Anda di halaman 1dari 10

BAB III.

PENGAYAKAN (SCREENING) DAN ANALISIS AYAK

Pengayakan merupakan m tode pemisahan dan klasifikasi partikel semata-mata


hanya berdasarkan ukurannya. Untuk pengayakan menggunakan ayakan ukuran tunggal,
dikenal dua macam produk yaitu: (a). Undersize atau fine, yaitu produk yang lolos lubang
ayakan, dan (b). Oversize atau tails, yaitu produk yang tertahan oleh ayakan. Untuk
pengayakan menggunakan dua jenis ayakan, akan diperoleh dua tiga macam ukuran produk,
yaitu: (a). Undersize (b). On-size, dan (c). Oversize.
Gambar dibawah menjelaskan kedua hal diatas.

Satu set ayakan biasanya tersusun atas ayakan-ayakan tunggal dengan berbagai ukuran lubang
(lihat standar Tyler mesh).
Pelaporan Hasil Analisis Aya an
Adakalanya, untuk mengeta ul rentang ukuran partikel padatan serta jumlah/massa
dan masing-masing kelompok ukuran, diambil sejumlah sampel dan diayak
menggunakan satu set ayakan standar. Dibawah ini adalah contoh cara pelaporan
hasil analisa ayak sampel padatan menggunakan set ayakan berukuran 0.25 in, 0.125 in dan
0.0625 in:

Disini, yang digunakan adalah adalah cara pelaporan yang kedua. Diameter rata-rata
partikel pada umumnya diuk
r berdasarkan rata-rata aritmatik ukuran aperture/lubang
ayakan.
Misal:
Diameter rata-rata partikel -0.25 +0.125 in adalah ½(0.25+0.125) in = 0.1875 in.
Misal:
Fraksi massa yang lolos ayakan 10 mesh tetapi tertahan ayakan 14 mesh adalah 0.425.
Penulisan yang lengkap akan berbentuk:

Pada umumnya, hasil analisa ayak dilaporkan dalam bentuk histogram atau kurva
distribusi frekuensi antara fraksi massa versus ukuran rata-rata partikel. Seringkali,
data analisa ayak digambarkan dalam kurva distribusi kumulatif (baik kumulatif
undersize ataupun oversize). Pada umumnya, ordinat dan kurva (yaitu ukuran rata-rata
partikel) dinyatakan dalam skala logaritmik. Hal ini disebabkan perubahan ukuran
partikel (misalnya hasil crushing) pada umumnya tidak linier (mengikuti deret hitung) tetapi
kelipatan (mengikuti deret ukur).
Gambar dibawah adalah contoh kurva distribusi frekuensi dan kumulatif dari suatu
analisa ayak yang ditabelkan dibawah ini.
Tabel hasil analisa ayak dan kurva distribusi frekuensinya.

Tabel hasil analisa dalam bentuk distribusi kumulatif oversize beserta kurva
distribusinya:
Catatan
Penggambaran distribusi frekuensi dalam bentuk kurva fraksi massa vs uku an partikel
misleading, karena rentang ukuran partikel antara 2 ayakan standar (Tyler mesh)
tidaklah sama, karena mengikuti deret ukur. Yang seringkali dipakai, dan juga sesuai dengan
pengertian statistik tentang distribusi frekuensi, adalah dengan menggantikan
fraksi massa dengan fraksi massa per atu satuan ukuran partikel, hingga sumbu
vertikal dan kurva distribusi dinyatakan dalam: fraksi_massa/(Di-Di+1), dimana Di =
aperture ayakan ke-i, Di+1 = aperture ayakan dibawahnya (aperture Iebih kecil)
Kurva distribusi seringkali tidak hanya dinyatakan dalam fraksi massa, tetapi juga
dalam bentuk fraksi jumlah dan fraksi luas permukaan. Fraksi jumlah didefinisikan
sebagal rasio jumlah partikel ukuran tertentu terhadap jumlah total partikel yang ada. Fraksi
luas permukaan sebagal rasio total luas permukaan partikel ukuran tertentu terhadap luas
permukaan total dan partikel yang ada.
Kurva distribusi seringkali digambarkan juga dalam bentuk diagram batang (bar-chart)
Gambar dibawah adalah contoh kurva distribusi dinyatakan dalam fraksi massa,fraksi luas
muka dan fraksi jumlah, dalam diagram batang.
Alat-Alat Pengayak
Ada berbagai jenis alat pe gayak yang digunakan dalam industri. Hampir semua mesin
ayakan industri memerlukan penggerak untuk menggetarkan, menggoncang ayakan.
ataupun memutar (gyration) Gambar dibawah adalah jenis ayakan dengan
berbagai mode gerakan.

