Anda di halaman 1dari 5

1.

Apa yang saudara ketahui tentang Hukum Hak Asasi Manusia dan apa perbedaannya
dengan instrument hukum lain? Jelaskan !

Jawaban :

Instrumen merupakan suatu alat dan landasan suatu materi, sedangkan hukum
menurut Mochtar Kusumaatmadja merupakan suatu instrumen asas-asas dan kaidah-
kaidah yang di gunakan untuk mengatur kehidupan manusia dalam hidup
bermasyarakat yang harus meliputi intitusi atau lembaga dan proses yang dibutuhkan
untuk menjadikan hukum dalam sebuah kenyataan. Instrumen hukum dalam hal ini di
artikan suatu alat atau landasan dari pada hukum. Sedangkan HAM di artikan dengan
hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia manusia dan semata-mata
karena berdasarkan martabatnya sebagai seorang manusia, bukan dengan hukum
positif yang memberikan dan juga bukan karena di berikan oleh masyarakat.

Secara teori Hak Asas Mausia mengatur dan mengurus interaski antara
individu dengan negara. Sedangkan Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi,
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.

Dari pemaparan diatas maka dapat digambarkan bahwa Hukum Hak asasi
menuasia memang memiliki indtrumen yang menjurus pada hak asasi manusia,
sedangkan hukum lainnya memiliki perbedaan yang mendasar yakni mengenai
ketetapan hukum yang bukan dipakai untuk hak-hak mansusia seperti Hukum Pidana.

2. Indonesia mengatur bentuk pembatasan kategori HAM dan Pengurangan pada


kategori HAM tertentu, jelaskan maksud perbedaan keduanya !

Jawaban :

Pada dasarnya setiap hak asasi manusia wajib dilindungi (protect), dipenuhi
(fulfill) dan ditegakan (enforced) oleh negara. Hanya saja dalam perkembangannya,
tidak semua hak harus dipenuhi secara mutlak, ada pula hak-hak yang dapat dibatasi
pemenuhannya dan ada hak-hak yang tidak dapat dibatasi pemenuhannya meskipun
dalam keadaan darurat. Hak-hak yang boleh dibatasi pemenuhannya dalam keadaan
darurat yaitu hak yang disebut sebagai derogable rights, yang terdiri dari hak untuk
menyatakan pendapat, hak untuk bergerak, hak untuk berkumpul, dan hak untuk
berbicara.

Dalam pelaksanaan HAM diperbolehkan adanya pembatasan. Namun


demikian, pembatasan hak hanya boleh dilakukan dengan alasan tertentu dan
memenuhi kaidah tertentu pula sebagaimana terdapat dalam Pasal 29 DUHAM.
Syarat-syarat pembatasan yang disebutkan itu kemudian dikenal sebagai Klausul
Pembatas Hak yang juga kemudian diatur dalam Kovenan Hak Sipil dan Politik.
Terdapat beberapa hak yang telah disepakati oleh masyarakat internasional tidak
boleh dikurangi dalam keadaan apa pun, bahkan dalam keadaan darurat atau perang.
Hak-hak itu dikenal sebagai non derogable rights dan tertuang dalam Pasal 4 (2)
Kovenan Hak Sipil dan Politik yang meliputi hak hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
tidak diperbudak, hak untuk tidak dipenjara karena semata-mata tidak dapat
memenuhi kewajiban kontraknya, hak untuk tidak dihukum berdasarkan hukum yang
berlaku surut, hak untuk diakui sebagai pribadi di depan hukum, hak atas bebas
berpikir, berkeyakinan, beragama.

3. Bagaimana pendapat saudara terhadap penyelesaian kasus HAM dimasa lalu?

Jawaban :

Menurut saya penyelesaian kasus HAM dimasa lalu belumlah cukup maksimal
dalam penyelesaiannya dimana Pemenuhan hak korban pelanggaran HAM masa lalu
memang masih jauh dari harapan. Mengingat penyelesaian melalui pengadilan HAM
pun sulit untuk dilaksanakan, alih-alih pemenuhan hak korban. Berikut merupakan
beberapa kasus HAM yang belum selesai sampai saat ini :

a. Pembunuhan Massal 1965

Pada tahun 2012, Komnas HAM menyatakan penemuan adanya pelanggaran


HAM berat usai terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965. Adapun
sejumlah kasus yang ditemukan antara lain adalah penganiayaan, pemerkosaan,
pembunuhan, penghilangan paksa, hingga perbudakan. Kasus ini masih belum
ditindaklanjuti kembali di Kejaksaan Agung. Korban dari peristiwa 1965
diperkirakan mencapai 1,5 juta orang di mana sebagian besar merupakan anggota
PKI ataupun ormas yang berafiliasi dengannya.

