Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN KARAKTER

Disusun oleh
MAYANG ANGGRAINY

Dosen Mata Pelajaran


Bapak Agusrianto, S.Kep.,Ns.,MM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu realisasi visi dan misi bangsa Indonesia pada masa mendatang


telah termuat dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yaitu mewujudkan sistem
dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh
akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisplin
dan bertanggung jawab, berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia. Terlihat
dengan jelas GBHN mengamanatkan tentang arah kebijakan dibidang pendidikan
diantaranya yaitu meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta
meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan,  sehingga tenaga
pendidik mampu berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan watak atau
karakter pendidik dan budi pekerti. Prioritas pembangunan nasional sebagaimana
yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional
Tahun 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007) antara lain adalah dalam
mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya,
dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila”. Salah satu upaya untuk
merealisasikannya adalah dengan cara memperkuat jati diri dan karakter melalui
pendidikan. Upaya ini bertujuan untuk membentuk dan membangun manusia
Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum,
memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi
antarbudaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya
bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka
memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari


makalah ini antara lain:

1.      Apakah pengantar pendidikan karakter ?

2.      Apakah aspek-aspek kepribadian konsep pendidikan karakter ?


C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang dapat dirumuskan


dalam pembuatan makalah ini antara lain:

1.      Untuk mengetahui pengantar pendidikan karakter

2.      Untuk mengetahui aspek-aspek konsep pendidikan karakter


BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGANTAR PENDIDIKAN KARAKTER


A. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan gabungan dari dua kata, yaitu pendidikan
dan karakter. Kita ketahui bahwa pengertian pendidikan begitu banyak versi yang
menyebutkan. Salah satunya adalah Ki Hadjar Dewantara dalam Kongres Taman
Siswa yang pertama tahun 1930 mengatakan bahwa pendidikan umumnya berarti
daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak; dalam Taman Siswa tidak boleh
dipisahkan bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup,
kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan
dunianya. Sedangkan pada Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sedangkan istilah karakter secara harfiah berasal dari bahasa Latin
“charakter”, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi
pekerti, kepribadian atau akhlak. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.
Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku
yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun  negara.
Definisi lainnya dikemukakan oleh Kertajaya (2010), karakter adalah
ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah
asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan
“mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan
merespon sesuatu.
Maka pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-
nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter
melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan
(action). 

B. Krisis Karakter
Krisis karakter merupakan krisis kemanusiaan, setiap orang melakukan
sesuatu dengan sesukanya tanpa memikirkan akibatnya. Di dalam masa krisis
yang kita alami saat ini tampaklah manusia-manusia tanpa disiplin, manusia yang
menerapkan hukumnya sendiri, manusia rakus dan kehilangan pertimbangan akal
sehat. Padahal manusia yang pandai adalah manusia yang memikirkan seagala
sesuatu dengan pertimbangan terlebih dahulu dilihat dari berbagai sudut pandang
dalam mengambil suatu keputusan.
Menurut H.A.R.Tilaar dalam buku (Paradigma Baru Pendidikan Nasional,
2002 : 51) mengatakan bahwa, apabila ada teorema mengatakan bahwa manusia
menyimpan sifat kebinatangan dan bahaya apabila tidak diarahkan, maka
dikhawatirkan pendidikan nasional di Indonesia telah melahirkan “manusia –
manusia buaya” tanpa budaya. Hanya manusia-manusia yang berkarakter dan
berbudaya yang dapat mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan.
Menanamkan nilai-nilai karakter seperti kejujuran merupakan tanggung
jawab moral bagi seorang guru atau pendidik agar peserta didik tidak keluar dari
jalurnya atau melakukan penyimpangan-penyimpangan. Hal tersebut tentunya
tidak serta merta menjadi tanggung jawab seorang guru saja, empat pilar utama
pendidikan pun turut berkontribusi dalam menggalakan pendidikan karakter ini
yaitu di mulai dari keluarga, sekolah, masyarakat dan temapat ibadah. Tentunya
demi tercapainya suatu pendidikan yang masif membutuhkan waktu dan
komitmen yang kuat dari semua pelaku pendidikan untuk membangun
keberadaban bangsa melalui pendidikan karakter.
Meski sebenarnya ada dua alat kontrol untuk tidak melakukan
penyimpangan sebagaimana yang dijelasakan oleh Karl Raimund Popper. Pertama
adalah kontrol internal, yakni adanya disposisi batin, keutamaan, dan kesediaan
mengikuti hati nurani yang bersih, dan kesediaan mengevaluasi diri. Kedua adalah
kontrol eksternal, yakni merupakan dorongan ketaatan hukum, norma sosial, dan
kesadaran pada tanggung jawab sosial.

