Anda di halaman 1dari 14

Evaluasi Program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, M.A 1, Ayesha Cesaria Putri Sholihat2, Fitri Wulandari3, Meta
Yonanda4, Muhammad Fadhil Althaf 5, Sandriana Candra Andewang 6

Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,


Universitas Negeri Jakarta

ABSTRACT
MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) is an activity that is carried out first when
entering school for the introduction of programs, school facilities and infrastructure, ways of
learning, inculcating the concept of self-introduction, and early development of school culture.
Basically this activity gives a positive and pleasant impression to the students about their new
school environment. With MPLS, it is expected that students can start educational activities
with an encouraging situation while getting to know and learn something new with regard to
the physical environment, social environment, academics, vision, mission, school rules, etc. In
this study, the authors used the literature review method, where at this writing the data was
collected by searching for data and information. The conclusion of this paper is that MPLS for
new students must be educative so that new students can easily adapt to their new environment.
Keywords: Introduction, Environment, Adapt
ABSTRAK
Pengenalan lingkungan sekolah adalah kegiatan yang dilakukan pertama saat masuk sekolah
untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep
pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur sekolah. Pada dasarnya kegiatan ini memberi
kesan yang positif dan menyenangkan kepada peserta didik tentang lingkungan sekolahnya
yang baru. Dengan MPLS diharapkan peserta didik dapat mengawali kegiatan pendidikan
dengan situasi yang menggembirakan sambil mengenal dan mempelajari sesuatu yang baru
yang berkenaan dengan lingkungan fisik, lingkungan social, akademis, visi, misi, aturan
sekolah dll. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kajian pustaka, di mana pada
penulisan ini dilakukan pengumpulan data dengan pencarian data dan informasi. Kesimpulan
dari penulisan ini adalah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru harus
bersifat edukatif agar siswa baru dapat dengan mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan
barunya.
Kata Kunsi: Pengenalan, Lingkungan, Adaptasi
LATAR BELAKANG
Masa Pengenalan Lingungan Sekolah yang tidak bersifat edukatif atau bahkan mengarah pada
kekerasan dan pelecehan memang tidak dapat dianggap enteng dampaknya. Bahkan bukan
hanya kepada peserta didik yang mendapat perlakuan buruk itu, melainkan juga kepada
mereka yang menonton.

Kegiatan MPLS ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh sekolah untuk menyambut
kedatangan siswa baru. Pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru
harus bersifat edukatif agar siswa baru dapat dengan mudah untuk beradaptasi dengan
lingkungan barunya. Permendikbud No. 18 Tahun 2016 tentang pengenalan lingkunan sekolah
bagi siswa baru. Dalam Permendikbud tersebut diungkapkan bahwa: “Pengenalan lingkungan
sekolah adalah kegiatan pertama masuk Sekolah untuk pengenalan program, sarana dan
prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur
Sekolah” .Adanya MPLS sebagai pengganti MOS juga tertuang dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 18 Tahun 2016. . MPLS merupakan
sarana awal pembentukan karakter bagi peserta didik. Selain itu juga MPLS menumbuhkan
rasa solidaritas dan tanggung jawab. Di dalam seluruh rangkaian kegiatan MPLS, mengandung
hal positif yaitu membentuk mental peserta didik baru agar selalu siap menerima tekanan dan
sanggup menghadapinya baik di lingkungan sekolah maupun lapangan. Dalam
pelaksanaannya, peserta didik baru diberi buku panduan yang sudah disediakan pihak sekolah
yang berfungsi untuk menjelaskan serangkaian kegiatan tersebut.

Dalam kondisi pandemic tentu saja pelaksanaan MPLS bagi siswa baru berbeda dengan
biasanya. Para siswa maupun orang tua yang mengantarkan anaknya di hari pertama masuk
kuliah tentunya juga harus mematuhi protokol kesehatan dan peraturan yang sudah ditetapkan
oleh sekolah agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang sudah disusun sekolah
bersama para guru. Perlu adanya kerjasama yang baik antara semua warga sekolah untuk
mewujudkan MPLS yang menyenangkan bagi siswa baru di sekolah.

HAKIKAT

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah merupakan sebuah kegiatan yang umum dilaksanakan
di sekolah setiap awal tahun ajaran guna menyambut kedatangan para peserta didik baru. Masa
orientasi lazim dijumpai di tingkat SMP dan SMA. Hampir seluruh sekolah negeri maupun
swasta menggunakan cara itu untuk mengenalkan almamater pada peserta didik baru. Pada
perguruan tinggi, Kegiatan serupa dikenal dengan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus
(OSPEK).

TUJUAN
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui kajian pustaka dan teori-teori tentang Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah. Adapun tujuan lain artikel ini secara umum adalah untuk
mendeskripsikan Evaluasi program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah.

MANFAAT
Artikel ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Hasil artikel ini diharapkan
dapat menjadi salah satu kajian dalam penelitian yang berhubungan dengan pengembangan
program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat bermanfaat bagi pihak sekolah untuk mengevaluasi Program MPLS di sekolahnya.

PERMASALAHAN
Berdasarkan pemaparan di atas, maka permasalahan dalam penulisan artikel berjudul “Evaluasi
Program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah” yaitu: 1) Apa itu Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah?; 2) Bagaimana Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
Selama Ini?.
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian MPLS
Sejak diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa
Baru (Permendikbud No. 18/2016), istilah MOS diubah menjadi Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah atau MPLS. MPLS adalah kegiatan pertama masuk sekolah untuk
pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep
pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur sekolah.
Ali Imron (2015) menjelaskan bahwa Orientasi atau perkenalan, perkenalan ini
meliputi lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik
sekolah meliputi prasarana dan sarana sekolah seperti jalan menuju sekolah, halaman
ekolah, tempat bermain di sekolah, lapangan olahraga, gedung dan perlengkapan
sekolah, serta fasilitas-fasilitas lain yang disediakna di sekolah. Sedangkan lingkungan
sosial sekolah meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan selain guru, teman
sebaya seangkatan, dan peserta didik senior di sekolah. . Menurut Sedarmayanti
(2012:114), menyatakan bahwa pengertian orientasi adalah pengakraban dan
penyesuaian dengan situasi atau lingkungan. Kemudian, menurut French yang dialih
bahasakan oleh Soekodjo ( 2013:65), menyatakan bahwa pengertian orientasi adalah
program upaya pelatihan dan pengembangan awal bagi para pegawai baru untuk dapat
menyesuaikan diri dan juga member mereka informasi mengenai kelompok kerja.
Sedangkan pengertian orientasi menurut Hariandja (2007, p.153), orientasi merupakan
suatu program untuk memperkenalkan pegawai baru pada peran-peran mereka,
organisasi, kebijaksanaan-kebijaksanaannya, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan
pada rekan kerja mereka.
Dari pemaparan para ahli tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa orientasi berarti
penyediaan informasi dasar berkenan dengan instansi bagi individu baru, yaitu
informasi yang mereka perlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
Masa orientasi lazim kita jumpai hampir di tiap sekolah dan perguruan tinggi.

2. Peran Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah


MPLS berperan sebagai pintu masuk disebuah sekolah, maka masa orientasi peserta
didik memiliki arti yang sangat penting mengingat langkah awal. yang baik merupakan
awal yang baik pula untuk kesuksesan dimasa yang akan datang. Bagi peserta didik
baru masa orientasi ini berperan sebagai ajang untuk menyatakan dirinya sebagai
konteks keseluruhan dalam lingkungan di sekolah barunya, juga sebagai tahap awal
peserta didik baru mengenal siapa lingkungan barunya untuk dapat dijadikan pedoman
dalam menentukan sikap. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah juga berperan sebagai
pengarah bagi peserta didik dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai
dengan bakat mereka. Pada dasarnya kegiatan ini memberi kesan yang positif dan
menyenangkan kepada peserta didik tentang lingkungan sekolahnya yang baru. Dengan
MPLS diharapkan peserta didik dapat mengawali kegiatan pendidikan dengan situasi
yang menggembirakan sambil mengenal dan mempelajari sesuatu yang baru yang
berkenaan dengan lingkungan fisik, lingkungan social, akademis, visi, misi, aturan
sekolah dll. Sekolah memiliki peranan penting dalam mendukung terlaksananya masa
pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) kepada siswa baru. Dalam hal ini sekolah telah
mempersiapkan segala hal yang dipersyaratkan agar dapat melakukan pembelajaran
tatap muka. Adapun syarat yang harus dipenuhi adalah tersedianya Unit Kesehatan
Sekolah (UKS), ruang guru dan Perpustakaan (mini) sekolah. Komponen tersebut
sudah dipenuhi sekolah sebelum pihak sekolah sejak jauh dari sebelum tahun ajaran
baru dimulai. Guru menjadi elemen penting dalam menunjang terlaksananya program
yang sudah direncanakan sekolah. Sehingga dalam melaksanakan tugas, peran dan
tanggungjawab harus disertai dengan niat yang tulus dan penuh kesadaran diri agar
dapat bersinergi anara guru yang satu dengan yang lainnya bahkan dengan Kepala
Sekolah. Karena guru memiliki tanggung jawab dalam menggali dan mengembangkan
kreativitas siswa (Kau, 2017).

Dalam pandemic ini, Peran pendidik pada MPLS di masa pandemi memfasilitasi
pembelajaran jarak jauh secara daring, luring (luar jaringan) maupun kombinasi
keduanya sesuai kondisi dan ketersediaan sarana pembelajaran. Hal-hal lain yang perlu
dilakukan maupun dipertimbangkan adalah berkordinasi dengan kepala sekolah, me-
review materi, menyiapkan penilaian diri guru, dukungan guru, sumber daya penyusun
pembelajaran, umpan balik kepada siswa dan penilaian, menyiapkan profil
pembelajaran, melihat kebutuhan saat ini, serta dukungan keluarga.
Peran orang tua pada MPLS di masa pandemi adalah menentukan mekanisme
komunikasi dengan guru dan tenaga pendidik dalam menetapkan jadwal dan penugasan
sesuai kondisi orang tua dan peserta didik. Orang tua bersama guru mengontrol
pembelajaran siswa dan berkoordinasi dengan guru mengenai penugasan belajar.

3. Tujuan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah


Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) bahwa definisi dari tujuan merupakan
arah, Haluan atau sasaran yang ingin dicapai setelah mengajarkan pokok atau subpokok
bahasan yang sudah direncanakan. Menurut Ken Mclroy dalam Kamaludin (2021)
tujuan adalah langkah pertama menuju kesuksesan dan tujuan juga merupakan kunci
menuju kedalam sebuah kesuksesan. H.R. Daeng Naja (2005) dalam Joshua, Ventje,
dan Donald (2021) telah mendefinisikan dalam tujuan sebagai misi organisasi masa
depan, dan seorang manajer harus bertujuan untuk memimpin organisasi untuk
mencapai tujuan itu.Menurut Tommy Suprapto (2011) definisi tujuan adalah
pencapaian misi tertentu dan dapat dicapai dalam waktu singkat. Tujuan adalah
pernyataan tentang keadaan di mana suatu organisasi atau perusahaan ingin mencapai
ini dan pernyataan tentang keadaan organisasi di masa depan sebagai upaya bersama
untuk itu.
MPLS memiliki tujuan yaitu mengarahkan para peserta didik baru untuk bersikap
sesuai norma dan aturan yang berlaku di sekolah mereka. Mengacu pada pengertian
tentang apa itu Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah maka tentu saja kegiatan bagi
semua siswa baru jenjang SMP dan SMA tersebut mempunyai maksud dan tujuan, yaitu
antara lain adalah sebagai berikut:
a) Memperkenalkan lingkungan sekolah.
b) Menggali potensi yang terdapat di dalam diri siswa baru.
c) Membantu agar para siswa baru dapat lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan
sekolah dan sekitarnya yang meliputi sarana prasarana, aspek keamanan serta
fasilitas umum.
d) Menumbuhkan semangat, motivasi serta cara belajar yang lebih efektif sebagai
siswa baru.
e) Mengembangkan sebuah interaksi yang positif antara siswa dan juga warga sekolah
lainnya seperti guru dan karyawan sekolah.
f) Menumbuhkan sikap dan perilaku yang positif yaitu kemandirian, kejujuran,saling
menghargai, menghormati persatuan dan keanekaragaman, kedisiplinan, hidup
yang bersih dan sehat agar terwujud siswa yang mempunyai integritas, etos kerja
serta semangat gotong royong.

Tujuan Orientasi Siswa menurut (Permendikbud nomor 18 tahun 2016) adalah sebagai
berikut:

1. Tujuan orientasi adalah mengenali potensi diri siswa baru.

2. Tujuan orientasi adalah membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan


sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan
sarana prasarana sekolah.

3. Tujuan orientasi adalah menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif
sebagai siswa baru.

4. Tujuan orientasi adalah mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga


sekolah lainnya.

5. Tujuan orientasi adalah menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran,


kemandirian, sikap saling menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan,
kedisiplinan, hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memiliki nilai
integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong.

4. Manfaat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah


Terdapat beberapa manfaat dalam pelaksanaan program Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah (MPLS) bagi peserta didik, diantaranya:
a) Mengenali potensi diri siswa baru;
b) Membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya,
antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah;
c) Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai siswa baru;
d) Mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya
e) Menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling
menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup
bersih dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memiliki nilai integritas, etos kerja,
dan semangat gotong royong.

5. Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah


Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia terkait pelaksanaan dalam pembelajaran
salah satunya yang kini dikenal dengan nama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
(MPLS). (Permendikbud No 18 Tahun 2016) tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah
bagi Peserta Didik Baru dimaksudkan untuk mendukung proses pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan
membentuk kriteria peserta didik yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa yang dimana bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa serta warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Oleh karena itu, pelaksanaan MPLS bagi peserta didik baru perlu
dilakukan kegiatan yang bersifat edukatif dan kreatif untuk mewujudkan sekolah
sebagai tempat belajar yang menyenangkan.
Dengan demikian, perlu kiranya sebelum melakukan pelaksanaan MPLS
memperhatikan beberapa tahap dalam membuat rencana program MPLS di sekolah
yang dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah masing-masing yaitu 1)
Tahap Konsep; 2) Tahap Teknis; 3) Tahap Monitoring dan Evaluasi; serta 4) Tahap
Laporan
1) Tahap Konsep
a) Sebelum pembentukan badan kepanitian, terlebih dahulu diadakan Training For
Trainer (TFT) yang dilatih atau ditrainer oleh guru pembimbing seperti guru
Bimbingan Konseling, Pembina OSIS dibawah pengawasan kepala sekolah.
b) Setelah diadakan training selanjutnya dibentuklah badan kepanitiaan. Struktur
kepanitiaan yang sederhana minimal terdiri dari Penanggung jawab, Ketua,
Sekretaris, Bendahara, Anggota, hingga Narasumber. Berbarengan dengan
pembentukan badan kepanitiaan dibentuk pula peraturan yang berlaku dari awal
dimulai acara MOS sampai akhir acara baik dari pihak peserta maupun pihak
panitia.
c) Setelah kepanitiaan terbentuk, maka kegiatan selanjutnya adalah menyusun
langkah kerja awal dalam pembagian job description menurut bidang masing-
masing.
d) Setelah itu, selanjutnya menyusun tema dan materi / isi acara yang sesuai
