Anda di halaman 1dari 17

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Hakikat Aktivitas

a. Pengertian Aktivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ak.ti.vi.tas n 1 keaktifan;

kegiatan; 2 kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan ditiap bagian

diperusahaan (Alwi, Hasan, 2007).Aktivitas merupakan suatu kegiatan atau

keaktifan.Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi

baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.(L. K., Marlina Lubis,

2011).

Aktivitas adalah suatu hubungan khusus manusia dengan dunia, suatu

proses yang dalam perjalanannya manusia menghasilkan kembali dan

mewujudkan alam, karena ia membuat dirinya sendiri subjek aktivitas dan gejala-

gejala alam objek aktivitas. Dalam perjalanan aktivitas manusia memperlakukan

objek-objek sesuai dengan sifat dan ciri-cirinya, menyesuaikan dengan kebutuhan-

kebutuhannya.

Menurut Wirakusumah (dalam Merinda Putri Indiawari, 2018:12)

menjelaskan tentang pengelompokan aktivitas yang dilakukan secara umum

dibedakan dalam tiga pengelompokan, yaitu sebagai berikut:

1) Kegiatan Ringan; kegiatan yang dilakukan sehari-hari adalah 8 jam tidur, 4

jam bekerja sejenis pekerjaan kantor, 2 jam pekerjaan rumah tangga, 1/ 2 jam

olahraga, serta sisanya 9 1/2 jam melakukan kegiatan ringan dan sangat

6
7

ringan.

2) Kegiatan Sedang; waktu yang digunakan untuk kegiatan sedang setara

dengan 8 jam tidur, 8 jam bekerja di lapangan (seperti industry, perkebunan

atau sejenisnya), 2 jam pekerjaan rumah tangga, serta 6 jam pekerjaan ringan

dan sangat ringan.

3) Kegiatan Berat; waktu yang digunakan sehari untuk kegiatan yang berat

adalah 8 jam tidur, 4 jam pekerjaan berat seperti mengangkat air atau

pekerjaan pertanian (seperti mencangkul), 2 jam pekerjaan ringan, serta 10

jam pekerjaan ringan dan sangat ringan.

b. Pengertian Aktivitas Jasmani

Aktivitas Jasmani adalah setiap pergerakan tubuh akibat aktivitas otot-otot

yang menyebabkan pengeluaran energi.Semakin sering seorang individu

melakukan aktivitas jasmani maka semakin besar kemungkinan memiliki

kebugaran jasmani yang baik.

Menurut Kristanti (dalam Sutri, 2014: 7) Aktivitas jasmani adalah setiap

pergerakan tubuh akibat aktivitas otot-otot yang mengakibatkan pengeluaran

energi.Aktivitas jasmani terdiri dari aktivitas selama bekerja, dan pada waktu

senggang. Setiap orang melakukan aktivitas fisik atau jasmani secara bervariasi

antara individu satu dengan yang lain bergantung pada gaya hidup perorangan dan

faktor lainnya seperti jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan lain-lain.

c. Jenis-Jenis Aktivitas Jasmani

Pada dasarnya aktivitas jasmani terdiri dari setiap gerakan tubuh yang

dihasilkan oleh otot yang menghasilkan peningkatan atas pengeluaran energi. Hal
8

itu berarti setiap kegiatan atau rutinitas yang dilakukan sehari-hari merupakan

aktivtas jasmani termasuk mencuci pakaian, menyapu dan lain-lain. Menurut

Wicaksono (dalam Desi Ardiyani, 2016: 8-9) aktivitas jasmani dapat digolongkan

menjadi tiga tingkatan, yaitu:

1) Kegiatan ringan: hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak

meyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan (endurance).

Contoh: berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci baju/piring, mencuci

kendaraan, berdandan, les di sekolah, les di luar sekolah, mengasuh adik,

menonton tv, aktivitas main playstation, main computer, belajar di rumah,

nongkrong.

2) Kegiatan sedang: membutuhkan tenaga intens atau terus-menurus, gerakan

otot yang berirama atau kelenteruan (flexibility). Contoh: berlari kecil atau

jogging saat pagi hari, tenis meja, berenang, bermain dengan hewan

peliharaan, bersepeda, bermain music, jalan cepat.

3) Kegiatan berat: biasanya berhubungan dengan olahraga dan membutuhkan

kekuatan (strength), membuat berkeringat. Contoh: berlari, bermain sepak

bola, aerobik, bela diri (misal karate, taekwondo, pencak silat) dan outbond.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Jasmani

Menurut Bouchard, Blair, & Haskell (dalam Erwinanto, 2017: 8) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas jasmani seseorang, antara lain:

1) Umur; aktivitas tertinggi seseorang atau manusia normal adalah usia 12-14

tahun dan akan terjadi penurunan secara signifikan aktivitas ketika menginjak

usia remaja, dewasa dan sampai usia lebih dari 65 tahun.


9

2) Jenis Kelamin; perbedaan jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat

aktivitas seseorang. Pada umumnya aktivitas fisik seorang laki-laki besar

disbanding aktivitas fisik seorang perempuan.

3) Etnis; faktor etnis juga dapat mempengaruhi aktivitas fisik seseorang. Hal ini

disebabkan oleh perbedaan budaya yang ada dalam kelompok masyarakat

tersebut.

4) Tren Terbaru; salah satu tren terbaru saat ini adalah mulai berkembangnya

teknologi –teknologi yang mempermudah pekerjaan manusia. Dahulu

manusia harus membajak sawah dengan kerbau, namun dengan teknologi

traktor manusia lebih dipermudah dalam melakukan pekerjaan tersebut.

Selanjutnya menurut Lutan (dalam Merinda Putri Indiawati, 2018: 14-16),

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku aktif atau aktivitas fisik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perilaku tersebut adalah:

1) Faktor Biologis; faktor biologis berpengaruh terhadap tingkat aktivitas yang

dilakukan seseorang. Faktor biologis tersebut meliputi jenis kelamin, usia dan

kegemukan.

Tabel 1. Faktor Biologis dan Aktivitas Jasmani

Variabel Hubungan dengan Aktivitas Jasmani

Jenis Kelamin Anak laki-laki lebih aktif dari pada anak perempuan

Usia Aktivitas menurun seiring dengan peningkatan usia


10

Kegemukan Tak jelas, masih ada silang pendapat. Anak yang

kegemukan cenderung rendah aktivitasnya

Sumber: Lutan (dalam Merinda Putri Indiawati, 2018: 15)

2) Faktor Psikologis; terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keterlibatan

seseorang melakukan aktivitas fisik dari faktor psikologis. Beberapa faktor

tersebut adalah:

a) Pengetahuan tentang bagaimana berlatih;

b) Hambatan terhadap aktivitas jasmani/fisik;

c) Niat untuk aktif;

d) Sikap terhadap kegiatan;

e) Rasa percaya diri mampu melakukan kegiatan.

3) Faktor Lingkungan Sosial; lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap

perilaku aktif seseorang. Terdapat setidaknya 3 hal yang merupakan faktor

lingkungan yang mempengaruhi perilaku aktif, yaitu:

a) Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan yang memberikan pengaruh terbesar.

Orangtua dan saudara sekandung merupakan orang yang dapat menjadi contoh

bagi seseorang untuk berperilaku aktif.Timbulnya minat untuk aktif

berolahraga dapat dibangkitkan oleh contoh yang diberi keluarga.

b) Media massa

Media massa merupakan sumber faktor yang efektif dalam mempengaruhi

kesadaran dan sikap. Adegan aktivitas jasmani di media massa, merupakan

sumber inspirasi untuk membangkitkan motivasi anak untuk bergerak aktif.


11

c) Faktor fisikal

Faktor fisikal meliputi keadaan tempat tinggal dan kondisi lingkungan

(daerah pegunungan, perkotaan atau perdesaan). Anak-anak yang rumahnya

dekat dengan lapangan atau dengan sarana prasarana olahraga biasanya akan

mudah terpengaruh untuk meniru orang-orang yang dilihatnya aktif berolahraga.

e. Manfaat Aktivitas Jasmani

Melakukan aktivitas jasmani secara rutin memiliki manfaat yang sangat

signifikan bagi kesehatan tubuh manusia.Selain manfaat kesegaran bagi tubuh,

aktivitas jasmani juga bermanfaat bagi metabolism tubuh serta peredaran darah

menjadi lancar.Sharkey (dalam Desi Ardiyani, 2016: 11) mengungkapkan bahwa

“keuntungan melakukan aktivitas jasmani di antaranya adalah meningkatkan

produksi hormon pertumbuhan, meningkatkan kandungan oksigen dalam arteri,

menurunkan tekanan darah dalam arteri, dapat menurunkan tekanan mental, dan

menambah kenikmatan hidup.”

Selanjutnya Lutan (dalam Merinda Putri Indiawati, 2018: 10) juga

mengemukakan bahwa aktivitas jasmani yang teratur bermanfaat untuk:

mencegah kematian terlampau dini, mencegah kematian yang disebabkan oleh

penyakit jantung, mencegah diabetes mencegah tekanan darah tinggi, mencegah

kanker usus, dan mencegah kolesterol tinggi.

Menurut U.S. Department of Health and Human Services dalam Beberapa

manfaat aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur menurut:

1) Mengurangi resiko kematian seseorang. Tingginya tingkat aktivitas fisik

yang teratur dapat mengurangi resiko dari kematian. Orang yang aktif
12

cenderung memiliki tingkat kematian yang lebih rendah.

2) Mengurangi resiko penyakit kardiorespirasi dan penyakit jantung koroner.

Tingkat penurunan penyakit kardiorespirasi dan penyakit jantung koroner

disebabkan karena aktivitas fisik yang teratur, namun gaya hidup juga ikut

mempengaruhi resiko tersebut, misalnya tidak merokok.

3) Mengurangi resiko penyakit diabetes melitus. Aktivitas fisik yang teratur

dapat mengurangi resiko terkena penyakit diabetes mellitus.

4) Menjaga sendi dari penyakit Osteoarthritis. Aktivitas fisik yang teratur

sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga otot, struktur sendi dan fungsi

sendi dari kerusakan.

5) Berat badan terkendali. Aktivitas fisik mempengaruhi distribusi lemak

tubuh.

6) Kesehatan Mental. Aktivitas fisik dapat meredakan gejala depresi dan

meningkatkan mood seseorang.

7) Kualitas hidup menjadi lebih baik. Aktivitas fisik dapat meningkatkan

kualitas hidup pada seseorang yang memiliki tingkat kesehatan yang buruk.

2.1.2 Hakikat Masyarakat

Masyarakat dalam bahasa Inggris disebut society yang di adopsi dari

bahasa Latin socious yang artinya “kawan”. Sedangkan dari bahasa Arab kata

masyarakat yaitu musyarak (arab), Koentjaraningrat (dalam Vicha Sonia, 2015:

16). Musyarak memiliki arti bersama-sama, kemudian berubah menjadi

masyarakat, yang memiliki arti berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling

berhubungan dan saling mempengaruhi, kemudian mendapatkan kesepakatan


13

menjadi masyarakat.

Masyarakat menurut Soetriono, dkk (dalam Vicha Sonia, 2015: 17) adalah

suatu kesadaran social tertentu, demi keteraturan kehidupan bersama sedemikian

rupa sehingga setiap individu mendapatkan kesempatan untuk memerankan

dirinya sebagai manusia yang otonon dan bebas. Masyarakat juga diartikan

sebagai kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang

berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri. Masyarakat dapat membentuk

kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa adanya kelompok manusia

tidak akan mampu untuk dapat berbuat banyak dalam kehidupannya.

Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat

adalah sebagai sekumpulan manusia yang hidup bersama dalam suatu lingkungan,

saling berinteraksi dan bekerjasama sehingga menghasilkan suatu kebudayaan,

adat-istiadat, tradisi yang berjalan sesuai norma-norma dan aturan-aturan

tertentu.Masyarakat dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Dolok

Manampang.

2.1.3 Virus Corona (Covid-19)

a. Pengertian Virus Corona (Covid-19)

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (2020: iii) menyatakan Severe acure

respiratory syndrome coronasvirus 2 (SARS-CoV2) adalah virus baru yang

pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Tiongkok Tengah dan telah menyebar ke

dua kota domestik serta ke beberapa negara. Kondisi ini meningkatkan

kekhawatiran kasus corona mirip seperti SARS yang melanda Tiongkok hampir

dua dekade lalu. Kasus pertama mengenai corona virus ini dilaporkan pada 31
14

Desember 2019, di Wuhan, tetapi saat itu belum jelas apa yang ada di balik virus

yang menyebabkan penyakit pneumonia. Pengetahuan tetang COVID-19 ini

masih terbatas dan berkembang terus.Sebagai bagian dari coronavirus ternyata

sejauh ini pneumonia karena coronavirus ini tidak lebih mematikan dibandingkan

dengan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory

Syndromeatau (SARS). Pada akhirnya WHO memberikan nama COVID-19 pada

penyakit akibat coronavirus jenis baru tersebut. Penyakit ini mendorong pihak

berwenang di banyak negara untuk mengambil tindakan pencegahan.

Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan

penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat.Ada setidaknya dua jenis

coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan

gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe

Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).Novel coronavirus (2019- nCoV)

adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada

manusia.Beberapa coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun belum

terbukti menginfeksi manusia (Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit, 2020: 4).

Pandemi Corona Virus 2019–2020 atau dikenal sebagai pandemi

COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit Covid-19 (Corona Cirus

Disease 2019), di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh Corona Virus jenis

baru yang diberi nama SARS-CoV-2, wabah Covid-19 pertama kali dideteksi di

Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan

ditetapkan sebagai pandemic oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11


15

Maret 2020. Hingga 23 April 2020, lebih dari 2.000.000 kasus Covid-19 telah

dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dari

195,755 orang meninggal dunia dan lebih dari 781,109 orang sembuh.

b. Kronologi Covid-19

Virus SARS-CoV-2 diduga menyebar di antara orang-orang terutama

melalui percikan pernapasan (droplet) yang dii hasilkan selama batuk. Percikan

ini juga dapat dihasilkan dari bersin dan pernapasan normal. Selainitu, virus

dapat menyebar akibat menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi dan

kemudian menyentuh wajah seseorang. Penyakit Covid-19 paling menular saat

orang yang menderitanya memiliki gejala, meskipun penyebaran mungkin saja

terjadi sebelum gejala muncul.

Periode waktu antara paparan virus dan munculnya gejala biasanya sekitar

lima hari, tetapi dapat berkisar dari dua hingga empat belas hari. Gejala umum

diantaranya demam, batuk, dan sesak napas.Komplikasi dapat berupa pneumonia

dan penyakit pernapasan akut berat. Pengobatan primer yang diberikan berupa

terapis imtomatik dan suportif. Langkah-langkah pencegahan yang

direkomendasikan di antaranya mencuci tangan, menutup mulut saat batuk,

menjaga jarak dari orang lain, serta pemantauan dan isolasi diri untuk orang yang

mencurigai bahwa mereka terinfeksi.

Dugaan kasus pertama dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2019, gejala

awal mulai bermunculan tiga pecan sebelumnya pada tanggal 8 Desember 2019,

pasar ditutup tanggal 1 Januari 2020 dan orang-orang yang mengalami gejala

serupa dikarantina. Kurang lebih 700 orang yang terlibat kontak dengan terduga
16

pengidap, termasuk 400 pekerja rumahsakit, menjalani karantina. Seiring

berkembangnya pengujian PCR khusus untuk mendeteksi infeksi, 41 orang di

Wuhan diketahui mengidap virus korona SARS-CoV-2, dua orang di antaranya

suami-istri, salah satunya belum pernah kepasar, dan tiga orang merupakan

anggota satu keluarga yang bekerja di toko ikan. Korban jiwa mulaiberjatuhan

pada 9 Januari dan 16 Januari 2020. Kasus yang dikonfirmasi di luar

daratanTiongkok termasuk 3 wanita dan 1 pria di Thailand, dua pria di Hong

Kong, dua pria di Vietnam, satu pria di Jepang, satu wanita di Korea Selatan, satu

pria di Singapura, satu wanita di Taiwan dan satu pria di Amerika Serikat.

Angka-angka ini didukung oleh para ahliseperti Michael Osterholm..

Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengklasifikasikan model penularan

virus corona di Indonesia telah masuk tahapan penularan komunitas. Klasifikasi

ini berarti Indonesia sudah mengalami penyebaran yang lebih besar dari penularan

local atau community transmission. Apalagi orang yang terinfeksi virus corona

sekitar 76% terlihat sehat atau tidak bergejala. Lalu sekitar 11% hanya mengalami

gejala ringan seperti flu atau batuk biasa.

