Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMERINTAHAN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Kewarganegaraan
Dosen Pembimbing: Ali Usman, M.S.I.

Disusun oleh:

Nadhir Al Hadi 19015030036


Muhammad Alfian Isrok Nurhamid 19105030057
Fina Izzatul Muna 19105030066
Chalida Zia 19105030076

PROGRAM STUDI ILMU AL – QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang karena ma’unah-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok pada mata kuliah Kewarganegaraan yang diampu oleh Bapak
Ali Usman, M.S.I.. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan kelancaran rizki kepada
beliau beserta keluarga. Sholawat dan salam selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. yang mana berkat perjuangannya, berkat dakwahnya, kita dapat
merasakan nikmat Islam.

Kami sangat berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah memberikan kontribusi
yang sangat berharga, terutama dalam proses penyelesaian tugas ini. Khususnya kepada
beliau Bapak Ali Usman, M.S.I.. yang dengan ulet dan penuh kesabaran membantu kami dan
selalu memberikan pengarahan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan baik dalam
penulisan, sistematika makalah, sampai pada isi yang diuraikan di dalamnya. Harapan besar
kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menginspirasi para pembaca.

Yogyakarta, 8 Maret 2020

Penyusun

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR [B]

KEWARGANEGARAAN ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i


KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................ iii
BAB I  PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan makalah ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemerintahan ............................................................................ 2
B. Corak dan Ciri
Pemerintahan ............................................................................ 5
C. Pemerintahan Sipil ............................................................................ 8
D. Pemerintahan Militer ............................................................................ 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 12
B. Saran ............................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 13

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR [B]

KEWARGANEGARAAN iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kewarganegaraan merupakan keanggotan seseorang yang terkontrol oleh politik yang


bisa membawa kepada hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik supaya bisa diakui
menjadi warga negara yang menempati negara tersebut. Sehingga ketika dalam
berkewarganegaraan tidak boleh adanya double maupun multi kewarganegaraan. Dalam
kewarganegaraan kita juga harus mengerti seluk beluk yang ada didalam negara. Semua yang
telah memilih sebagai warga negara tersebut, berarti telah diakui dan juga harus mengikuti
semua peraturan-peraturan yang telah diatur dalam undang-undang negaranya itu. Pemerintah
juga ikut serta untuk mengaturnya sehingga segala sesuatu yang ada didalamnya telah
terdapat pemerintahan-pemerintahan untuk menjalankan roda kepemerintahan dalam
memajukan negaranya.
Sehingga kita perlu mempelajari bagaimana pemerintahan-pemerintahan, corak
maupun sistem yang telah ditetapkan dalam pemerintahan. Selain itu, kita juga perlu
membahas mengenai pemerintahan sipil dan pemrintahan militer. Dengan mempelajari ini,
kita dapat menambah khazanah wawasan keilmuan kewarganegaraan, khusunya dalam
pemerintahan dan seluk beluk yang ada di pemerintahan itu.

B.     Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pemerintahan?
2. Bagaimana corak dan ciri pemerintahan yang pernah diterapkan di Indonesia?
3. Apa yang dimaksud pemerintahan sipil dan militer?

C.     Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui penjelasan dan makssud pemerintahan
2. Untuk mengetahui corak dan ciri pemerintahan yang pernah diterapkan di Indonesia
3. Untuk mengetahui maksud pemerintahan sipil dan militer

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR [B]

KEWARGANEGARAAN 1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemerintahan

Pada hakikatnya pemerintah ada dan diadakan pada awalnya untuk memenuhi segala
bentuk kebutuhan dasar dari masyarakatnya sendiri, yakni kebutuhan akan rasa aman. Hal
ini pada dasarnya sesuai dengan teori terbentuknya negara, yakni sebagai penjaga malam,
dimana sebagian besar masyarakat menjaga sebagian besar masyarakat lainnya yabg tidur
di malam hari, sehingga masyarakat terpenuhi kebutuhan akan rasa aman, rasa tertib dan
rasa tentram. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa fungsi dasar dari suatu pemerintah
yakni “pelayanan” yang dalam hal ini adalah dalam bentuk pelayanan kepada
masyarakatatau publik. Baik pelayanan pemerintahan, pelayanan pembangunan dan
pelayanan kemasyarakatan maupun pelayanan pemberdayaan. 1
Fungsi dasar pemerintah dalam bentuk pelayanan tersebut, selanjutnya di tindak
lanjuti dengan 3 (tiga) fungsi utama pemerintah, yakni:
1. Fungsi pelayanan pemerintahan
2. Fungsi pelayanan pembangunan
3. Fungsi pelayanan kemasyarakatan
Jika dilihat dari pendekatan segi bahasa atau etimologis kata “pemerintah” atau
“pemerintahan”, kata tersebut berasal dari kata “perintah” yang berarti sesuatu yang harus
dilaksanakan. Di dalam kata tersebut terkumpul beberapa unsur yang menjadi ciri khas
dari kata “perintah”:2
1. Adanya “keharusan”, menunjukkan kewajiban untuk melaksanakan apa yang
diperintahkan.
2. Adanya pihak yang memberi dan menerima perintah.
3. Adanya hubungan fungsional antara yang memberi dan yang menerima perintah.
4. Adanya wewenang atau kekuasaan untuk memberi perintah.
“pemerintah” atau “pemerintahan” dalam bahsa inggris dipergunakan kata
“government” kata yang berasal dari suku kata “to govern”. Tetapi “perintah” disalin
dengan “to order” atau “to command” dengan kata lain kata “to command” tidak
diturunkan dari “to govern”. Dari keempat ciri khas dari kata perintah di atas mempunyai

1
Sri Maulidiah, Pelayanan Publik; Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN), (Bandung: Indra
Prahasta, 2014), hlm. 3.
2
Rendy Adiwilaga, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2018), hlm. 3.
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR [B]

KEWARGANEGARAAN 2
makna/pengertian yaitu: “keharusan” berarti dituangkan dalam bentuk peraturan
perundang-undangan; adanya “wewenang” berarti menunjukkan sahnya perintah yang
diberikan, tanpa adanya wewenang perintah diaggap tidak sah dan hilanglah kekuatan
hukum dari perintah itu. Sedangkan di bebrapa negara, antara pemerintah dan
pemerintahan tidak dibedakan. Misalnya di Inggris, Inggris familiar dengan sebutan
“government”, kemudian Prancis menyebutnya sebagai “Gouvernment”. kedua kata
tersebut disadur dari Bahasa latin, yakni “gubernacalum” atau yang biasa kita sebuta
dengan gubernur. Dalam Bahasa Arab sendiri disebut dengan “hukumat”, dan di Amerika
Serikat disebut dengan “administration”.3
Pemerintahan dalam arti luas adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh negara dalam
menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan negara sendiri; jadi tidak
diartikan sebagai pemerintahan yang hanya menjalankan tugas eksekutif saja, melainkan
juga meliputi tugas-tugas lainnya termasuk legislatif dan yudikatif, sehingga sistem
pemerintahan adalah pembagian kekuasaan serta hubungan antara lembaga-lembaga
negara yang menjalankan kekuasaan-kekuasaan negara itu, dalam rangka kepentingan
rakyat. Beda halnya dengan pemerintah dalam arti sempit. Dalam arti sempit, pemerintah
hanya meliputi lembaga yang mengurus pelaksanaan roda pemerintahan di tataran
eksekutif.4
Berikut merupakan definisi pemerintahan menurut para pakar.5
1. Menurut CF Strong, pemerintahan dalam arti luas mempunyai kewenangan untuk
memelihara perdamaian dan keamanan negara. Oleh karena itu, pertama harus
mempunyai kekuatan militer atau kemampuan mengendalikan angkatan perang,
yang kedua harus mempunyai kekuatan legislatif atau dalam arti pembuatan
undang-undang, ketiga harus mempunyai kekuatan finansial atau kemampuan
untuk mencukupi keuangan masyarakat dalam rangka membiayai ongkos
keberadaan negara dalam penyelenggaraan peraturan, hal tersebut dalam rangka
penyelenggaraan kepentingan negara.
2. Menurut Mac. Iver, pemerintahan merupakan suatu organisasi orang-orang yang
mempunayai kekuasaan, serta bagaimana manusia itu bisa diperintah. Artinya,
pemerintahan dalam definisi Mac Iver merupakan lembaga yang disepakati oleh
orang-orang yang memiliki kekuasaan untuk kemudian dirumuskan dalam
3
Rendy Adiwilaga, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2018), hlm. 3.
4
Rendy Adiwilaga, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2018), hlm. 3.
5
Rendy Adiwilaga, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2018), hlm. 4.
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR [B]