dengan maksud dan tujuan, visi, misi dan budaya sekolah dalam melaksanakan
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah.
e) Menyusun jadwal kegiatan termasuk pembagian tugas guru, penetapan materi,
format monitoring, evaluasi atau penilaian.
f) Adakan sosialisasi kepada guru-guru, kepala sekolah dan perwakilan peserta
didik tiap kelas (ketua kelas) untuk diminta pendapatnya tentang susunan acara
yang telah dibuat , agar ada keterbukaan antara panitia dengan komponen yang
ada di sekolah dan selanjutnya disosialisasikan ke komite sekolah /masyarakat
untuk diketahui dan mendapat dukungan dan untuk menghindari adanya hal-hal
yang tidak diinginkan.misalnya adanya peploncoan.
2) Tahap Teknis
Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yang wajib diikuti oleh setiap
calon peserta didik. Secara teoritik, kegiatan orientasi memang memiliki tujuan
yang positif, yakni membantu para calon peserta didik untuk mengenal dan
memahami lingkungan sekolahnya yang baru, baik lingkungan fisik, seperti: ruang
kelas, tempat ibadah, laboratorium dan fasilitas belajar lainnya, maupun lingkungan
sosio-psikologis, seperti guru-guru, teman dan iklim serta budaya yang
dikembangkan sekolah, sehingga diharapkan para calon peserta didik dapat segera
mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru di sekolahnya.
Secara umum dalam pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
diawali dengan upacara pembukaan (sambutan kepala sekolah), peserta
mengenakan seragam dengan berbagai aksesoris yang telah ditetapkan. Pada tahap
selanjutnya, peserta didik diajak mengenal lingkungan sekolah, pengenalan
lingkungan sekolah dapat diberikan dalam bentuk klasikal dan jalan-jalan
berkeliling sekolah menjelajah setiap ruangan yang ada. Kunjungan ke ruang kelas
lain, kantor guru dan kepala sekolah, kantin, perpustakaan, mesjid atau mushola,
laboratorium serta fasilitas-fasilitas lainnya. selain itu peserta masa orientasi peserta
didik juga diberikan materi-materi lain yang sangat bermanfaat bagi mereka.
Metode dan punishment yang mendidik masih perlu dilakukan. Peserta yang
melanggar aturan reward perlu diberikan sanksi yang sesuai. Tentu saja sanksi ini
tidak boleh melanggar etika dan bukan dalam bentuk hukuman fisik. Sanksi yang
diberikan haruslah berupa sanksi yang mendidik
3) Tahap Monitoring
Pada tahap monitoring setiap pelaksanaan kegiatan diharapkan selalu ada
monitoring dengan mengamati secara bersama dalam suatu keadaan, kondisi,
bahkan kegiatan selama MPLS berlangsung oleh panitia penyelenggara. Selain itu
juga untuk mengetahui perkembangan setiap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan.
4) Tahap Laporan
Setelah seusai pelaksanaan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
(MPLS), para panitia penyelenggara dapat melakukan kegiatan membuat laporan
yang berisikan mulai dari persiapan, pelaksanaan, evaluasi, saran, hingga kritik dan
rekomendasi.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kajian Pustaka. Menurut Burhan Bungin (2008) “metode
literatur merupakan salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi
penelitian sosial untuk menelusuri data rekam peristiwa”. Literatur yang digunakan dalam
kajian ini bersumber dari artikel, buku dan jurnal online yang berkaitan dengan judul kajian.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam kajian literatur ini diantaranya mendefinisikan
ruang lingkup topik yang akan di review, mengidentifikasikan sumber-sumber yang relevan,
mereview literatur, menulis literatur dan mengaplikasikan literatur pada kajian yang akan
dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)


Penilaian atau evaluasi menjadi faktor penting dalam keberhasilan sebuah program atau
kegiatan. Penialain ditujukan untuk mengetahui seberapa jauh perlakuan yang telah
diberikan berhasil untuk mengubah perilaku peserta didik. Arikunto ( 2003 ) Evaluasi
adalah serangkaian kegiatan yang di tujukan untuk mengukur keberhasilan suatu
program pendidikan. Menurut Purwanto ( 2002 ) Secara garis besar dapat di katakan
bahwa evaluasi merupakan pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu,
evaluasi juga dapat di pandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, serta
menyediakan informasi yang sangat di perlukan untuk membuat alternatif – alternatif
keputusan .Kemudian, Kumano ( 2001 ) Evaluasi adalah penilaian terhadap data yang
telah di kumpulkan melalui kegiatan asesmen. Menurut Arifin & Zainal (2010),
mengatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang
diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang
nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah
evaluasi. Hal yang sama juga disampaikan oleh Purwanto & Ngalim (2010). Sudijono
( 1996 ) Pengertian evaluasi adalah penafsiran atau interupsi yang bersumber pada data
yang kuantitatif, sedang data kuantitatif merupakan hasil dari suatu pengukuran.
SedangkanTayibnapis ( 2000 ) Dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi
program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauh mana tujuan
pendidikan yang dapat dicapai. Undang Undang RI No. 20 tahun 2003 mengenai
Sistem Pendidikan Nasional, bab XVI pasal 57 menyatakan bahwa evaluasi di lakukan
dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggara pendidikan terhadap pihak – pihak yang berkepentinga
(Undang Undang RI No. 20 tahun 2003). Penilaian menjadi tolok ukur dalam
memberikan penghargaan sehingga peserta didik termotivasi dalam melakukan
kebaikan dan kegiatan-kegiatan MPLS dari rumah. Berikut ini disajikan indikator dan
instrument penilaian kegiatan MPLS, seperti: kegiatan spiritual, pengenalan lingkungan
sekolah, tata krama, prestasi dan pengemabangan bakat minat.
Pada tahap evaluasi, hal ini sangat perlu dilakukan untuk melakukan rencana perbaikan
dalam pelaksanaan MPLS di masa yang akan datang sehingga dapat dijadikan
perbandingan antara konsep dan implementasi. Dengan dilakukan evaluasi juga
menjadi tolak ukur suatu tingkat keberhasilan dari program kegiatan tersebut. Selain
itu, tahap evaluasi juga digunakan untuk mencegah kejadian hal-hal yang tidak
diinginkan sebelumnya terjadi kembali dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
dapat di maksimalkan pada MPLS di masa mendatang. Adapun beberapa hal yang dapat
diterapkan pada tahap evaluasi diantaranya:
a) Membandingkan antara konsep acara dengan teknis acara, atau ada tidaknya
kegiatan yang tidak direncanakan yang terjadi di dalam pelaksanaan acara.
b) Mengevaluasi peraturan yang telah dibuat atau disepakati oleh panitia dijalankan
dengan benar atau tidak
c) Penilaian kinerja panitia dari mulai tahap konsep hingga tahap teknis, apakah
tergolong optimal, biasa atau kurang
d) Penilaian dalam tahap teknis atau pelaksanaan Masa Orientasi peserta didik (MOS),
apakah mengalami perubahan
e) Mengevaluasi kinerja dari masing-masing individu, apakah bekerja sesuai dengan
job description yang diberikan, saling bekerja sama, atau mementingkan ego
masing-masing atau mungkin terjadi kurang komunikasi.
f) Mengevaluasi para senior yang merasa lebih berkuasa dan lebih tahu dalam urusan
kampus dan seluruh seluk -beluk sekolah.
g) Mengevaluasi ada tidaknya pemberian hukuman dalam bentuk kekerasan kepada
peserta didik baru atau adanya peserta didik yang main hukum tanpa kejelasan,

Implementasi Pelaksanaan MPLS di Masa Pandemi Covid-19


Implementasi dari penyelenggaraan MPLS di tengah Pandemi Covid-19 terhadap anak
SMA/SMK biasanya dilakukan selama tiga hari yang terdiri dari Pra MPLS, MPLS dan
kegiatan inagurasi.
1) Pra MPLS
Setelah penerimaan peserta didik baru, terlebih dahulu dilakukan kegiatan Pra
MPLS yang terdiri dari kegiatan wawancara dan sosialisasi peraturan MPLS. Jika
mekanisme dilakukan secara daring, maka panitia MPLS sekolah dapat membuat
daftar wawancara dengan menggunakan google form atau melalui grup Whatshapp.
Akan tetapi, jika kegiatan wawancara dilakukan secara luring, maka panitia MPLS
menyediakan daftar wawancara yang harus diisi oleh peserta didik baru (berbasis
kertas).
Sebelum kegiatan wawancara, peserta didik baru telah terbagi ke dalam
pletonpleton dan dibuatkan grup Watshapp. Di dalam grup ini akan berisi panitia
pendamping. Kegiatan wawancara dapat dilakukan di grup ini. Wawancara
dilakukan untuk mengenal karakteristik dan kondisi dari peserta didik baru
sehingga dapat digunakan sebagai pemetaan dalam menentukan mekanisme
kegiatan MPLS bahkan kegiatan pembelajaran. Selain itu, hal-hal yang dapat digali
dari kegiatan wawancara, antara lain: biodata peserta didik, pertanyaan awal seputar
sekolah yang dituju, bakat dan minat, serta harapan yang diinginkan ke depan untuk
sekolah masing-masing. Kegiatan awal inilah yang ditujukan untuk menggali
potensi diri dari peserta didik baru.
Tahap kedua dari Pra MPLS adalah mensosialisasikan peraturan selama
pelaksanaan MPLS. Sosialisasi peraturan MPLS dimaksudkan agar peserta didik
dapat memahami dan mengikuti serta mempersiapkan diri dalam menghadapi
tugas-tugas yang akan diberikan baik dengan mekanisme sepenuhnya daring, luring
atau kombinasi keduanya dengan tetap memegang dan menjalankan protokol
Kesehatan Covid-19. Sosialisasi ini dapat juga diisi dengan penyampaian rencana
kegiatan MPLS dari awal hingga evaluasi kegiatan. Pada tahap ini juga ditekankan
perlunya pendampingan pelaksanaan kegiatan MPLS secara online ini mengingat
orang tua memiliki peranan yang sentral untuk mengontrol, membimbing dan
mengawasi kegiatan peserta didik di rumah.
2) Kegiatan MPLS
Kegiatan MPLS “health& reward” dimulai dengan kegiatan opening atau
pembukaan secara daring. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh masing-masing
sekolah atau adanya Kerjasama antara sekolah-sekolah di Jawa Timur dengan Dinas
Pendidikan untuk menyelenggarakan pembukaan MPLS peserta didik baru SMK
se-Jawa Timur melalui siaran televisi atau live streaming Youtube.Setelah acara
pembukaan, setiap sekolah dapat memulai kegiatan MPLS. Pada hari pertama
MPLS, kegiatan awal bertujuan untuk membantu peserta didik baru beradaptasi
dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan,
fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah. Selanjutnya adalah kegiatan-kegiatan
yang bertujuan untuk menumbuhkan motivasi untuk semangat dalam belajar dan
interaksi sosial.
Alternatif kegiatan MPLS selanjutnya adalah bertujan untuk menumbuhkan rasa
tanggung jawab, kreativitas, interaksi sosial, kolaborasi, dan spiritual. Kegiatan
yang diberikan berupa tugas-tugas yang bermakna, bermanfaat dan menggali
kebaikan setiap individu serta melibatkan peran orang tua dan masyarakat.
Seluruh alternatif kegiatan MPLS tersebut ditekankan pada aktivitas-aktivitas
berbuat kebaikan dan menggali potensi diri dari rumah. Di akhir kegiatan MPLS
akan dicari peserta MPLS terbaik selama kegiatan berlangsung dan akan diberikan
penghargaan. Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria kelulusan MPLS,
sekolah akan berkoordinasi dengan orang tua dan menetapkan mekanisme
pelaksanaan. MPLS ulang (remedial). Tahap terakhir adalah kegiatan evaluasi
kegiatan baik dari peserta didik maupun orang tua untuk bahan pertimbangan
regulasi atau kebijakan MPLS yang lebih baik.

KESIMPULAN
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan sebuah kegiatan yang umum
dilaksanakan di sekolah setiap awal tahun ajaran guna menyambut kedatangan para peserta
didik baru. Program kegiatan ini sering dijumpai pada tingkat SMP dan SMA. Pelaksanaan
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru harus bersifat edukatif agar
siswa baru dapat dengan mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kegiatan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) juga berperan sebagai pengarah bagi peserta didik
dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat mereka. Dengan MPLS
diharapkan peserta didik dapat mengawali kegiatan pendidikan dengan situasi yang
menggembirakan sambil mengenal dan mempelajari sesuatu yang baru yang berkenaan dengan
lingkungan fisik, lingkungan social, akademis, visi, misi, aturan sekolah dll.
Tujuan dan manfaat dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yaitu mengarahkan
para peserta didik baru untuk bersikap sesuai norma dan aturan yang berlaku di sekolah mereka
serta membantu peserta didik baru untuk mengenali potensi diri yang dimilikinya. Pelaksanaan
MPLS juga terdapat beberapa tahapan antara lain yaitu: 1) Tahap Konsep; 2) Tahap Teknis; 3)
Tahap Monitoring dan Evaluasi; serta 4) Tahap Laporan. Sedangkan implementasi dari
pelaksanaan MPLS terdapat beberapa rangkaian kegiatan yang terdiri dari Pra MPLS, MPLS
dan kegiatan inagurasi. Selain itu, juga terdapat kegiatan evaluasi di akhir kegiatan MPLS yang
menjadi faktor penting dalam keberhasilan sebuah program atau kegiatan dan digunakan juga
untuk memperbaiki kekurangan MPLS di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Heri, T. (2021). Implementasi Manajemen Kesiswaan Dalam Pembentukan Karakter Siswa.


Jurnal Dialogika Manajemen dan Administrasi, 74-84.
H.R Daeng Naja, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
hal 126
Jaja Jahari, H. K., & Nurjanah, H. (2018). Manajemen Peserta Didik . Jurnal Islamic Education
Manajemen, 170-180.
Kunaenih, N. (2020). Hubungan MPLS Dalam Mengurangi Kasus Bullying Di Sekolah
Wilayah Jakarta Timur. Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam, 131-
138.
Mavianti Mavianti, H. R. (2021). Implementasi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
(MPLS) Bagi Siswa Baru Di Era New Normal. Seminar Nasional Teknologi Edukasi
Sosial dan Humaniora, 393-397.
Kamaludin, M. I. (2021). Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Program Peningkatan
Ekonomi Masyarakat Melalui Pembuatan Telur Asin Di Desa Mekar Baru Kecamatan
Petir Kabupaten Serang. Lembaran Masyarakat: Jurnal Pengembangan Masyarakat
Islam, 7(2), 51-76.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016. Definisi Tujuan, https://kbbi.web.id/tuju. Diakses 03
April 2022
Laily, Iftitah Nurul. 2022. "Mengenal MPLS bagi Peserta Didik, Tujuan, Kegiatan Dan
Larangannya", https://katadata.co.id/intan/berita/61f12422ce5ed/mengenal-mpls-bagi-
peserta-didik-tujuan-kegiatan-dan-larangannya. diakses pada 8 Februari 2022
Rijal. 2018. “5 Manfaat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)”,
https://www.rijal09.com/2018/06/manfaat-masa-pengenalan-lingkungan-mpls.html.
Diakses 03 Maret 2022
Suprapto, Tommy. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi: Dan Peran Manajemen dalam
Komunikasi. Yogjakarta: Penerbit CAPS.
Takahepis, J. K., Kasenda, V., & Monintja, D. K. (2021). Efektivitas Pelayanan Akta Kelahiran
Secara Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Manado. GOVERNANCE, 1(2).
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, No. 18 Tahun 2016, Pasal
2 Ayat 2, Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru

Anda mungkin juga menyukai