Menurut Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Indonesia, perkembangan

kasus di Indonesia sampai 8 April 2021 jumlah kasus penderita virus corona

Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah, kini jumlah pasien positif

mencapai 1.547.376 orang sedangkan pasien sembuh sebanyak 1.391.742 orang

dan meninggal mencapai 42.064 jiwa.

c. Bahaya Yang Ditimbulkan


Sebagian besar infeksi virus corona baru atau Covid-19 bersifat ringan

hingga sedang, menurut data yang dipublikasikan, namun di satusisi, angka


17

kematian akibat penyakitinipun terus meningkat. Kematian tersebut banyak

yang dipicu oleh komplikasi corona. Ada berbagai penyakit yang bisa muncul

sebagai komplikasi dari infeksi virus corona, selain yang berhubungan dengan

pernapasan, penyakit jantung serta kerusakan hati hingga ginjal juga bisa menjadi

komplikasi Covid- 19 yang perlu diwaspadai. Tentu, tidak semua orang yang

positif corona pasti akan mengalami komplikasi parah. Hanya saja, beberapa

kelompok individu memang berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi akibat

corona.

Bagi sebagian besar orang, gejala yang muncul akibat infeksi virus corona

memang dirasa tidak terlalu berat. Beberapa di antaranya bahkan bisa dirawat

sendiri di rumah. Namun sayangnya, tidak semua kondisi penderita infeksi ini

dapat menjalani perawatan sendiri di rumah hingga sembuh. Tapi bagi kelompok

individu rentan seperti lansia dan pengidap penyakit penyerta seperti penyakit

jantung atau diabetes, infeksi Covid-19 bisa berkembang menjadi kondisi yang

sangat parah.

d. Pencegahan Infeksi Virus Covid-19

Deteksi dini dan pemilahan pasien yang berkaitan dengan infeksi Covid-

19 harus dilakukan dari mulai pasien datang ke Rumah Sakit.Triase merupakan

garda terdepan dan titik awal bersentuhan dengan Rumah Sakit, sehingga penting

dalam deteksi dini dan penangkapan kasus.Selain itu Pengendalian Pencegahan

Infeksi (PPI) merupakan bagian vital terintegrasi dalam managemen klinis dan

harus diterapkan dari mulai triase dan selama perawatan pasien (Perhimpunan

Dokter Paru Indonesia, 2020: 24).


18

Pada saat pasien pertama kali teridentifikasi, isolasi pasien di rumah atau

isolasi rumah sakit untuk kasus yang ringan.Pada kasus yang ringan mungkin

tidak perlu perawatan di rumah sakit, kecuali ada kemungkinan perburukan

cepat.Semua pasien yang dipulangkan diinstruksikan untuk kembali ke rumah jika

sakit memberat atau memburuk (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2020: 24).

Beberapa upaya pencegahan dan kontrol infeksi perlu diterapkan prinsip-

prinsip yaitu hand hygiene, penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah

kontak langsung dengan pasien (darah, cairan tubuh, sekret termasuk sekret

pernapasan, dan kulit tidak intak), pencegahan tertusuk jarum serta benda tajam,

managemen limbah medis, pembersihan dan desinfektan peralatan di Rumah Sakit

serta pembersihan lingkungan Rumah Sakit. Pembersihan dan desinfektan

berdasarkan karakteristik Coronavirus, yaitu sensitif terhadap panas dan secara

efektif dapat diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid

dengan suhu 56℃ selama 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat dan

kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus (Perhimpunan

Dokter Paru Indonesia, 2020: 24).

Cara penyebaran beberapa virus atau patogen dapat melalui kontak dekat,

lingkungan atau benda yang terkontaminasi virus, droplet saluran napas, dan

partikel airborne. Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter

>5um.Droplet dapat melewati sampai jarak tertentu (biasanya 1 meter) ke

permukaan mukosa yang rentan. Partikel droplet cukup besar, sehingga tidak akan

bertahan atau mengendap di udara dalam waktu yang lama. Produksi droplet dari

saluran napas diantaranya batuk, bersin atau berbicara serta tindakan invasif
19

prosedur respirasi seperti aspirasi sputum atau bronkoskopi, insersi tuba

trakea.Partikel airborne merupakan partikel dengan diameter yang kurang dari 5

m yang dapat menyebar dalam jarak jauh dan masih infeksius.Patogen airborne

dapat menyebar melalui kontak.Kontak langsung merupakan transmisi pathogen

secara langsung dengan kulit atau membran mukosa, darah atau cairan darah yang

masuk ke tubuh melalui membrane mukosa atau kulit yang rusak.Oleh karena itu,

kita dapat melakukan pencegahan transmisi virus (Perhimpunan Dokter Paru

Indonesia, 2020: 26).

