Anda di halaman 1dari 12

EKOLOGI PEMERINTAHAN

PERANAN SOSIAL BUDAYA DALAM LINGKUNGAN EKSTERNAL/


LINGKUNGAN EKSTERNAL DALAM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH
Tugas Individu Praja

.diajukan guna memenuhi Tugas

Dalam mata kuliah ekologi pemerintahan

pada.Institut.Pemerintahan.Dalam.Negeri

Dosen Pengampu : Drs. FERDINAND JAFTORAN, M.Si

oleh.

MUHAMMAD AFIF NASUTION

30.0118

Program.Studi : Kependudukan.dan.Catatan Sipil

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Ekologi Pemerintahan dengan judul
“Peranan Sosial Budaya Dalam Lingkungan Eksternal/ Lingkungan Eksternal Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah”

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Jatinangor, 22 September 2021

Muhammad Afif Nasution


30.0118

2 | PERANAN SOSIAL BUDAYA DALAM LINGKUNGAN EKSTERNAL/ EKSTERNAL


DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Peranan Sosial Budaya Dalam Lingkungan Eksternal/ Sebagai Lingkungan Eksternal Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah...................................................................................................6
BAB III......................................................................................................................................................11
PENUTUP.................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................................11

3 | PERANAN SOSIAL BUDAYA DALAM LINGKUNGAN EKSTERNAL/ EKSTERNAL


DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Budaya dan Lingkungan Eksternal Organisasi adalah hal yang penting karena
merupakan salah satu cara para manager dalam melaksanakan aktivitas manajemennya untuk
mencapai tujuan dan beradaptasi dengan lingkungan organisasi.Seiring dengan berjalanya waktu,
tipe-tipe organisasi pun semakin banyak .
Budaya organisasi pun juga ikut berubah seiring berubahnya lingkungan organisasi.
Dalam hal ini budaya tidak mengacu pada keanekaragamaan ras , etnis, dan latar belakang
individu. Melainkan budaya adalah suatu cara hidup di dalam sebuah organisasi.Budaya
organisasi mencakup semangat kerja karyawan , sikap tingkat produktivitas.
Budaya memperlihatkan identitas yang di miliki sebuah organisasi. Para pimpinan harus
bisa beradaptasi dan mampu menjawab kebutuhan dalam proses organisasi. Budaya organisasi
sering berubah, di mungkinkan karena factor pendorong untuk melakukan proses perbaikan
dalam organisasi
Selain budaya organisasi, lingkungan eksternal juga mempengaruhi proses jalannya
organisasi. Hal tersebut juga dapat berpengaruh dalam pencapian organisasi yang efektif dan
efesien. Para pimpinan juga di tuntut agar dapat mempunyai inovasi-inovasi dari perubahan
lingkunag eksternal yang sering kali berubah bukan sebaliknya.
Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh
anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi
masalah-masalah integrasi internal. Adopsi budaya yang kuat dapat meningkatkan
kinerja organisasi dengan cara secara umum semua riset mengklaim hal ini memfasilitasi
konsistensi perilaku internal. Budaya organisasi adalah sistem yang mengarahkan
perilaku individu agar searah dengan tujuan organisasi. Dalam hal mengubah budaya
maka pimpinan harus mampu mengubah dirinya terlebih dahulu. Pimpinan organisasi harus
mau menerima tanggung jawab dalam rangka perubahan budaya. Perubahan budaya tidak
mungkin dilakukan dalam sekejap waktu tetapi secara bertahap dan memerlukan waktu.
Pemimpin jangan membuat suatu kesalahan dalam tahapan pelaksanaan program budaya
kerja, karena bila hal tersebut terjadi maka dapat melemahkan semangat dan menurunkan
kepercayaan bawahan terhadap pimpinan.
Pengaruh lingkungan dalam Budaya Organisasi dan mengenai perubahan cara
pengelolaan organisasi tersebut tentu saja menuntut perubahan mendasar dalam pola pikir dari
seluruh anggota organisasi. Termasuk didalamnya perubahan yang memfokuskan pada
ketrampilan, pengetahuan, dan perilaku. Pengelolaan organisasi secara tradisional sudah
tidak lagi mencukupi ketika dunia menjadi lebih kompetitif dan dinamis. Jadi, untuk
mengantisipasi perubahan yang terjadi secara konstan, organisasi juga harus melakukan
perubahan organisasi agar tetap survive. Perubahan tersebut bias berada dalam kontinum

4 | PERANAN SOSIAL BUDAYA DALAM LINGKUNGAN EKSTERNAL/ EKSTERNAL


DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
perubahan kecil samapi dengan transformasi organisasi. Landasan dasar dari perubahan adalah
budaya untuk mau dan mampu beradaptasi. Salah satu turunan dari budaya yang adaptif adalah
budaya yang berorientasi pada tugas (task culture) yang berkoresponden dengan kerja keras
dan ‘play hard’. Dalam tulisan ini menggunakan analisis konseptual

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Peranan Sosial Budaya Dalam Lingkungan Eksternal/ Sebagai Lingkungan
Eksternal Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah?

5 | PERANAN SOSIAL BUDAYA DALAM LINGKUNGAN EKSTERNAL/ EKSTERNAL


DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peranan Sosial Budaya Dalam Lingkungan Eksternal/ Sebagai Lingkungan Eksternal Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Organisasi sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama
secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam
memanfaatkan sumber daya organisasi (uang, material, mesin, metode, lingkungan, sarana-
parasarana, data) secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Kerjasama dimaksud adalah kerjasama yang terarah pada pencapaian tujuan. Kerjasamayang
terarah tersebut dilakukan dengan meng-ikuti pola interaksi antar setiap individu atau
kelompok sebagai anggota organisasi. Pola interaksi yang diselaraskan dengan berbagai
aturan, norma, keyakinan, nilai-nilai tertentu sebagaimana ditetapkan oleh para
pendiriorganisasi itu, menjadi cerminan bagaimana budaya berproses. Keseluruhan pola
interaksi tersebut dalam waktu tertentu akan membentuk suatu kebiasaan bersama atau dapat
dikatakan membentuk budaya organisasi. Budaya membantu anggota membangunidentitas
kolektif dan mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan bersama-sama secara efektif (Daft
2011). Pembentukan budaya terjadioleh karena budaya secara individu itu berko-relasi
dengan kepribadian, sehingga budayaberhubungan dengan pola perilaku seseorang ketika
berhadapan dengan sebuah masalahhidup dan sikap terhadap pekerjaanya. Sikap dan
perilaku yang berulang berdasarkan stan-dar yang ditetapkan pendiri menjadi suatu pola yang
mencerminkan budaya organisasi dan pada gilirannya budaya organisasi menjadi pro-ses yang
mengintegrasikan sikap dan perilaku anggota organisasi secara keseluruhan, termasuk
pendatang baru (integrasi internal) (Schein2004).
Isu-isu terkait budaya dalam prosesintegrasi internal, diuraikan sebagai berikut
(Schein2004):
1. Creating a common language and conceptualcategories. Tentukan bahasa dan
konsep-konsep yang perlu digunakan sebagai bagian dari proses komunikasi di antara
anggotaorganisasi, dan jika anggota organisasi tidakdapat berkomunikasi dengan dan
memahamisatu dengan lainnya, sebuah kelompok tidak mungkin dapat didefinisikan, dan hal
iniakan mengganggu proses integrasi internal karena diantara anggota tidak mampu berko-
munikasi efektif.
2.Defining group boundaries and criteria for inclusion and exclusion.Menjelaskan
budayaorganisasi dengan mendefinisikan batas-batas dan kriteria kelompoknya.
Sebuahkelompok seharusnya dapat mendefinisikan kelompoknya. Siapa yang berada di
dalam dan di luar kelompoknya dan berdasarkan oleh kriteria-kriteria apa anggota
kelompok ditentukan. Setiap anggota organisasi adalahbagian dari kelompok seperti

