9 No 2 Tahun 2020
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi optimum asam klorida (HCl) dan waktu
optimum hidrolisis serat sabut kelapa untuk memperoleh kadar glukosa yang maksimal. Subjek
dalam penelitian ini adalah serat sabut kelapa yang diperoleh dari Desa Temukus, sedangkan
objek dalam penelitian ini adalah konsentrasi HCl dan waktu optimum. Penelitian dilakukan
pada bulan Oktober 2013 – Maret 2014 di Laboratorium Analis Kimia Universitas Pendidikan
Ganesha. Kadar glukosa dianalisis menggunakan metode Dubois dan diukur menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Dari hasil penelitian diperoleh glukosa sebesar 1,44% dengan
konsentrasi optimum katalis HCl pada hidrolisis serat sabut kelapa adalah 4 M dan waktu
optimum hidrolisis 90 menit.
Kata kunci: serat sabut kelapa, hidrolisis, konsentrasi HCl, waktu hidrolisis, glukosa
Abstract
This study aim at determining the optimum concentration of hydrochloric acid
(HCl) and the optimum hydrolysis time of coconut fiber obtained from the Temukus
village to maximize glucose level. Subject of this study was coconut fiber obtained
from Temukus Village, while the objects of this research were the HCl concentration
and the optimum hydrolysis time. Research was conducted in October 2013 – March
2014 at Analytical Chemistry Laboratory of Universitas Pendidikan Ganesha. Glucose
level was analyzed using the method of Dubois was measured using UV-Vis
spectrophotometer. Result show that 1.44% glucose is gained with optimum HCl
catalyst concentration of 4 M and optimum hydrolysis time of 90 minutes.
*Corresponding author.
Received 2 Juli 2020; Accepted 3 Agustus 2020; Available online 15 Oktober 2020
© 2020 JST. All Rights Reserved
larutan ini dapat menyerang dan merusak hanya didapatkan 240 gram. Penurunan
struktur lignin, bagian kristalin dan amorf, berat sampel ini mengindikasikan bahwa
melarutkan lignin dan hemiselulosa. perlakuan awal menggunakan NaOH
Kehilangan hemiselulosa menyebabkan dapat menghilangkan setengah dari berat
terjadinya lubang diantara fibril dan sampel awal, ini dikarenakan oleh lignin
kurangnya ikatan antar serat yang ikut terlarur NaOH akibat
(Anindyawati, 2009). berikatannya lignin dengan NaOH pada
Selama proses delignifikasi, terjadi saat proses delignifikasi yang akan
perubahan warna sabut kelapa sebelum membentuk garam dan larut dalam air
dan sesudah proses. Serat sabut kelapa pada saat proses penetralan.
sebelum terjadi proses delignifikasi
berwarna coklat muda kemudian selama Pengaruh Waktu Terhadap Proses
terjadi proses delignifikasi berubah Hidrolisis
menjadi warna coklat tua, baik warna Variasi waktu yang digunakan dalam
sabut kelapa maupun larutannya. proses hidrolisis ini adalah 40, 60, 90, dan
Perubahan warna ini menunjukkan 120 menit. Kecenderungan hasil gula
bahwa lignin telah terlepas, sedangkan yang diperoleh dari proses hidrolisis
beratnya juga mengalami penurunan, dari dengan memvariasikan waktu untuk
260 gram sabut kelapa yang digunakan setiap konsentrasi HCl yang divariasikan
untuk delignifikasi, hasil delignifikasinya terlihat pada Gambar 1.
160
Konsentrasi HCl
100 3M
80
Konsentrasi HCl
60 4M
40
Konsentrasi HCl
20 4,5 M
0
Konsentrasi HCl
40 60 90 120 5M
Waktu (Menit)
Gambar 1. Grafik Glukosa yang dihasilkan dari hidrolisis sabut kelapa dengan variasi
konsentrasi dan waktu
Konsentrasi HCl
Glukosa yang
100 3M
80 Konsentrasi HCl
60 4M
40 Konsentrasi HCl
4,5 M
20
0 Konsentrasi HCl
5M
40 60 90 120
Waktu (Menit)
Gambar 2. Grafik glukosa yang dihasilkan dari hidrolisis sabut kelapa dengan waktu 90
menit pada berbagai variasi konsentrasi katalis HCl
Perolehan glukosa pada konsentrasi dari ikatan C-O yang menghasilkan zat
1 M dan 3 M pada Gambar 2 kurang antara kation karbonium siklis (III).
optimum karena kurangnya katalis asam Akhirnya kation karbonium mulai
yang dapat memecah ikatan glikosida. mengadisi molekul air dengan cepat,
Hidrolisis dalam suasana asam, akhirnya membentuk hasil akhir (glukosa) yang
menghasilkan pemecahan ikatan glikosida stabil dan melepaskan proton. Wijayant
oleh proton (H+) dari asam yang (Ermaiza, 2009). Peningkatan konsentrasi
berlangsung dalam tiga tahap. Dalam katalis akan meningkatkan laju hidrolisis
tahap pertama, proton yang bertindak karena konstanta kecepatan reaksi
sebagai katalisator asam berinteraksi hidrolisis berbanding lurus dengan
dengan oksigen glikosida yang konsentrasi H+ pada suasana asam
menghubungkan dua unit gula (I), sehingga diperlukan konsentrasi asam
membentuk asam konjugat. Langkah ini yang lebih tinggi untuk menghasilkan H+
diikuti dengan pemecahan yang lambat yang lebih banyak (Samsuri, 2007).
Gambar 3. Mekanisme Hidrolisis Selulosa dengan Katalis Asam (Xiang et al., 2003)
proses perlakuan awal dan waktu serta dari serat sabut kelapa saja namun dapat
konsentrasi HCl yang digunakan berbeda. juga berasal dari limbah lignoselulosa
Perolehan glukosa hasil hidrolisis lainnya seperti jerami padi, ampas sagu,
serat sabut kelapa dengan berbagai tongkol jagung, tandan kosong kelapa
variasi waktu dan konsentrasi katalis sawit, ampas tebu/batang tebu, dan
asam ini apabila dikonversikan menjadi sampah organik.
bioetanol maka reaksinya dapat Limbah lignoselulosa ini akan
digambarkan sebagai berikut. menghasilkan glukosa melalui proses
hidrolisis dan fermentasi yang akan
C6H12O6 → 2 C2H5OH + 2 CO2 ……(1) menghasilkan bioetanol sehingga dapat
menggantikan bahan pembuatan
Berdasarkan persamaan 1 secara bioetanol yang selama ini menggunakan
teoritis, 1 gram glukosa apabila tanaman pangan seperti singkong, tebu,
difermentasikan secara sempurna maka nira, sorgum, nira nipah, ubi jalar, dan
etanol yang dihasilkan atau hasil etanol lain-lain (Hambali et al., 2007) sehingga
secara teoritis adalah 0,511 gram bietanol tidak akan menimbulkan permasalahan
(Mansi-El, 2007). baru akibat persaingan terhadap
Berdasarkan data pada Gambar 2 kebutuhan pangan masyarakat.
didapatkan bahwa bioetanol terbesar
secara teoritis yang diperoleh dari SIMPULAN
hidrolisis sabut kelapa dengan konsentrasi Konsentrasi HCl 4 M sebagai
4 M yaitu 73,88 mg sedangkan perolehan konsentrasi optimum katalis HCl pada
bioetanol terkecil secara teoritis yang hidrolisis serat sabut kelapa dan waktu
diperoleh dari hidrolisis sabut kelapa optimum hidrolisisnya adalah 90 menit
dengan konsentrasi 4,5 M yaitu 53,44 mg. dengan menghasilkan perolehan glukosa
Perolehan bioetanol secara teoritis ini sebesar 1,44%..
mengabaikan perolehan glukosa yang
lebih besar karena faktor suhu pada DAFTAR PUSTAKA
konsentrasi 5 M. Anonim 2011. Handbook of Energy &
Proses hidrolisis menggunakan Economic Statistics of Indonesia
katalis asam memang menghasilkan 2011. Jakarta: Departemen Energi
kadar glukosa sedikit lebih kecil dan Sumber Daya Mineral
dibandingkan menggunakan enzim. Hal ini
Anindyawati, T. 2009. Prospek Enzim dan
disebabkan oleh asam bersifat tidak
Limbah Lignoselulosa untuk
spesifik dan memotong secara acak
Produksi Bioetanol.Cibinong: Pusat
ikatan glikosidik sehingga akan
Penelitian Bioteknologi-LIPI
menghasilkan gula yang tidak seragam.
Selain itu, pada hidrolisis secara asam Ariyani, Endang, Ersanghono Kusumo,
komponen lain seperti hemiselulosa dan Supartono. 2013. Produksi Bioetanol
lignin yang masih terdapat pada fraksi Dari Jerami Padi (oryza sativa L).
selulosa juga ikut terhidrolisis membentuk Semarang: Universitas Negeri
gula-gula non pereduksi (Subekti, 2006). Semarang.
Namun, proses hidrolisis menggunakan Badger, PC., 2002. Ethanol from Cellulose
katalis asam tidak memerlukan perlakuan : A General Review. In Trend in New
awal, waktu hidrolisis yang lebih cepat Crops and New Uses., J.Jannick
dan tidak memerlukan biaya yang tinggi, and A.Whipkey (eds). Alexandria,VA
sedangkan proses hidrolisis enzimatis : ASHS Press.
memerlukan perlakuan awal bahan baku
agar struktur selulosa siap untuk Balat, M., H. Balat., C. Öz. 2008. Progress
dihidrolisis oleh enzim (Palmqvis & in Bioethanol Processing. Energy
Hahnhagerdal, 2000), waktu hidrolisis and Combustion Science 34 (2008)
yang lebih lama serta memerlukan biaya 551-573.
yang tinggi. Damayanti,Astrilia. 2011. Pengaruh Suhu
Bahan pembuatan bioetanol dari terhadap Kecepatan Reaksi pada
limbah lignoselulosa tidak hanya berasal