KEWARGANEGARAAN 3
kebijakandan regulasi tertentu untuk mengatur orang orang yang hendak dan bisa
diperintah.
3. Menurut Sumaryadi (2010) mengemukakan bahwa pemerintahan merupakan
organisasi yang memiliki otoritas memerintah dari sebuah unit politik, kekuasaan
yang memerintah suatu masyarakat poliyik (political society), aparatus yang
merupakan badan pemerintahan yang berfungsi dan menjalankan kekuasaandan
kekuasaan untuk membuat peraturan perundang-undangan, untuk menangani
perselisihan dan membicarakan putusan administrasi dan dengan monopoli
kekuasaan yang sah.6
Dalam persepektif cybernologik, menurut Ndraha (2003) pemerintahan didefinisikan
sebagai proses pemenuhan kebutuhan manusia sebagai konsumer (produk-produk
pemerintahan) akan pelayanan publik dan pelayanan civil; badan yang berfungsi sebagai
prosesor (pengelola, provider)-nya disebut pemerintah; konsumer produk-produk
pemerintahan disebut yang diperintah; hubungan antara pemerintah dengan yang
diperintah disebut hubungan pemerintahan; personil pemerintah disebut aktor
pemerintah; dan aktor yang melakukan tugas tertentu disebut artis pemerintahan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintahan merupakan sebuah multiproses yang
bertujuan memenuhi dan melindungi kebutuhan dan tuntutan yang diperintah akan jasa
publik dan layanan civil.7
Dalam pengertian-pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemerintahan
merupakan suatu organisasi struktural yang mempunyai wewenang dan kewajiban
tentang perlindungan dan penjaminan kesejahteraan masyarakatnya, serta kebutuhan
premier, sekunder maupun tersier yang di atur dalam perundang-undangan negara
tersebut atas konsensus bersama bernama dasar negara dan undang-undang. Juga di
dalamnya terdapat lembaga-lembaga yang mengatur berjalannya suatu peradaban
masyarakat dengan tujuan kesejahteraan dan perdamaian masyarakat.
Menurut Ndraha (2003), Sistematika pemerintahan yang terkait dengan pemerintah
umum sebagai berikut:8
1. Pemerintahan digolongkan menjadi dua yakni pemerintahan konsentratif dan
pemerintahan dekonsentratif.

6
Ismail Nurdin, Etika Pemerintahan, (Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2017), hlm. 9-10.
7
Ismail Nurdin, Etika Pemerintahan, (Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2017), hlm. 11.
8
Ismail Nurdin, Etika Pemerintahan, (Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2017), hlm. 11.
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR [B]

KEWARGANEGARAAN 4
2. Pemerintahan dekonsentratif terdiri dari pemerintahan luar negeri dan
pemerintahan dalam negeri.
3. Pemerintahan dalam negeri meliputi pemerintahan sentral dan pemerintahan
desentral.
4. Pemerintahan sentral meliputi pemerintahan umum yang berupa urusan
pertahanan keamanan, luar negeri, yustisi dan moneter.

