Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEUANGAN SEGMEN dan INTERIM

Nama Kelompok 10::


Ni Putu Sri Lindayani. (2007311026)
Ni Putu Dila Damayanti. ( 2007411021)

Mata Kuliah :
Akuntansi Keuangan Lanjutan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
A. ISU AKUNTANSI PELAPORAN SEGMEN
Pada tahun 1994, DSAK menerbitkan PSAK No. 5 tentang "Pelaporan Informasi Keuangan
Segmen", yang merekomendasikan pengungkapan informasi segmen. Pada tahun 2000, DSAK
mengadopsi IAS 14 (revisi 1997) dan kemudian merevisi PSAK 5 serta mengubah namanya
menjadi "Pelaporan Segmen". Peraturan ini mewajibkan pengungkapan informasi berdasarkan
segmen usaha dan geografis suatu entitas.
PSAK 5 menjelaskan definisi beberapa istilah sebagai berikut.
1) Segmen usaha adalah sebuah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan produk atau jasa. Komponen itu memiliki risiko dan imbal hasil yang
berbeda dengan risiko dan imbal hasil segmen lain. Faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam menentukan terkait atau tidaknya produk dan jasa, meliputi:
• Karakteristik produk atau jasa,
• Karakteristik proses produksi,
• Jenis atau golongan pelanggan produk atau jasa,
• Metode pendistribusian produk atau penyediaan jasa, dan
• Karakteristik iklim regulasi, seperti perbankan, asuransi atau industri fasilitas umum.

2) Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam


menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan
komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan
pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Faktor-
faktor yang dipertimbangkan dalam mengidentifikasi segmen geografis meliputi:
• Kesamaan kondisi ekonomi dan politik.
• Hubungan antar operasi dalam wilayah geografis berbeda.
• Kedekatan geografis operasi.
• Risiko khusus yang terdapat dalam operasi wilayah tertentu.
• Regulasi pengendalian mata uang.
• Risiko mata uang.

B. EVOLUSI PERSYARATAN PELAPORAN SEGMEN


persyaratan akan pelaporan segmen usaha bermula tahun 1964, ketika ada kebutuhan oleh SEC
agar perusahaan publik melaporkan usahanya pada setiap segmen operasi. Tahun 1967, APB
mengeluarkan statement No. 2 mengenai "A Disclosure of supplemental Financial Information
by Diversified Companies". Pernyataan ini bukan suatu keharusan namun disarankan.
Standar pelaporan segmen pertama kali ditetapkan dalam (FASB Statement No.14) yang
berlaku untuk seluruh perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap menurut
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kemudian pernyataan ini diubah menjadi (FASB
Statement No.21). pengungkapan yang diharuskan meliputi informasi mengenai Operasi pada
industri yang berbeda, operasi luar negeri, penjualan ekspor dan konsumen utama suatu
kelompok perusahaan.
Statement No.14 berpatokan pada prinsip akuntansi yang digunakan untuk laporan keuangan
konsolidasi kecuali Informasinya dipisahkan dan transaksi antarsegmen dimasukkan dalam
informasi segmen. Pemisahan tidak diharuskan untuk anak-anak perusahaan yang tidak
dikonsolidasi, perusahaan patungan, investasi yang dipertanggungjawabkan dengan metode
ekuitas, namun informasi wilayah geografi dan industri dimana beroperasi harus dijelaskan.

C. LINGKUP STANDAR PELAPORAN SEGMEN


Adapun lingkup laporan keuangan segmen adalah sebagai berikut:
• Pelaporan segmen berlaku bagi perusahaan yang menerbitkan surat-surat berharga yang
diperdagangkan kepada publik.
• Entitas yang secara ekonomis signifikan, termasuk anak perusahaan, adalah entitas
dengan tingkat pendapatan, laba, aktiva atau jumlah tenaga kerja yag signifikan di
negara tempat operasi utama perusahaan dilaksanakan.
• Apabila yang disajikan meliputi baik laporan keuangan induk perusahaan maupun
laporan keuangan konsolidasi, maka informasi yang dimaksud dalam pernyataan ini
hanya perlu disajikan dalam bentuk informasi yang dikonsolidasi.
• Apabila laporan keuangan anak perusahaan juga diterbitkan, maka informasi menurut
segmen juga perlu disajikan untuk anak perusahaan.
Pelaporan informasi keuangan menurut segmen diatur melalui PSAK No.5, yang menjelaskan
bahwa pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan, khususnya yang
beroperasi dalam industri dan wilayah geografi yang berbeda. Dalam pelaporan informasi
keuangan menurut segmen, perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing
segmen industri dan menunjukkan komposisi masing-masing wilayah geografis yang
dilaporkan.
Statement No. 131 mengartikan segmen usaha sebagai bagian dari suatu perusahaan (1) yang
terlibat dalam aktivitas usaha yang menghasilkan pendapatan dan mengeluarkan biaya,
termasuk pendapatan dan beban antar segmen (2) dimana hasil usahanya secara berkala
ditelaah oleh para pengambil keputusan di perusahaan, dan (3) terdapat infomasi keuangan
tersendiri. Beberapa segmen usaha dapat digabungkan jika segmen-segmen tersebut memiliki
krakteristik ekonomis yang sama.