6 | PERANAN SOSIAL BUDAYA DALAM LINGKUNGAN EKSTERNAL/ EKSTERNAL


DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
departemen SDM, departemen keuangan, departemenproduksi, departemen pemasaran, dan
lain sebagainya.
3.Distributing power and status. Menjelaskan dengan tepat status dan kekuasaan
yangdidistribusikandi antara anggota kelompok. Setiap kelompok harus bekerja
berkaitandengan tingkatan sosial, aturan-aturan dan kriteria-kriteria yang menjelaskan
bagaimanaanggota, memperoleh, menjaga dan kehilang-an kekuasaannya. Konsensus pada
bidang ini sangat penting untuk membantu anggota mengelola perasaannya ketika mereka me-
rasadiinginkan dan diserangatau diabaikan.
4.Developing norms of intimacy, friendship, andlove. Mengembangkan norma yang
jelas untuk mengatur pergaulan antara anggota organisasi terkait, hubungan dekat, perte-
manan, dan kasih sayang. Setiap kelompok harus bekerja berdasarkan aturan main
untukhubungan dengan rekan sebaya, hubungan antara lawan jenis dan bagaimana menjaga
sikap terhadap keterbukaan dan keakraban untuk mengatur tugas-tugas organisasi.Konsensus
terhadap bidang ini sangat pen-ting untuk membantu anggota mengelolaperasaan
dibutuhkan.
5.Defining and allocating rewards and punish-ments.Mendefinisikan secara jelas
tentang penghargaan dan hukuman serta bagaimanakeduanya dialokasikan pada anggota organi-
sasi. Setiap kelompok harus mengetahui apa perbuatan yang dibenarkan danapaperbuatan yang
salah dan harus mencapai konsensus tentang penghargaandan hukuman.
6.Explaining the unexplainable-ideology and religion. Menjelaskan sesuatu kejadian
atau sesuatu hal yang terkait dengan keyakinan dan kepercayaan anggota yang akan mem-
pengaruhi sikap dan perilaku mereka. Setiap kelompok, sebagai bagian masyarakat sosial, dapat
berhadapan dengan sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dan harus dapat memahami
sehingga anggota dapat me-nanggapinya dan menghindari keinginan untuk menyepakati
sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dan tidak dapat dikendalikan, contoh di satu departemen,
sebuah mesin fotocopy mati secara janggal ketika sedang digunakan, teknisi tentu akan
mencobamelakukan berbagai cara perbaikan,dan termasuk ketika teknisi menendang mesin.
Jika mesin fotocopy kembali berfungsi, dan adakalanya terjadi, teknisi secara hati-hati
mendokumentasikan apa yang telah dila-kukan, dan hal ini dapat dikatakan
diluarjangkauan pemikiran berbasis knowledge.Dilihat dari unsur perbedaan, pemahaman
tentang budaya juga menyangkut ciri khas yang membedakan antara individu yangsatu
dengan individu yang lain ataupun yangmembedakan antara profesi yang satu dengan
profesi yang lain. Seperti perbedaan budaya seorang pengacara dengan seorang
dosen,seorang peneliti dengan seorang politisi, seorang akuntan dengan seorang spesialis
jantung,seorang profesional dengan seorang amatiran. Ciri khas ini bisa diambil dari hasil
internalisasi individu dalam organisasi ataupun juga sebagai hasil adopsi dari organisasi yang
mempengaruhi pencitraan sehingga dianggap sebagaikultur sendiri yang ternyata
pengertiannya masih relatif dan bersifat abstrak. Budaya merupakan sebuah system nilai
yang dianut seseorang pendukung budaya tersebut yang mencakup konsepsi abstrak tentang
baik dan burukatau secara institusi nilai yang dianut oleh suatu organisasi yang diadopsi
dari oganisasi lainbaik melalui reinventing maupun reorganizing(Schein2004).
Budaya sebagai Proses Adaptasi Eksternal. Budaya Organisasi adalah pokok
penyelesaian masalah-masalah ekternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara
konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada angota-anggota baru

7 | PERANAN SOSIAL BUDAYA DALAM LINGKUNGAN EKSTERNAL/ EKSTERNAL


DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
sebagai cara yang tepat untuk memahami,memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-
masalah. Formasi budaya berkembang dipengaruhi oleh dinamika kelompok dan sosial,yang
melibatkan permasalahan terkait dengan bagaimana bertahan dan beradaptasi terhadap
pengaruh lingkungan eksternal organisasi, dan bagaimana membangun integrasi dari porses
internal untuk memastikan kapasitas secara berkelanjutan bertahan dan beradaptasi.Fungsi
utama budaya adalah membantumemahami lingkungan dan menentukan bagai-mana
meresponnya, yang dapat mengurangi kecemasan, ketidakpastian dan kebingungan(Yulk
2001). Permasalahan eksternal dan internal organisasi amat saling terkait dan organisasi harus
menghadapinya secara simultan. Budaya organisasi yang dibangun diarahkanuntuk mampu
beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal dalam rangka mempertahankan
kelangsungan hidup organisasi.Konsep budaya membantu anggota organisasi untuk membantu
memahami aspek-aspek kehidupan organisasi yang kompleks. Budaya sebagai pola asumsi
dan nilai yangdibagi bersama tentang bagaimana melakukan sesuatu di dalam organisasi.
Pola yang dipelajari anggota organisasi untuk menghadapi masalah eksternal dan masalah
internal, dipelajari anggota baru organisasi serta menjadi cara memperbaiki persepsi, pikiran dan
perasaan mereka (Daft 2012). Budaya organisasi menjadi perwujudan dari anggapan yang
dimiliki, diterimasecara implisit oleh anggota organisasi dan menentukan bagaimana mereka
merasakan,berpikirdan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam.Budaya
merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dimiliki oleh ang-gota organisasi untuk
melakukan penyesuaian dengan lingkungan eksternal dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.Langkah-langkah yang dapat dilakukan organisasi untuk beradaptasi terhadap
lingkungan eksternalnya dan mempertahankan kelangsungan hidup organisasi, yakni:
(Schein2004)
1.Missian and strategy, obtaining a shared understanding of core mission, primary
task, and manifest and latent functions. Memperoleh pemahaman yang dibagi
berkaitandengan misi inti, tugas pokok, dan fungsiyang terlihat maupun tidak dari
keberadaan organisasi.
2.Goals, developing consensus on goals, as derived from the core
mission.Membangun konsensus terhadap tujuan-tujuan yang ber-asal dari misi intiorganisasi.
3.Means, developing consensus on the means to be use to attain the goals, such as
the organization structure, division of labour,reward system, and authority
system.Membangun konsensus terhadap cara-cara yang digunakan utnuk mencapai tujuan-
tujuan,seperti struktur organisasi, pengelompokanpekerja, sistem reward, dan sistem
kekuasaan.
4.Measurement, developing consensus on the criteria to be used in measuring how well
the group is doing in fullfilling its goals, such as the information and control
systems.Mem-bangun konsensus terhadap kriteria-kriteria yang digunakan untuk mengukur
bagaimana baiknya kelompok bekerja untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi, seperti sistem
infor-masi dan pengendalian.
5.Correction, developing consensus on theappropriate remedial or repair strategies
to be used if goals are not being met.Memba-ngun konsensus terhadap ketepatan daritindakan
perbaikan atau strategi perbaikan yang digunakan jika tujuan-tujuan tidak ter-
penuhi.Organisasi dan seluruh anggotanya perlu memahami budaya terkait bagaimanabudaya
dapat menjadi bagian dari usaha untuk beradaptasi dengan lingkungan eksternal agar mereka

8 | PERANAN SOSIAL BUDAYA DALAM LINGKUNGAN EKSTERNAL/ EKSTERNAL


DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
mampu menghadapi permasalahanyang dihadapi untuk mempertahankan dan men-dorong
kinerja organisasi. Memahami budaya artinyamemahami pentingnya membagi asumsiatau
pemahaman tentang misi dan strategiorganisasiuntuk mengarahkan sikap dan peri-laku
mereka beradaptasi dengan lingkunganeksternal organisasi.Pada umumnya
organisasi/pemerintahan membagi ketentuan-ketentuan yang dikem-bangkanberkaitan dengan
isu-isu pertumbuhan dan kelangsungan hidup ekonomi organsasi/pemerintahan yang
melibatkan bagaimana men-jaga hubungan baik diantara para stakeholders organisasi, seperti
(1) investor dan pemegang saham, (2) suppliers, (3) pimpinandan karyawan,(4) komunitas
dan pemerintah, dan (5) konsu-men yang bersedia membayar produk dan jasa organisasi.
Contoh: Perdebatan diantara pim-pinan pemerintahan terkaitpertanyaan tentang bentuk
program iklan atau kampanye yangakan digunakan atau desainproduk dan produk apa saja
yang akan diproduksi pemerintahanyang dapat dijual dan menghasilkan profit, berdasarkan
konsep apa sesungguhnya yang ingin dibangun pemerintahan dan apa bakat-bakat unik yang
dimiliki pemerintahan.Mulai dari pemilik atau pimpinan pemerintahan/organisasi untuk
membagi asumsitentang tujuan yang bersumber dari misi pemerintahan, dan ini menjadi
bagian yang penting untuk memberi pemahaman kepada setiapindividu dalam
organisasi.Misi pemerintahan sering lebih mudah untuk dinyatakan tetapi lebih sulit untuk
dipahami, sehingga untuk mencapai konsensus terhadap tujuan yang ingin dicapai
berdasarkan misi perlu membagi asumsi dan bahasa bersama berkaitan denganmisi yang
telah diterjemahkan kedalam tujuan yang konkret,proses produksi, penjualan produk dan
jasayang spesifik serta memberi batasan-batasan biaya dan waktu. Contoh, pentingnya
membentuk kesepakatan diantara perbedaan mengenai keputusan tentang alokasi sumber
dayayang adadiantara kelompok pengembangan produk.
Perubahan atau pengaruh lingkungan adalah angka kecepatan dari perubahan
lingkungan umum dan lingkungan khusus pemerintahan. Perubahan ini terdiri dari
perubahan yang stabil, dimana angka perubahannya lambat, dan perubahan dinamis,
dimana angka perubahan lingkungan adalah cepat. Pemerintahan biasanya mengalami
baik perubahan stabil maupun perubahan dinamis. Kompleksitas Lingkungan adalah
jumlah faktor-faktor eksternal di dalam lingkungan yang mempengaruhi organisasi.
Lingkungan sederhana hanya memiliki sedikit faktor lingkungan, sedangkan lingkungan
kompleks mempunyai banyak faktor lingkungan.
Pengamatan terhadap perubahan dan kompleksitas lingkungan membuat para
pimpinan dapat memanfaatkan lingkungan yang berubah dengan tiga langkah yaitu:
a.Pengamatan Lingkungan Pengamatan Lingkungan adalah meneliti lingkungan terhadap
kejadian atau masalah penting yang mungkin dapat mempengaruhi suatu organisasi.
b.Menerjemahkan faktor-faktor Lingkungan Setelah mengamati kemudian pimpinan
menentukan kejadian dan masalah lingkungan apa yang bermanfaat bagi organisasi.
Biasanya pimpinan menerjemahkan kejadian dan masalah sebagai ancaman atau kesempatan.
Jika menerjemahkan sebagai ancaman, maka ia akan berusaha melakukan suatu langkah-
langkah untuk melindungi pemerintahan .Jika pimpinan menerjemahkan sebagai
kesempatan, maka mereka akan memanfaatkan kejadian tersebut dengan mempertimbangkan
strategi alternatif untuk meningkatkan kinerja pemerintahan.
c. Menerjemahkan faktor-faktor Lingkungan Setelah mengamati, kemudian pimpinan
menentukan kejadian dan masalah lingkungan apa yang bermanfaat bagi organisasi.

9 | PERANAN SOSIAL BUDAYA DALAM LINGKUNGAN EKSTERNAL/ EKSTERNAL


DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Biasanya pimpinan menerjemahkan kejadian dan masalah sebagai ancaman, maka ia
akan berusaha melakukan suatu langkah-langkah untuk melindungi pemerintahan. Jika
pimpinan menerjemahkannya sebagai kesempatan, maka mereka akan memanfaatkan
kejadian tersebut dengan mempertimbangkan strategi alternatif untuk meningkatkan kinerja
pemerintahan.
d.Menghadapi ancaman dan kesempatan Setelah pengamatan dan menerjemahkannya sebagai
ancaman dan kesempatan, maka pimpinan melakukan suatu peta keterkaitan (cognitive maps),
merangkum hubungan yang di dasari antara faktor-faktor lingkungan dan kemungkinan
tindakan organisasi. Dari berbekal informasi yang dirangkum tersebut, maka pimpinan dapat
mengambil tindakan untuk mengurangi dampak dari ancaman dan menggunakan kesempatan
untuk meningkatkan keuntungan.
Lingkungan internal adalah kejadian dan kecenderungan dalam suatu organisasi
yang mempengaruhi manajemen, karyawan, dan budaya organisasi. Budaya organisasi
adalah nilai-nilai keyakinan, dan sikap yang berlaku di antara anggota organisasi.
Etika berkenaan dengan pendapat benar dan salah, atau berkenaan dengan kewajiban
moral seseorang pada masyarakat. Etika ini merupakan system ungkapan-ungkapan yang
menyangkut perilaku, perbuatan dan sikap manusia terhadap peristiwa-peristiwa yang
dianggap penting dalam hidupnya. Setelah pengamatan dan menerjemahkannya sebagai
ancaman dan kesempatan, maka pimpinan melakukan suatu peta keterkaitan (cognitive
maps), merangkum hubungan yang didasari antara faktor-faktor lingkungan dan
kemungkinan tindakan organisasi. Dari berbekal informasi yang dirangkum tersebut maka
pimpinan dapat mengambil tindakan untuk mengurangi dampak dari ancaman dan
menggunakan kesempatan untuk meningkatkan keuntungan . sedangkan tanggung jawab
sosial berarti manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi didalam
pembuatan keputusannya. Tanggung jawab sosial perushaan ini merupakan salah satu
tugas yang harus dilakukan oleh para pimpinan pemerintahan untuk tujuan jangka panjang.

10 | PERANAN SOSIAL BUDAYA DALAM LINGKUNGAN EKSTERNAL/ EKSTERNAL


DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pola interaksi yang diselaraskan dengan berbagai aturan, norma, keyakinan, nilai-
nilai tertentu sebagaimana ditetapkan oleh para pendiriorganisasi itu, menjadi cerminan
bagaimana budaya berproses. Budaya organisasi yang dibangun diarahkanuntuk mampu
beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal dalam rangka mempertahankan
kelangsungan hidup organisasi.Konsep budaya membantu anggota organisasi untuk
membantu memahami aspek-aspek kehidupan organisasi yang kompleks. Pola yang
dipelajari anggota organisasi untuk menghadapi masalah eksternal dan masalah internal,
dipelajari anggota baru organisasi serta menjadi cara memperbaiki persepsi, pikiran dan
perasaan mereka. Perubahan ini terdiri dari perubahan yang stabil, dimana angka
perubahannya lambat, dan perubahan dinamis, dimana angka perubahan lingkungan
adalah cepat. Kompleksitas Lingkungan adalah jumlah faktor-faktor eksternal di dalam
lingkungan yang mempengaruhi organisasi. Lingkungan internal adalah kejadian dan
kecenderungan dalam suatu organisasi yang mempengaruhi manajemen, karyawan, dan
budaya organisasi. Budaya organisasi adalah nilai-nilai keyakinan, dan sikap yang
berlaku di antara anggota organisasi. Setelah pengamatan dan menerjemahkannya sebagai
ancaman dan kesempatan, maka pimpinan melakukan suatu peta keterkaitan (cognitive
maps), merangkum hubungan yang didasari antara faktor-faktor lingkungan dan
kemungkinan tindakan organisasi. Dari berbekal informasi yang dirangkum tersebut
maka pimpinan dapat mengambil tindakan untuk mengurangi dampak dari ancaman dan
menggunakan kesempatan untuk meningkatkan keuntungan .

11 | PERANAN SOSIAL BUDAYA DALAM LINGKUNGAN EKSTERNAL/ EKSTERNAL


DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
12 | PERANAN SOSIAL BUDAYA DALAM LINGKUNGAN EKSTERNAL/ EKSTERNAL
DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Anda mungkin juga menyukai