B. Corak dan Ciri Pemerintahan


Semua negara memiliki sistem tertentu untuk menjalankan roda kepemerintahan. Hal
itu bertujuan agar segala sesuatunya menjadi jelas dan terarah, suatu negara yang
dibentuk tanpa sistem tertentu, jelas tidak mungkin, karena mengatur negara dan
kepemerintahan memang butuh aturan yang mengikat antara yang satu dengan yang
lainnya. Sistem tersebut adalah sistem pemerintahan. Sistem Pemerintahan merupakan
serangkaian cara yang digunakan suatu negara untuk mengatur segala yang berhubungan
dengan kepemerintahan dan kenegaraan. Aturan pemerintahan yang masuk dalam sistem
berkaitan dengan sekumpulan aturan dasar tentang pola kepemerintahan, pola
pengambilan kebijakan, pola pengambilan keputusan, dan lainnya.9
Ada beberapa macam sistem pemerintahan di dunia ini seperti presidensial dan
parlementer. Kedua sistem pemerintahan yang ada dan berkembang saat ini tak lepas dari
kelebihan-kelebihan dan juga berbagai kekurangan. Setiap negara harus memahami
karakteristik negaranya sebelum menerapkan sistem pemerintahan agar dalam
penyelenggaraan pemerintahan tidak menemui hambatan-hambatan yang besar.10
1. Sistem Pemerintahan Presidensial
Sistem pemerintahan presidensial atau disebut juga dengan sistem kongresional
adalah sistem pemerintahan yang di pimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden.
Presiden dan Wakilnya dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan
umum.11

9
Arifin Saddoen, “Sistem Pemerintahan Indonesia: Sejarah, Pengertian, dan Penjelasannya”, diakses dari
https://moondoggiesmusic.com/sistem-pemerintahan-indonesia, pada tanggal 6 Maret 2020 pukul 15.34
10
Kompi Ajaib, “Sistem Pemerintahan Indonesia”, diakses dari http://sistempemerintahan-
indonesia.blogspot.com/2013/03/sistem-pemerintahan-indonesia.html?m=1, pada tanggal 6 Maret 2020 pukul
15.20
11
Pemerintah Indonesia, “Sistem Pemerintahan”, diakses dari https://www.indonesia.go.id/profil/sistem-
pemerintahan, pada tanggal 6 Maret 2020 pukul 11.54
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR [B]

KEWARGANEGARAAN 5
Dalam konsep sistem presidensial yang utama adalah bahwa kedudukan antara
lembaga eksekutif dan legislatif adalah sama kuat.
Ciri-ciri atau prinsip prinsip yang terdapat dalam sistem Presidensial adalah:
a. kepala negara menjadi kepala pemerintahan (eksekutif).
b. pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen, namun
bertanggung jawab langsung kepada rakyat yang berdaulat.
c. menteri-menteri diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden.
d. eksekutif dan legislatif sama-sama kuat.
e. anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekutif dan begitu
pula sebaliknya; presiden tidak dapat membubarkan atau memaksa
parlemen.
f. presidensial berlaku prinsip supremasi konstitusi. karena itu,
pemerintahan eksekutif bertanggung jawab kepada konstitusi.12
Menurut Jimly Asshiddiqie, keuntungan pemerintahan presidensial adalah lebih
menjamin stabilitas pemerintahan. Namun, sistem ini juga mempunyai
kelemahannya yaitu cenderung menempatkan eksekutif sebagai bagian kekuasaan
yang sangat berpengaruh karena kekuasaannya besar. Untuk itu diperlukan
pengaturan konstitusional untuk mengurangi dampak negatif atau kelemahan
yang dibawa sejak lahir oleh sistem pemerintahan tersebut.13
Secara umum sistem presidensial mempunyai tiga kelebihan dan tiga kekurangan.
Kelebihannya adalah sebagai berikut:
a. Stabilitas eksekutif yang didasarkan pada masa jabatan presiden.
b. Pemilihan kepala pemerintahan oleh rakyat dapat dipandang lebih
demokratis dari pada pemilihan tidak langsung.
c. Pemisahan kekuasaan berarti pemerintahan yang dibatasi (perlindungan
kebebasan individu atas tirani pemerintah). 14
Kelemahannya adalah sebagai berikut:
a. Kemandegan atau konflik eksekutif-legislatif bisa berubah menjadi jalan
buntu, adalah akibat dari koeksistensi dari dua badan independen yang
diciptakan oleh pemerintahan presidensial yang mungkin bertentangan.