D. IDENTIFIKASI TANGGUNG JAWAB PELAPORAN SEGMEN


Semua perusahaan kecuali perusahaan non-publik wajib mengikuti persyaratan pelaporan
segmen dalam statement No.14. tanggung jawab pelaporan segmen suatu perusahaan tunggal
ditentukan oleh operasinya di berbagai industri dan wilayah geografi dan oleh penjualannya
kepada konsumen utama, atau dengan kata lain oleh luas diversifikasinya.
Dalam statement No. 14, suatu perusahaan dapat mengungkapkan salah satu informasi berikut:
• Operasi pada berbagai industri,
• Operasi domestic dan luar negeri,
• Penjualan ekspor,
• Konsumen yang utama.
Tanggung jawab pelaporn perusahaan pada setiap keempat aspek diatas ditentukan
melalui pengujian khusus untuk itu.

PENGIDENTIFIKASIAN SEGMEN
Segmen industry ditetapkan sebagai segmen yang perlu pelaporan jika memenuhi uji
pendapatan 10 % (10 percent revenue test), atau uji aktiva 10 % (10% asset test ), atau uji laba
usaha 10 % (10 percent operating profit test) untuk setiap tahun-nya dimana laporan keuangan
tahuanan disusun.
a) Uji pendapatan 10%
Suatu segmen industri merupakan segmen pelaporan jika pendapatan-nya adalah 10 %atau
lebih dari pendapatan gabungan dari seluruh segmen industri.Pendapatan mencakup :
▪ penjualan
▪ transfer antar segmen.
▪ bunga,
termasuk bunga atas piutang dagang antar segmen, dimasuk-kan dalam pendapatan jika
aktivadimana bunga tersebut diperoleh dimasuk-kan dalam aktiva yang dapat diidentifikasi
suatusegmen. Akan tetapi bunga yang timbul dari pinjaman dan uang muka antar segmen
tidakdimasuk-kan dalam pendapatan kecuali untuk bunga dari suatu segmen yang operasi
utamanyadalam bidang keuangan.
b) Uji aktiva 10%
Suatu segmen industri merupakan segmen pelaporan jika aktiva yang dapat diidentifikasi
adalah10 % atau lebih dari gabungan aktiva yang dapat diidentifikasi seluruh segmen industry.
Aktivayang dapat diidentifikasi suatu segmen industri terdiri dari :
▪ aktiva berwujud dan tidak berwujud suatu segmen.
▪ aktiva yang digunakan oleh lebih dari satu segmen industri dialokasikan pada segmen-
segmen tersebut dengan basis yang masuk akal.
▪ goodwill dari suatu investasi perusahaan pada suatu segmen dimasuk-kan dalam
aktivayang dapat diidentifikasi segmen tersebut.
▪ aktiva yang dipelihara untuk tujuan umum perusahaan (dengan kata lain, aktiva
tidadigunakan oleh suatu segmen industri tertentu seperti gedung kantor pusat atau
surat-surat berharga) dan uang muka dan pinjaman antar segmen tidak dimasuk-kan
dalamperhitungan. (akan tetapi pinjaman dan uang muka antar segmen dimasuk-kan
dalamaktiva yang dapat diidentifikasi suatu segmen yang operasi-nya dibidang
keuangan).
▪ Penilaian aktiva atas penyusutan, piutang tak tertagih, surat-surat berharga, dan seterus-
nya dip erhitungkan untuk tujuan ini.