(a). Ayakan stasioner dan Grizzlies.


Grizzlies sering digunakan
untuk mengayak partikel berukuran besar, umumnya
diatas 1 in (biasanya hasil dari primary crusher). Grizlies tersusun atas batangan-
batangan logam yang disusun paralel dengan jarak antar batangan tertentu, antara 2
sampai 8 in. batangan-batangan logam tersusun miring dengan sudut tertentu (20°
sampai 50° terhadap sumbu horisontal), untuk memudahkan padatan bergerak.
Kapasitas grizzlies mencapai 100 sampai 150 ton/ft2 per 24 jam, dengan ukuran
aperture sekitar 1 in. Gamb r dibawah adalah contoh grizzlies.

Ayakan stasioner hampir sama dengan grizzlies, tetapi media pengayaknya berupa anyaman
kawat (mesh) atau plat logam yang berlubang-lubang. Sudut kemiringan ayakan stasioner
dapat sampai sekitar 600 terhadap sumbu horisontalnya. Ayakan
stasioner digunakan untuk engayak padatan dengan ukuran lebih kecil, yaitu antara
¼ sampai 4 in.
Kedua jenis ayakan ini hanya efektif digunakan untuk partikel padatan besar
berukuran
dan dapat bergerak bebas (free flowing, tidak lengket).
(b). Ayakan Girasi (Gyrati g Screens) atau Reciprocating Screens.
Mesin pengayak ini biasan a tersusun atas beberapa dek ayakan dengan berbagai ukuran
aperture, satu diatas yang lainnya dalam sebuah kotak atau casing. Ayakan dan casingnya
digetarkan memutar untuk meloloskan partikel dan satu dek ke dek
lain, dan memindahkannya dan tempat masuk sampai tempat keluarnya partikel.
Sudut kemiringan ayakan antara 16° sampai 30° terhadap sumbu horisontal. Ayakan pada
umumnya berbentuk persegi panjang dengan ukuran (1.5 x 4 ft) sampai (5 x 14
ft). kecepatan girasi dan amplitudonya biasanya dapat diatur sesuai kebutuhan.
Kecepatan girasi dapat mencapai 600 sampai 1800 rpm.

Gambar dibawah adalah contoh gyrating screen yang digerakkan vertikal dan yang digerakkan
horisontal (reciprocating screen).
Reciprocating screen meru akan jenis ayakan girasi dengan sudut kemiringan Iebih
kecil (sekitar 5°). Mesin diputar-getarkan pada sumbu mendatarnya. Adakalanya
diantara dua dek ayakan diisi bola-bola karet untuk meningkatkan efisiensi
pengayakan, sekaligus membersihkan aperture ayakan dan padatan-padatan yang
menyumbat. Gambar dibawah adalah contoh reciprocating screen yang dilengkapi dengan
bola-bola karet.
(c). Ayakan Getar ( Vibrating Screens)
Ayakan getar biasanya digunakan untuk pengayakan dengan kapasitas bes
r. Getaran
dapat dibangkitkan secara elektrik maupun mekanis. Getaran mekanis pada casing ayakan
biasanya ditimbulkan oleh sumbu esentrik yang berputar dengan kecepatan sangat tinggi.
Biasanya tidak Iebih dan 3 dek ayakan yang terpasang dalam casing sebuah ayakan getar.
Kecepatan getar antara 1800 sampal 3600 getaran per menit. Sudut keminingan terhadap
sumbu horisontal dapat diatur sesuai dengan kepenluan, bervariasi antara 00 sam pai 450•
Gam bar dibawah adalah contoh dan ayakan getar tripel dek.