12
Rendi Adiwilangga, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2018), hlm. 13-14.
13
Wira Atma Hajri, Studi Konstitusi UUD 1945 dan Sistem Pemerintahan, (Yogyakarta: Deepublish Publisher,
2018), hlm. 11.
14
Rendi Adiwilangga, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2018), hlm. 13-14.
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR [B]

KEWARGANEGARAAN 6
b. Masa jabatan presiden yang pasti menguraikan periode-periode yang
dibatasi secara kaku dan tidak berkelanjutan, sehingga tidak memberikan
kesempatan untuk melakukan berbagai penyesuaian yang dikehendaki
oleh keadaan.
c. Sistem ini berjalan atas dasar aturan “pemenang menguasai semua” yang
cenderung membuat politik demokrasi sebagai sebuah permainan dengan
semua potensi konfliknya.15
2. Sistem Pemerintahan Parlementer
Dalam sistem parlementer, kepala pemerintahan bisa dijabat oleh perdana
menteri, presiden dan lainnya bergantung pada mosi dan kepercayaan badan
legislatif dan dapat turun dari jabatan melalui mosi tidak percaya dari legislatif,
serta dipilih oleh badan legislatif. 16
Ciri-ciri pemerintahan parlementer, yaitu:
a. Kekuasaan parlemen meliputi badan perwakilan dan lembaga legislatif.
b. Parlemen merupakan stau-satunya badan yang anggotanya dipilih
langsung oleh rakyat melalui pemilu.
c. Kabinet bertanggungjawab pada parlemen.
d. Program kebijaksanaan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota
parlemen.
e. Kedudukan kepala negara sebagai simbol bukan sebagai kepala
pemerintahan.17
Sistem pemerintahan parlementer juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya, sebagai berikut:
a. Pengaruh rakyat terhadap politik yang dijalankan sangat besar sehingga
suara rakyat sangat didengarkan oleh parlemen
b. Dengan adanya parlemen sebagai perwakilan rakyat maka pengawasan
pemerintah dapat berjalan dengan baik

15
Rendi Adiwilangga, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2018), hlm. 13-14.
16
Edie Toet Hendratno, Negara Kesatuan, Desentralisasi, dan Federalisme, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009),
hlm. 89.
17
Syahrial Syarbaini, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014),
hlm. 75.
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR [B]

KEWARGANEGARAAN 7
c. Pembuat kebijakan bisa ditangani secara cepat sebab gambang terjadi
penyesuaian pendapat antara eksekutif & legislatif. Hal ini disebabkan
kekuasaan eksekutif & legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
d. Sistem pertanggungjawaban dalam pembuatan dan juga pelaksanaan
kebijakan publik sangat jelas.18
Kekurangannya, sebagai berikut:
a. Kabinet sering dibubarkan karena mendapatkan mosi tidak percaya
Parlemen
b. Keberhasilan sangat sulit dicapai jika partai di negara tersebut sangat
banyak (banyak suara).
c. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi
bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.19

C. Pemerintahan Sipil
Secara etimologis, kata pemerintahan diartikan sebagai badan yang melakukan
kekuasaan memerintah. Kata pemerintah mengandung pengertian adanya dua pihak yang
memerintah memiliki kewenangan dan pihak yang diperintah memiliki kepatuhan.
Istilah pemerintahan sipil, digunakan sebagai kebalikan dari istilah pemerintahan militer.
Kedua istilah tersebut muncul, ketika terjadi pembahasan tentang pola hubungan antara elit
sipil yang diwakili oleh para politisi yang dipilih rakyat dalam pemilu, dengan elit militer
dalam suatu pemerintahan.
Perbedaan mendasar antara kedua bentuk pemerintahan tersebut, terletak pada sejauh-
mana kedua kelompok tersebut mempengaruhi atau mengontrol satu terhadap yang lain.
Sekalipun antara sipil dan militer memiliki fungsi dan wewenang yang berbeda, namun
dalam sejarah pemerintahan keberadaan kedua kelompok tersebut tidak dapat dipisahkan dari
roda pemerintahan suatu negara.

18
Kompi Ajaib, “Sistem Pemerintahan Indonesia”, diakses dari http://sistempemerintahan-
indonesia.blogspot.com/2013/03/sistem-pemerintahan-indonesia.html?m=1, pada tanggal 6 Maret 2020 pukul
15.20
19
Kompi Ajaib, “Sistem Pemerintahan Indonesia”, diakses dari http://sistempemerintahan-
indonesia.blogspot.com/2013/03/sistem-pemerintahan-indonesia.html?m=1, pada tanggal 6 Maret 2020 pukul
15.20
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR [B]

KEWARGANEGARAAN 8
Karakteristik umum intervensi militer yang berlebihan terhadap jalannya suatu
pemerintahan sipil secara normatif disebut dengan istilah pretorianisme. Menurut Nordlinger,
pemerintahan pretorianisme (pemerintahan militer) sangat bertentangan dengan nilai-nilai
liberalisme seperti demokrasi, egalitarian, kebebasan dan kelembagaan liberal yang dimiliki
oleh pemerintahan sipil.
Unsur-unsur demokrasi lainnya yang terdapat dalam pemerintahan sipil adalah adanya
kebebasan beroposisi dan keberadaan pemerintahan dapat berlangsung jika keberadaan pihak
sipil dihormati dan pemerintahan sipil dijalankan. Sebaliknya pemerintahan militer, memiliki
karakteristik membatasi hak berpolitik, kebebasan dan persaingan.20
Menurut CF Strong dalam bukunya yang berjudul Modern Political Construction terbit
tahun 1960 dikemukakan bahwa pemerintah itu dalam arti luas meliputi kekuasaan eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. Pemerintah juga bertugas memelihara perdamaian dan keamanan.
Oleh karena itu pemerintah harus memiliki (1) kekuasaan militer, (2) kekuasaan legislatif,
dan (3) kekuasaan keuangan.
Sedangkan menurut SE Filner dalam buku Comperative Gonverment (1974) istilah
pemerintahan memiliki 4 arti yaitu :
1. Kegiatan atau proses memerintah;
2. Masalah-masalah kenegaraan;
3. Pejabat yang dibebani tugas untuk memerintah;
4. Cara, metode, atau sistem yang dipakai pemerintah untuk memerintah.
Sedangkan Sayidiman Suryohadiprojo menyatakan bahwa Perkataan Sipil merupakan satu
pengertian yang menyangkut kewarganegaraan (Website’s Ninth New Collegiate Dictionary :
Civil : relating to citizens). Atau dapat dikatakan bahwa Sipil adalah segala sesuatu yang
bersangkutan dengan masyarakat, atau warga negara pada umumnya.21
Bentuk Pemerintahan Sipil, secara teoritis terdapat tiga model pemerintahan sipil,
yaitu:
1. Model Tradisional.
Model ini tidak memiliki perbedaan yang jelas antara elit sipil dan militer.
Dikarenakan tidak adanya perbedaan prinsipil, maka konflik serius antara sipil dan militer

20
Kurniawan, “Pemerintahan dan Hubungan Sipil-Militer”, diakses dari
http://kurniawanikroma.blogspoot.com/2016/09/pemerintahan-dan-hubungan-sipil- militer.html?m=1, pada
tanggal 11 Maret 2020 pukul 16.38
21
Syafaruddin, Makalah KONSEP DAN METODOLOGI PERBANDINGAN PEMERINTAH
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR [B]

KEWARGANEGARAAN 9
tidak terjadi. Dengan demikian tidak terjadi campur tangan militer terhadap elit sipil dalam
kerajaan.
2. Model Liberal.
Adalah pemerintahan yang mendasarkan ada pemisahan para elitnya menurut keahlian
dan tanggungjawab masing-masing sesuai dengan jabatannya dalam pemerintahan. Posisi
militer berada di bawah kendali sipil, yang kekuasaannya dibatasi pada tanggungjawab
mempertahankan negara dari serangan luar dan kekacauan yang timbul di dalam negeri.
Dalam bidang keamanan, perwira militer juga hanya dapat menasehati pemerintah serta harus
menerima arahan dari pihak sipil manakala terjadi perbedaan pendapat antara keduanya.
Model ini memberi kemungkinan militer melakukan kegiatan politik dan melakukan
intervensi terhadap elit sipil akan tertutup.
Model pemerintahan liberal bukanlah dasar yang kokoh untuk pemerintahan sipil
seperti yang diharapkan pada mulanya. Pihak sipil sendiri memang tidak selamanya
memegang teguh prinsip tidak melakukan intervensi ini. Pada kenyataannya bukanlah hal
aneh bagi presiden atau perdana menteri atau raja mencampuri urusan militer yang bersifat
eksklusif, seperti kenaikan pangkat atau mutasi perwira untuk posisi atau jabatan tertentu.
Sikap serupa terjadi pula manakala elit sipil menggunakan dan melibatkan kekuatan militer di
bidang politik untuk tujuan-tujuan pribadi dan kepentingan pemerintahan mereka.
3. Model Serapan.
Merupakan suatu pemerintahan sipil dengan karakteristik kebijakan sipil untuk
mendapatkan pengabdian dan loyalitasnya melalui penanaman ide dan penempatan para ahli
politik ke dalam tubuh angkatan bersenjata. Sepanjang model ini berkuasa, pejabat (dan
prajurit reguler) selalu diindoktrinasi dengan ide-ide politik elit sipil yang berkuasa. Para ahli
politik ditempatkan disetiap unit dan peringkat hirarki militer. Mereka bertanggungjawab
kepada politisi yang lebih tinggi kepada pemimpin sipil (bukan kepada perwira militer yang
lebih tinggi pangkatnya).

D. Pemerintahan Militer
Masa Orde Baru di Indonesia telah berakhir dengan tergulingnya Presiden Soeharto
dari kursi Presidennya, dan dimulailah masa baru yang dinamakan Masa Reformasi. Sejalan
dengan runtuhnya rezim Soeharto, maka runtuh pula dominasi militer dalam politik
Indonesia, masa orde baru tersebut dikendalikan dengan sistem otoriter. Pada akhirnya,
TNI/ABRI sebagai pucuk militer di Indonesia harus menanggalkan dwifungsinya kembali ke
barak dan hanya memainkan peran sebagai alat pertahanan negara dari ancaman luar.
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR [B]

KEWARGANEGARAAN 10
Perkataan Militer merupakan pengertian yang bersangkutan dengan kekuatan
bersenjata. Secara kongkrit perkataan Sipil di Indonesia adalah seluruh masyarakat,
sedangkan perkataan Militer berarti Tentara Nasional Indonesia, yaitu organisasi yang
merupakan kekuatan bersenjata dan yang harus menjaga kedaulatan negara Republik
Indonesia. Karena Sipil berarti masyarakat, maka sebenarnya Militer pun bagian dari
masyarakat. Oleh sebab itu di Indonesia sebelum terpengaruh oleh pandangan Barat dipahami
bahwa TNI adalah bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Bahkan yang menjadi
TNI adalah seluruh Rakyat yang sedang bertugas sebagai kekuatan bersenjata untuk membela
Negara.
Adapun yang dimaksud dengan pemerintahan militer adalah pemerintahan yang lebih
mengutamakan kecepatan pengambilan keputusan, keputusan diambil oleh pucuk pimpinan
tertinggi, sedang yang lainnya mengikuti keputusan itu sebagai perintah yang wajib diikuti
konsekuensi rantai komando dalam militer. Sebuah undang-undang dalam sebuah
pemerintahan militer dibuat oleh pucuk pimpinan tertinggi, tanpa menyerahkan rancangannya
kepada parlemen.22

22
Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com-83- Pengantar Ilmu Negara dan
Pemerintahan
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR [B]

KEWARGANEGARAAN 11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pemerintahan dalam arti luas
adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan
rakyatnya dan kepentingan negara sendiri; jadi tidak diartikan sebagai pemerintahan yang
hanya menjalankan tugas eksekutif saja, melainkan juga meliputi tugas-tugas lainnya
termasuk legislatif dan yudikatif, sehingga sistem pemerintahan adalah pembagian kekuasaan
serta hubungan antara lembaga-lembaga negara yang menjalankan kekuasaan-kekuasaan
negara itu, dalam rangka kepentingan rakyat.