2. ASPEK-ASPEK KEPRIBADIAN KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER


A. Pendidikan karakter internal

Pendidikan karakter secara internal didapatkan dari peran keluarga dalam


membentuk kepribadian atau karakter itu sendiri seperti peran ayah dalam
keluarga, ibu, kakak, dan lain sebagainya yang bisa menjadi contoh yang baik
bagi karakter seseorang. Pendidikan karakter ini menjadi sangat penting karena
sekitar 70% sifat dari keluarga akan manjadi contoh bagi sifat karakter orang
dalam keluarga tersebut. 
Orang tua merupakan tameng dari pendidikan karakter tersebut, karena
peran orang tua dalam mendidik anak sangat besar jika orang tuanya adalah
bersifat religius maka besar kemungkinan karakter tersebut akan diturunkan
kepada anaknya.

B. Indikator Pendidikan Karakter

Dalam mencapai tujuan pendidikan karakter dibutuhkannya suatu


indikator tertentu sebagai bahan acuan pendidikan tersebut. Berikut 18 Indikator
Pendidikan Karakter bangsa sebagai bahan untuk menerapkan pendidikan karakter
bangsa :

1. Religius  ; Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama 
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur ; Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi  ; Sikap dan  tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis,pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
4. Disiplin ; Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras ; Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
6. Kreatif ; Berpikir dan melakukan sesuatu untuk  menghasilkan cara atau hasil baru
dari  sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri ; Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis ; Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama  hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu; Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan; Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air ; Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan  yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi; Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,  mengakui, dan
menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ Komuniktif; Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang
14. Cinta Damai; Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya
15. Gemar Membaca; Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan; Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial; Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung jawab; Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

C. Pendekatan Pendidikan Karakter

Terdapat berbagai pandangan mengenai pendekatan dalam pendidikan


karakter. Menurut Hersh yang dikutip oleh Masnur Muslich dijelaskan setidaknya
ada lima pendekatan rasional yang sering digunakan oleh para pakar pendidikan,
yaitu (1) pendekatan pengembangan rasional (2) pendekatan pertimbangan, (3)
pendekatan klarifikasi nilai (4) pendekatan moral kognitif dan (5) pendekatan
perilaku sosial.
Selain itu juga Elias juga menjelaskan seperti yang dikutip Masnur
Muslich mengklasifikasikan berbagai teori yang berkembang menjadi tiga, yakni
(1) pendekatan kognitif, (2) pendekatan afektif, (3) pendekatan perilaku klasifikasi
yang diberikan oleh Elias tersebut berpatokan pada kajian psikologis, yaitu
perilaku, kognisi, dan afeksi (Masnur Muslich, 2011).
Kajian tentang berbagai pendekatan pendidikan karakter dalam
pembahasan selanjutnya diambil dari teori yang telah dikaji dan dirumuskan
tipologinya dengan jelas oleh Superka.Superka telah melakukan kajian dan
merumuskan tipologi dan berbagai pendekatan dalam pendidikan karakter yang
berkembang dan digunakan dalam dunia pendidikan.dalam kajian tersebut dibahas
delapan pendekatan pendidikan nilai berdasarkan kepada literatur dalam bidang
psikologi sosiologi, filosofi, dan pendidikan yang berhubungan dengan nilai.
Selanjutnya berdasarkan hasil pembahasan dengan para pendidik dan
alasan-alasan praktis dalam penggunaannya dilapangan, berbagai pendekatan
tersebut telah diringkas menjadi lima tipologi pendekatan, yaitu (1) pendekatan
penanaman nilai (Inculcation Approach), (2) Pendekatan perkembangan moral
kognitif (cognitive moral development approach), (3)Pendekatan analisis nilai
(Values analysis approach), (4) Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification
approach), dan (5) Pendekatan pembelajaran berbuat (Action learning approach).