Lakukan tindakan-tindakan pencegahan penularan dalam praktik

kehidupan sehari-hari. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada

masyarakat, yaitu (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2020: 34):

1) Cuci tangan anda dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik. Gunakan

hand sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alcohol 60%,

jika air dan sabun tidak tersedia.

2) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum

dicuci.

3) Sebisa mungkin hidari kontak dengan orang yang sedang sakit.

4) Saat anda sakit gunakan masker medis. Tetap tinggal di rumah saat anda sakit

atau segera ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di

luar.

5) Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang

tissue pada tempat yang telah ditentukan.

6) Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang
20

sering disentuh.

7) Menggunakan masker medis adalah salah satu cara pencegahan penularan

penyakit saluran napas, termasuk infeksi Covid-19. Akan tetapi penggunaan

masker saja masih kurang cukup untuk melindungi seseorang dari infeksi ini,

karenanya harus disertai dengan usaha pencegahan lain. Pengunaan masker

harus dikombinasikan dengan hand hygiene dan usaha-usaha pencegahan

lainnya.

8) Pengunaan masker medis tidak sesuai indikasi bisa jadi tidak perlu, karena

selain dapat menambah beban secara ekonomi, penggunaan masker yang

salah dapat mengurangi keefektivitasannya dan dapat membuat orang awam

mengabaikan pentingnya usaha pencegahan lain yang sama pentingnya

seperti hygiene tangan dan perilaku hidup sehat.

Cara penggunaan masker medis yang efektif:

a) Pakai masker secara seksama untuk menutupi mulut dan hidung, kemudian

eratkan dengan baik untuk meminimalisasi celah antara masker dan wajah.

b) Saat digunakan, hindari menyentuh masker.

c) Lepas masker dengan teknik yang benar (misalnya; jangan menyentuh

bagian depan masker, tapi lepas dar belakang dan bagian dalam.)

d) Setelah dilepas jika tidak sengaja menyentuh masker yang telah

digunakan segera cuci tangan.

e) Gunakan masker baru yang bersih dan kering, segera ganti masker jika

masker yang digunakan terasa mulai lembab.

f) Jangan pakai ulang masker yang telah dipakai.


21

g) Buang segera masker sekali pakai dan lakukan pengolahan sampah medis

sesuai SOP.

h) Masker pakaian seperti katun tidak direkomendasikan.

2.2 Kerangka Berfikir

Kebugaran jasmani sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-

hari.Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan dalam kerangka teoritis, tampak

jelas bahwa untuk meningkatkan kebugaran jasmani sangat perlu dilakukan suatu

aktivitas jasmani. Kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk

melakukan suatu aktivitas dalam waktu yang relatif lama, tanpa mengalami

kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan energi untuk melakukan

aktivitas lain yang bersifat darurat dan mendadak. Kebugaran jasmani ditentukan

oleh baik tidaknya komponen kebugaran jasmani yang dimiliki seseorang.Dalam

kebugaran jasmani terdapat juga faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi

rendahnya tingkat kebugaran yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran

jasmani.Oleh karena itu, diperlukan kesadaran masyarakat dalam melakukan

aktivitas jasmani untuk meningkatkan kebugaran jasmani tubuh sesuai dengan

kebutuhan kebugaran jasmani. Sebab kebugaran jasmani sangat dibutuhkan untuk

menjaga imunitas tubuh di masa pandemi COVID-19.

Survei yang dilakukan adalah untuk melihat tingkat kesadaran masyarakat

yang melakukan aktivitas jasmani di Alun-alun Desa Dolok Manampang. Dalam

melakukan survei tersebut, dapat diketahui apakah masyarakat melakukan

aktivitas jasmani hanya sekedar mengisi waktu luang atau sadar akan kebutuhan

kebugaran jasmani di masa pandemi COVID-19.


22

Anda mungkin juga menyukai