Anda di halaman 1dari 19

Volume 11 No.

1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712


Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN: 2477-2712

BULETIN VETERINER UDAYANA

➢ Ekokardiografi Mode-Brightness pada Ular Sanca


➢ Kombinasi Aplikasi Bioflock dan Probiotik Terhadap Pertumbuhan Udang Vaname
➢ Histopatologi Hepar Tikus Putih Setelah Pemberian Ekstrak Sarang Semut yang Diinduksi
Paracetamol Dosis Toksik
➢ Gambaran Radiografis Penggunaan Tulang Babi Sebagai Bahan Cangkok pada Anjing
➢ Uji Efektifitas Ekstrak Daun Mimba terhadap Micrococcus luteus pada Anjing Dermatitis
➢ Histomorfometri Sel Darah Putih Agranulosit Bibit Sapi Bali di Nusa Penida
➢ Struktur Histologi Uterus Anjing Kintamani pada Periode Dewasa Kelamin
➢ Histopatologi Hati Mencit yang diberikan Ekstrak Etanol Tanaman Sarang Semut
➢ Klasterisasi Manajemen Pengolahan Limbah Sapi Bali pada Simantri di Kabupaten Badung
➢ Pengaruh Vitamin E pada terhadap Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Puyuh
➢ Bakteriosin dari Isolat Bakteri Asam Laktat 15B Hasil Isolasi Kolon Sapi Bali
➢ Histopatologi Ginjal Tikus Wistar Diabetes yang Diberikan Ekstrak Etanol Daun Kelor
➢ Gerusan Daun Binahong Mempercepat Kesembuhan Luka Bakar Tikus Putih
➢ Profil Imunoglobulin M Sapi Bali di Pulau Nusa Penida Klungkung Bali
➢ Histological Structure of The Thoracic and Abdominal Region Skin of Etawah Goats
➢ Kualitas Daging Sapi Bali dan Daging Sapi Wagyu yang Disimpan pada Suhu Dingin

DITERBITKAN OLEH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA


VOL 11 NO. 1 PEBRUARI 2019
Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Publikasi Ilmiah Ini Diterbitkan


Dua Kali Setahun Setiap Bulan Pebruari dan
Agustus Yang Bekerjasama Antara

Fakultas Kedokteran Hewan


Universitas Udayana

Asosiasi Dokter Hewan Praktisi


Hewan Kecil Indonesia (ADHPHKI)

Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)


Cabang Bali
Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

BULETIN VETERINER UDAYANA

Fotografer: Drh. Putu Henrywaesa Sudipa, M.Si

Anjing bali: Anjing bali adalah anjing asli yang terdapat di Pulau Bali. Jenis anjing ini merupakan
salah satu jenis anjing tertua di dunia berdasarkan hasil penelitian genetikanya.

Susunan Redaksi:
Penanggung Jawab: Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Ketua Redaksi: Ni
Ketut Suwiti. Redaktur: I Nengah Kerta Besung, Kadek Karang Agustina, I Wayan Nico Fajar
Gunawan. Penyunting/Editor: Luh Gde Sri Surya Heryani, Luh Made Sudimartini, I Gusti Ayu Agung
Suartini, I Nyoman Suartha, Ni Nyoman Werdi Susari, Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi, I Gusti
Made Krisna Erawan, I Wayan Bebas, I Made Kardena, I Made Merdana, Luh Eka Setiasih, I Gede
Soma. Design Grafis: I Wayan Sudira, Anak Agung Gde Oka Dharmayudha, Puu Henrywaesa Sudipa.
Sekretariat: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Jl. PB Sudirman Denpasar Telp. (0361)
223791. Email: bulvet@unud.ac.id
Website: http//www.ojs.unud.ac.id/index,php/buletinvet.

Naskah yang dikirim ke redaksi Buletin Veteriner Udayana tidak


diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan atau
sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana
Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

MITRA BESTARI BULETIN VETERINER UDAYANA

Prof. Dr. drh. Fedik Abdul Rantam, DVM


Imunologi Molekuler dan Seluler. Lab. Virologi
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Prof. Dr. Ir. I Gst Nyoman Gde Bidura, MS


Bioteknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Ir. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D


Lab. Nutrisi dan Makanan Ternak/Herbivora Fakultas Peternakan
Universitas Mataram

drh. Made Sriasih, M. Agr. Sc., Ph.D


Lab. Biotechnology and Immunology Fakultas Peternakan,
Universitas Mataram.

Dr. Drh. Tyas Rini Saraswati, M.Kes


Lab. Ilmu Faal dan Kasiat Obat Jurusan Biologi Fakultas MIPA
Universitas Diponegoro

Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D


Intestinal Microbiology, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana

dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, S.Ked., SpMK, Ph.D


Medicine, Dentistry, and Pharmaceutical. Bag. Mikrobiologi Klinik, Fakultas
Kedokteran, Univesitas Udayana

Prof. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D


Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana

Prof. Dr. drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika


Lab. Virologi Veteriner Universitas Udayana

Prof. Dr. Drh I Wayan Suardana, MSi


Dairy Sciences Lab. Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana
Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

