Anda di halaman 1dari 27

MODUL III

ANALOG INPUT

Disusun oleh:

Hasrul Amin (180481100069)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI DAN MESIN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BANGKALAN

2022
MODUL III
Analog Input

3.1. Tujuan
Tujuan dari modul tiga tentang analog input adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu merangkai komponen elektronika sensor analog pada
sistem mektronika.
2. Mahasiswa mampu membuat program untuk mengaktifkan pembacaan sensor
analog.
3. Mahasiswa mampu merancang sistem mekatronika dengan memanfaatkan
sensor analog sebagai pengendali perilaku output.

3.2. Dasar Teori


Dasar teori modul tiga tentang analog input adalah sebagai berikut.
3.2.1. Analog input
Analog merupakan sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu,
yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua
parameter atau karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah
amplitudo dan frekuensi. Gelombang pada sinyal analog yang umumnya
berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo,
frekuensi dan phase. Analog disebarluaskan melalui gelombang elekromagnetik
(gelombang radio) secara terus menerus, yang banyak dipengaruhi oleh faktor
”pengganggu”. Analog merupakan bentuk komunikasi elektromagnetik yang
merupakan proses pengiriman sinyal pada gelombang elektromagnetik dan
bersifat variabel yang berurutan. Jadi sistem analog merupakan suatu bentuk
sistem komunikasi elektromagnetik yang menggantungkan proses pengiriman
sinyalnya pada gelombang elektromagnetik (Yohandri 2016).
Sinyal analog memafaatkan gelombang elektronik seperti pada teknologi
telepon yang mana pengiriman suara dikirimkan melalui gelombang
elektromagnetik yang bersifat variabel dan berkelanjutan. Satu komplit
gelombang dimulai dari voltase nol kemudian menuju voltase tertinggi serta
turun hingga voltase terendah kemudian kemali lagi ke voltase nol. Kecepatan
dari gelombang tersebut biasa dikenal dengan Hertz (Hz) yang diukur dalam
satuan detik. Adapun kelemahan dari sisten analog itu sendiri yaitu tidak dapat
menghasilkan data yang cukup teliti, hal tersebut dikarenakan kemampuan dari
sistem yang secara konsisten dan terus-menerus merekam perubahan yang terus
terjadi dalam setiap pengukuran oleh sistem. (Sahrul,2019)
3.2.2. Sensor Analog
Menurut Kurniawan (2018), sensor analog yaitu sensor yang
menghasilkan sinyal output yang kontinu atau berkelanjutan. Sinyal keluaran
kontinyu yang dihasilkan oleh sensor analog ini sebanding dengan pengukuran.
Berbagai parameter analog ini diantaranya adalah suhu, tegangan, tekanan,
pergerakan dan lain-lainnya. Contoh sensor analog ini diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Sensor Akselerometer adalah sensor yang mendeteksi perubahan posisi,
kecepatan, orientasi, goncangan, getaran, dan kemiringan dengan gerakan
indra. Akselerometer analog ini dapat digolongkan lagi menjadi beberapa
yang berbeda berdasarkan variasi konfigurasi dan sensitivitas. Berdasarkan
pada sinyal keluaran, Akselerometer analog menghasilkan tegangan
variabel konstan berdasarkan jumlah percepatan yang diterapkan pada
Akselerometer. Selain akselerometer analog, akselerometer ini juga
digital.
2. Sensor Cahaya atau Light Sensor adalah sensor analog yang digunakan
untuk mendeteksi jumlah cahaya yang mengenai sensor tersebut. Sensor
cahaya analog ini dapat diklasifikasikan lagi menjadi beberapa jenis
seperti foto-resistor, Cadmium Sulfide (CdS) dan fotosel. Light dependent
resistor atau LDR dapat digunakan sebagai sensor cahaya analog yang
dapat digunakan untuk menghidupkan dan mematikan beban secara