Selain kelima hal di atas, dalam buku yang ditulis oleh Maksudin
menambahkan satu pendekatan yang digunakan dalam pendidikan karakter yaitu
pendekatan pengembangan rasional. yang dimaksud dengan pendekatan
pengembangan rasional adalah pendekatan yang difokuskan untuk memberikan
peranan pada rasio (akal) peserta didik dan pengembangannya dalam memahami
dan membedakan berbagai nilai yang berkaitan dengan perilaku yang baik-buruk
dalam hidup dan sistem kehidupan manusia (Maksudin, 2009). Selanjutnya
pembahasan dalam tulisan ini akan difokuskan pada salah dua pendekatan dalam
pendidikan karakter yakni, pendekatan penanaman nilai (Inculcation Approach)
dan pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive moral development
approach).

D. Aspek-Aspek Kepribadian

Istilah personality (kepribadian) berasal dari kata latin “ persona ” yang


berarti topeng atau kedok, tutup yaitu muka yang sering dipakai oleh pemain-
pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak,
atau pribadi seseorang. Bagi bangsa Roma, “persona” berarti bagaimana
seseorang tampak pada orang lain.Menurut Agus Sujanto dkk (2004),
menyatakan bahwa kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang kompleks
dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik.
Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek
kepribadian, yang di dalamnya mencakupi:

 Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten


tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
 Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi
terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkunga n
 sikap ; keputusan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen
 Stabilitas emos i yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan
dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus
asa.
 Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari
tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti yang risiko secara wajar, cuci
tangan, atau escap diri dari risiko yang menerima .
 Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan


dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-
nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat yangmelibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).
Secara singkatnya pendidikan karakter bertujuan untuk mempersiapkan
peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang
memiliki kemampuan, kemauan,dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan.

B. Saran
Pendidikan karakter merupakan sesuatu yang sangat penting dan harus
dipahami serta dipraktekkan secara menyeluruh. Pembentukan karakter yang pada
umumnya terjadi pada masa anak-anak, mendorong para orangtua untuk bersikap
serius dalam masalah ini. Orangtua harus memberikan pendidikan yang baik
dalam rangka membentuk karakter anak. Sehingga diharapkan lahir generasi
penerus bangsa yang memiliki karakter kuat dalam rangka memajukan bangsa dan
negara.
Hal yang sama juga harus dilakukan para pendidik baik di sekolah (guru),
di Perguruan Tinggi, atau dimanapun berada, yang merupakan orangtua kedua
bagi anak. Budaya yang baik di lingkngan tempat belajar harus dibangun dan
diaplikasikan oleh semua pihak, agar tercipta manusia-manusia yang berkarakter
di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.papermakalah.com/2018/01/makalah-pendidikan-karakter.html?m=1

http://pilardemokrasi.com/krisis-karakter-merupakan-refleksi-krisis-pendidikan/

https://www.kompasiana.com/magfiroh/5a281a7fcf78db0c2067c122/betapa-
pentingnya-pendidikan-karakter

http://tesispendidikan.com/indikator-pendidikan-karakter/

https://www.silabus.web.id/pendekatan-dalam-pendidikan-karakter/

https://www.kompasiana.com/fatiaau29/kepribadian_54f83976a333112a608b4fe0

Anda mungkin juga menyukai