TPE Tahbisan Imam 2021 KUM
TPE Tahbisan Imam 2021 KUM
6:39b)”
Para Diakon, petugas liturgi dan semua Imam diharapkan membaca setiap
rubrik (tulisan merah) dalam teks misa ini dengan saksama.
PERSIAPAN
Rombongan petugas liturgi mempersiapkan diri di pendopo utama Biara.
Masing-masing pelayan liturgi mempersiapkan perlengkapan liturgi yang
digunakan dalam perayaan Ekaristi. Persiapan dimaksud untuk menciptakan
suasana yang nyaman dan sesuai selama perayaan nanti.
RITUS PEMBUKA
01. PERARAKAN MASUK
Bila semua sudah siap, Bapa Uskup, para Imam konselebran, Diakon
dan petugas liturgi lainnya berarak menuju kapela. Urutan perarakan
diatur sebagai berikut:
Penari
Ceremoniarius
Ajuda pembawa Thuribulum dan Navikula
Ajuda pembawa Salib
Ajuda pembawa lilin
Para Diakon didampingi orang tua
Imam Konselebrantes
Dua Imam pendamping
Uskup
Ajuda pembawa mitra dan tongkat Uskup
Nya. Oleh karena cinta Allah yang begitu nikmat, pada hari ini
kelima Diakon dalam Serikat Panggilan Ilahi (Vokasionis)
menyerahkan diri untuk ditahbiskan menjadi Imam. Mereka telah
mengalami panggilan Ilahi untuk melayani Allah yang mereka
Imani dalam kesaksian doa, persaudaraan dan pelayanan. Mereka
adalah:
Diakon Lipus Lorensius Gare, SDV anak dari Bapak Paulus
Nipo dan Mama Fransiskus Rusi.
Diakon Ferdinandus Sadiman anak dari Bapak Yohanes Hardin
dan Mama Rosalia Limur.
Diakon Karolus Bale, SDV anak dari Bapak Petrus Benediktus
Salo dan Mama Agatha Lero.
Diakon Philipus Ardi Nandos, SDV anak dari Bapak Ambros
Nadu (alm.) dan Mama Maria Goreti Numus.
Diakon Carlos Ramos Maggelhaens, SDV anak dari Bapak
Rafael Ximenes De Araujo dan Mama Margarida Maggelhaens.
______ _____
5 6 6 5 5 //
Usk. Da- mai ba- gi- mu.
_____ ___ _
5 6 5 5 6 6 //
U Dan ber- sa- ma roh- mu.
LITURGI SABDA
Lektor dan pemazmur mempersiapkan diri, menuju ke mimbar
sabda untuk membacakan sabda Tuhan. Selesai setiap pembacaan
diselingi dengan waktu hening sejenak sebelum lanjut ke bacaan
berikut.
Komentator: Bapa ibu saudara/ i terkasih dalam Kristus kini kita
memasuki liturgi sabda. Marilah kita membuka hati
dan budi kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan
dengan penuh iman.
08. BACAAN I : Yes. 43:1-7
09. MAZMUR TANGGAPAN : Mzm. 66:1-3a.4-5.6-7a
_ __ __ __ __ _
5 /3 3 3 2/ 1 1 6/ 5 . / 1 1 2 / 3 5 / 3 2 / 1 . //
Ber-so-rak- so-rai- lah ba-gi Al- lah, hai se- lu- ruh bu- mi
LITURGI PENTAHBISAN
Upacara pentahbisan Imam dimulai sesudah pembacaan injil. Uskup
mengenakan mitra dan duduk di kursi upacara, sementara misdinar
pemegang buku dan mic berlutut di samping Uskup. Imam lain dan Umat
dipersilakan duduk.
Komentator:
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus.
Sekarang akan dilangsungkan upacara Pentahbisan Imam. Calon
Imam akan diminta untuk tampil ke depan altar. Dengan menjawab
“Saya hadir” calon Imam menyatakan kesediaannya untuk
ditahbiskan menjadi Imam.
Orang tua akan merestui, mendoakan dan menyerahkan dia kepada
Bapa Uskup untuk ditahbiskan menjadi Imam Allah. Marilah kita
mengikuti upacara ini dengan khidmat dan penuh iman.
13. PEMANGGILAN CALON
Calon Imam dipanggil oleh seorang Diakon lain, namun bila tidak ada
Diakon lain maka dipanggil oleh Imam Konselebran II.
