DOSEN PENGAMPU
Akhmad Supriyanto, SE, MM
DISUSUN OLEH
Muhammad Gunawan Wahid (1710312610046)
JURUSAN MANAJEMEN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR
Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman saya Irvan Gusti Ananda
yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini
bisa disusun dengan baik dan rapi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
tampak dukungan rakyat kepada pemerintah mulai surut. Akhirnya, unjuk rasa
bukan lagi menuntut perubahan politik dan ekonomi, melainkan menuntut
perubahan kepemimpinan nasional. Sejak itu dari hari kehari, tuntutan agar
Presiden Soeharto mengundurkan diri semakin kencang.Harmoko, yang
berbicara atas nama Pimpinan DPR/MPR, menyampaikan sejumlah tuntutan
reformasi yang semakin deras. Tuntutan reformasi itu pada intinya dapat
disimpulkan menjadi tiga hal. Pertama, perlunya melaksanakan reformasi
total. Kedua, menyampaikan keinginan rakyat agar Presiden Soeharto
mengundurkan diri. Ketiga, mendesak dilaksanakannya Sidang Istimewa
MPR. Pernyataan Presiden Soeharto menanggapi pernyataan Pimpinan
DPR/MPR, bahwa jika rakyat memang menginginkan dia diganti, ia
mempersilakan, asal dilakukan secara konstitusional.
Bila kita lihat kembali, apabila seorang presiden berhenti dari jabatannya
yang akan dilakukan secara konstitusional, maka wakil presiden lah yang akan
menggantikannya. Ini diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945, pasal 8, yang
isi lengkapnya adalah jika Presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya ia diganti oleh Wakil
Presiden sampai habis waktunya. Dan pada tanggal 21 Mei 1998 secara
konstitusional, menurut UUD ’45, pasal 8, BJ Habibie sah diangkat menjadi
presiden menggantikan Soeharto.Habibie diambil sumpah kewajibannya
sebagai Presiden.Selama BJ Habibie menjabat menjadi Presiden, sebenarnya
banyak ide yang dilahirkan, selain melanjutkan kebijakan mantan Presiden
Soeharto pendahulunya. Salah satunya seperti yang dikatakan oleh Dody
Rudianto, sebenarnya Habibie telah berhasil meletakkan dasar-dasar bangun
arsitektural ekonomi yang menjadi landasan perbaikan ekonomi menuju
kesejahteraan sosial, yaitu sistem ekonomi pasar sosial yang diwacanakan
pada waktu itu. Namun sangat disayangkan waktunya keburu habis.
Gagasannya terbengkalai, tidak dilanjutkan oleh presiden penggantinya.
Malam sebelum BJ Habibie diangkat menjadi Presiden, ia juga membuat
beberapa point penting mengenai langkah-langkah awal, dasar ataupun
prinsip, sikap dan kebijakan yang akan diambil, antara lain:
2
1. Saya harus banyak mendengar dan tidak boleh terbuka menceritakan kepada
siapa saja apa yang akan direncanakan dan dilakukan. Termasuk kepada istri,
anak, adik, keluarga, kawan dekat dan sebagainya saya harus tertutup. Ini adalah
keputusan yang harus diambil dan paling berat untuk dilaksanakan karena
bertentangan dengan prilaku, karakter dan sifat saya yang sangat bebas, terbuka
dan transparan.
3.Tahanan politik harus segera dilepaskan dan tidak boleh lagi terjadi bahwa
orang yang bertentangan dengan pendapat atau rencana Presiden, harus
dimasukkan ke dalam penjara, kecuali mereka yang terbukti telah melaksanakan
tindakan criminal;
5.Saya menyadari dan dapat mengerti, jikalau yang pernah dirugikan dalam masa
Orde Baru menilai negatif, bahkan bersikap anti kepada saya karena kedudukan
dan kedekatan saya dengan kekuasaan selama hampir 25 tahun lamanya, serta
menganggap saya ikut bertanggung jawab atas terjadinya multikrisis yang
dihadapi. Oleh karena itu, sikap saya dalam menghadapi semua persoalan harus
arif dan toleran demi persatuan dan kesatuan dua ratus juta lebih penduduk
Indonesia.
6.DPR dan MPR harus diberi legitimasi yang kuat berdasarkan pemilu yang
demokratis. Dan kesempatan terbuka untuk mendirikan partai politik apa saja,
diperbolehkan asal tidak melanggar UUD ’45 dan Ketetapan MPR. Untuk itu saya
harus berkonsultasi dengan MPR.
3
dibutuhkan. Hanya dengan demikian, suatu revolusi dan khaos, yang bisa
memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat dicegah.
Masalah yang diangkat sebagai isu pokok permasalahan cenderung berada dalam
ruang lingkup yang luas dan mendalam. Dari Latar belakang diatas, maka penulis
mencoba membuat suatu perumusan masalah sebagai berikut:
4
2.Untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan BJ Habibie ketika menjadi
Presiden RI ke-3.
BAB II
PEMBAHASAN
5
Keith Devis merumuskan empat sifat umum yang nampaknya mempunyai
pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi antara lain:
2.Teori Kelompok
6
b. Derajat dan struktur tugas. Dimensi ini merupakan masukan yang sangat
penting, dalam menentukan situasi yang menyenangkan.
7
secara luas dikenal dewasa ini, lima tipe kepemimpinan yang diakui
keberadaannya ialah:
8
Sikap pemimpin demikian akan menampakkan juga pada prilaku
pemimpin yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan pihak lain, terutama
dengan para bawahannya dalam organisasi. Yang menjadi masalah dalam hal
kepemimpinan otokratik ialah keberhasilan mencapai tujuan dan berbagai sasaran-
sasaran itu semata-mata karena takutnya bawahan terhadap pemimpinnya dan
bukan berdasarkan keyakinan bahwa tujuan yang telah ditentukan itu wajar dan
layak untuk dicapai dan disiplin kerja yang terwujud pun hanya karena bawahan
selalu dibayang–bayangi ancaman seperti pengenaan tindakan disiplin yang keras,
penurunan pangkat, dan bahkan tanpa kesempatan membela diri.
9
organisasi demikian tidak terdapat penonjolan orang atau kelompok tertentu,
kecuali sang pemimpin dengan dominasi keberadaanya.
10
diperlukan sebagai akibat dari adanya struktur hirarki organisasi. Dengan telah
mencoba mengidentifikasi karakteristik utama seorang pemimpin yang laissez
faire ditinjau dari kriteria persepsi, nilai dan prilaku diatas, mudah menduga
bahwa gaya kepemimpinan yang digunakannya adalah sedemikian rupa sehingga:
Tipe pemimpin yang paling ideal dan paling didambakan adalah pemimpin
yang demokratik. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya
selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi
sehingga bergerak sebagai suatu totalitas. Seorang pemimpin yang demokratik
menyadari benar bahwa akan timbul kecenderungan dikalangan para pejabat
pemimpin yang paling rendah dan dikalangan para anggota organisasi untuk
melihat peranan suatu kerja dimana mereka berada sebagai peranan yang paling
penting, paling strategis dan paling menentukan keberhasilan organisasi mencapai
berbagai sasaran organisasional, prilaku mendorong para bawahan menumbuhkan
dan mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya
11
Dengan sungguh-sungguh ia mendengarkan pendapat, saran dan bahkan
kritik dari orang lain, terutama bawahannya. Bahkan seorang pemimpin yang
demokratik tidak akan takut membiarkan para bawahannya berkarya meskipun
ada kemungkinan prakarsa itu akan berakibat kesalahan. Jika terjadi kesalahan,
pemimpin yang demokratik berada disamping bawahan yang berbuat kesalahan
itu, bukan untuk menindak atau menghukumnya, melainkan meluruskannya
sedemikian rupa sehingga bawahan tersebut belajar dari kesalahannya itu dan
dengan demikian menjadi anggota organisasi yang lebih bertanggung jawab.
Karakteristik penting seorang pemimpin yang demokratik yang sangat positif
ialah dengan cepat menunjukkan penghargaannya kepada para bawahan yang
berprestasi tinggi
12
o Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh
bakat-bakat lama yang luar biasa sejak lahirnya.
o Dia ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin dalam situasi dan
kondisi yang bagaimanapun juga, termasuk yang khusus.
o Secara filosofi, teori tersebut menganut pandangan deterministis.
13
2.4. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
d. Keputusan oprasional
14
menjadi tanggung jawabnya dengan memuaskan tanpa memelihara hubungan
yang baik dengan berbagai pihak dalam dan luar pemerintah yang bersangkutan.
Kebijakan dan kegiatan organisasi perlu dijelaskan kepada berbagai pihak
tersebut, dengan maksud agar berbagai pihak tersebut mempunyai pengertian
yang tepat tentang kehidupan organisasional yang bersangkutan.
Univer
kepemimpinan merupakan norma prilaku yang digunakan oleh sesorang pada saat
15
pengaruh pimpinan dan kedua, bidang pengaruh kebebasan bawahan.
16
BAB III PENUTUP
Indonesia.
gerakan demo yang terus meningkat dan menyusun pesan Presiden Republik
Isi pidato Habibie yang disiarkan TVRI tersebut dengan gambang menyebut
bahwa dirinya akan menyusun kabinet yang tugas utamanya adalah menyiapkan
17
undangan dalam rangka lebih meningkatkan kualitas kehidupan berpolitik yang
bernuansa pemilu.
3.3.Kesimpulan
18
Adapun kebijakan yang dilakukan B.J. Habibie pada masa pemerintahannya
adalah:
· Sistem Pers : Pers diberi kebebasan untuk mengkritik dan mengungkap fakta yang
sebenarnya dimana selama Orba dilarang dan mencabut SIUPP
· Dwi Fungsi ABRI : Mempersempit dan membatasi peranan dengan adanya Dwi
fungsi ABRI dalam pemerintahan dengan membagi Abri menjadi kepolisian dan
TNI, serta mengurangi jumlah anggota ABRi dalam Legislatif
· Pemilu :Memangkas aturan yang menekan kebebesan dan keterbukaan
berdemokrasi kepada rakyat dan parpol dengan mencabut 5 paket UU Politik
Orba
· Perekonomian : memusatkan perhatian pada peningkatan kualitas, produktivitas,
dan daya saing ekonomi rakyat, dengan memberi peran perusahaan kecil,
menengah, dan koperasi, karena terbukti memiliki ketahananekonomi dalam
menghadapi krisis dan memprioritaskan pada pemerataan pertumbuhan ekonomi
19
Daftar Pustaka
Nasiha, Sholehatun, 2010. Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu
(Integrated Marketing Communications) Dalam Mengokohkan Brand
Dagadu Djokdja. Yogyakarta.
hristopher H Lovelock dan Lauren K. Wright, 2007, Manajemen Pemasaran
Jasa, Alih bahasa Agus Widyantoro, Cetakan Kedua, Jakarta; PT. INDEKS
Prof.DR.Sondang P.Siagian MPA, Teori dan Praktek Kepemimpinan,
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1998, hal.27-45
Dr.Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT.Grafindo
Persada, 2005, hal.31.
20