c) Uji laba Usaha 10%


Suatu segmen industri merupakan suatu segmen pelaporan jika jumlah absolute labausaha atau
rugi usaha adalah 10 % atau lebih jumlah yang lebih besar, dalam jumlah absolute,atas:
▪ gabungan laba usaha seluruh segmen industri yang tidak mencakup rugi usaha,
▪ gabungan rugi usaha seluruh segmen industry.
▪ Laba usaha mencakup beban-beban yang berhubungan dengan transfer atau penjualan
antar segmen dan beban dialokasikan antar segmen dengan basis yang masuk akal.
▪ Pendapatan yang diperoleh kantor pusat yang bukan segmen operasi, beban
umumperusahaan, beban bunga (kecuali segmen yang operasinya di bidang keuangan),
pajakpenghasilan domestic, dan luar negeri, pos-pos luar biasa, hak kepemilikan
minoritas, danefek kumulatif perubahan akuntansi dikeluarkan dari perhitungan laba
usaha.
▪ Beban dan pendapatan bunga antar segmen dari suatu segmen industri yang
operasinyadi bidang keuangan dimasuk-kan dalam perhitungan laba usaha.

d) Penilaian Ulang Segmen Pelaporan


Suatu segmen yang hanya memnuhi satu pengujian namun tidak dapat diharapakan
untuk memenuhi pengujian ditahun mendatang, tidak perlu dipertimbangkan sebagai
segmen pelaporan. Sebaliknya, suatu segmen yang gagal memenuhi slah satu pengujian
namun telah menjadi segmen pelaporan di tahun sebelumnya dan diharapkan akan
memenuhi pengujian ditahun mendatang harus dipertimbangkan sebagai segmen
pelaporan.
Selain itu, segmen pelaporan harus menyajikan suatu “bagian substansial dari total
operasi perusahaan”. Jika pendapatan gabungan dari penjualan kepada pihak tidak
terafiliasi suatu segmen industri adalah kurang dari 75% dari gabungan pendapatan dari
penjualan kepada pihak tidak terafiliasi seluruh segmen industri, maka tambahan segmen
harus diidentifikasi sebagai segmen pelaporan untuk mencapai total sampai 75%. Jika
jumlah segmen pelaporan adalah lebih dari 10%, maka mungkin bagi perusahaan untuk
menggabungkan segmen industri yang saling terkait menjadi satu segmen yang lebih besar
sebagai segmen pelaporan.
Contoh Laporan Keuangan Segmen
PT. INDIKA ENERGY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KOSOLIDASI
31 DESEMBER 2008 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA
TANGGAL TERSEBUT

Keterangan Pendapatan dari Penjualan Aktiva Laba/Rugi


Pelanggan eksternal Antar Segmen Segmen Usaha

Energy Services 2.039.083.473 2.328.008.504 252.008.501


-
Energy Resources 266.655.765 12.066.288 10.513.535.183 138.558.058
Energy Infrastructure 8.709.644 3.202.174.160 7.232.247

Jumlah 2.314.448.882 12.066.288 16.043.717.847 120.682.690

A. Uji Pendapatan 10%


Uji pendapatan 10% diterapkan dengan menentukan jumlah pendapatansetiap segmen industri
kemudian membandingkannya dengan nilai 10% dari gabungan pendapatan seluruh segmen
industri.
Keterangan Pendapatan Penjualan Nilai Uji (10% Perlukah
dari Antar x dilaporkan
Pelanggan Segmen 3.326.515.170) ?
eksternal
Energy Services YA
2.039.083.473 > 232.651.517
Energy YA
Resources 266.655.765 12.066.288 > 232.651.517
Energy TIDAK
Infrastructure 8.709.644 < 232.651.517
Jumlah
2.314.448.882 12.066.288

B. Uji Aktiva 10%


Uji Aktiva 10% dilakukan dengan membandingkan jumlah aktiva masing-masing segmen
dengan nilai 10% dari total aktiva semua segmen usaha.

Keterangan Aktiva Segmen Nilai Uji (10% x Perlukah


16.043.717.847) dilaporkan?

Energy Services 2.328.008.504 > 1.604.371.785 YA

Energy Resources 10.513.535.183 > 1.604.371.785 YA

Energy Infrastructure 3.202.174.160 > 1.604.371.785 YA

Jumlah 16.043.717.847

C. Uji Laba Usaha


Dalam penerapan uji laba usaha 10% untuk mengidentifikasi segmen yang perlu
dilaporkan, nilai absolute laba atau rugi operasi suatu segmen dibandingkan
dengannilai 10% dari yang lebih besar antara laba operasi gabungan semua segmen
usaha yangmenghasilkan laba atau rugi operasi gabungan semua usaha yang merugi.

Keterangan Laba(Rugi) Usaha


Rugi Operasi Nilai Uji (10% x Perlukah
Segmen Usaha 259.240.748) dilaporkan?