DAFTAR ISI
Buletin Veteriner Udayana
Terbit sejak: 1 Pebruari 2009

Naskah asli
Original article

Ekokardiografi Mode-Brightness pada Ular Sanca


(BRIGHTNESS-MODE EKOCARDIOGRAPHY ON THE PHYTON SNAKES)
Mokhamad Fakhrul Ulum, Nurul Aeni Ayu Lestari, Amira Putri Pertiwi,
Muhammad Piter Kombo, Ligaya ITA Tumbelaka ................................................... 1
Pengaruh Aplikasi Bioflock yang Dikombinasikan dengan Probiotik Terhadap
Performa Pertumbuhan Udang Vaname
(THE IMPACT OF BIOFLOCKS APPLICATION COMBINED WITH PROBIOTICS ON
THE GROWTH PERFORMANCE OF WHITELEG SHRIMP)
Bagus Dwi Hari Setyono, Fariq Azhar, Paryono ......................................................... 7
Histopatologi Hepar Tikus Putih Setelah Pemberian Ekstrak Sarang Semut yang
Diinduksi Paracetamol Dosis Toksik
(HISTOPATHOLOGICAL OF WHITE RATS LIVER AFTER GIVING of ANT NEST
EXTRACT INDUCED BY TOXIC DOSE OF PARACETAMOL)
I Made Merdana, I Made Kardena, Ketut Budiasa, I Made Dodi Gunawan ........... 14
Gambaran Radiografis Penggunaan Tulang Babi Sebagai Bahan Cangkok untuk
Penanganan Fraktur Femur pada Anjing
(A RADIOGRAPH OF THE USE OF PIGBONES AS A GRAFT MATERIAL FOR FEMUR
FRACTURE TREATMENT IN DOGS)
Luh Made Sudimartini, I Wayan Wirata, Anak Agung Gde Oka
Dharmayudha, I Wayan Nico Fajar Gunawan, Putu Henrywaesa Sudipa .............. 21
Uji Efektifitas Ekstrak Daun Mimba terhadap Micrococcus luteus yang Diisolasi dari
Anjing Penderita Dermatitis Kompleks
(EFFECTIVENESS TEST OF MIMBA LEAF EXTRACT ON MICROCOCCUS LUTEUS
ISOLATED FROM DOGS DERMATITIS COMPLEX)
Saptarima Eka E. Boro, I Nyoman Suartha, Luh Made Sudimartini, I Gusti
Ketut Suarjana, I Gusti Made Krisna Erawan, dan Made Suma Anthara ............. 28
Histomorfometri Sel Darah Putih Agranulosit Bibit Sapi Bali di Nusa Penida
(HISTOMORPHOMETRY OF AGRANULOCYTE WHITE BLOOD CELLS OF BALI
CATTLE IN NUSA PENIDA)
M. Oenas Adinugroho, Ni Ketut Suwiti, Putu Suastika ............................................ 33
Struktur Histologi Uterus Anjing Kintamani pada Periode Dewasa Kelamin
(HISTOLOGICAL STRUCTURE OF THE KINTAMANI DOG ON THE SEXUAL
MATURITY PERIOD)
Ni Luh Eka Setiasih, Putu Suastika, LGS Surya Heryani, NNW Susari .................. 39
Perubahan Histopatologi Hati Mencit yang diberikan Ekstrak Etanol
Tanaman Sarang Semut
(HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF MICE LIVER THAT INDUCED BY ETHANOL
EXTRACT OF ANT NEST TREE)
Yoga Eka Prasetyo, I Made Merdana, I Made Kardena, I Wayan Sudira .............. 44
Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Klasterisasi Manajemen Pengolahan Limbah Sapi Bali pada Simantri di Kabupaten


Badung
(THE CLUSTERING OF BALI CATTLES WASTE PROCESSING MANAGEMENT AT
SIMANTRI IN BADUNG REGENCY)
Dewa Made Dwi Parwata, I Putu Sampurna, I Made Sukada, Kadek Karang
Agustina .......................................................................................................................... 51
Pengaruh Penambahan Berbagai Konsentrasi Vitamin E pada Pengencer Fosfat
Kuning Telur terhadap Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Puyuh
(INFLUENCE OF DIFFERENT CONCENTRATION SUPLEMENTARY OF VITAMIN E IN
YOLK EGG PHOSPHATE DILUENT FOR THE MOTILITY AND VIABILITY OF QUAIL
SPERMATOZOA)
I Made Hermadi Putra, Wayan Bebas, Made Kota Budiasa .................................... 58
Karakteristik Fisikokimia dan Uji Aktivitas Antimikroba Bakteriosin dari Isolat
Bakteri Asam Laktat 15B Hasil Isolasi Kolon Sapi Bali
(PHYSICOCHEMICAL CHARACTERISTICS AND ANTIMICROBIAL ACTIVITY TEST OF
BACTERIOCIN FROM LACTIC ACID BACTERIA ISOLATE 15B ORIGINATED FROM
BALI CATTLE’COLON ISOLATION)
Ni Kadek Lyming Lestari, I Dewa Made Sukrama, I Wayan Suardana ................. 65
Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus Wistar Diabetes Melitus Eksperimental yang
Diberikan Ekstrak Etanol Daun Kelor
(HISTOPATHOLOGICAL KIDNEY OVERVIEW OF EXPERIMENTAL DIABETES
MELLITUS WISTAR RATS GIVEN ETHANOL EXTRACT OF MORINGA LEAF)
Baiq Renny Kamaliani, Ni Luh Eka Setiasih, Ida Bagus Oka Winaya .................... 71
Gerusan Daun Binahong Mempercepat Kesembuhan Luka Bakar Tikus Putih
(THE SCOURING OF BINAHONG LEAVES ACCELERATES THE HEALING OF BURNS
ON WHITE RATS)
Komang Sri Gilamg Airlangga, I Wayan Gorda, I Ketut Anom Dada,
Luh Made Sudimartini .................................................................................................. 78
Profil Imunoglobulin M Sapi Bali di Pulau Nusa Penida Klungkung Bali
(PROFILE IMMUNOGLOBULIN M (IgM) BALI CATTLE IN NUSA PENIDA ISLAND
KLUNGKUNG DISTRICT BALI PROVINCE)
Luh Kadek Nanda Laksmi, I Nengah Kerta Besungi, I Nyoman Suartha Ni
Ketut Suwiti .................................................................................................................... 85
Histological Structure of The Thoracic and Abdominal Region Skin of The Etawah
Goats Cross Breed
(STRUKTUR HISTOLOGI KULIT REGIO THORAK DAN ABDOMEN KAMBING
PERANAKAN ETAWAH)
Ni Ketut Suwiti, Mergayanti Yudanta Eka Putri, Putu Suastika, Ni Luh Eka
Setiasih, Luh Gde Sri Surya Heryani, Ni Nyoman Werdi Susari ............................. 94
Kualitas Daging Sapi Bali dan Daging Sapi Wagyu yang Disimpan pada Suhu Dingin
(THE QUALITY OF BALI AND WAGYU BEEF AT THE COLD STORAGE)
Kadek Karang Agustina, Sonia Citra Dewi Sembiring, I Ketut Suada ................... 102
Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