otomatis berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya. Resistansi LDR
akan meningkat apabila intensitas cahaya menurun. Sebaliknya, Resistansi
LDT akan menurun apabil intensitas cahaya yang diterimanya bertambah.
3. Sensor Suhu atau Temperature Sensor adalah Sensor tersedia secara luas
baik dalam bentuk sensor digital maupun analog. Ada berbagai jenis
sensor suhu yang digunakan untuk aplikasi yang berbeda. Salah satu
sensor suhu adalah termistor, yaitu resistor peka termal yang digunakan
untuk mendeteksi perubahan suhu. Apabila suhu meningkat, resistansi
listrik dari termistor akan meningkat juga. Sebaliknya, jika suhu menurun,
maka resistansi juga akan menurun.
3.2.3. Potensiometer
Menurut Yohandi (2016), potensiometer adalah instrumen listrik yang
digunakan untuk mengukur EMF (electro motive force) dari sebuah sel,
resistansi internal sel. Dan juga digunakan untuk membandingkan EMFs dari sel
yang berbeda. Itu juga dapat digunakan sebagai resistor variabel di sebagian
besar aplikasi. Potensiometer digunakan dalam jumlah besar dalam pembuatan
peralatan elektronik yang menyediakan cara menyesuaikan sirkuit elektronik
sehingga output yang benar diperoleh. Meskipun penggunaannya yang paling
jelas harus untuk kontrol volume pada radio dan peralatan elektronik lainnya
yang digunakan untuk audio.
Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat digunakan
sebagai transduser, misalnya sebagai sensor joystick, menyangkut:
1. Elemen resistif
2. Badan
3. Penyapu (wiper)
4. Sumbu
5. Sambungan tetap pertama
6. Sambungan penyapu
7. Cincin
8. Baut
9. Sambungan tetap kedua
Gambar 3.1 Potensiometer
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan daya tinggi (lebih
dari 1 Watt) secara langsung. Potensiometer digunakan untuk menyetel taraf
isyarat analog (misalnya pengendali suara pada peranti audio), dan sebagai
pengendali masukan untuk sirkuit elektronik. Sebagai contoh, sebuah peredup
lampu menggunakan potensiometer untuk menendalikan pensakelaran sebuah
TRIAC, jadi secara tidak langsung mengendalikan kecerahan lampu.
3.2.4. Light Dependent Resistor
Menurut Sahrul (2019), Light Dependent Resistor atau disingkat dengan
LDR adalah jenis Resistor yang nilai hambatan atau nilai resistansinya
tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai hambatan LDR akan
menurun pada saat cahaya terang dan nilai hambatannya akan menjadi tinggi
jika dalam kondisi gelap. Light Dependent Resistor digunakan untuk
menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi
Terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.
Naik turunnya nilai hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang
diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai 200 Kilo
Ohm (kΩ) pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi
Cahaya Terang.
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan komponen elektronika peka
cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan dalam rangkaian elektronika
sebagai sensor pada lampu penerang jalan, lampu kamar tidur, rangkaian anti
maling, shutter kamera, alarm dan lain sebagainya.
Gambar 3.2 Simbol dan bentuk LDR
3.2.5. DHT11
Menurut Sahrul (2019), DHT11 adalah salah satu sensor yang dapat
mengukur dua parameter lingkungan sekaligus, yakni suhu dan kelembaban
udara (humidity). Dalam sensor ini terdapat sebuah thermistor tipe NTC
(Negative Temperature Coefficient) untuk mengukur suhu, sebuah sensor
kelembaban tipe resisitif dan sebuah mikrokontroller 8-bit yang mengolah kedua
sensor tersebut dan mengirim hasilnya ke pin output dengan format single-wire
bi-directional (kabel tunggal dua arah).

Gambar 3.3 SensorDHT11

Sensor DHT11 memiliki 2 versi, yatu versi 4 pin dan versi 3 pin. Tidak
ada perbedaan karakteristik dari 2 versi ini. Pada versi 4 pin,. Pin 1 adalah
tegangan sumber, berkisar antara 3V sampai 5V. Pin 2 adalalah data keluaran
(output) . Pin ke 3 adalah pin NC (normally close) alias tidak digunakan dan pin
ke 4 adalah Ground. Sedangkan pada versi 3 kaki, pin 1 adalah VCC antara 3V
sampai 5V, pin 2 adalah data keluaran dan pin 3 adalah Ground.
Adapun versi upgrade (peningkatan) dari sensor DHT11 adalah sensor
DHT22. Tidak ada perbedaan pada susunan pin, hanya saja akurasi dari DHT22
lebih tinggi dari DHT11, yakni sevbesar 0.5 °C untuk temperature dan 2.5%
untuk kelembapan.

3.3. Peralatan dan Bahan


Peralatan dan bahan yang digunakan pada modul tiga tentang analog input
adalah sebagai berikut.
1. Laptop
2. Software Arduino IDE
3. Software Proteus 8.9 Profesional
4. Arduino uno
5. Resistor
6. Breadboard
7. Potensiometer
8. Light Dependent Resistor (LDR)
9. DHT11
10. Kabel Jumper
11. Kabel USB

3.4. Percobaan Rangkaian


Percobaan yang dilakukan pada saat praktikum modul tiga tentang analog
input adalah sebagai berikut.
3.4.1. Percobaan Dengan Potensiometer
Percobaan pertama yang dilakukan pada saat praktikum adalah melakukan
percobaan terhadap potensiometer sensor suhu. Komponen yang digunakan saat
melakukan percobaan diantaranya kabel jumper, Arduino uno, potensiometer
dan kabel USB. Tahap kerja untuk penggunaan potensiometer yaitu dengan di
putar searah atau berlawanan arah jarum jam.
Gambar 3.4 Program potensiometer
Gambar 3.4 merupakan hasil program dari percobaan pertama dengan
potensiometer sensor suhu. int potPin = A0; digunakan untuk membuat pin A0
menjadi variabel potPin dan karena pin A0 adalah input analog, maka pada void
setup tidak perlu dibuat program pinMode(potPin, INPUT); karena kalau pin
analog sudah pasti input, tidak bisa digunakan untuk output. Fungsi dari nilai =
analogRead(potPin); adalah untuk menyimpan nilai baca dari potPin kedalam
variabel nilai. Serial.begin(9600); berfungsi agar arduino bisa berkomunikasi
dengan komputer, 9600 adalah salah satu nilai yang dipilih untuk komunikasi.
Selanjutnya untuk melihat nilai dari potensiometer yaitu dengan memilih serial
monitor pada tab tools.
3.4.2. Percobaan Dengan Light Dependent Resistor (LDR)
Percobaan kedua pada saat pelaksanaan praktikum adalah melakukan
percobaan dengan menggunakan light dependent resistor (LDR). Komponen
yang digunakan yaitu breadboard, LDR, resistor, kabel jumper, arduino uno dan
kabel USB.

Gambar 3.5 Program light dependent resistor


Gambar 3.5 merupakan hasil program dari percobaan kedua dengan light
dependent resistor. int potPin = A0; digunakan untuk membuat pin A0 menjadi
variabel potPin dan karena pin A0 adalah input analog, maka pada void setup
tidak perlu dibuat program pinMode(potPin, INPUT); karena kalau pin analog
sudah pasti input, tidak bisa digunakan untuk output. Fungsi dari nilai =
analogRead(potPin); adalah untuk menyimpan nilai baca dari potPin kedalam
variabel nilai. Serial.begin(9600); berfungsi agar arduino bisa berkomunikasi
dengan komputer, 9600 adalah salah satu nilai yang dipilih untuk komunikasi.
Selanjutnya untuk melihat nilai dari light dependent resistor yaitu dengan
memilih serial monitor pada tab tools. Rankaian elektronika dengan
menggunakan light dependent resistor pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Rangkaian elektronika dengan LDR