Energy Services 252.008.501 2.328.008.504 > 25.924.075 YA

Energy Resources 10.513.535.183 < 25.924.075 TIDAK


Energy
Infrastructure 7.232.247 3.202.174.160 < 25.924.075 TIDAK

Jumlah 259.240.748 16.043.717.847

Telaah Ulang Perlunya Pelaporan (Uji Pendapatan 75%)


Segmen Energy Resources dan Energy Infrastructure tidak memenuhi kriteria 75% untuk
semua jenis pengujian penentuan segmen yag perlu dilaporkan, sehingga segmen yang perlu
dilaporkan hanya segmen Energi Services. Selain itu segmen yang perlu dilaporkan harus
memiliki 75% dari total pendapatan konsolidasi.

Pendapatan Dari Penjualan


Keterangan Nilai Uji (75% x Perlukah
Pelnaggan Eksternal Antar Segmen
2.314.448.882) dilaporkan?

2.305.739.238 - > 1.735.836.662 YA

Jumlah 2.305.739.238 -

Karena nilai 2.305.739.238 lebih besar daripada nilai uji pendapatan 75% yaitu
1.735.836.662, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada tambahan segmen yang perlu
dilaporkan.

E. PENGUNGKAPAN YANG DIHARUSKAN UNTUK OPERASI


PADA BERBAGAI INDUSTRI
Informasi yang harus dimasukkan dalam segmen pelaporan dan segmen industri lain secara
agregat dapat diikhitisarkan sebagai berikut:
Pendapatan:
1. Jumlah pendapatan dari pihak-pihak yang tidak terafiliasi
2. Jumlah pendapatan dari pihak-pihak yang terafiliasi
3. Rekonsiliasi antara jumlah pendapatan dari seluruh segmen pelaporan dengan pendapatan
yang dilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan
4. Basis akuntansi untuk penjualan dan transfer antar segmen, termasuk didalamnya dampak
suatu perubahan dalam basis laba usaha atau rugi usaha segmen
Aktiva:
1. Jumlah terbawa agregat dari aktiva yang dapat diidentifikasi
2. Rekonsiliasi antara aktiva yang dapat diidentifikasi dari seluruh segmen pelaporan dan
segmen industri lain dengan total aktiva konsolidasi. Aktiva kantor pusat diidentifikasi secara
terpisah dalam rekonsiliasi.
Profitabilitas:
1. Jumlah laba usaha atau rugi usaha
2. Sifat dan jumlah pos-pos yang tidak umum atau jarang terjadi untuk setiap segmen pelaporan
dan segmen industri lain
3. Rekonsilasi antara laba usaha atau rugi usaha dari seluruh segmen pelaporan dan segmen
industri lain dengan laba operasi sebelum pajak seperti yang dicerminkan dalam laporan laba
rugi konsolidasi.
4. Efek dari laba usaha atau rugi usaha segmen pelaporan atas suatu perubahan dalam
mengalokasikan beban-beban usaha dalam setiap segmen.
5. Efek dari laba usaha setiap segmen pelaporan atas suatu perubahan dalam prinsip akuntansi.