MITRA BESTARI TAMU

Dr. Sagung Chandra Yowani, S.Si.,Apt.,M.Si


Lab. Mikrobiologi Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Udayana.
Dr. dra. Tyas Rini Saraswati, M.Kes
Lab. Ilmu Faal dan Khasiat Obat Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Diponegoro.
Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D.
Lab. Ekofisiologi Hewan Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Udayana.
Dr. drh. I Nyoman Suartha, MSi.
Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Prof. Dr. drh. Gusti Ayu Yuniati Kencana, MP.
Lab. Virologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Dr. drh I Nengah Kerta Besung, MSi
Lab. Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Dr.drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, MSi.
Lab. Biokimia, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Dr. drh. I Gusti Made Krisna Erawan, MSi.
Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Drh. Kadek Karang Agustina, MP.
Lab. Kesmavet, Fakutas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Drh. Made Sudimartini, MP
Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Drh. Wayan Nico Fajar, M.Si
Lab. Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Dra. Ni Made Pharmawati, MSc. PhD.
Lab. Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Dr. drh. Maxs U E Sanam.
Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Cendana.
Prof. Dr. drh. Pudji Astuti
Lab. Fisiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada.
Prof. Dr.drh. I Nyoman Suarsana, MSi.
Lab. Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Prof. Dr. drh Ni Ketut Suwiti, MKes,
Lab. Histologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Dr.drh. Michael Haryadi, MP.
Lab. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada
Drh. Ni Luh Putu Agustini, MP.
Lab. Bioteknologi Balai Besar Veteriner Denpasar.
Drh. Ni Made Restiati, Mphil.
Klinisi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Bali
Dr.drh. AETH Wahyuni, MSi.
Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada
Drh. Siti Komariah
Klinisi Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia
Dr. drh. I Wayan Bebas, M.Kes.
Lab. Reproduksi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Dr. drh. I Gese Soma, M.Kes.
Lab. Fisiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

INDEKS SUBJEK

Buletin Veteriner Udayana


Vol. 11 No. 1 Tahun 2019

Abdomen 94 Jantung 1
Aktivitas Antimikroba 65 Jenis kelamin 85
Anjing 21, 28 Kelor 71
Anjing kintamani 39 Kerusakan hepar 14
Bioflok 7 Kesembuhan 78
Bakteri Asam Laktat 65 Kualitas 102
Bakteriosin 65 Limfosit 33
Cangkok tulang 21 Luka bakar derajat II 78
Cluster 51 Manajemen pengolahan limbah 51
Daging sapi bali 102 Micrococcus luteus 28
Dging sapi Wagyu 102 Monosit 33
Daun binahong 78 Nusa Penida 33, 85
Daun mimba 28 Paracetamol 14
Dermatitis kompleks 28 Probiotik 7
Diabetes melitus 71 Puyuh 58
Ekokardiografi 1 Sapi bali 33, 85
Ekstrak sarang semut 14 Simantri 51
ELISA 85 Spermatozoa 58
Etawah cross breed 94 Vitamin E 58
Fisikokimia 65 Sanca 1
Fosfat 58 Sisik ventral 1
Fraktur 21 Skin 94
Gambaran radiologi 21 Streptozotocin 71
Geografis 85 Struktur histologi 39
Ginjal 71 Tanaman sarang semut 44
Hati 44 Thorax 94
Histologi 33 Tikus putih 78
Histology 94 Tulang babi 21
Histomorfometri 33 Udang vaname 7
Histomorphometry 94 Ultrasonografi 1
Histopatologi 14, 44 Umur 85
Imunoglobulin M 85 Uterus 39
Intensif 51
Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

INDEKS PENULIS

Buletin Veteriner Udayana


Vol. 11 No. 1 Tahun 2019

Adinugroho MO 33 Paryono 7
Agustina KK 51, 102 Pertiwi AP 1
Airlangga KSG 78 Prasetyo YE 44
Anthara MS 28 Putra IMH 58
Azhar F 7 Putri MYE 94
Bebas IW 58 Sampurna IP 51
Besung INK 85 Sembiring SCD 102
Boro SEE 28 Setiasih NLE 39, 71, 94
Budiasa IK 14 Setyono BDH 7
Budiasa MK 58 Suada IK 102
Dada IKA 78 Suardana IW 65
Dharmayudha AAGO 21 Suarjana IGK 28
Erawan IGMK 28 Suartha IN 28, 85
Gorda IW 78 Suastika P 33, 39, 94
Gunawan IMD 14 Sudimartini LM 21, 28, 78
Gunawan IWNF 21 Sudira IW 44
Heryani LGSS 39, 94 Sudipa PH 21
Kamaliani BR 71 Sukada IM 51
Kardena IM 14, 44 Sukrama IDM 65
Kombo MP 1 Susari NNW 39, 94
Laksmi LKN 85 Suwiti NK 33, 85, 94
Lestari NAA 1 Tumbelaka LI 1
Lestari NKL 65 Ulum MF 1
Merdana IM 14, 44 Winaya IBO 71
Parwata DMD 51 Wirata IW 21
Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

KETENTUAN UNTUK PENULISAN NASKAH

Ketentuan Umum
a. BuletinVeteriner Udayana memuat tulisan ilmiah dalam bidang Kedoteran Hewan dan
Peternakan, berupa hasil penelitian, artikel ulas balik (review).
b. Naskah/makalah harus orisinal dan belum pernah diterbitkan. Apabila diterima untuk
dimuat dalam Buletin Veteriner Udayana, maka tidak boleh diterbitkan dalam majalah
atau media yang lain.
2. Naskah ilmiah dicetak dengan kertas ukuran A4. Naskah diketik dengan spasi
menggunakan program olah kata word for windows, huruf Times New Roman ukuran
huruf 12.
3. Tata cara penulisan naskah hasil penelitian hendaknya disusun menurut urutan sebagai
berikut: Judul, Identitas penulis, Abstrak, Abstract, Pendahuluan, Metode Penelitian,
Hasil dan Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan terimakasih dan Daftar Pustaka.
Upayakan dicetak hitam putih, dan keseluruhan naskah tidak lebih tidak kurang dari 10-
15 halaman.
a. Judul: Singkat dan jelas.
b. Identitas penulis: Nama ditulis lengkap (tidak disingkat) tanpa gelar. Bila penulis
lebih dari seorang, dengan alamat, instansi yang berbeda, maka di belakang setiap
nama diberi indeks atas angka arab. Alamat penulis ditulis di bawah nama penulis
mencakup laboratorium, lembaga, dan alamat lengkap dengan nomer
telepon/faksimili dan Email. Indeks tambahan diberikan pada penulis yang dapat
diajak berkorespondensi (corresponding author).
c. Abstrak: Ditulis dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu dan bahasa Inggris bila
naskah dalam bahasa Indonesia, begitu pula sebaliknya. Abstrak dilengkapi kata kunci
(keywords) yang diurut berdasarkan kepentingannya. Abstrak memuat ringkasan
naskah, mencakup seluruh tulisan tanpa mencoba merinci setiap bagiannya. Hindari
menggunakan singkatan.
d. Pendahuluan: Memuat tentang ruang lingkup, latar belakang tujuan dan manfaat
penelitian. Bagian ini hendaknya memberikan latar belakang agar pembaca dapat
memahami dan menilai hasil penelitian tanpa membaca laporan-laporan sebelumnya
yang berkaitan dengan topik. Manfaatkanlah pustaka yang dapat mendukung
pembahasan.
e. Metode Penelitian: Hendaknya diuraikan secara rinci dan jelas mengenai bahan yang
digunakan dan cara kerja yang dilaksanakan, termasuk metode statistika. Cara kerja
yang disampaikan hendaknya memuat informasi yang memadai sehingga
memungkinkan penelitian dapat diulang dengan berhasil.
f. Hasil dan Pembahasan: Disajikan secara bersama dan membahas dengan jelas hasil-
hasil penelitian. Hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk tertulis di dalam
naskah, tabel, atau gambar. Kurangi penggunaan grafik jika hal tersebut dapat
dijelaskan naskah. Batasi pemakaian foto, sajikan foto yang jelas menggambarkan
hasil yang diperoleh. Gambar dan tabel harus diberi nomor dan dikutip dalam naskah.
Pembahasan yang disajikan hendaknya memuat tafsir atas hasil yang diperoleh dan
bahasan yang berkaitan dengan laporan-laporan sebelumnya. Hindari mengulang
pernyataan yang telah disampaikan pada metode, hasil dan informasi lain yang telah
disajikan pada pendahuluan.
g. Simpulan dan Saran: Disajikan secara terpisah dari hasil dan pembahasan.
Volume 11 No.1 Pebruari 2019 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

h. Ucapan Terimakasih: Dapat disajikan bila dipandang perlu. Ditujukan kepada yang
mendanai penelitian dan untuk memberikan penghargaan kepada Lembaga maupun
perseorangan yang telah membantu penelitian atau proses penulisan.
i. DaftarPustaka: Ditulis mengikuti pola Vancouver Style. Disusun secara alfabetis
menurut nama dan tahun terbit. Singkatan majalah/jurnal berdasarkan tata cara yang
dapat dipakai oleh masing-masing jurnal. Proporsi daftar pustaka jurnal/majalah
ilmiah sedikitnya 60%, dan teks book 40%. Contoh penulisan daftar pustaka:
Jurnal/majalah
Cowle SM, Horae S, Mosselman S, Parker MG. 1997. Estrogen receptor alpha and
beta for heterodimeson DNA. J Biol Chem, 272(1): 158-162.
Buku
Gordon I. 1997. Controlled reproduction in sheep and goats. Controlled
reproductionin farm animal series. 2nd Ed. Cab. Internationa. Ireland
Bab dalam Buku
Lukert PD, Saif YM. 1997. Infectious bursal disease. In: Diesease of Pultry. 10th Ed.
Calnek BW, Barness HJ, Beard CW, McDaugrad LR, Saif YM. (eds). Iowa State
University Press, Ames, Iowa, USA. Pp. 721-738.
Prosiding
Muzzarelli R. 1990. Chitin and chitosan: Unique cationic polysaccharides, In:
Proceeding Sympotium Towards a Carbohydrate Based Chemistry. Ames, France, 23-
26 Oct. 1989. Pp. 199-231.
Disertasi/Tesis
Said S. 2003.Studies on Fertilization of rat soocytes by intra cytoplasmic sperm
injection. (Disertation). Okayama: Okayama University.
Website
Gorman C. 1997. The new Hongkong Flue. http://www.pathfinder.com/time/
magazine/1997/dom/971229/heatlh.thenewhong_html
4. Pengiriman naskah dilakukan setiap saat dalam bentuk softcopy (file doc/docx) melalui
sistem daring pada laman berikut:
https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/about/submissions
5. Terhadap naskah/makalah yang dikirim, redaksi berhak untuk: memuat naskah/makalah
tanpa perbaikan, memuat naskah/makalah dengan perbaikan, menolak naskah/makalah.
Semua keputusan redaksi tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat
untuk keperluan itu.
6. Setiap naskah yang dikirim ke redaksi untuk dipublikasikan dalam Buletin Veteriner
Udayana akan dipandang sebagai karya asli penulis dan bila diterima, naskah tersebut
tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan ataupun sebagian tanpa seijin
Buletin Veteriner Udayana.
BULETIN VETERINER UDAYANA

Alamat Redaksi Fakultas Kedokteran Hewan


Jl. PB Sudirman Denpasar, Telp (0361)223791
Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 1: 14-20
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i01.p03
Terakreditasi Nasional Peringkat 3, DJPRP Kementerian Ristekdikti
No. 21/E/KPT/2018, Tanggal 9 Juli 2018

Histopatologi Hepar Tikus Putih Setelah Pemberian Ekstrak Sarang Semut


yang Diinduksi Paracetamol Dosis Toksik
(HISTOPATHOLOGICAL OF WHITE RATS LIVER AFTER GIVING of ANT NEST
EXTRACT INDUCED BY TOXIC DOSE OF PARACETAMOL)
I Made Merdana1*, I Made Kardena2, Ketut Budiasa1, I Made Dodi Gunawan3
1
Laboratorium Farmakologi dan Farmasi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas
Udayana, Jln. PB. Sudirman, Denpasar, Bali. 2Laboratorium Patologi Veteriner Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana. 3Praktisi Dokter Hewan di Kecamatan Tegalalang,
Gianyar Bali. *Email: imade_merdana@unud.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak sarang semut (Myrmecodia
pendans) terhadap perubahan histopatologis hepar tikus putih (Rattus novergicus) akibatiinduksi
paracetamol dosis toksik. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih jantan, dibagi dalam empat
kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (P0) diberikan placebo, kelompok kontrol positif (P1)
diberikan paracetamol dosis 250 mg/kg bb selama 10 hari, P2 diberikan ekstrak sarang semut 250 mg/kg
bb dan paracetamol dosis 250 mg/kg bb selama 10 hari, P3 diberikan ekstrak sarang semut 250 mg/kg
bb selama tujuh hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian paracetamol dosis 250 mg/kg bb dan
ekstrak sarang semut dengan dosis 250 mg/kg bb selama 10 hari. Setelah perlakuan seluruh tikus
dinekropsi, organ hepar diambil dan diproses untuk pembuatan preparat histopatologi. Parameter yang
diperiksa meliputi adanya hemoragi, kongesti, degenerasi dan nekrosis. Data yang diperoleh dianalisis
statistik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil uji
Mann-Whitney untuk semua kategori perubahan histopatologi baik hemoragi, kongesti, degenerasi, dan
nekrosis antara kelompok kontrol negatif (P0) dengan kontrol positif (P1) terdapat perbedaan yang
nyata (P<0,05), antara kontrol negatif (P0) dengan P2 dan P3 tidak terdapat perbedaan nyata (P>0,05).
Kemudian antara kontrol positif (P1) dengan P2 dan P3 terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05).
Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian paracetamol dosis 250 mg/kg bb menyebabkan
perubahan histopatologi hepar tikus putih. Pemberian ekstrak sarang semut dosis 250 mg/kg bb mampu
mengurangi efek toksik paracetamol.
Kata kunci: Paracetamol; histopatologi; kerusakan hepar; ekstrak sarang semut.
ABSTRACT
This study aim was to determine the influence ant nest plant extract (Myrmecodia pendans) on
histopathological changeof white rat liver (Rattus novergicus) due to induced with paracetamol toxic
dose. This study used 24 male white rats, divided into four groups, negative control group (P0) given
placebo, positive control group (P1) given paracetamol dose 250 mg / kg bw for 10 days, P2 given ant
nest extract 250 mg / kg bw and paracetamol dose 250 mg / kg bw for 10 days, P3 given ants nest extract
250 mg / kg bw for seven days, then continued by giving paracetamol and ants nest extract with dose
250 mg / kg bw for ten days. After the treatment done, all the rats were dinecropsed. Liver organs were
taken and processed for making histopathology preparations. Parameters examined included
hemorrhage, congestion, degeneration and necrosis. The data obtained were analyzed statistically by
using Kruskal Wallis test followed by Mann Whitney test. Mann Whitney test results for all categories
of histopathologic changes in hemorrhagic, congestion, degeneration, and necrosis between negative
control group (P0) and positive control group (P1) were significantly different (P <0.05), between
negative control (P0) with P2 and P3 there was no significant difference (P> 0,05). Afterward, between
the positive control (P1) and P2 with P3 there was a significant difference (P <0.05). I can be
concludedthat the administration of paracetamol dose 250 mg/kg bw for 10 days affects the
histopathologic changes of white rat liver. The administration of ant nest plant extracts can reduce the
side effects of toxic doses of paracetamol.
Keywords: Paracetamol; histopathology; liver damage; ant nest extract.

14
Buletin Veteriner Udayana Merdana et al.

PENDAHULUAN kongesti, degenerasi, dannekrosis.


Konsumsi paracetamol yang berlebihan
Dewasa ini penggunaan obat-obat
dapat menyebabkan terbentuknya radikal
sintetik beralih ke obat-obatan tradisional
bebas dalam sel hepar, dan kerusakan hepar
melalui pemanfaatan tanaman berkhasiat
terjadi karena dosis yang berlebihan dan
obat. Salah satu tanaman yang potensial
dalam jangka waktu yang lama. Hasil
sebagai tanaman obat adalah tanaman
metabolisme paracetamol berupa N-acetyl-
sarang semut (Myrmecodia pendans)
para-benzoquinone-imine (NAPQI) tidak
(Tatukude et al., 2014). Sarang semut
dapat dinetralisir semuanya oleh glutation
dilaporkan mengandung zat aktif berupa
hepar. N-acetyl-para-benzoquinone-imine
senyawa flavonoid yang dapat berperan
bersifat toksik dan dapat menyebabkan
sebagai zat antioksidan. Pada penelitian
terbentuknya reaksi rantai radikal bebas
pendahuluan pemberian ekstrak etanol
(Eric et al, 2016). Penumpukan radikal
sarang semut dengan dosis 100-300
bebas merupakan salah satu mekanisme
mg/kgbb per oral selama 21 hari tidak
yang berperan terhadap kerusakan hepar.
menunjukkan toksisitas pada organ hepar.
Radikal bebas yang berlebihan akan
Dilaporkan ekstrak sarang semut
menimbulkan stres oksidatif yang memicu
mengandung senyawa fenol dan flavonoid
proses peroksidasi terhadap lipid, sehingga
yang aman digunakan sebagai obat herbal
tanpa menimbulkan toksisitas (Sudiono et menimbulkan kerusakan pada hepar (Koch
al, 2015). Secara empiris, rebusan tanaman et al., 2007).
Hepar merupakan organ yang
sarang semut memiliki aktivitas
berpotensi mengalami kerusakan akibat
antioksidan yang kuat, sehingga efektif dan
berbagai bahan kimia maupun lingkungan
mampu menyembuhkan beragam penyakit
karena fungsinya dalam proses
ringan dan berat, seperti kanker, tumor,
metabolisme dan detoksifikasi bahan kimia
asam urat, jantung koroner, wasir,
yang masuk ke dalam tubuh. Pemberian
tuberkulosis, migren, rematik, dan
senyawa-senyawa yang bersifat toksik
leukemia (Soeksmanto et al., 2010). Sarang
dapat menimbulkan perubahan-perubahan
semut mampu mengurangi kerusakan hepar
seperti hemoragi, kongesti, degenerasi
akibat radikal bebas, karena sarang semut
sampai nekrosis (Lu, 2010). Melihat efek
mengandung flavonoid yang mampu
sarang semut (Myrmecodia pendans)
bertindak sebagai antioksidan dan
sebagai obat promotif dan rehabilitatif serta
berfungsi menetralisir radikal bebas,
efek samping hepatotoksik paracetamol
sehingga dapat meminimalkan efek
maka perlu dilakukan penelitian pada
kerusakan pada hepar (Sudiono et al.,
hewan coba. Untuk itu dilakukan penelitian
2015). Sarang semut mampu meningkatkan
tentang pengaruh pemberian ekstrak sarang
fungsi fisiologis tubuh terhadap serangan
semut (Myrmecodia pendans) pada tikus
penyakit dan radikal bebas, salah satunya
toksisitas akibat penggunaan paracetamol putih (Rattus novergicus) yang diinduksi
dosis tinggi (Subroto, 2010). dengan paracetamol dosis toksik, untuk
diamati perubahan struktur histopatologi
Paracetamol merupakan salah satu obat
hepar.
golongan analgetik-antipiretik yang banyak
digunakan pada manusia dan hewan. MATERI DAN METODE
Meskipun obat ini sesungguhnya aman bila Penelitian ini menggunakan 24 ekor
digunakan pada dosis terapi. Namun, tikus putih jantan galur wistar, berumur 2-3
overdosis paracetamol telah dilaporkan bulan, berat badan 200-300 gr yang
sebagai penyebab nekrosis hepar. Utami diperoleh di Kota Denpasar, Provinsi Bali.
(2017), melaporkan bahwa pemberian dosis
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
paracetamol sebesar 250 mg/kg bb dalam
antara lain kandang hewan percobaan,
jangka waktu 10 hari dapat menyebabkan tempat minum, spuit 1 ml, timbangan
kerusakan histologi jaringan hepar berupa

15
Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 1: 14-20
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i01.p03

digital, mikroskop binokuler, gelas objek, Skor 3 = bersifat difusa (parah) (Sativani,
kaca penutup, alat bedah, tissue cassette, 2010).
staining jar, embedding set, dan microtome. Untuk mengetahui perbedaan struktur
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini histopatologi hepar tikus putih pada
antara lain tikus putih galur wistar, sarang masing-masing dosis yang diberikan, data
semut sudah disediakan dalam bentuk ditabulasi dan selanjutnya dianalisis dengan
ekstrak ethanol, parasetamol, pakan uji statistik non parametrik Kruskal-Wallis.
(pellet), air minum, larutan Neutral Buffer Jika terdapat perbedaan nyata (P<0,05)
Formalin (NBF) 10%. Bahan yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
digunakan untuk pembuatan preparat Analisis menggunakan program Statistical
histopatologi dengan pewarnaan Package for the Social Science (SPSS).
Haematoxilin-Eosin (HE), alkohol 70%, HASIL DAN PEMBAHASAN
alkohol 80%, alkohol 90%, alkohol 96%,
alkohol absolut, toluena, dan paraffin. Pada penelitian ini diperoleh rerata
Penelitian ini menggunakan kerusakan struktur histopatologi hepar tikus
paracetamol dosis 250 mg/kg bb dan putih (Rattus novergicus) pada kelompok
ekstrak sarang semut dosis 250 mg/kg bb kontrol negatif (P0), kontrol positif (P1),
per oral, induksi parasetamol selama 10 dan perlakuan (P2 dan P3) (Tabel 1).
hari. Percobaan menggunakan 24 ekor tikus Tabel 1. Rerata perubahan struktur
putih jantan yang dibagi menjadi empat histopatologi hepar tikus putih dari masing-
kelompok sebagai berikut; P0 : diberikan masingperlakuan.
placebo (kontrol negatif), P1 : diberikan Perubahan Rerata ± SD N
paracetamol dosis 250 mg/kg bb selama 10 Hemoragi 0,00 ± 0,000
hari (kontrol positif), P2 : diberikan ekstrak Kongesti 0,00 ± 0,000
sarang semut dosis 250 mg/kg bb dan P0 6
Degenerasi 0,00 ± 0,000
paracetamol dosis 250 mg/kg bbb selama
Nekrosis 0,00 ± 0,000
10 hari, P3 : diberikan ekstrak sarang semut
Hemoragi 1,00 ± 0,632
250 mg/kg bb selama tujuh hari, kemudian
Kongesti 1,00 ± 0,000
dilanjutkan dengan pemberian paracetamol P1 6
dosis 250 mg/kg bb dan ekstrak sarang Degenerasi 1,00 ± 0,000
semut 250 mg/kg bb selama 10 hari. Nekrosis 0,83 ± 0,408
Pada hari ke-18 dilakukan euthanasia Hemoragi 0,00 ± 0,000
dan nekropsi sesuai prosedur. Sampel hepar Kongesti 0,00 ± 0,000
P2 6
yang telah diambil kemudian direndam Degenerasi 0,00 ± 0,000
dalam larutan Neutral Buffer Formalin Nekrosis 0,00 ± 0,000
(NBF) 10%. Kemudian dilakukan Hemoragi 0,00 ± 0,000
pembuatan preparat dan pewarnaan dengan Kongesti 0,00 ± 0,000
P3 6
metode Kiernan (2001). Preparat diamati di Degenerasi 0,00 ± 0,000
bawah mikroskop binokuler dengan Nekrosis 0,00 ± 0,000
pembesaran 400 kali masing-masing pada Pada Tabel 1 menunjukkan rerata
lima lapang pandang berbeda. kerusakan struktur histopatologi hepar tikus
Variabel yang diperiksa meliputi: putih dari kategori hemoragi, kongesti,
hemoragi, kongesti, degenerasi dan degenerasi, dan nekrosis. Rerata kerusakan
nekrosis. Masing-masing variabel diperiksa hepar kontrol negatif (P0), perlakuan P2
dan diamati derajat keparahannya dan dan P3 adalah 0 baik pada lesi hemoragi,
diberikan skor sebagai berikut: kongesti, degenerasi, dan nekrosis. Rerata
Skor 0 = tidak ada perubahan lesi hemoragi, kongesti, dan degenerasi
Skor 1 = bersifat fokal (ringan) pada hepar kontrol positif (P1) yaitu 1,00 ±
Skor 2 = bersifat multifokal (sedang)

16
Buletin Veteriner Udayana Merdana et al.

0,632. Sedangkan pada lesi nekrosis kelompok P3 tidak terdapat perbedaan


diperoleh rerata 0,83± 0,408. nyata (P>0,05). Namun perbandingan
antara kelompok P1 dengan kelompok P2
dan kelompok P3 terdapat perbedaan yang
nyata (P<0,05).

Gambar 1. Gambaran histopatologi hepar


tikus putih pada kelompok P0. (HE, 400X).
Terlihat vena sentralis (tanda panah) dan
tidak ditemukan adanya perubahan lesi Gambar 3. Gambaran histopatologi hepar
hemoragi, kongesti, degenerasi dan tikus putih pada kelompok P2 (HE, 400X).
nekrosis. Terlihat vena sentralis (A) dan tidak
ditemukan adanya perubahan baik lesi
hemoragi, kongesti, degenerasi dan
nekrosis.

Gambar 2. Gambaran histopatologi hepar


tikus putih pada kelompok P1 (HE. 400X).
Terlihat adanya hemoragi yang ringan pada
hepar (A), kongesti yang ringan pada sel Gambar 4. Gambaran histopatologi hepar
hepatosit (B), degenerasi yang ringan pada tikus putih pada kelompok P3 (HE, 400X).
sel hepatosit (C), dan nekrosis yang ringan Terlihat vena sentralis (A) dan tidak
pada sel hepatosit (D). ditemukan adanya perubahan lesi
Hasil analisis uji Kruskal Wallis untuk hemoragi, kongesti, degenerasi dan
perubahan histopatologi kategori hemoragi, nekrosis.
kongesti, degenerasi dan nekrosis diproleh Hasil penelitian ini menunjukkan
hasil ada perbedaan yang nyata (P<0,05) bahwa pemberian paracetamol 250 mg/kg
antara kelompok kontrol dengan kelompok bb mempengaruhi perubahan histopatologi
perlakuan. Sementara hasil uji Mann hepar tikus putih dengan teramati lesi
Whitney diperoleh untuk semua kategori hemoragi, kongesti, degenerasi, dan
perubahan histopatologi baik pada lesi nekrosis pada kelompok P1. Pemberian
hemoragi, kongesti, degenerasi, dan ekstrak sarang semut mampu memperbaiki
nekrosis adalah antara kelompok P0 dengan kerusakan sel hepar tikus putih setelah
kelompok P1 terdapat perbedaan yang induksi paracetamol dosis toksik 250
nyata (P<0,05), sedangkan antara mg/kg bb (Gambar 3).
kelompok P0 dengan kelompok P2 dan

17
Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 1: 14-20
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i01.p03

Perubahan yang terjadi pada kelompok darah kecil atau besar yang menyebabkan
kontrol P1 akibat dari efek radikal bebas kegagalan pengaliran darah, adanya
paracetamol yang berikatan dengan sel akumulasi darah dalam kapiler atau vena,
hepar. Konsumsi paracetamol yang beraspek biru karena darah kekurangan
berlebihan dan dalam waktu yang lama oksigen.
dapat menyebabkan terbentuknya radikal Degenerasi paling banyak ditemukan
bebas dalam sel hepar. Kerusakan hepar pada kelompok P1. Degenerasi merupakan
terjadi karena pada dosis yang berlebihan, perubahan abnormal dari morfologi
hasil metabolisme paracetamol berupa N- jaringan atau sel (Berata et al., 2011).
acetyl-para-benzoquinone-imine (NAPQI) Degenerasi ditandai dengan adanya
tidak dapat dinetralisir semuanya oleh akumulasi lemak dalam sitoplasma. Hasil
glutation hepar. N-acetyl-para- metabolit reaktif N-acetyl-para-
benzoquinone-imine bersifat toksik dan benzoquinone-imine (NAPQI) yang
dapat menyebabkan terbentuknya rantai berperan sebagai radikal bebas yang akan
radikal bebas (Utami, 2017). Metabolit mengoksidasi makromolekul seperti lemak.
reaktif toksik dan radikal bebas dapat Pemberian parasetamol dosis 250 mg/kg bb
mengganggu integritas membran sel dan juga menyebabkan meningkatnya
berlanjut menjadi kerusakan hepar kolesterol yang diikuti dengan menurunnya
(Ikawati, 2010). konsentrasi fosfolipid (Ojo et al., 2006).
Kerusakan-kerusakan yang ditemukan Lesi terakhir yang diamati adalah
pada pemeriksaan secara mikroskopis nekrosis atau kematian sel/jaringan akibat
adalah hemoragi. Hemoragi terjadi akibat proses lanjut degenerasi yang bersifat
keluarnya darah dari pembuluh darah yang irreversibel (Berata et al., 2011). Nekrosis
secara patologis ditandai dengan adanya sel merupakan proses kematian sel yang
darah merah di luar pembuluh darah atau abnormal akibat adanya reaksi terhadap zat
dalam jaringan (Berata et al., 2011). Pada tertentu seperti bahan kimia toksik. Zat
penelitian ini, terlihat lesi hemoragi pada toksik dapat menyebabkan nekrosis pada
kelopok P1 yang ditandai dengan adanya hepatosit (Kardena dan Winaya, 2011). Zat
darah di luar pembuluh darah yaitu sel-sel toksik yang dihasilkan parasetamol
berwarna merah terutama pada pewarnaan menyebabkan terganggunya keseimbangan
HE. Hal ini dapat disebabkan oleh osmotik sel sehingga sel hepar tidak
keracunan akibat pemberian paracetamol mendapat natrium dan glukosa. Pada
secara berlebihan dan penyakit hepar akhirnya sel hepar mati karena tidak
karena obstruksi (penyumbatan pembuluh mendapat suplai natrium dan glukosa. Pada
darah). penelitian ini dapat dilihat kelompok P1
Perubahan yang lain yaitu pada paling banyak mengalami nekrosis.
kelompok P1 terlihat adanya lesi kongesti Nekrosis dapat ditandai dengan
pada vena sentralis. Kongesti merupakan pembengkakan sel atau hilangnya membran
lesi dualisme yaitu lesi yang plasma, hilangnya gambaran kromatin, inti
menggambarkan gangguan sirkulasi dan menjadi keriput, dan tidak vasikuler lagi.
dapat pula sebagai indikator perbaikan Inti sel menjadi lebih padat (piknotik) dan
jaringan (Bhadauria, 2012). Kongesti yang dapat hancur bersegmen-segmen
ditandai dengan adanya penimbunan darah (karioreksis) kemudian inti tidak lagi
pada vena akibat aliran darah yang mengambil zat warna, karena itu pucat dan
melambat atau bahkan berhenti (Berata et tidak nyata (kariolisis) (Aster et al., 2013).
al., 2011). Pada penelitian ini lesi kongesti Pada penelitian ini didapatkan hasil
masih bersifat ringan, yang ditandai dengan pemberian ekstrak sarang semut per oral
obstruksi (penyumbatan pembuluh darah) terhadap tikus putih yang sudah diberi
dan stenosis (penyempitan) pada pembuluh paracetamol 250 mg/kg bb tidak teramati

