DISUSUN OLEH:
FARRRAND NAHAMPUN SIMBOLON
SMA KRIDA NUSANTARA
KELAS XII MIPA 4
i
KATAPENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat Nya serta berbagai upaya, tugas makalah
mata pelajaran PPKN yang membahas tentang pengaruh masa pemerintahan Presiden
Soeharto terhadap bidang Sosial Budaya, Politik, Ekonomi dan Iptek globalisasi dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan
PPKN, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan pemerintahan
Soeharto. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu
diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.
DAFTAR ISI
ii
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang....................................................................... 1
2. Rumusan Masalah................................................................. 3
3. Tujuan.................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
4. Pengertian Presiden.............................................................. 4
5.2 Politik…………............................................................ 5
5.3 Ekonomi...................................................................... 6
6. Kesimpulan............................................................................ 11
7. Saran .................................................................................... 11
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.
Pasal 1 Ayat (1) UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia
adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik. Selain bentuk negara
kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan
pada Pasal 4 Ayat (1) yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.” Dengan demikian, sistem pemerintahan di
Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial.
Penyelenggara negara mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan tujuan
negara sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Tujuan negara adalah untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Oleh karena itu, sejak
proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Pemerintah Negara Republik
Indonesia bertekad menjalankan fungsi pemerintahan negara ke arah tujuan yang dicita-
citakan. 1 Oleh karenanya dilakukan amandeman UUD 1945 dilakukan agar tejadi
pergeseran lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan. Kekuasaan Presiden sebagai
pemegang tertinggi tampuk kekuasaan eksekutif, lebih terpusat pada urusan-urusan
jalannya pemerintahan, kekuasaan legislatif yang semula dominan pada kekuasaan
eksekutif, kini kekuasaan tersebut dikembalikan kepada DPR. Amandemen UUD 1945 juga
memberikan kedudukan Presiden sederajat dengan DPR. Perimbangan kedudukan tersebut
diwujudkan dalam ketentuan bahwa Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut
UUD (Pasal 4 ayat (1), sedangkan DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang
(Pasal 20 ayat (1). Hal ini menandakan bahwa kedudukan Presiden tidak bergantung pada
parlemen seperti dalam sistem parlementer. DPR ataupun MPR tidak dapat dengan mudah
memberhentikan Presiden dan atau Wakil Pesiden dalam masa jabatannya, kecuali karena
melakukan pelanggaran hukum tertentu yang harus diputuskan terlebih dahulu melalui
mekanisme hukum dalam forum pengadilan Mahkamah Konstitusi.2 Perubahan mendasar
kekuasaan eksekutif dan kekuasaan legislatif, menegaskan perubahan yang mendasar dan
menegaskan sistem presidensial dalam UUD 1945. Hal ini berarti bahwa penyelenggaraan
pemerintahan pasca amandemen UUD 1945 dilaksanakan dengan sistem presidensial.
Urusan pemerintahan dalam sistem presidensial yang telah lebih terpusat pada kekuasaan
RAHASIA
2
eksekutif pasca amandemen UUD 1945, adalah dalam rangka memberikan kesejahteraan
terhadap masyarakat, di mana negara memerlukan kekuasaan yang lebih luas. Negara
diidealkan untuk menanganai hal-hal yang sebelumnya tidak ditangani. Oleh karenanya,
untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat pemegang kekuasaan eksekutif (pemerintah)
dalam negara modern mempunyai kekuasaan yang sangat besar dan luas. Sebagai
pemegang kekuasaan eksekutif, Presiden dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
sebagaimana diamanatkan UUD 1945 dibantu oleh MenteriMenteri negara. Ditegaskan
dalam UUD 1945 pada Bab V tentang KeMenterian Nagara Pasal 17 menyebutkan: 1.
Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri negara. 2. Menteri-Menteri itu diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden. 3. Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan. 4. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran keMenterian negara diatur
dalam Undang-undang. Ketentuan dalam konstitusi yang mengantur tentang pembentukkan
kementrian negara berdasarkan Pasal 17 UUD 1945, memberikan kewenangan kepada
presiden untuk membentuk kabinet Menteri. pembentukan kabinet Menteri oleh presiden
berdasarkan konstitusi bermakna bahwa presiden mempunyai hak prerogratif dalam
menyusun kabinet Menterinya yang akan membantu dalam menjalankan tugas dan
fungsinya berdasarkan konstitusi. Selain itu, ketentuan tersebut mengisyaratkan bahwa
Menteri-Menteri negara yang membidangi urusan tertentu tersebut berada di bawah
presiden dan bertanggung jawab kepada presiden. presiden memiliki hak penuh untuk
memilih Menteri-Menteri negara yang akan membantu menjalankan tugas kekuasaan
pemerintahan. Karena itulah, yang bertanggung jawab kepada publik terhadap keberhasilan
pelaksanaan pemerintahan yang menjadi urusan Menteri negara tertentu adalah Presiden.3
Pada sistem presidensial, eksekutif (pemerintah) non-kolegial. Presiden bertanggung jawab
atas pelaksanaan tugas para Menterinya. Semua pejabat di bawah presiden adalah para
membantunya. Jadi, kepemimpinan atau kekuasaanya bersifat hirarkis, dan tanggung jawab
sepenuhnya berada pada presiden. Dengan kata lain, prsiden adalah pemegang kekuasaan
eksekutif tunggal. Pertanggungjawaban presiden bukan pada parlemen, karena itu tidak ada
mosi tidak percaya, tetapi kepada konstitusi. Namun demikian, seperti di AS, presiden dapat
diberhentikan dari jabatan melalui mekanisme impeachment apabila melakukan
pengkhianatan, menerima suap, dan melakukan kejahatan serius (treason, bribery, or other
hight crime, and misdemeanors). Secara konseptual, Menteri dalam sistem presidensial
adalah sepenuhnya pembantu presiden, artinya Menteri dalam kabinet merupakan
perpanjangan tangan presiden yang melaksanakan sepenuhnya kebijakan yang telah
digariskan oleh presiden. Tidak boleh ada campur tangan partai dalam penentuan garis-garis
kebijakan dari presiden kepada Menterinya. Mengingat bahwa dalam sistem presidensial,
program eksekutif sepenuhnya berpatokan kepada kontrak sosial antara Presiden dengan
rakyat. Tidak ada ikatan kepentingan program dengan partai, walaupun Presiden dicalonkan
oleh koalisi partai tertentu. Hal ini berbeda dengan penjabaran fungsi Menteri dalam sebuah
kabinet parlementer. Pada kabinet parlementer, Menteri adalah pengemban misi partai atau
RAHASIA
3
dapat pula dikatakan sebagai representasi partai-partai dalam kabinet koalisi di lembaga
eksekutif. Maka dalam kabinet koalisi, program kerja kabinet adalah produk kompromi antara
kepentingan partai anggota dengan partai pemenang. 4 Pembentukan kabinet Menteri yang
merupakan hak prerogratif presiden, mengartikan bahwa Presiden memiliki hak mutlak untuk
menentukan siapa-siapa saja yang bisa menjadi Menteri. Akan tetapi, dalam sistem
presidensial dengan keterlibatan partai politik yang besar dalam penentuan presiden, maka
pengisian jabatan Menteri yang merupakan hak prerogratif presiden akan menjadi bias,
karena adanya keterlibatan partai politik yang besar dalam sistem presidensial. Hal itu juga
berimbas pada loyalitas Menteri dan pertanggungjawaban kinerjanya. Saat pelantikan
Menteri, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan bahwa Indonesia menganut
sistem Kabinet Presidensial. Presiden yaitu sebagai nahkoda. “Loyalitas dan garis
pertanggungjawaban Menteri adalah ke Presiden, bukan ke pimpinan-pimpinan partai politik
dalam hubungan tugas pemerintahan”.5 Sebagai negara hukum pembentukan Menteri
dalam sebuah kabinet selain merupakan hak prerogatif dari presiden, juga merupukan
amanah dari UndangUndang. Teori negara berdasarkan hukum secara esensi bermakna
bahwa hukum adalah ”Supreme” dan kewajiban bagi setiap penyelenggara negara atau
pemerintahan untuk tunduk pada hukum (subject to the law). Tidak ada kekuasaan di atas
hukum (above the law) semuanya ada di bawah hukum (under the rule of law). Dengan
kedudukan ini tidak boleh ada kekuasaan yang sewenang-wenang (arbitrary power) atau
penyalahgunaan kekuasaan (misuse of power).6 Oleh karenanya Pengaturan terkait
pengangkatan, pemberhentian, tupoksi dan tanggungjawab Menteri diatur dalam Undang-
Undang yaitu Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian negara. Undang-
undang ini disusun dalam rangka membangun sistem pemerintahan presidensial yang efektif
dan efisien, yang menitikberatkan pada peningkatan pelayanan publik yang prima.
2. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan
permasalahan. Apakah masa pemerintahan Presiden Soeharto berpengaruh terhadap
bidang Sosial Budaya, Politik, Ekonomi dan Iptek Globalisasi?
3. Tujuan.
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah penulis uraikan, tujuan yang ingin
dicapai dalam penulisan ini adalah untuk menjelaskan apa pengaruh masa pemerintahan
Presiden Soeharto terhadap bidang Sosial Budaya, Politik, Ekonomi dan Iptek Globalisasi.
RAHASIA
4
BAB II
PEMBAHASAN
4. Pengertian Presiden.
Presiden adalah lembaga negara terbanyak diatur dalam Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945). Bentuk pengaturan
tersebut terkait tugas, kekuasaan, dan kewenangan Presiden, terutama dalam lingkup
kekuasaan pemerintah. Menurut Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, kekuasaan Presiden
berdasarkan UUD 1945 dibagi dalam tiga kekuasaan, yaitu :
1. Kekuasaan Presiden dalam bidang eksekutif.
2. Kekuasaan Presiden dalam bidang legislative.
3. Kekuasaan Presiden sebagai Kepala Negara.
Untuk menjalankan kekuasaannya, Presiden tidak bisa menjalankan seluruh tugas
sendirian. Presiden didukung oleh pembantu presiden yaitu Menteri. Menteri-Menteri
tergabung dalam kabinet. Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan,
kecuali Menteri koordinator yang bertugas melakukan sinkronisasi dan koordinasi urusan
Menteri-Menteri yang berada di dalam lingkup tugasnya. Presiden juga dapat
mengangkat wakil Menteri pada Kementerian tertentu apabila terdapat beban kerja yang
membutuhkan penanganan secara khusus. Pada beberapa kabinet terdahulu, ada Menteri
dengan nomenklatur "Menteri muda" dan "Menteri negara".
Kebijakan sosial budaya orde baru bertujuan untuk menciptakan kesatuan dan
persatuan bangsa, serta meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup rakyat.
Beberapa masa pemerintahan Presiden Soeharto sosial budaya antara lain adalah:
a. Menetapkan Pancasila sebagai ideologi dan asas tunggal bagi seluruh
organisasi kemasyarakatan dan partai politik. Orde baru juga mengadakan
berbagai program untuk mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila
RAHASIA
5
kepada rakyat, seperti P4, Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), Wajib Belajar
9 Tahun dan lain-lain.
b. Membangun Transmigrasi sebagai program untuk meratakan
penduduk dan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Orde baru
mengirim jutaan penduduk dari pulau-pulau padat penduduk seperti Jawa,
Bali, dan Madura ke pulau-pulau yang kurang berkembang seperti Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
c. Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mengembangkan sistem
pelayanan kesehatan yang terpadu dan terjangkau. Orde baru juga
melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
d. Mengembangkan pendidikan nasional dengan menetapkan kurikulum
nasional yang berbasis pada Pancasila dan UUD 1945. Orde baru juga
meningkatkan akses dan mutu pendidikan di semua jenjang, serta
memberikan beasiswa bagi siswa-siswa berprestasi.
e. Program Keluarga Berencana ini dicanangkan oleh Presiden Suharto
pada tahun 1970. Program ini menganjurkan 2 anak pada setiap keluarga dan
jarak melahirkan anak selama 5 tahun. Program ini bertujuan untuk menekan
laju penduduk pertumbuhan dan jumlah penduduk Indonesia.
5.2. Politik.
RAHASIA
6
dan NU. Pemilu ini juga dianggap tidak demokratis karena adanya manipulasi
dan intimidasi terhadap pemilih.
c. Melakukan politik luar negeri bebas aktif untuk kepentingan
nasional. Orde baru berusaha menjalin hubungan baik dengan negara-negara
Barat maupun Timur, serta mengambil peran aktif dalam organisasi-organisasi
internasional seperti ASEAN, OKI, Gerakan Non-Blok dan PBB.
d. Melanjutkan perjuangan anti penjajahan dan kolonialisme dalam segala
bentuk. Orde baru mendukung perjuangan rakyat Vietnam, Kamboja, Laos,
Palestina, Afrika Selatan, dan lain-lain yang menghadapi penjajahan atau
apartheid. Orde baru juga melakukan integrasi terhadap Papua Barat melalui
Pepera tahun 1969 yang kontroversial.
5.3. Ekonomi.
Kebijakan ekonomi orde baru bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, mengatasi inflasi, mengurangi kemiskinan, serta membuka peluang
investasi asing. Beberapa masa pemerintahan Presiden Soeharto ekonomi antara lain
adalah:
a. Membentuk Tim Ekonomi Muda (TEM) yang terdiri dari para ahli
ekonomi lulusan Amerika Serikat. TEM berperan dalam merumuskan
kebijakan-kebijakan ekonomi makro dan mikro yang berorientasi pada pasar
bebas dan liberalisasi perdagangan.
b. Menerapkan program stabilisasi moneter dengan bantuan Dana
Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia. Program ini meliputi devaluasi
mata uang rupiah, pengurangan subsidi pemerintah, peningkatan pajak,
pengendalian anggaran belanja negara, serta penyesuaian harga-harga
barang-barang pokok.
c. Melaksanakan program pembangunan lima tahun (Repelita) yang
dimulai sejak tahun 1969. Program ini mencakup berbagai sektor seperti
pertanian, industri, infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan lain-
lain. Program ini berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata
sebesar 7 persen per tahun.
d. Mendorong investasi asing dengan memberikan berbagai insentif dan
kemudahan. Orde baru juga membentuk Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam mengurus perizinan
dan pengawasan investasi asing. Investasi asing berkontribusi dalam
meningkatkan ekspor, devisa, dan lapangan kerja.
e. Pemulihan Ekonomi (1966-1973).
RAHASIA
7
RAHASIA
8
RAHASIA
9
rata-rata 7,3% pada periode 1991-1994 dan meningkat lagi di dua tahun
selanjutnya.
RAHASIA
10
dengan peluncuran generasi 1-A1. Sampai tahun 1996 sudah generasi ke tiga
dengan kode C2 yang jarak jangkaunya dari Irian sampai Vladivostok (Rusia),
dari Australia sampai Slandia Baru, satelit ini juga dipakai oleh negara-negara
tetangga. Selain SKSD Palapa sekarang ini kita mengenal satelit komunikasi
yang lain, yaitu Telkom-1 dan Garuda-1.
Televisi
Berdasarkan surat keputusan Menpen tahun 1961 TVRI lahir untuk
menayangkan/meliput semua kegiatan kejuaraan Asia Games IV di Jakarta.
TVRI berhasil mengudara pada acara Liputan 17 Agustus 1962 di Istana
Negara, kemudian pada tanggal 24 Agustus 1962 TVRI diresmikan oleh
Presiden Sukarno.
Setelah diresmikannya TVRI oleh Sukarno terus menerus mengalami
perkembangan pada masa Orde Baru. Namun mulai tanggal 1 April 1981
Pemerintah melarang siaran niaga dengan alasan:
Sarana Perhubungan
Sarana perhubungan pada masa ini digalakan besar-besaran sebagai upaya
penunjang kehidupan rakyat, seperti sarana perhubungan darat yang paling
banyak diminati oeleh masyarakat karena harganya yang relatif murah, cepat
dan mudah dijangkau. Sarana perhubungan darat yang diupayakan adalah
pemeliharaan jalan raya yang sudah ada, membangun jalan tol dan jalan
layang, pembangunan rel kereta api, dan penggandaan kereta api yang lebih
modern.
Selain perhubungan darat yang dikemangkan pada masa ini pula
meningkatkan sarana perhubungan laut dan udara sebagai sarana
RAHASIA
11
penjangkauan dan mempercepat lalu lintas antar pulau, serta upaya untuk
meningkatkan perdagangan domestik dan internasional.
BABA III
PENUTUP
6. Kesimpulan.
Masa pemerintahan Presiden Soeharto yang memiliki visi untuk menerapkan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam seluruh aspek kehidupan
bangsa dan negara Indonesia. Untuk mewujudkan visi tersebut, orde baru mengeluarkan
berbagai kebijakan umum yang dapat dibagi menjadi 4 (empat) bidang yaitu sosial budaya,
politik, ekonomi dan Iptek. Kebijakan-kebijakan ini memiliki dampak positif maupun negatif
bagi perkembangan Indonesia.
7. Saran.
Sebagai generasi bangsa diharapkan tetap terus memiliki beberapa peranan yang
seharusnya dapat dilakukan. Beberapa peranan tersebut, diantaranya adalah menempa
dirinya menjadi pribadi-pribadi yang memiliki agent of change atau agen perubahan, agent of
development atau agen pembangunan sebagai penerus bangsa, agent of
modernization atau agen pembaharuan bangsa Indonesia kreatif, membangun pendidikan
dan memiliki semangat juang yang tinggi serta semangat pengabdian terhadap masyarakat,
bangsa dan negara yang tinggi.
RAHASIA
12
DAFTAR PUSTAKA
1. https://kesrasetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pemuda-potensi-masalah-
peran-dan-harapan-untuk-bangsa-25
2. https://prezi.com/p/_ky-90h63-ll/orde-baru-perkembangan-dalam-bidang-sosial
budaya/
3. https://an-nur.ac.id/blog/kebijakan-umum-era-orde-baru-dalam-bidang-politik-ekonomi-
dan-sosial-budaya.html
4. https://sekarangtau.wordpress.com/2017/06/08/perkembangan-iptek-pada-masa-orde-
baru/
RAHASIA