Anda di halaman 1dari 13

ASPEK TEORI KONTINJENSI DALAM AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Teori Kontijensi
Menurut teori, sistem yang terbuka pada suatuperusahaan sangat berkaitan dengan
interaksi untukpenyesuaian dan pengendalian terhadap ligkungan guna kelangsungan hidup
usaha. Teori kontinjensi mempunyai suatu postulat bahwa efektivitas suatu organisasi dalam
mengatasi ketidakpastian lingkungan merupakan unsur-unsur dari berbagai subsistem yang
dirancang guna memenuhi tuntutan lingkungan yang saling berhubungan. Suatu sistem pelaporan
keuangan perusahaan adalah salah satu dari subsistem tersebut. Teori kontinjensi merupakan alat
pertama dan yang paling terkenal untuk menjelaskan berbagai variasi dalam struktur organisasi.

Munculnya Perumusan Kontijensi


Alasan untuk mempertimbangkan adopsi terhadap teori kontinjensi akuntansi manajemen
adalah untuk digunakan sebagai alat yang dibutuhkan dalam menginterpretasikan hasil riset
empiris. Hal ini disebabkan keterbatasan dalam meninjau dan memahami jenis hipotesis yang
telah dikemukakan untuk menjelaskan penemuan yang berlawanan. Hal ini juga menyatakan
bahwa pekerjaan jenis ini tidak dengan sendirinya mencakup perumusan kontinjensi yang
semakin cepat, dan bahwa diperlukan pengembangan paralel dalam teori organisasi guna
mengembangkan suatu penjelasan penting.

Pengertian
Kontijensi lebih dikenal dengan peristiwa atau transaksi yang mengandung syarat
merupakan transaksi yang paling banyak ditemukan dalam kegiatan bank sehari-hari. Kontijensi
yang memilki leh suatu bank dapat berakibat tagihan atau kewajiaban bagi bak yang
bersangkutan.
Kontijensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai
kemungkinan diperolehnya laba tau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan terselesaikan
dengan terjadi atau tidak terjadi satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Kerangka
Pengendalian Kontijensi Suatu isu dipecahkan dalam mengembangkan suatu model
pengendalian kontinjensi tentang pemahaman bagaimana faktor kontinjensi ditentukan dan
ditingkatkan dari waktu ke waktu. Faktor kontinjensi tertentu mungkin ditentukan oleh
keputusan manajemen, yang lain mungkin ditentukan secara exogenous. Pada beberapa titik
waktu, organisasi memilih pasar dimana perusahaan tersebut bersaing dan strategi dalam pasar
itu, dan pada dasarnya mampu mengendalikan semua faktor kontinjensi. Bagaimanapun setelah
menentukan strategi produk tertentu, banyak faktor kontinjensi tidak lagi di bawah pengendalian
langsung organisasi. Oleh karena itu, determinasi faktor kontinjensi mungkin menjadi proses
interaktive, sebagian dari faktor dipilih oleh perusahaan, sedangkan yang lain adalah suatu hasil
keputusan yang lalu dan faktor eksternal.

Jenis Transaksi Kontijensi


Kontijensi bank terdiri dari kontijensi tagihan dan kontijensi kewajiban (tunggakan).
Kontijensi tagihan terdiri dari:
1. Bank garansi yang diterbitkan oleh bank lain adalah semua bentuk garansi yang diterima
oleh bank yang mengakibatkan tagihan kepada pihak bank penjaminan bila pihak yang
dijamin melakukan ingkar janji atau wanprestasi di kemudian hari.
2. Pembelian opsi valuta asing adalah perjanjian asing yang memberikan hak pilihan kepada
pembeli opsi untuk menggunakan atau tidak mengguanakan dalam kontrak jual beli
valuta asing.
3. Pendapatan bunga dan penyelesaian dalam akuntansi perbankan khususnya yang
menyangkut pendapatan bunga dari aktiva produktif, bank akan menganut prinsip
konservtif dalam arti sangat hati-hati.

Kontigensi Kewajiban Terdiri Dari :


1. Garansi yang diberikan
2. Surat kredit berdokumen dalam negri (SKBDN) yang dapat dibatalkan dalam rangka
perdagangan dalam negri.
3. Penjualan opsi valuta asing. Klasifikasi Pengendalian Kontinjensi Fisher (1995)
mengklasifikasikan menjadi empat kategori yang tergantung pada kontinjensi,
pengendalian, dan variabel hasil.
Analisa tingkat 1 Satu faktor kontinjensi dihubungkan dengan satu mekanisme
pengendalian. Hipotesa yang khas meramalkan bahwa keberadaan suatu faktor kontinjensi akan
mengakibatkan suatu peningkatan kemungkinan bahwa perusahaan suatu mekanisme
pengendalian tertentu. Tidak ada usaha yang dibuat untuk mengakses apakah korelasi antara
faktor kontinjensi dan mekanisme pengendalian mempunyai efek pada hasil perusahaan
(walaupun kebanyakan dokumen berasumsi bahwa korelasi tersebut mendorong kearah kinerja
lebih tinggi) atau jika mekanisme pengendalian dihubungkan dengan mekanisme pengendalain
yang lain.
Analisa tingkat 2 Menguji efek hubungan suatu mekanisme pengendalian dan faktor
kontinjensi dalam variabel hasil. Dalam suatu studi yang khas, keberadaan faktor kontinjensi dan
mekanisme pengendalian dihipotesakan untuk menghasilkan suatu peningkatan suatu efektifitas
(atau ketidakefektifan). Simon (1987) menyatakan perbedaan sistem pengendalian yang diuji
antara unit bisnis yang memanfaatkan strategi penyelidik atau pendukung tersebut. Beberapa
hipotesa atas studi ini menguji korelasi antara strategi unit bisnis (SBU) dan mekanisme
pengendalian.
Analisa tingkat 3 Efek hubungan dari faktor kontinjensi dan berbagai mekanisme
pengendalian atas suatu variabel hasil ditujukan (Drazin Dan Van tidak Ven, 1985). Analisa jenis
ini berasumsi bahwa mungkin ada komplementer atau hubungan penggantian antara variabel
pengendalian yang mungkin termasuk dalam berbagai mekanisme pengendalian dalam analisa
tersebut. Timbulnya Formula Kontinjensi Pendekatan kontinjensi untuk akuntansi manajemen
didasari oleh anggapan bahwa tidak ada sistem akuntansi yang tepat secara universal yang dapat
digunakan oleh semua organisasi dalam berbagai keadaan. Sistem akuntansi yang tepat
tergantung pada keadaan khusus dimana organisasi tersebut berada. Oleh karenanya teori
kontinjensi harus mengidentifikasikan aspek khusus dari sistem akuntansi perusahaan dimana
keadaan dapat didefinisikan dengan pasti dan sistem dapat dicobakan dengan tepat.
Pengaruh Hasil Empiris
Apabila diperoleh hasil yang tidak memuaskan maka masalah tersebut harus dipecahkan
dalam kerangka universal yang telah menjadi sumber stimulus bagi pengembangan perumusan
kontinjensi. Konsep, seperti teknologi, struktur organisasi, dan lingkungan telah dilibatkan untuk
menjelaskan mengapa sistem akuntansi membedakan antara satu situasi dengan situasi yang lain.

Efek Teknologi
Variabel kontinjensi terpanjang dan yang paling sederhana digunakan dalam akuntansi
manajemen adalah teknologi produksi. Jenis teknik dan proses produksi yang berbeda telah
memengaruhi desain sistem akuntansi internal walaupun harus dicatat hal tersebut muncul
sebagai alat untuk menjelaskan perbedaan dengan apa yang dianggap sebagai konfirmasi empiris
dari teori organisasi klasik. Sifat alami dari proses produksilah yang menentukan jumlah alokasi
biaya dan biaya tidak didistribusikan langsung secara merata. Teknologi produksi memiliki
pengaruh yang penting terhadap jenis informasi akuntansi yang disajikan. Hal ini memunculkan
aspek selain teknologi yang berpengaruh atas informasi yang harus disediakan untuk mencapai
efektivitas. Sebagai contoh, kompleksitas dari tugas yang dihadapi oleh suatu organisasi
berkaitan dengan struktur pengendalian biaya yang sesuai.

Efek dari Struktur Organisasi


Ada bukti menyatakan bahwa struktur organisasi memengaruhi cara dengan mana
informasi penganggaran digunakan paling baik. Hopwood membedakan antara batasan anggaran
(budgeticondtrained), yaitu situasi dimana penggunaan informasi akuntansi dalam anggaran
menjadi satu-satunya faktor yang paling penting dalam evaluasi atasan terhadap para bawahan,
dan kesadaran laba (profit-conscius), yaitu gaya yang juga mempertimbangkan efektivitas dan
jangka waktu yang lebih panjang. Studi Hopwood menunjukan bahwa gaya batasan anggaran
bersifat kaku. Studi Hopwood didasarkan pada pusat tanggung jawab (biaya) di pabrik baja
terintegritas, sehingga mempunyai saling ketergantungan yang luas antara bagian yang satu
dengan yang lainnya. Studi Otley melibatkan pusat tanggung jawab (laba) pada industri
penambangan batu bara, yang karena alasan yang praktis, tidak saling tergantung satu sama lain.
Studi awal menunjukan bahwa penggunaan yang kaku dari ukuran pencapaian tidaklah sesuai
jika terdapat saling ketergantungan yang luas. Penggunaan gaya anggaran yang sesuai
bergantung pada derajat tingkat saling ketergantungan yang ada diantara pusat tanggung jawab
yang terlibat.

fek Lingkungan
Faktor lingkungan juga dilibatkan untuk menjelaskan perbedaan dalam penggunaan
informasi akuntansi. Pengaruh persaingan yang dihadapi oleh perusahaan yang memakai
manajemen pengendalian menyimpulkan bahwa kesempurnaan akuntansi dan sistem
pengendalian dipengaruhi oleh intensitas persaingan yang dihadapi. Lebih lanjut lagi, jenis
persaingan yang berbeda mempunyai dampak sangat berbeda terhadap penggunaan pengendalian
akuntansi dalam perusahaan manufaktur. Dengan membedakan antara operasi (lingkungan
dimana adalah sulit bagi seseorang manajer unit untuk menunjukanlaba akuntansi) dan operasi
liberal (lingkungan yang relatof lebih mudah untuk memelihara operasi yang menguuntungkan)
dapat ditunjukan bahwa para manajer senior menggunakan informasi anggaran untuk
mengevaluasi pencapaian manajerial yang sangat berbeda dalam kedua situasi tersebut.jika
ketelitian anggaran dianggap sebagai suatu corak yang diinginkan dari sistem akuntansi, maka
gaya penggunaan anggaran yang berbeda diperlukan untuk mencapai anggaran akurat terhadap
lingkungan.

Pengaruh Teori Organisasi


Ketiga contoh terdahulu telah mengindikasikan sebagian dari variabel yang mengakibatkan
perbedaan dalam penggunaan dan desain dari sistem akuntansi. Ketiga variabel kontinjensi
adalah teknologi umum, struktur organisasi, dan lingkungan telah digunakan sebagai contoh
ilustratiif karena ketiganya telah mengembangkan teori kontinjensi akuntansi manajemen
teoretis. Gerakan ini merupakan pendekatan universalistis terhadap pendekatan akuntansi
manajemen yang menjadi mode pada tahun 1970an. Kelebihan dari pendekatan ini tidak dapat
dijelaskan hanya oleh tekanan penemuan empiris yang berusaha untuk menemukan teori yang
bersifat menjelaskan. Faktor utama lain yang memengaruhi teori kontinjensi akuntansi
manajemen yang terjadi lebih dahulu.
Variabel – variabel Dasar Kontijensi dan Hubungannya
Perdebatan para ahli dalam kerangka teoretis yang mendasari riset komparatif tentang akuntansi
internasional berada dalam perspektif kontinjensi. Pada umumnya, studi ini lebih banyak
menggunakan bentuk pengujian atas perbedaan perbedaan dalam praktik pelaporan keuangan
tertentu diantara berbagai negara atau atas sistem akuntansi nasional. Dalam kedua kasus
tersebut, hasil yang umumnya diperoleh dalam suatu kesimpulan yang menghubungkan
perbedaan atau persamaan, baik dalam hal sosial, politik maupun ekonomi. Teori dalam praktik
pelaporan disetiap negara dipengaruhi oleh variabel-variabel sosial tertentu. Variabel-variabel
sosial terdiri dari beberapa faktor yang terutama terdapat di semua perusahaan dalam suatu
negara yang merupakan hal pokok yang bervariasi pada setiap negara.

Lingkungan
Lingkungan perusahaan merupakan konsep dalam hubungannya dengan ketidakpastian.
Karakteristik tersebut mempunyai sedikitnya dua dimensi yang terdiri atas: a) dimensi stabil-
dinamis, dan b) dimensi homogen dan heterogen. Hal ini sesuai dengan struktur organisasi dan
aplikasinya adalam akuntansi manajemen. Dimensi stabil dan dinamis ditandai dengan tingkat
keputusan faktor perubahan lingkungan internaldan eksternal yang pada dasarnya sama dari
waktu ke waktu dalam proses yang berkesinambungan. Adapun dimensi homogen-heterogen
daoat digambarkan dalam hubungannya dengan tingkat keputusan di mana faktor lingkungan
sebagai alternatif dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Faktor-faktor yang ada di
dalam lingkungan perusahaan dapat dibedakan dalam suatu rangkaian ketidakpastian dari yang
dapat diramalkan sampai yang tidak dapat diramalkan. Hal yang diperlukan dalam suatu riset
adalah pertimbangan yang menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan tertentu memengaruhi
struktur organisasi dan desain sistem akuntansi manajemen.

Atribut Organisasi
Terdapat beberapa konsep yang membingungkan dalam literatur teori kontinjensi
terutama mengenai perbedaan antara variabel lingkungan dan atribut organisasi. Hal ini dapat
menimbulkan berbagai kesulitan yang tidak dapat dipisahkan dalam mendefinisikan atau
menjelaskan suatu organisasi. Pembahasan ini tidak bertujuan untuk memberikan suatu
penyelesaian suatu masalah. Atribut organisasi tetap merupakan konsep yang berkaitan dengan
penyediaan dan pengorganisasian sumberdaya perusahaan meliputi ukuran organisasi, teknologi
dan lain sebagainya.
Besaran suatu organisasi merupakan konsep dari ukuran yang ada didalamnya, seperti
jumlah karyawan, tingkat perputaran penjualan, nilai aset bersih atau modal yang digunakan, dan
lain sebagainya yang pada umumnya saling berhubungan. Teknologi telah menjadi konsep
penting. Terdapat tiga skala penggunaan teknologi dalam meningkatkan kompleks teknis yaitu
unit dan kelompok kecil, kelompok besar dan massa, dan proses produksi.

Karakteristik Pengguna
Para pengguna dapart digambarkan sebagai individu yang menggunakan data yang
terdapat dalam laporan perusahaan, dan memiliki suatu kepentingan atau sedang dalam
pengambilan keputusan keuangan. Suatu bukti riset yang harus dipertimbangkan oleh para
pengguna adalah alternatif yang berbeda untuk informasi dan kemampuan proses yang
ditimbulkan oleh perbedaan dalam model keputusan, gaya pengambilan keputusan, dan sifat
yang diturunkannya.
Pada kenyataannya, dalam literatur mengenai pengolahan informasi manusia dalam
rangka pengambilan keputusan menyatakan bahwa setiap individu mempunyai model keputusan
yang berbeda. Konsep gaya pengambilan keputusan mempunyai enam dimensi berikut: a)
analisis keputusan berbeda dengan pengambilan keputusan intuitif, perbedaan dalam horizon
waktu, c) bentuk pengulangan yang mengacu banyak faktor dalam pertimbangan pengambilan
keputusan, d) kemampuan untuk beradaptasi dalam keadaan yang berubah-ubah, e) proaktif vs
reaktif, dan f) kemampuan strategis dalam hubungannya dengan pertimbangan di antara
keputusan yang sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan.
Atribut Sistem Pelaporan Keuangan Perusahaan yang
Dipengaruhi Variabel Kontinjensi
Karakteristik sistem pelaporan keuangan perusahaan terdiri atas suatu contoh yang dirancang
untuk masing-masing unsur utama pelaporan perusahaan. Unsur-unsur tersebut adalah :
a. Pengungkapan, penggolongan, presentasi, penilaian, dan kebutuhan pengukuran dari
nergaranegara yang berbeda. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh metode kepemilikan rata-
rata produksi, tingkat dan konsentrasi kepemilikan pribadi, pola pendanaan perusahaan,
penggunaan informasi akuntansi dalam perencanaan dan pengendalian ekonomi dan lain
sebagainya.
b. Frekuensi pelaporan dalam jumlah variasi pengungkapan dari informasi laporanyang bersifat
sementara, metode pengukuran peristiwa (ukuran keuangan dan non keuangan), metode
alokasi biaya (yaitu biaya dan kapitalisasi, periode mortisasi, dan lain-lain), unsur waktu dari
infoemasi (peramalan), tingkat agegasi dan desentraliasi (akun gabungan dan pelaporan
yang terdiri dari beberapa bagian), dan pengungkapan tentang tujuan dari pelaporan khusus
(seperti laporan nilai tambah, laporan ketenagakerjaan, dan format laporan lain dari
akuntansi sosial).
c. Metode pelaporan (misalnya laporan, tabel, dan diagram) kompleksitas teori, dan pelaporan
dengan tujuan khusus tertentu, seperti tanggung jawab yang sederhana. Atribut ini
dihubungkan dengan karakteristik pengguna dan sumber informasi yang lain.

Isi Teori Kontijensi


Studi Empiris
Terdapat studi empiris dalam area akuntansi yang dengan tegas mengadopsi pendekatan
kontinjensi sebelum mengumpulkan data. Lebih lanjut lagi, dua di antara dari studi utama
menggunakan faktor metodologi analisis yang memandang permasalahan dalam penafsiran dan
perbandingan. Penafsiram sulit dilakukan karena faktor dari variabel asli yang mendasari konsep
teoretis dalam lompatan intuitif yang dibuat oleh peneliti tersebut. Tentu saja, perbedaan yang
sangat kecil dalam kesalahan acak pada pengukuran mengakibatkan diperolehnya faktor yang
sangat berbeda, sehingga membuat perbandingan antar studi yang berbeda hampir mustahil.
Walaupun analisis faktor adalah metode yang bermanfaat sebagai dasar dimensi bahwa
penggunaan kritik akan terbatas pada akumulasi pengetahuan lebih lanjut.
Bruns dan Watrehouse membantah bahwa perilaku manajer berkaitan dengan anggaran
merupakan kontinjensi atas berbagai aspek struktur organisasi, seperti pemusatan, otonomi, dan
derajat tingkay aktivitas yang tersusun. tulisan ini menyimpulkan bahwa pengendalian strategi
yang berbeda bergantung pada jenis organisasinya.

Perumusan Teoretis
Sebagai tambahan terhadap pekerjaan yang berdasarkan spekulasi teoretis menyangkut sifat
alami dari teori kontinjensi sistem informasi akuntansi, Gordon dan Milner berusaha untuk
menyediakan kerangka menyeluruh bagi perencanaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang
mempertimbangkan kebutuhan spesifikasi organisasi yang luas dalam teori organisasi. Kebijakan
manajemen dan akuntansi untuk mengidentifikasi variabel adalah penting bagi pencapaian
organisasi. Lingkungan, gaya pengambilan keputusan dan karakteristik organisasi diusulkan
sebagai variabel kontinjensi yang terpenting. Masing-masing variabel kontinjenti tersebut
dihubungkan dengan kondisi-kondisi yang sesuai dengan variabel SIA. Walaupun pertanyaan
SIA didesain untuk menghadapi lingkungan, organisasi dan kondisi-kondisi gaya pengambilan
keputusan, perlu dicatat bahwa terdapat tiga pola dasar perusahaan dan pengelompokan variabel
kontinjensi yang khas. Bagaimanapun dua contoh tersebut mempunyai usulan mengenai
karakteristik yang tidak diinginkan yang dapat diperbaiki dengan pemanfaatan sesuai SIA. Tidak
terdapat pertimbangan eksplisit dari efektivitas dan sasaran tujuan organisasi dan keunggulan
yang nampak sepertinya didasarkan pada akal sehat dan bukannya kerangka teoretis eksplisit.
Suatu pendekatan lebih lanjut sedikit berbeda secara alami karena ditulis oleh mahasiswa yang
belum lulus sistem perencanaan dan pengendalian manajemen. Tidak ada formula yang
diberikan, melainkan hanya pendekatan kearah desai sistem yang direkomendasikan dan
berbagai kontinjensi yang dikenali.

Argumentasinya bahwa desain apapun dari sistem perencanaan dan pengendalian khususnya
bergantung pada :
a. Sasaran khusus yang dicapai dalam konteks sasaran tujuan organisasi.
b. Format tingkat dan perbedaan desentralisasi tertentu yang dipilih (yaitu struktur
organisasi).
c. Proses tunggal dan gabungan yang dikendalikan oleh sub unit-sub unit dan derajatnya,
apakah tidak tersusun atau tersusun (yaitu jenis teknologi)
b. Jenis gaya manajerial yang digunakan oleh para manajer senior.

Kerangka Evaluasi Teori Kontijensi


SIA hanya meliputi salah satu bagian dari struktur pengendalian organisasi. Suatu strategi
pengendalian organisais akan melibatkan pertimbangan desain organisasim, sistem informasi
manajemen, dan sistem perencanaan dan pengendalian. Tentu saja, hal ini mungkin terlihat sama
dengan subtitusi parsial yang ditandai oleh pernyataan perasaan para manajer industri tertentu
bahwa SIA yang digunakan dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan dalam desain organisasi.
Dengan adanya kekurangan tersebut, dibentuklah teori kontinjensi SIA diluar konteks dari
keseluruhan paket pengendalian organisasi yang nyata. Pertana, apa yang mendasari SIA,
sehingga berpengaruh baik terhadap apa yang dilakukan oleh organisasi untuk mencapai
tujuannya dan proses pengendalian lain yang kkomplementer terhadap SIA. Kedua, terdapat
jangkauan menyeluruh dari faktor yang akan memengaruhi pencapaian organisasi, dan bahwa hal
itu akan mengendalikan strategi dan struktur, serta menyatakan mengenai produk pasar dan
pengaturan antarorganisasi. Pengaruh SIA terhadap riset kelihatannya relatif kecil. Akhirnya,
pertu ditentukan faktor apa yang mendasari pencapaian organisasi yang efektif dengan
menggunakan perbandingan antara sasaran hasil organisasi dengan standar. Terdapat berbagai
kesulitan substansial dalam pengukuran efektivitas organisasi yang penting begi ukuran tersebut
untuk mengembangkan teori kontinjensi secara benar.
Implikasi Untuk Riset
Akuntansi sebagai Bagian dari Sistem Pengendalian
Studi efektivitas sistem informasi akuntansi manajemen berhubungan dengan studi dari berbagai
mekanisme pengendalian yang digunakan oleh organisasi untuk memengaruhi perilaku anggota
mereka dan hubungan mereka dengan lingkungan eksternal. Sulit untuk memisahkan efek dari
SIA dari pengendalian lainnya. Semuanya bertindak sebagai suatu paket dan harus ditaksir
bersama-sama. Fakta ini memperluas lingkup tentang penyelidikan dan pengindikasian cakupan
aktivitas kendali dalam daftar penyusunan pengendalian. Sistem imbalan adalah suatu
penghilang terkemuka. Selain itu jenis pengendalian berbeda dapat digunakan untuk mencapai
tujuan yang berbeda. Mekanisme pengendalian untuk berbagai tujuan akan menjadi sulit, jika
tidak mungkin, untuk mengisolasi efekdari alat pengendalian spesifik. Mungkin, riset awal dari
strategi untuk mengidentifikasi kombinasi pengendalian terutama sekali ditujukan untuk keadaan
tertentu. Jadi, variabel kontinjensi yang terkait dengan desain organisasi dalam akuntansi
manajemen adalah penting. Klarifikasi konseptual lebih berada pada pemanfaatan
kerangkasistem kontrol. Walaupun model mekanik kendali sederhana tidak dapat secara
langsung deberlakukan bagi organisasi,terdapat empat karakteristik proses yang penting bagi
pengendalian organisasi efektif yaitu :
1. Spesifikasi suatu sasaran.
2. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran.
3. Model yang bersifat prediktif terhadap kemungkinan tindakan hasil pengendalian.
4. Kemampuan dan motivasi untuk bertindak.

Efektivitas Organisatoris
Penggunaan kerangka pengendalian menguatkan peran efektivitas organisasi dan
perhatian pada sasaran hasil organisasi. Sasaran hasil adalah suatu bagian penting dari kerangka
kontinjensi disamping satu variabel kontinjensi yang mungkin memenuhi sifat alami sistem
akuntansi yang membentuk ukuran perbandingan dengan efek dalam bentuk pengendalian
berbeda yang harus dievaluasi. Dalam rangka mengasosiasikan sistem akuntansi dan kontinjensi
tertentu harus dibuat pedoman mengenai dampak sistem akuntansi dalam membantu pencapaian
organisasi.
Metodologi Riset
Pendekatan kontinjensi berhadapan dengan struktur alat pengendalian yang sangat
berhubungan, dimana SIA merupakan satu kesatuan,membenuk satu pengendalian organisasi
yang teratur.banyak dari dibuat hipotesis variabel yang memengaruhi desain SIA untuk
menjelaskan perbedaan struktur organisasi. Keadaan ini tidaklah realistis untuk metode analisis
statistik yang tidak menguraikan pola teladan interaksi secara kompleks. Peneliti harus
mempunyai keterlibatan semakin dekat dalam pengembangan hipotesis seperti hubungan
organisasi. Selain itu hubungan sebab akibat menjadi jauh lebih penting dibandingkan dengan
asosiasi,dimana interaksi variabel diamati dari waktu ke waktu, sehingga menjadi lebih dihargai
dibandingkan studi lintas bagian. Studi longitudinal juga mampu menjelaskan proses dengan
mana sistem akuntansi dikembangkan dan diubah sebagai jawaban atas tekanan organisasi.
Campbell mengambil pelajaran dari riset mengenai efektivitas organisasi dan
menyimpulkan bahwa: 1) adalah kontra-produktif untuk mengikuti pendekatan multivariasi
dalam pengembangan ukuran efektivitas, 2) untuk sasaran dari efektivitas organisasi adalah suatu
tugas yang hampir pasti gagal, dan 3) kekeliruan dalam memusatkan perhatian pada riset
terhadap sumber daya yang langka guna mengembangkan ukuran berorientasi hasil yang
berfungsi dalam organisasi, seoerti rasio modal laba, produktivitas dan semacamnya.
KASUS
KOMPAS.com — Perusahaan teknologi asal Jepang, Sony Corp, menyatakan akan memangkas
10.000 karyawan atau sekitar 6 persen dari angkatan kerja global. Pemutusan hubungan kerja
(PHK) ini merupakan imbas dari kerugian besar yang dialami dari bisnis televisi Sony. Hal ini
disampaikan CEO Sony Corp, Kazuo Hirai, dalam sebuah konferensi pers yang diadakan pada
Kamis (12/4/2012). Menurut Hirai, kerugian Sony sudah terjadi selama empat tahun berturut-
turut dengan total 520 miliar dollar AS. "Sebagai CEO, saya mengambil keputusan ini dengan
serius. Pada saat yang sama, keputusan ini memperkuat tekad saya untuk mengubah Sony.
Karyawan juga ingin Sony kembali pada kejayaan," ungkap Hirai dalam jumpa pers. Sony, yang
menjalankan bisnis kamera digital dan komputer pribadi serta konsol game Play Station, telah
terpukul dari kompetitor sekelas Apple dan Samsung Electronics. Selama empat tahun terakhir,
Sony mengalami gangguan produksi, ditambah bencana banjir yang melanda Thailand. Bencana
ini sangat berpengaruh terhadap pasokan manufaktur Sony. "Sony akan berubah. Saya telah
sepenuhnya mengabdikan diri untuk mengubah Sony," ungkap lelaki berusia 51 tahun ini. Hirai
menambahkan, setelah PHK ini, Sony akan fokus kepada industri kamera digital, game, dan
smartphone. Sony juga berencana untuk memperluas bisnis peralatan medis, seperti produk
endoskopi dan akan memasuki bisnis diagnosis medis. Sony juga akan menargetkan
pertumbuhan baru di pasar negara berkembang, seperti India dan Meksiko, serta menargetkan
pendapatan 2,6 triliun yen hingga Maret 2015. Secara global, Sony menargetkan pendapatan 8,5
triliun yen hingga Maret 2015. Hingga Februari 2012, Sony masih mengalami kerugian bersih
sebesar 220 miliar yen. Sony memprediksi, mereka akan kembali ke laba operasional sekitar 180
miliar yen hingga Maret 2013. Setelah pengumuman PHK ini, Sony akan merilis pendapatan dan
perkiraan pendapatan pada Mei 2012.

Anda mungkin juga menyukai