D/K-2 : Diakon Diakon yang akan ditahbiskan
menjadi Imam, dipersilahkan untuk tampil ke
depan altar.
D/K-2 : Diakon Lipus Lorensius Gare, SDV
D : Saya hadir.
D/K-2 : Diakon Ferdinandus Sadiman
D : Saya hadir.
D/K-2 : Diakon Karolus Bale, SDV
D : Saya hadir.
D/K-2 : Diakon Philipus Ardi Nandos, SDV
D : Saya hadir.
D/K-2 : Diakon Carlos Ramos Maggelhaens, SDV
D : Saya hadir.
Setelah doa restu, orangtua membubuhkan tanda salib pada dahi Diakon
dan Diakon mencium tangan kedua orang tuanya. Setelah itu Diakon
menaiki panti imam dan berdiri di depan Uskup.
15. PENYERAHAN CALON
Diakon berdiri di hadapan Uskup. Imam pendamping I memimpin
upacara penyerahan.
P1 : Bapa Uskup yang mulia, Bunda Gereja yang
kudus memohon agar bapa berkenan
mentahbiskan saudara-saudara kita ini untuk
tugas pelayanan Imam.
Uskup : Apakah menurut Pater, saudara-saudara ini
layak ditahbiskan menjadi Imam?
P1 : Menurut penilaian umat dan orang-orang
yang mengenalnya, Diakon-Diakon ini layak
ditahbiskan menjadi Imam. Saya dan umat
yang hadir di sini adalah saksinya.
Uskup : Dengan bantuan Allah Bapa, Putera dan Roh
Kudus kami memilih saudara kita ini untuk
melaksanakan tugas pelayanan sebagai
Imam.
Komentator dan Umat: Syukur kepada Allah.
Komentator: Bapa Uskup telah menerima calon Imam
untuk ditahbiskan. Marilah kita bersyukur kepada
Allah dan menyambutnya dengan bertepuk tangan
meriah.
Calon Imam kembali ke tempat duduk semula
Komentator: Saudara/i terkasih sebelum mentahbiskan calon
Imam kita, bapa Uskup akan memberikan amanat mengenai
imamat, baik untuk calon Imam maupun untuk kita sekalian.
Marilah kita mendengarkannya dengan penuh perhatian
16. HOMILI – AMANAT TAHBISAN (oleh Uskup)
17. PENYELIDIKAN CALON
Calon Imam maju ke depan Altar dan berdiri di hadapan Bapa Uskup
Komentator: Sebelum ditahbiskan menjadi Imam. Seorang calon
harus terlebih dahulu mengikrarkan janji setia
terhadap martabat jabatan Imamat yang akan
diterimanya, serta kesediaan untuk melaksanakan
segala tugas dan kewajiban sebagai seorang Imam
setelah ditahbiskan.
i 6 5 6
U: Tuhan Kasihanilah Kami
i 6 5 6
C: Kristus kasihanilah kami
i 6 5 6
U: Kristus kasihanilah kami
i 6 5 6
C: Tuhan kasihanilah kami
i 6 5 6
U: Tuhan kasihanilah kami
i 2 7 7 7 6 7 i i
C: Santa Maria Bunda Al lah U: Do-a-kanlah kami
Santo Mikhael
Santo Gabriel
Santo Rafael
Para Malaikat Allah yang Kudus
Santo Yosef
Nabi Elia Bapa Kami
Santo Yohanes Pembaptis
Santo Petrus dan Paulus
Santa Maria Magdalena
Santo Stefanus
Santa Agnes
Santa Perpetua dan Felisitas
Santo Basilius
Santo Martinus
Santo Agustinus
Santo Benediktus
Santo Fransiskus dan Dominikus
Santo Fransiskus Xaverius
Santo Albertusdari Trapanni
2 2 2 1 2 7 1 2
C: Kristus dengarkanlah kami
2 2 21 2 7 1 2
U: Kristus dengarkanlah kami
2 2 2 2 2 1 271 2
C: Kristuskabulkanlah doa kami
2 2 2 2 2 1 27 1 2
U: Kristuskabulkanlah doa kami
Setelah Litani para kudus, Uskup berdiri dan berdoa, sementara umat tetap
berlutut
Uskup : Ya Allah kami, berkenanlah kiranya
mendengarkan doa-doa kami ini. Curahkanlah
rahmat Roh Kudus-Mu ke dalam hati hamba-
hamba-Mu ini. Kami serahkan saudara-saudara
ini ke dalam tangan-Mu supaya Engkau
mentahbiskannya menjadi Imam-Mu. Bantulah
mereka dengan rahmat kasih-Mu yang abadi.
Kami sampaikan semua ini dengan pengantaraan
Kristus Tuhan kami.
Umat : Amin.
Komentator:Marilah kita berdiri.
20. PENUMPANGAN TANGAN (Uskup mengenakan mitra)
Calon Imam menghadap Uskup dan berlutut di hadapannya. Suasana
hening dan khidmat. Uskup menumpangkan tangan ke atas kepala Calon
Imam sebagai tanda turunnya Roh Kudus atas dirinya. Setelah itu para
Imam yang hadir juga menumpangkan tangan. Calon Imam tetap berlutut
di depan altar dan para Imam maju satu persatu untuk menumpangkan
tangan dalam diam.
LITURGI EKARISTI
A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Duduk
26. Persiapan Persembahan
Wakil umat dan wakil keluarga Imam baru berarak mengantar bahan-
bahan persembahan ke altar Tuhan. Koor dan umat mengiringi arakan
bahan persembahan dengan nyanyian yang sesuai.
Komentator: Saudara-saudari umat Allah yang terkasih. Kini
tibalah kita pada Liturgi Ekaristi. Kita satukan
persembahan kita ini dengan kurban Yesus Kristus sendiri
sebagai kurban satu-satunya yang terluhur. Marilah kita
5 6 7 56 76 6 .||
Uskup: Tu - han ber sa ma - mu
5 6 75 6 76 6 .||
Umat: Dan ber sa ma roh mu
7… 65 56 7 67… 67 6 5.||
Uskup: Marilah meng-a- rah- kan ha ti kepa da Tu - han
6.7 7 676 65.||
Umat: Su dah ka-mi a -rah- kan
PREFASI IMAMAT
Sung-guh - la -yak dan pan - tas, Ya Tuhan Bapa yang ku-dus,
Allah yang kekal dan ku - a - sa, bah-wa di manapun ju - ga,
kami senantiasa ber-syu-kur ke - pa - da - Mu,
Se-bab dengan pengurapan Roh Ku-dus,
’
Eng-kau telah melantik Putera tung-gal - Mu,
menjadi Imam agung perjanji-an ba - ru dan ke - kal.
Eng-kau telah menyiapkan dan mengatur segala se-su - a- tu
a -gar imamat khu-sus i - tu
tetap terpeli -ha- ra da - lam Ge -re - ja.
’
Kristus telah menganugerahkan umat pilihan i-ma-mat ra - ja - wi,
’
dan dengan kasih persaudaraan, telah memilih se-ke-lom-pok o -rang
’
un-tuk mengambil bagian dalam martabat su-ci - Nya,
dengan upacara pe- le - tak -kan ta -ngan A-tas nama-Nya, mereka
’
memperbaharui korban penebu-san ma-nu - si - a,
’ /
dan menyediakan bagi putera-pute-ri -Mu, per-ja -mu-an Pas -kah.
’
Mereka memimpin umat-Mu yang kudus dengan cin-ta ka - sih,
’
men-ja-mu mereka dengan santa-pan Sab- da
/
dan menguatkan mereka dengan Sa - kra-men – sa - kra -men.
’
Sam-bil menyerahkan hidupnya bagi keselamatan saudara-sau- da - ri -nya
.’
mereka berusaha menjadi serupa dengan Kristus sen-di - ri
/
dan tetap teguh memberi kesaksian iman dan cin-ta ke-pa-da - Mu.
‘
’
Se - bab i -tu, bersama para malaikat dan semua o-rang ku-dus,
‘
Ka - mi me-lu-hur-kan Di -kau
//
De - ngan gembi - ra ber - nya - nyi:
30. Lagu Kudus: Koor/Umat
Uskup
Sungguh kuduslah Engkau Tuhan, sumber segala kekudusan.
Uskup dan semua imam
T
ERIMALAH DAN MAKANLAH, KAMU SEMUA:
INILAH TUBUHKU YANG DISERAHKAN BAGIMU.
(Uskup memperlihatkan Tubuh Kristus dengan mengangkat-Nya. Imam
konselebran lain memandang-Nya. Ketika Uskup berlutut, imam lain
membungkuk dengan hormat dan khidmat)
T
ERIMALAH DAN MINUMLAH, KAMU SEMUA:
INILAH PIALA DARAHKU, DARAH PERJANJIAN BARU
DAN KEKAL, YANG DITUMPAHKAN BAGIMU DAN BAGI
___ ___ _
1 2 3 ... 5 3 21 1 //
I Ma-ri-lah mewartakan misteri i- man ki- ta.
___ __
1 2 3... 5 3 2 2 ‘
U Se-ti-ap kali kami makan ro-ti i- ni
4... 3 2 3 3’
dan minum dari pi- a- la i- ni,
____ _
3 2 1 ... 23 2’
wa-fat-Mu, Tuhan, kami war- ta- kan
____ _____ _
4 3 2 1 21 1 //
hing-ga Eng-kau da- tang.
Uskup:
Sambil mengenangkan wafat dan kebangkitan Kristus,
Imam baru dan semua imam
kami mempersembahkan kepada-Mu, Bapa,
roti kehidupan dan piala keselamatan.
Kami bersyukur, sebab kami Engkau anggap layak
menghadap Engkau dan berbakti kepada-Mu.
Dan kami mohon, semoga kami yang menerima
U: 5 5 6
A – mi - n.
(Amin hanya satu kali dan tidak lagi tiga kali)
32. Bapa Kami (Para imam dan umat menyanyikan Doa Bapa
Kami.)
Umat : Amin.
RITUS PENUTUP
Komentator: Saudara/i, sesaat lagi perayaan Ekaristi dan Upacara
Pentahbisan Imam akan berakhir. Sebelumnya akan
berlangsung pembacaan dan penandatanganan
Maklumat Tahbisan serta pemberian Yurisdiksi kepada
imam baru kita.
Maklumat Tahbisan / Yurisdiksi / Pengumuman
1) Maklumat Tahbisan
2) Pemberian Yurisdiksi
3) Tugas dan Penempatan Imam Baru
Pimpinan Serikat Vokasionis membacakan penempatan tugas
kepada Imam baru.
40. Pengutusan
Uskup :Saudara sekalian, perayaan Ekaristi
upacara pentahbisan telah selesai,
pergilah dalam damai, sambil
memuliakan Tuhan dengan hidupmu.
Salah satu ritual penting dalam tahbisan imam adalah pengurapan tangan imam baru
dengan minyak [krisma suci di ritus baru, atau minyak katekumen di ritus lama yang
sudah digunakan sejak sebelum Vatikan II]. Kenapa tangan yang diurapi? Karena
secara khusus tangan para calon imam inilah yang hendak disucikan. Dalam Misa,
Kristus hadir di tangan imam dan melalui tangan imam pulalah Kristus dibagi-bagi dan
diberikan kepada umat.
Ritual pengurapan tangan ini dilaksanakan setelah imam baru dibantu
mengenakan stola imam dan kasula, yang terakhir ini adalah busana terluar imam
untuk Misa. Setelah mengenakan kasula untuk pertama kalinya inilah, sang imam baru
berlutut sambil menadahkan kedua telapak tangan di atas pangkuan uskup yang duduk
di katedra atau kursi lain di depan altar. Pada saat itu uskup akan mengambil minyak
dengan ibu jarinya dan mengurapi kedua tangan imam sambil berkata, "Semoga Tuhan
Yesus Kristus, yang telah diurapi Bapa dengan Roh Kudus dan kekuatan, menjaga
engkau untuk menguduskan umat Kristiani dan mempersembahkan kurban kepada
Allah." (De Ordinatione 133)
Buku pontifikal dan tata upacara baru (= Forma Ordinaria) tidak menyebut detil cara
pengurapan tangan imam. Hanya dikatakan bahwa "Berikutnya uskup menerima apron
(celemek) dari linen dan mengurapi dengan krisma telapak tangan masing-masing
imam yang berlutut di depannya. Uskup mengatakan, 'Semoga Tuhan Yesus Kristus ...'
Kemudian uskup dan imam baru mencuci tangan mereka." (CE 535) Dalam
buku pontifikal lama (= Forma Extraordinaria), dijelaskan bahwa uskup mulai dengan
mengurapi ujung ibu jari kanan, lalu telunjuk kiri, lalu ibu jari kiri dan terakhir
telunjuk kanan, yang keseluruhannya membentuk sebuah tanda salib, baru kemudian
dilanjutkan dengan pengurapan kedua telapak tangan. Kenapa perlu ujung ibu jari dan
jari telunjuk secara khusus? Karena ujung kedua jari inilah yang nantinya akan
memegang Tubuh Kristus dalam Misa. Rubrik lama melanjutkan bahwa setelah
diurapi, kedua tangan imam ditangkupkan oleh uskup, dan imam menerima
manutergium (baca: manuterjium) atau lap tangan yang lalu diikatkan di tangannya
(lihat foto di bawah ini). Lap tangan ini masih dikenakan saat masing-masing imam
kembali ke uskup dan menerima (atau lebih tepatnya menyentuh) piala dan patena
yang berisi anggur dan air serta roti, juga sambil berlutut. (Bdk. Pontificale Romanum
1962)
Lalu, kapan manutergium alias lap tangan ini dilepaskan ikatannya dari tangan imam?
Jawabnya, setelah imam baru menerima (atau menyentuh) piala dan patena yang
diberikan uskup. Imam kemudian menuju ke meja samping untuk membersihkan
minyak dengan roti dan jeruk dan kemudian dengan air dan sabun. Manutergium ini
kemudian disimpan oleh pelayan sampai akhir upacara.
Cerita tentang tradisi yang saya sebut di atas baru dimulai di sini. Seturut tradisi,
masing-masing imam baru akan memiliki dan menggunakan manutergiumnya sendiri-
sendiri. Setelah digunakan dalam Misa Tahbisannya, manutergium ini kemudian
dipersembahkan kepada ibu sang imam, bisa pada akhir Misa Tahbisan atau pada Misa
Syukur Perdananya. Ketika sang ibu wafat dan dibaringkan dalam peti jenazah,
manutergium ini dibalutkan pada tangannya. Pada hari penghakiman nanti, pada
waktunya kita semua dibangkitkan, saat Kristus bertanya kepada sang ibu, "Apa yang
telah engkau lakukan bagi-Ku?" Sang ibu dapat menghunjukkan manutergium itu,
"Aku telah mempersembahkan putraku, ya Tuhan."
- Mengenai ukuran manutergium, rupanya tidak ada kesepakatan di antara sumber
yang saya baca. Ada yang menyebut sama dengan lap tangan yang digunakan imam
saat mencuci tangan dalam Misa, sekitar 45 x 30 cm, tapi ada juga yang membuatnya
125 x 11 cm, seperti pita lebar yang panjang. Meski begitu, semuanya sepakat bahwa
manutergium dibuat dari kain linen atau lenan, kain yang sama yang digunakan untuk
membalut Tubuh Kristus di dalam kubur. Kain yang sama pula yang (seharusnya)
digunakan untuk membuat korporal dan palla, yang bersentuhan dengan Tubuh dan
Darah Kristus dalam Misa. Oh ya, manutergium yang ukuran 45 x 30 cm tadi, seturut
tradisi melipat lap tangan imam, dilipat menjadi empat bagian, sehingga ukuran
terlipatnya menjadi 45 x 7.5 cm. Bila dikehendaki, di atas manutergium bisa dibordir
nama lengkap atau inisial imam dan/atau tanggal tahbisan, atau dibiarkan polos saja
dengan satu salib kecil di salah satu ujungnya (bukan di tengah seperti purifikatorium;
yang ini seturut tradisi dilipat menjadi tiga bagian dan salibnya dibordir persis di
bagian tengah kain).
- Penggunaan manutergium disyaratkan oleh tahbisan imam ritus lama, yang tetap
dapat digunakan sampai hari ini (Bdk. Summorum Pontificum). Meski tidak disebut
detilnya dalam tahbisan imam ritus baru, manutergium tetap dapat digunakan dengan
berbagai kemungkinan penyesuaian. Bila tidak dikehendaki penggunaannya seturut
rubrik ritus lama (dengan diikatkan ke tangan imam baru), manutergium tetap dapat
digunakan secara tidak menonjol, sebagai lap tangan biasa di meja samping. Makin
banyak imam baru dan juga uskup serta seremoniarius yang mengenal dan terpikat
oleh tradisi indah mempersembahkan manutergium kepada ibu imam baru, dan
kembali menggunakannya dalam tahbisan imam ritus baru sekalipun.