TAHUN AKADEMIK 2021/2022 No. Pendaftaran UAS 021/3/PBSI/2022 Program Studi PBSI Mata Kuliah KEPRIBADIAN
1. Hal positif dan negatif dari teori kepribadian
Positif: Sangat membantu bagi saya karena hal tersebut mengajarkan kepada saya untuk tidak sewenang-wenang dalam memutuskan tindakan. Negatif: Mungkin dapat menimbulkan hal yang tidak sewajarnya atau perkataan yang kurang di senangi karena adanya prisip kontrol kebijakan, yang dimana hal tersebut menahan tindak seseorang. 2. Konsep dan pengembangan kepribadian yang ideal ialah dengan menanamkan substansi kepribadian (personal gualities) yang meliputi nilai-nilai dan sikap kematangan atau kedewasaan, diantaranya adalah: a. rasa tanggung jawab b. integritas dan kejujuran c. kemampuan bersosialisasi d. kemampuan mengelola citra diri e. kemampuan menjunjung etika moral, dan f. kemampuan bersikap profesional. Selain mengembangkan nilai-nilai kematangan dan kedewasan perlu juga pembekalan perilaku yang menunjang ketercapaiannya. Perilaku tersebut antara lain. a. Kemampuan berfikir kritis dan memiliki keingintahuan intelektual untuk memecahkan masalah baik secara individual maupun kelompok. b. Kemampuan peduli terhadap masalah lingkungan, kemasyarakatan, bangsa dan negara dengan dilandasi takwa, budi pekerti dan etika. c. Kemampuan menggunakan dan memanfaatkan Teknologi Informasi Komunikasi sesuai dengan keilmuannya. d. Kemampuan berbahasa yang baik sebagai penunjang utama dalam proses komiunikasi. e. Kemampuan bersikap jujur, memberi apresiasi serta solidaritas kepada orang lain dan diri sendiri. f. Kepekaan terhadap berbagai peluang kewirausahaan, serta kemampuan memanfaatkan dan mengembangkannya melalui inovasi, kemandirian, kreativitas, dan kerjasama berlandaskan etika profesi. Semua konsep dan pengembangan tersebut diperlukan bagi setiap orang dalam menggapai dan melaksanakan cita-citanya, sehingga konsep dan pengembangan di atas sangatlah ideal dilakukan karena dapat dilakukan ke banyak orang sekaligus atau sasaran yang beragam cita-cita di masa depannya. Terkait pengembangan keprofesian yang menjerumus atau terfokus sesuai cita-cita, diperlukan ruang tersendiri yang di dalamnya fokus mengembangkan nilai-nilai, pengetahuan, serta praktik keprofesian. Dalam pelaksanaannya harus dengan landasan nilai-nilai konsep dan pengembangan sebelumnya sehingga terjadi keselarasan dan prospek cita-cita yang tinggi. 3. a. Menurut pandangan saya korupsi di indonesia ini telah merajalela,sepertinya pelaku korupsi sekarang ini bukan di hukum lagi melainkan di lestarikan. seharusnya hal ini tidak terjadi. orang yang melakukan korupsi seharusnya di hukum seberat beratnya, karena dia sangat merugikan banyak orang. b. Hal-hal yqng menyebabkan seseorang melakukan tindak korupsi adalah keserakahan (greed), kesempatan (Opportunity), kebutuhan (Needs), dan pengungkapan (Expose). Keserakahan berpotensi dimiliki setiap orang dan berkaitan dengan individu pelaku korupsi. c. Dampak korupsi terhadap lingkungan yaitu: Merusak tatanan lingkungan masyarakat apabila dana pembangunan jalan di ambil separuh dananya. Terjadinya banjir apabila pembangunan dan membenahi gorong – gorong dananya di kurangi oleh pihak – pihak atas dan kualitas gorong – gorongnya sangat rendah dan mudah rusak. Kebakaran hutan disebabkan oleh oknum – oknum yang menginginkan lahan tersebut dan menyogok pihak perhutanan untuk menjual hutan tersebut untuk di bangun pabrik. Eksploitasi tanah seharusnya tanah yang tidak boleh di keruk namun karena oknum – oknum yang nakal maka tanah tersebut di jual dengan iming–iming harga mahal tanpa mengetahui akibatnya apa bila terkeruk terlalu lama. Kerusakan lingkungan yang berlebihan. Terjadinya longsor di karena penebangan hutan liar tanpa sepengetahuan pemerintah namu dilakukan oleh para oknum – oknum nakal yang tidak bertanggung jawab. dampak-dampak korupsi pada sistem politik di Indonesia adalah: 1) Menguatnya Plutokrasi 2) Biaya Politik yang Tinggi 3) Munculnya Pemimpin yang Korup 4) Fungsi Pemerintahan Mandul 5) Hilangnya Kepercayaan Masyarakat kepada Lembaga Negara 6) Hilangnya Kepercayaan Publik pada Demokrasi 7) Hancurnya Kedaulatan Rakyat 4. Contoh suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh salah satu organisasi kemahasiswaan yang ada di STKIP PGRI Pacitan yaitu Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia( Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia ) Penerapan Prinsip-prinsip Anti Korupsi dalam Kegiatan a. Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu dengan individu) maupun pada level lembaga. Akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk dapat memberikan jawaban (answerability) kepada sejumlah otoritas eksternal (Dubnik : 2005). Dalam pelaksanaannya, akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan. Penerapan akuntabilitas dapat dilihat pada saat pelaksanaan kegiatan seminar nasional yang mana ketua panitia melaporkan kepada para undangan tentang jumlah peserta dan jalannya acara sebagai pertanggung jawabannya dalam acara?. b. Prinsip transparansi penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik 1) Proses Penganggaran Proses ini dikatakan baik karena penganggaran dalam kegiatan ini bersifat transparasi dengan memberitahukan dana yang diperoleh, dana yang dikeluarkan serta sisa dana dari kegiatan tersebut. 2) Proses Penyusunan Kegiatan Penyusunan kegiatan sistematis/teratur secara rinci mengenai waktu, tempat dan diberitahukan kepada panitia pelaksana serta dosen dan mahasiswa di STKIP PGRI Pacitan. 3) Proses Pembahasan Pembahasan tentang adanya kegiatan juga melibatkan bimbingan Dosen dan selurung anggota Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia sehingga tidak terjadi kesalahan komunikasi dan diharapkan mendapatkan dukungan dari semua pihak. 4) Proses Pengawasan Dalam melaksanakan kegiatan ini juga mendapatkan izin serta pengawasan dari Dosen pembimbing organisasi, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) serta IMASIND (Ikatan Mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia). 5) Proses Evaluasi Evaluasi dilakukan setelah selesai kegiatan oleh panitia terkait dan Dosen pembimbing organisasi untuk memperbaiki berbagai kekurangan sehingga akan memperbaikinya untuk kegiatan yang akan mendatang. c. Kewajaran Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran dalam bentuk lainnya. Sifat-sifat prinsip ketidakwajaran ini terdiri dari lima hal penting komperehensif dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran dan informatif. Ada lima langkah penegakan prinsip fairness yaitu : a) Komprehensif dan disiplin Koordinator dari tiap seksi harus memberikan laporan tentang hal serta dana yang dibutuhkan sehingga dapat disimpulkan dari semua kebutuhan serta dana yang diperlukan untuk tercapainya kegiatan tersebut. b) Fleksibilitas Semua anggota kepanitiaan dapat saling membantu walaupun berbeda seksi. c) Terprediksi Langkah ini ditunjukkan dengan panitia dapat memprediksi berapa banyak dana yang diperlukan dengan membuat rincian dana perseksi sehingga mendapatkan target dana yang dibutuhkan. d) Kejujuran Langkah ini ditunjukan dengan memberikan bukti dalam pengeluaran dana contoh pemesanan makanan/snack yang dilakukan oleh seksi konsumsi dengan memberikan bukti nota dari tempat pemesanan makanan/snack tersebut. e) Informatif Langkah ini ditunjukkan dengan memberikan informasi secara transparan tentang rincian penggunaan dana oleh masing-masing seksi. d. Kebijakan Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik dengan undang-undang anti korupsi, namun bisa berupa undang-undang kebebasan mengakses informasi, undang-undang desentralisasi, undang-undang anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara. Untuk mengatur interaksi agar tidak terjadi penyimpangan terdapat empat aspek kebijakan anti korupsi yaitu: A. Isi a. Ketua panitia dan semua anggotanya berkewajiban hadir dalam setiap rapat yang diadakan terkecuali sakit atau kepentingan mendesak. b. Menargetkan dana yang akan dibutuhkan dengan meminta rincian dana yang diperlukan masing-masing seksi. c. Memberikan bukti dalam penggunaan dana berupa nota/kwitansi. d. Membuat target bahwa persiapan untuk kegiatan harus selesai/siap dalam waktu kurang dari satu minggu sebelum hari pelaksanaan. B. Pembuat Ketua panitia dengan kesepakatan semua anggota kepanitiaan. C. Pelaksana Ketua panitia dan semua anggota kepanitiaan. D. Kultur Semua anggota kepanitiaan melaksanakan isi dari kebijakan tersebut tanpa terkecuali ataupun merasa terpaksa. e. Kontrol Kebijakan Ada tiga model kontrol kebijakan yang dapat dilakukan yaitu : a. Partisipasi Semua anggota kepanitiaan dapat berpartisipasi dalam mengontrol acara yang telah dibuat. b. Evolusi Semua anggota kepanitiaan tanpa terkecuali dapat memberikan ide/masukan alternatif jalannya acara yang berguna untuk sesuai dengan situasi dan kondisi. c. Reformasi Penggantian jalannya acara yang baru dapat dilakukan sesuai dengan yang di usulkan serta susunan acara yang diusulkan tersebut telah mendapat persetujuan oleh anggota kepanitiaan lainnya. 5. a. Yang saya ketahui tentang Integritas akademik adalah prinsip-prinsip moral yang diterapkan dalam lingkungan akademik, terutama yang terkait dengan kebenaran, keadilan, kejujuran. Nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam integritas akademik mencakup enam aspek, yaitu: honesty (kejujuran), trust (kepercayaan), fairness (keadilan), respect (menghargai), responsibility (tanggung jawab), dan humble (rendah hati). b. Bentuk-bentuk Disintegritas Akademik Secara umum, integritas dapat dikelompokkan menjadi integritas akademik dan non- akademik. Meskipun bab ini lebih memfokuskan pada integritas akademik, akan tetapi beberapa jenis integritas non-akademik akan diuraikan pula untuk kepentingan edukasi. Jenis Integritas Akademik a. Absen ketidakhadiran pada kegiatan pembelajaran dengan ataupun tanpa alasan yang dapat dibuktikan. Alasan yang dapat dibuktikan hanya meliputi tiga alasan, yaitu: sakit (dengan surat keterangan sakit oleh dokter), melakukan tugas instansi (dengan surat keterangan dari atasan atau instansi) atau tugas yang diberikan oleh tempat studi (dengan surat keterangan dari minat atau program studi), dan musibah yang dialami oleh keluarga inti (yaitu sakit keras yang dibuktikan dengan surat keterangan sakit serta meninggal dunia). b. Plagiarisme menggunakan pemikiran, proses, hasil ataupun tulisan orang lain, baik yang dipublikasikan ataupun tidak, tanpa memberikan pengakuan ataupun penghargaan dengan menyebutkan sumber referensinya secara lengkap. Plagiarisme merupakan masalah integritas akademik yang serius. Contoh: mengambil tulisan orang lain tanpa menyebutkan sumber referensinya sehingga mengakuinya sebagai tulisan sendiri. c. Curang (cheating) setiap usaha yang dilakukan oleh mahasiswa atau orang lain secara tidak jujur yang bertujuan untuk mengambil keuntungan yang tidak adil dalam proses pembelajaran ataupun penilaian. Contoh perilaku curang adalah: mencontoh jawaban atau