Ayakan getar banyak digunakan untuk partikel-partikel kering berukuran ntara 1 in


sampai 35 mesh (0.0164 in), dengan sudut kemiringan 20 . Untuk partikel-partikel basah (wet
o

screening) sudut kemiringan biasanya diset Iebih kecil, antara 5 o sampai 10o.

(d). Trommels
Trommels merupakan jenis ayakan yang berputar cepat pada sumbu horisontalnya.
Berbentuk silindris atau konis dan biasanya tersusun atas beberapa aya
an secara
konsentris. Gambar dibawah adalah contoh trammel.
Kapasitas Ayakan dan Pemilihan Jenis Ayakan.
Kapasitas beberapa jenis ayakan industri dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
(Asumsi :ayakan digunakan untuk padatan berat, misalnya bijih logam).

Dalam memilih ayakan, ada beberapa parameter yang perlu dipertimbangkan. Diagram
dibawah memberikan guideline dalam memilih ayakan yang cocok berdasarkan ukuran
partikel yang akan diayak.
Neraca Massa pada Ayakan dan Efisiensi Ayakan
Gambar dibawah menjelaskan neraca partikel pada sebuah ayakan tunggal.

Fraksi massa bahan B (yaltu bahan dengan ukuran yang diinginkan/ undersize
product pada umpan, oversize dan undersize streams masing-masing adalah: (1- XF), (1- XD)
dan (1- XB).
Neraca massa padatan total : F = D + B
Neraca massa bahan A : FxF = DxD + BxB
Kombinasi dua persamaan diatas dan substitusikan dengan persamaan neraca bahan B
memberikan:
D xF  xB

F xD  xB
dengan cara yang sama dapat diperoleh:
B xD  xF

F xD  xB
Efisiensi ayakan (atau sering disebut sebagai efektivitas ayakan) merupakan ukuran
kesuksesan ayakan dalam memisahkan bahan berukuran A dengan bahan berukuran
B. Jika ayakan bekerja sempurna, maka semua bahan A akan berada pada oversize, sedangkan
semua B ada dalam undersize (clear-cut separation).

Efisiensi ayakan didefinisikan sebagai perbandingan bahan A yang ada pada overflow
terhadap bahan A pada umpan. Jumlah ini masing-masing adalah DxD
dan FxF.
Sehingga,

Dx
E A  Fx D
F
dimana EA adalah efisiensi ayakan berdasarkan pada produk oversize. Dengan cara yang sama
dapat didefinisikan efisiensi berbasis B:
B(1  xB )
EB 
F (1  xF )
Efisiensi keseluruhan (overall effectiveness) dari ayakan didefinisikan sebagai kombinasi dari
dua efisiensi diatas:

EE E DBxD 1  xB 

F xF 1  xF 
A B 2

Substituls rasio (D/F) dan (B/F) dengan persamaan diatas, memberikan:


x F  x x  x x 1  x 
E x D B x FD 2 x F 1D x  B
F F

Soal analisa ayak :


1. Sebuah crusher digunakan untuk menghancurkan pint. Produk dari crusher diayak.
Oversize dan ayakan dikembalikan/direcycle ke crusher untuk kembali. Undersize ayakan
diambil sebagai produk. Hasil analisa ayak arus recycle dan produk (distribusi ukuran
butir) adalah sebagai berikut:
Recycle Produk
Mesh % Massa Mesh % Massa
-3 + 4 3.5 -14 + 20 29.0
-4 + 8 30.0 -20 + 28 31.3
-8 + 10 25.0 -28 + 48 34.6
-10 +20 41.5 - 48 + 100 5.10
Jumlah 100.0 Jumlah 100.0

Besarnya arus recycle = 0.65 kg/kg padatan keluar crusher.


a. Hitunglah distribusi ukuran butir hasil crusher dan estimasikan luas spesifik butir-
butir hasil crusher (dalam cm2/g).
b. Estimasikan fraksi massa partikel hasil crusher dengan ukuran-ukuran sebagai
berikut: (i). (-4+6); (ii). (-6+8); (iii). (-10+14); (iv). (-28+35); dan (v). (- 35+48).

Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai