongprajaan.
Perpres Nomor 1 Tahun 2009 ini menyebut “bidang kepamongprajaan” ini
oleh penulis tapsirkan bahwa dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri
dan pemerintahan daerah terdapat jabatan kepamongprajaan, karena ada ada
pendidikannya maka seharusnya ada lapangan kerja atau jabatan
kepamongprajaan, namun demikian belum ada peraturan perundang-undangan
di lingkungan kementerian dalam negeri yang mengatur tentang jabatan
pamong praja.

7
C. Pramong Praja Saat Ini
Kalau merujuk pada peraturan perundang-undangan yang ada dan juga
sejarah perkembangan pamong praja dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah di Indonesia, maka yang masuk kategori Korps Pamong Praja adalah
mereka yang dididik secara khusus untuk melayani masyarakat serta konsisten
menjaga keutuhan bangsa dan negara, dengan bidang keahliannya sebagai
generalis yang mengkoordinasikan cabang-cabang pemerintahan lainnya.
Jabatan-jabatan dan sebutan pamong praja ditujukan pada antara lain para
Lurah, Camat, Polisi Pamong Praja, Asisten Sekda, serta Sekretaris Daerah,
ditambah dengan SKPG (Satuan Kerja Perangkat Gubernur) sebagai tindak
lanjut dari PP Nomor 19 Tahun 2010 (Sadu Wasistiono & Ismail Nurdin:
2010)
Kalau pamong praja diartikan secara etimologis sebagai aparat atau pejabat
pemerintahan yang bertugas “mengemong” dan menjadi abdi Negara, abdi
masyarakat, maka pamong praja adalah semua aparat yang melakukan
aktivitas melayani, mengayomi, mendampingi serta memberdayakan
masyarakat, dengan demikian koorps pamong praja sangat meluas, termasuk
di dalamnya aparat kepolisian Negara Republik Indonesia dan Tentara
Nasional Indonesia serta semua aparat pemerinatahan lainya yang
melaksanakan urusan pemerintahan selain di lingkungan Kementerian Dalam
Negeri. Pamong praja adalah mencakup pejabat pusat yang ada di pusat,
pejabat pusat yang ada di daerah maupun pejabat daerah yang ada di daerah.

D. Pamong Praja ke depan


Merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2009 yang menyebutkan
bahwa terdapat perguruan tinggi kedinasan yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi kepamongprajaan, ini mengisyaratkan bahwa setidaknya
dua hal, yang pertama bahwa ada institusi yang dibentuk oleh Negara untuk
menyiapkan pamong praja yang akan menjadi aparat pemerintahan, dan yang
kedua karena ada institusi pendidikan tinggi kepamongprajaan yang akan
menghasilkan lulusan yang akan ditugaskan sebagai pelayanan masyarakat
atau tugas-tugas kepamongprajaan yang dilaksanakan oleh para pamong praja.
Pamong praja adalah mereka yang menyelenggarakan pelayanan
pemerintahan pada organisasi peerintahan lini kewilayahan yang dididik
secara khusus yang meiliki kualifikasi kepemimpinan dan kemampuan
manajerial untuk melayani masyarakat serta konsisten menjaga keutuhan

8
bangsa dan negara, dengan bidang keahliannya sebagai generalis yang
mengkoordinasikan cabang-cabang pemerintahan lainnya.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pamong praja sudah menjadi bagian dari perjalanan sejarah panjang
pemerintahan Indonesia khususnya pemerintahan daerah. Peraturan Presiden
Nomor 1 Tahun 2009 memberikan ruang dan peluang untuk eksisnya pamong
praja, karena terdapatnya Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan yang
menyelenggarakan pendidikan kepamongprajaan yang lulusannya
dipersiapkan untuk menjadi “pekerja kepamongan” yakni menjadi pamong
praja. Oleh karenanya menjadi penting definsi pamong praja dan
kepamongprajaan yang sudah disepakati untuk diatur dan ditetapkan sebagai
bagian dari penyelenggaraan pemerintahan (daerah), khususnya posisi
pamong praja sebagai profesi, institusi dan nilai-nilai ideal pemerintahan,
simbol pemersatu dan keutuhan NKRI sebagai wujud dari sistem
pemerintahan Indonesia yang unitarian.

10
DAFTAR PUSTAKA

www.scribd.com/document/331900796/www.scribd.com/doc/177531110/Kep
amongprajaan

http://hendry-kamanjaya.blogspot.com/2013/01/normal-0-false-false-false-in-
x-none-x.html

http://makalah-dudi.blogspot.com/2014/10/makalah-eksistensi-
kepamongprajaan-di.html

http://Catatanpamong.blogspot.com

11

Anda mungkin juga menyukai