membantu mahasiswa lain dalam ujian, menggunakan materi akademik milik Universitas atau bagian dari Universitas untuk kepentingan luas tanpa seijin institusi yang membuat materi tersebut. d. Kolusi bekerja sama dengan mahasiswa lain untuk mempersiapkan atau mengerjakan penugasan yang akan dinilai. Contoh: mengerjakan tugas individual secara bersama-sama. e. Fabrikasi mengarang data atau hasil penelitian ataupun dalam mencatat atau melaporkan hasil penelitian tersebut. f. Falsifikasi memanipulasi material, peralatan, atau proses penelitian, atau mengubah/menghilangkan data atau hasil penelitian sehingga hasil penelitian tidak tercatat secara akurat. g. Ghosting meminta jasa orang lain (dengan ataupun tanpa insentif) untuk menuliskan atau mengerjakan penugasan untuk mahasiswa tertentu. Contoh: penugasan, laporan, atau tesis yang dituliskan oleh orang lain (ghost writer). h. Deceit pernyataan, tindakan, alat atau piranti yang dipergunakan secara tidak jujur untuk tujuan berbohong atau memberikan kesan negatif. Contoh: memberikan pernyataan sakit sebagai alasan menunda pengumpulan penugasan, meskipun sesungguhnya mahasiswa tersebut sehat. i. Gratifikasi Tindakan untuk menyenangkan orang lain yang dapat memberikan keuntungan bagi mahasiswa tersebut. Contoh: memberikan hadiah kepada penguji sebelum pelaksanaan ujian. Jenis Integritas Non-akademik a. Impersonasi: membuat pernyataan tentang, menirukan ucapan, gerakan, tindakan orang lain dengan tujuan mengambil keuntungan untuk diri sendiri. Contoh: menyatakan bahwa tugas kelompok tersebut sebenarnya hanya dilakukan oleh mahasiswa tertentu (meskipun hal tersebut tidak benar). b. Pelecehan: tindakan yang merendahkan martabat orang lain, dapat berupa pelecehan intelektual dan seksual, baik kepada sesama mahasiswa, staf non-akademik ataupun dosen. Contoh pelecehan intelektual adalah seorang mahasiswa membuat pernyataan yang menjelekkan mahasiswa lain dalam diskusi kelompok ataupun kuliah. Pelecehan seksual dapat dilakukan secara verbal ataupun melalui tindakan tertentu. c. Merokok: Fakultas Kedokteran merupakan kawasan tanpa rokok (KTR). Dengan demikian, seluruh sivitas akademika tidak diperbolehkan merokok di lingkungan kampus Fakultas Kedokteran UGM, baik selama ataupun di luar jam kerja. Penggunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya: seluruh mahasiswa pascasarjana dan sivitas akademika tidak diperbolehkan menggunakan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kampus Fakultas Kedokteran UGM. d. Perilaku yang berlebihan: memuji yang berlebihan, perkelahian, ancaman terhadap sivitas akademika (bullying). Pencurian, perusakan atau tindakan kriminal lainnya: keterlibatan atau melakukan pencurian dan perusakan fasilitas yang tersedia di lingkungan kampus.
c. Hal yang dapat di lakukan di tempat Anda menempuh pendidikan
a. Menegaskan integritas akademik sebagai nilai inti kelembagaan
b. Memberikan harapan yang jelas tentang integritas akademik dan menilai seberapa baik siswa memahaminya c. Mengurangi peluang dan godaan untuk terlibat dalam ketidak jujuran akademi d. Menanggapi ketidak jujuran akademik ketika terjadi e. Kenali siswa dan mendorong kapasitas mereka untuk belajar, mengelola diri sendiri dan memiliki rasa saling mempercayai f. Mengembangkan bentuk penilaian kreatifitas yang meningkatkan pembelajaran siswa g. Menegaskan peran guru sebagai pembimbing dan mentor h. Menumbuhkan komitmen seumur hidup untuk mengejar pengetahuan i. Mempromosikan dan melindungi integritas akademik adalah upaya kolaborasi antara kepemimpinan dan siswa j. Menyeimbangi tujuan program integritas akademik sebagai landasan untuk nilai nilai inti lainnya.