3.4.3. Percobaan Dengan DHT11
Percobaan ketiga yang dilakukan pada saat praktikum adalah melakukan
percobaan dengan DHT11. Komponen yang digunakan saat melakukan
percobaan diantaranya adalah kabel jumper, Arduino uno, DHT11 dan kabel
USB. Pengaplikasian untuk percobaan sensor DHT11 diperlukan sebuah DHT
Sensor Library di software Arduino IDE. Percobaan yang dilakukan untuk
menanmpilkan nilai dari suhu, temperature dan panas.
Gambar 3.7 Program DHT11 sensor suhu kelembapan dan panas
Gambar 3.7 merupakan program DHT11 yang berfungsi untuk mengukur
dari nilai suhu, kelembapan dan panas. #include "DHT.h", #define DHTPIN 2
dan #define DHTTYPE DHT11 untuk memanggil library DHT11 yang
sebelumnya sudah di instal pada library Arduino IDE dan pin 2 yang dipasang
pada Sensor DHT11. Void setup() { Serial.begin(9600);
Serial.println("Pengujian DHT11!"); dht.begin(); } berfungsi agar arduino bisa
berkomunikasi dengan komputer, 9600 adalah salah satu nilai yang dipilih untuk
komunikasi dan penulisan di serial monitor yang terdapat teks “Pengujian
DHT11!” serta memanggil modul DHT11 sensor.
void loop() {delay(2000); waktu tunggu untuk melakukan pembacaan
sensor yaitu dengan 250ms. float h = dht.readHumidity(); merupakan untuk
pembacaan data kelembapan. float t = dht.readTemperature(); untuk pembacaan
data dalam format celcius (c). float f = dht.readTemperature(true); untuk
pembacaan data kelembapan dalam format fahrenheit (f). Proses Kalibrasi
dengan pemograman float suhu = t - 0.4; Serial.print("Suhu Terkalibrasi: ");
Serial.print(suhu); Serial.print("C / "); nilai dari t kemudian akan dikurangi
dengan 0.4 dan nilai akan ditampilkan dengan fotmat celcius (c). float
kelembapan = h+2; Serial.print("Kelembapan Terkalibrasi: ");
Serial.print(kelembapan); Serial.print(" %\t"); Serial.println(""); nilai yang akan
ditampilkan pada variabel kelembapan merupakan hasil dari nilai variabel h
ditambah 2. if (isnan(h) || isnan(t) || isnan(f)) { Serial.println("Pembacaan data
dari module sensor gagal!"); return; } merupakan sebuah prosedur untuk
mengecek pembacaan apakah terjadi kegagalan atau tidak.
float htof = dht.computeHeatIndex(f, h); merupakan prosedur untuk
pembacaaan data indeks panas dalam bentuk fahreheit (f). dan float htoc =
dht.computeHeatIndex(t, h, false); merupakan prosedur pembacaaan data indeks
panas dalam bentuk celcius (c). Serial.print("Kelembaban: "); Serial.print(h);
Serial.print(" %\t"); berfungsi untuk pembacaan data kelembaban.
Serial.print("Suhu: "); Serial.print(t); Serial.print("°"); Serial.print("C / ");
Serial.print(f); Serial.print("°"); Serial.print("F\t"); proses untuk pembacaan nilai
pembacaan data suhu dengan fomat celcius (c) dan fahrenheit (f).
Serial.print("Indeks Panas: "); Serial.print(htof); Serial.print("°");
Serial.print("F / "); Serial.print(htoc); Serial.print("°"); Serial.println("C ");
Serial.println(" "); } berfungsi untuk menampilkan indeks panas dalam format
celcius (c) dan fahrenheit (f). Rangkaian elektronika yang diperoleh pada
percobaan ketiga

Gambar 3.8 Rangkaian elektronika percobaan DHT11


2.7.
cd
f
3.7. Dokumentasi
Berikut ini merupakan dokumentasi Praktikum Mekatronika pada modul tiga
tentang analog input.

Gambar 3.9 Rangkaian elektronika tugas 1

Gambar 3.10 Program tugas 1


Gambar 3.11 Input nilai kurang dari 46 lampu led hijau menyala

Gambar 3.12 Input nilai kurang dari 76 lampu kuning hidup

Gambar 3.13 Input nilai lebih dari 76 lampu merah hidup


Gambar 3.14 Rangkaian elektronika sensor cahaya tugas 2

Gambar 3. 15 Hasil program sensor cahaya tugas 2


Gambar 3.16 Kondisi cahaya gelap

Gambar 3.17 Kondisi cahaya sedang

Gambar 3. 18 Kondisi cahaya terang


Gambar 3.19 Program sensor suhu dan kelembapan tugas 3
Gambar 3.20 Rangkaian elektronika sensor suhu dan kelembapan tugas 3

Gambar 3.21 Hasil simulasi sensor suhu dan kelembapan


3.8. DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Edi.2018. Instrumentasi, Alarm, dan Sistem Monitoring Kapal.


Sidoarjo: Zifatama Jawara
Sahrul, Amal. 2019. Proses Analog Switch-Off Menuju Digitalisasi Penyiaran
Indonesia (Studi Analisis Faktor Penghambat Perubahan Sistem Analog ke
Digital). Skripsi Thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Yuhandri. 2016. Elektronika Dasar 1. Jakarta: Kencana
LEMBAR ASISTENSI PRAKTIKUM MEKATRONIKA

MODUL : III

NAMA : Hasrul Amin

NIM : 180481100069

KELAS :C

NAMA ASISTEN : Achmad Taufiqurohman

TTD
NO TANGGAL REVISI
ASISTEN

- Tata penulisan
1. 21-03-2022
- Bahasa asing ditulis miring

- Tata penulisan
2 16-04-2022 - Tab 0,75
- Bahasa asing ditulis miring
- Cover tidak sesuai dengan format
laporan
3 16-04-2022
- Rata kanan kiri dipenulisan daftar
pustaka

4 16-04-2022 ACC

Anda mungkin juga menyukai