b. Tragedi Penembakan Mahasiswa Trisakti 1998

Komnas HAM juga telah melakukan penyelidikan pada tragedi penembakan


mahasiswa Trisakti 1998 dan selesai pada Maret 20002. Kasus ini sempat masuk
ke Kejaksaan Agung berkali-kali. Namun, berkali-kali juga berkas kasus ini
dikembalikan. Bahkan, berkas sempat dikatakan hilang pada 13 Maret 2008 oleh
Jampidsus Kejaksaan Agung, Kemas Yahya Rahman. Tragedi penembakan
Trisakti ini sendiri diperkirakan menyebabkan korban hingga 685 orang.

c. Peristiwa Paniai (2014)

Peristiwa Paniai juga masuk ke dalam deretan kasus HAM yang belum tuntas
hingga kini. Menurut KontraS dilansir dari BBC, kejadian bermula pada 8
Desember 2014 tengah malam. Saat itu, sebuah mobil hitam dari Enaro menuju
kota Madi yang diduga dikendarai oleh dua oknum anggota TNI, dihentikan tiga
remaja warga sipil. Tiga remaja tersebut menahan mobil karena warga tengah
mengetatkan keamanan jelang natal. Tidak terima ditahan, terduga anggota TNI
kembali ke Markas TNI di Madi Kota dan mengajak beberapa anggota lainnya
kembali ke Togokotu, tempat ketiga remaja menahan mobil mereka sebelumnya.
Mereka pun mengejar ketiga remaja tadi. Keesokan paginya, warga Paniai
berkumpul dan meminta aparat bertanggungjawab terhadap remaja yang dipukul.
Namun, sebelum pembicaraan dilakukan, aparat gabungan TNI dan Polri sudah
melakukan penembakan ke warga. Akibat peristiwa ini, empat orang tewas di
tempat, 13 orang terluka dilarikan ke rumah sakit. Sementara satu orang akhirnya
meninggal dalam perawatan di rumah sakit Mahdi.

4. Secara hukum nasional kemana dan mekanisme apa yang dapat dilakukan korban
pelanggaran HAM? Dalam tajuk ini, anda seolah menjadi pengacara korban,
jelaskan !
Jawaban :

Secara hukum nasional secara fundamental yang mendasari mengenai


Perlindungan yang diberikan terhadap korban dalam pelanggaran hak asasi manusia
yang berat adalah berupa perlindungan fisik dan mental. Secara lengkap bunyi pasal
34 ayat (1) UU No. 26 tahun 2006 tentang Pengadilan HAM, yaitu: "Setiap korban
dan saksi dalam pelanggaran hak asasi manusia yang berat berhak atas perlindungan
fisik dan mental dart ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak manapun".
Perlindungan sendiri merupakan suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan
oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk memberikan rasa aman baik
fisik maupun mental, kepada korban dan saksi, dart ancaman, gangguan, teror, dan
kekerasan dart pihak manapun, yang diberikan pada tahap penyelidikan, penyidikan,
penuntutan, dan atau pemeriksaan di sidang pengadilan.

Jika saya menjadi pengacara korban pelanggaran Hak Asasi Manusia, maka
yang saya lakukan adalah pembelaan pada korban yang berposisi menjadi penyewa
jasa saya. Dari hal melakukan pembelaan saya juga memperkuat bukti-bukti yang ada
agar korban pelanggaran Hak Asasi Manusia yang menyewa saya dapat mendapatkan
hak keadilan.

5. Bagaimana pendapat saudara tentang kasus kerangkeng Bupati Langkat kepada eks
para pekerja? Kategori HAM apa yang dilanggar? Mengapa anda dapat menyebutnya
sebagai pelanggaran HAM? Jelaskan !

Jawaban :

Pendapat saya mengenai kasus kerangkeng Bupati Langkat kepada eks para
pekerja adalah suatu kasus yang tak lazim atau alias tak manusiawi sehingga perlu
dilindungi oleh perlindungan hukum. Kategori pelanggaran HAM tersebut melanggar
beberapa substansi seperti fisik, mental, ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan.

Kasus ini bisa disebut dengan pelanggaran HAM karena ditemukan secara
jelas adanya :

a. Kerja Paksa
b. Kekerasan
c. Perbudakan
d. Surat pernyataan yang amat mengikat secara paksa

DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/96198-ID-menggugat-pemenuhan-hak-korban-
pelanggar.pdf
https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/10/201100665/5-kasus-ham-yang-belum-tuntas-
dari-peristiwa-trisakti-hingga-paniai?page=all
https://prisma.kemenkumham.go.id/pengurangan-dan-pembatasan-ham
https://media.neliti.com/media/publications/113633-ID-pembatasan-terhadap-hak-asasi-
manusia-da.pdf
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/06/07333541/pelanggaran-ham-di-balik-
kerangkeng-manusia-bupati-langkat-dipekerjakan?page=all
https://guruppkn.com/3-perbedaan-hukum-dan-ham-wajib-untuk-anda-ketahui

Anda mungkin juga menyukai