Pengungkapan-Pengungkapan Lain
1. Jumlah agregat depresiasi, deplesi, dan beban amortisasi untuk setiap segmen pelaporan.
2. Jumlah pengeluaran modal untuk setiap segmen industri pelaporan.
3. Jumlah investasi pada dan pendapatan dari anak-anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi
dan ekuitas invenstasi lain yang operasinya terintegrasi vertical dengan operasi dari segmen
industri pelaporan.
4. Wilayah geografi dimana suatu investasi yang dipertanggungjawabkan dengan metode
ekuitas yang terintegritas secara vertical beroperasi.
5. Produk atau jasa dari setiap segmen industry pelaporan dan kebijakan akuntansi yang
berhubungan dengan informasi segmen yang tidak diharapkan dalam laporan keuangan.
Penyajian kembali secara Retroaktif atas Informasi Segmen yang Diharuskan
1. Perubahan dalam cara pengelompokkan produk atau jasa perusahaan.
2. Perubahan dalam prinsip akuntansi yang memerlukan penyajian kembali laporan keuangan
tahun sebelumnya (misalnya hasil dari metode penyatuan kepemilikannya).
F. PENGUNGKAPAN UNTUK OPERASI DI BERBAGAI WILAYAH
GEOGRAFI YANG BERBEDA
Pengungkapan untuk operasi domestik, setiap wilayah geografi luar negeri yang memenuhi
salah satu pengujian, dan seluruh wilayah geografi lainnya secara agregat adalah sebagai
berikut:
Pendapatan:
1. Jumlah pendapatan dari konsumen
2. Jumlah transfer dan penjualan antar wilayah
3. Rekonsiliasi pendapatan dari 1 dan 2 dengan pendapatan yang dicantumkan dalam laporan
laba rugi secara keseluruhan
4. Basic transfer dan penjualan antar wilayah termasuk pengaruh perubahan penyusunan laba
rugi operasional
Aktiva :
1. Total aktiva yang dapat diidentifikasi
2. Rekonsiliasi aktiva yang dapat diidentifikasi dengan total aktiva yang dilaporkan dalam
neraca perusahaan secara keseluruhan
Profitabilitas :
1. Total laba atau rugi operasional (atau pengukuran lain untuk profitabilitas antara laba
operasional dan laba bersih, tetapi pengukuran profitabilitas untuk setiap wilayah harus sama)
2. Rekonsiliasi laba atau rugi operasional terhadap laba sebelum pajak dari operasi seperti
yang tercatat dalam laba rugi konsolidasi
Pengungkapan Lain :
1. Wilayah geografis yang tidak dapat diagregasikan
2. Perubahan Pengelompokan atas operasi asing ke dalam wilayah geogarfi tertentu dan
pengaruhnya terhadap informasi wilayah geografi tertentu
3. Sifat dan pengaruh penyajian ulang informasi tahun sebelumnya yang diakibatkan dari
penyesuaian tahun sebelumnya.
G. PENGUNGKAPAN EKSPOR
Jika penjualan ekspor dari perusahaan induk di dalam negeri kepada konsumen yang tidak
terafiliasi diluar negeri sebesar 10% atau lebih dari total pendapatan konsumen yang tidak
terafiliasi sebagaimana dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, maka jumlah penjualan
tersebut harus dilaporkan dalam jumlah agregat dan berdasarkan wilayah geografis.
Pengungkapan terpisah garus dibuat untuk setiap wilayah geografis yang memenuhi uji 10%.
Pengungkapan ini tidak berkaitan dengan ketentuan sebelumnya untuk membuat laporan
tentang operasi pada setiap industry dan operasi luar negeri. Informasi harus disajikan dalam
mata uang fungsional induk perusahaan dan diungkap dalam laporan keuangan dengan
menempatkan pada catatan kaki atau lembar penjelasan lain.
H. PENGUNGKAPAN KONSUMEN UTAMA
Statement no. 14 menuntut adanya pengungkapan untuk konsumen (sendiri atau grup) yang
memiliki nilai 10% atau lebih dari pendapatan total. Peraturan pengungkapan ini juga berlaku
untuk segmen-segmen yang juga memiliki penjualan seperti itu.
I. LAPORAN KEUANGAN INTERIM
Laporan keuangan interim menyediakan informasi mengenai kondisi perusahaan kurang
dari satu tahun. Laporan tersebut biasanya diterbitkan 3 bulan dan biasanya berisi informasi
kumulatif dari awal tahun sampai dibuatnya laporan tersebut.
Pengungkapan infromasi segmen sebagaimana diatur dalam Statement No. 14 tidak berlaku
untuk laporan interim kecuali jika laporan interim tersebut berupa laporan keuangan yang
dimaksudkan untuk menyajikan posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan posisi keuangan
dengan prisnip akuntansi yang berlaku umum.
Sifat Laporan Keuangan Interim
Laporan keuangan interim menyediakan informasi yang lebih tepat waktu tetapi kurang
lengkap dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim biasanya
diberi label “tidak diaudit”. Hasil perhitungan periode interim harus didasarkan pada prinsip
akuntansi dan praktek yang digunakan dalam tahun terakhir penyusunan laporan keuangan.

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN INTERIM


Accounting Principles Board mengeluarkan APB No. 28 yang berisi ringkasan
informasi keuangan yang harus mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1. a. Penjualan dan pendapatan kotor
b. Alokasi pajak penghasilan
c. Pajak penghasilan item luar biasa (net)
d. Pengaruh kumulatif perubahan prinsip ekonomi
e. Laba Bersih
2. Dilusi saham
3. Pendapatan, biaya dan beban musiman
4. Perubahan estimasi pajak penghasilan yang signifikan
5. Pelepasan segmen bisnis, item luar biasa dan item yang jarang terjadi
6. Kontijensi
7. Perubahan prinsip dan estimasi akuntansi
8. Perubahan posisi keuangan yang signifikan

Anda mungkin juga menyukai