18
Buletin Veteriner Udayana Merdana et al.

adanya lesi hemoragi, kongesti, degenerasi, nekrosis pada hepar tikus putih (Rattus
dan nekrosis pada hepar. Pada kelompok P2 novergicus) jantan yang diinduksi
dan P3 sudah mampu memperbaiki efek paracetamol dosis 250 mg/kg bb.
yang ditimbulkan oleh paracetamol dosis UCAPANTERIMAKASIH
toksik yang diberikan secara oral. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa ekstrak Terimakasih penulis ucapkan kepada
sarang semut mampu memperbaiki Kepala Laboratorium Farmakologi dan
gambaran histopatologi hepar tikus putih Farmasi Veteriner dan Laboratorium
yang diberikan paracetamol. Sarang semut Patologi Veteriner Fakultas Kedokteran
memiliki kandungan antioksidan yang Hewan Universitas Udayana atas ijin
berguna untuk meredam efek buruk dari penggunaan fasilitas pada penelitian ini.
radikal bebas yang dihasilkan oleh DAFTAR PUSTAKA
paracetamol. Antioksidan adalah zat yang
mampu mempertahankan sel dari Aster, Kumar, Abas. 2013. Robbins Basic
kerapuhan dan mampu memperbaiki sel Pathology 9th edition student concult.
yang rusak. Antioksidan merupakan Atika RH, Muhamad NS, Abdul H,
senyawa penting yang berfungsi sebagai Hamdani B, Zainuddin, Sugito. 2015.
penangkal radikal bebas (Atika et al., Pengaruh pemberian kacang panjang
2015). Komponen utama dari sarang semut (Vigna unguiculata) terhadap struktur
adalah flavonoid. Flavonoid merupakan mikroskopis ginjal mencit (Mus
antioksidan yang berfungsi menguatkan musculus) yang diinduksi aloksan. J.
dan mengantisipasi kerusakan pembuluh Med. Vet. 9(1): 18-22.
darah dan merupakan bahan aktif yang Berata IK, Winaya IBO, Adi AAAM,
berfungsi sebagai anti radang dan antivirus Adnyana IBW. 2011. Patologi
(Lilik et al., 2008). Flavonoid bekerja untuk Veteriner Umum. Denpasar: Swasta
memaksimalkan penentuan aktivitas Nulus.
penangkal terhadap radikal bebas, dengan Bhadauria M. 2012. Propolis prevents
cara menurunkan aktivitas radikal hidroksil hepatorenal injury induced by chronic
sehingga dihasilkan radikal bebas yang exposure to carbon tetrachloride.
tidak terlalu reaktif lagi (Engida et al, Evidence-Based Complementary
2013). Altern. Med. 2012: 112.
Eric Y, Arooj B, Moaz C, Matthew K,
SIMPULAN Nikolaos P. 2016. Acetaminophen-
Simpulan Induced Hepatotoxicity: a
Pemberian paracetamol dosis 250 Comprehensive Update. J. Clin. Transl.
mg/kg bb pada tikus putih (Rattus Hepatol. 4(2): 131-142.
novergicus) jantan menimbulkan lesi pada Engida AM, Kasim NS, Tsigie YA, Ismadji
hepar berupa hemoragi, kongesti, S, Huynh LH, Ju YH. 2013. Extraction,
degenerasi dan nekrosis. Ekstrak sarang Identification and Quantitative HPLC
semut dosis 250 mg/kg bb mampu Analysis of Flavonoids from Sarang
memperbaiki kerusakan jaringan hepar semut (Myrmecodia pendans). Ind.
tikus putih jantan akibat diinduksi Crops Products. 41: 392-396.
paracetamol dosis toksik. Ikawati Z. 2010. Cerdas Mengenali Obat.
Yogyakarta. Kanisiuss.
Saran Kardena IM, Winaya IBO. 2011. Kadar
Perlu dilakukan penelitian lanjutan Perasan Kunyit yang Efektif
dengan dosis ekstrak sarang semut yang Memperbaiki Kerusakan Hati Mencit
lebih rendah dari 250 mg/kg bb, karena ada
yang dipicu Karbon Tetraklorida. J.
kemungkinan dosis yang lebih rendah dapat Vet. 12(1): 34-39.
berefek protektif untuk menurunkan tingkat
hemoragi, kongesti, degenerasi dan

19
Buletin Veteriner Udayana Volume 11 No. 1: 14-20
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2019
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i01.p03

Kiernan JA. 2001. Histological and Subroto MA, Saputro H. 2010. Gempur
Histochemical Methods. 3rd Ed. Penyakit Dengan sarang semut. Seri
Toronto. Arnold Pub. Pp: 330-335. Agrisehat. Tanggerang.
Jeratnam KD. 2007. Buku Ajar dan Praktik Sudiono J, Oka CT, Trisfilha P. 2015. The
Kedokteran Kerja, Jakarta: EGC. Scientific Base of Myrmecodia pendans
Lilik E, Khothibul UAA, Umi K, Firman J. as Herbal Remedies. British J. Med.
2008. Pengaruh pemberian ekstrak Medical Res. 8(3): 230-237.
propolis terhadap sistem kekebalan Soeksmanto A, Simanjuntak P, Subroto
seluler pada tikus putih (Rattus MA. 2010. Uji toksisitas akut ekstrak
norvegicus) strain Wistar. J. Tek. air sarang semut (Myrmecodia
Pertanian. 9(1): 1-8. pendans) terhadap histologi organ hati
Lu F. 2010. Toksikologi Dasar. Jakarta. UI- mencit. J. Nature Indonesia. 12(2):
Press. 152-155.
Ojo OO, Kabutu FR, Bello M, Babayo U. Tatukude P, Loho L, Lintong P. 2014.
2006. Inhibition of paracetamol- Gambaran Histopatologi Hati Tikus
induced oxidative stress in rats by Putih Yang Diberi Air Rebusan Sarang
extract of lemongrass (Cymbropogon Semut (Myrmecodia Pendans) Paska
cittratus) and green tea (Camelia Induksi Dengan Carbon Tetrachlorida
sinensis) in rats. J. Biotechnol. 5(12): (CCI4). J. e-Biomed. 2(2): 459-466.
1227-1232. Utami AR, Berata IK, Samsuri, Merdana
Sativani I. 2010. Pengaruh Pemberian IM. 2017. Efek Pemberian Propolis
Deksametason Dosis Bertingkat Per Terhadap Gambaran Histopatologi
Oral 30 HariTerhadap Kerusakan Sel Hepar Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Hepar Tikus Wistar. Fakultas yang diberi Parasetamol. Bul. Vet.
Kedokteran. Universitas Diponegoro. Udayana. 9(1): 87-93.

20

Anda mungkin juga menyukai