Sistem Pemerintahan merupakan serangkaian cara yang digunakan suatu negara untuk
mengatur segala yang berhubungan dengan kepemerintahan dan kenegaraan. Aturan
pemerintahan yang masuk dalam sistem berkaitan dengan sekumpulan aturan dasar tentang
pola kepemerintahan, pola pengambilan kebijakan, pola pengambilan keputusan, dan lainnya.
Ada beberapa macam sistem pemerintahan di dunia ini seperti presidensial dan parlementer.
Kata pemerintah mengandung pengertian adanya dua pihak yang memerintah
memiliki kewenangan dan pihak yang diperintah memiliki kepatuhan. Istilah pemerintahan
sipil, digunakan sebagai kebalikan dari istilah pemerintahan militer. Kedua istilah tersebut
muncul, ketika terjadi pembahasan tentang pola hubungan antara elit sipil yang diwakili oleh
para politisi yang dipilih rakyat dalam pemilu, dengan elit militer dalam suatu pemerintahan.

B. Saran
Didalam makalah ini yang kami buat, tentu jauh dari kata sempurna. Hal ini
disebabkan karena terbatasnya serta wawssan yang kami miliki. Belajar dari
ketidaksempurnaan dan kekurangan, kami mencoba untuk memperbaikinya. Maka dari itu,
kami selaku penulis dari makalah ini minta maaf apabila terdapat kata, tulisan dan ejaan.
Kami juga mengharap kritikan disertai saran sebagai bahan pertimbangan kami untuk
memperbaikinya.

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR [B]

KEWARGANEGARAAN 12
DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga, Rendy, Sistem Pemerintahan Indonesia, Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2018.


Ajaib, Kompi, “Sistem Pemerintahan Indonesia”, diakses dari http://sistempemerintahan-
indonesia.blogspot.com/2013/03/sistem-pemerintahan-indonesia.html?m=1, pada
tanggal 6 Maret 2020 pukul 15.20
Hajri, Wira Atma, Studi Konstitusi UUD 1945 dan Sistem Pemerintahan, Yogyakarta:
Deepublish Publisher, 2018.
Hendratno, Edie Toet, Negara Kesatuan, Desentralisasi, dan Federalisme, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009.
Kurniawan, “Pemerintahan dan Hubungan Sipil-Militer”, diakses dari
http://kurniawanikroma.blogspoot.com/2016/09/pemerintahan-dan-hubungan-sipil-
militer.html?m=1, pada tanggal 11 Maret 2020 pukul 16.38
Makalah/Training Islam Intensif/ empiris-homepage.blogspot.com-83- Pengantar Ilmu
Negara dan Pemerintahan
Maulidiah, Sri, Pelayanan Publik; Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
(PATEN), Bandung: Indra Prahasta, 2014.
Nurdin, Ismail, Etika Pemerintahan, Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2017.
Pemerintah Indonesia, “Sistem Pemerintahan”, diakses dari
https://www.indonesia.go.id/profil/sistem-pemerintahan, pada tanggal 6 Maret 2020
pukul 11.54
Saddoen, Arifin, Sistem Pemerintahan Indonesia, diakses dari
https://moondoggiesmusic.com/sistem-pemerintahan-indonesia, pada tanggal 6 Maret
2020 pukul 15.34
Syafaruddin, Makalah KONSEP DAN METODOLOGI PERBANDINGAN PEMERINTAH.
Syahrial Syarbaini, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Bogor: Ghalia
Indonesia, 2014

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR [B]

KEWARGANEGARAAN 13

Anda mungkin juga menyukai