Anda di halaman 1dari 7

“PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM”

 DEFINISI PELAPORAN SEGMEN


Dalam PSAK No.5 Pelaporan Segmen memiliki beberapa definisi, meliputi :
1. Segmen perusahaan adalah komponen suatu entitas yang aktivitasnya mewakili
kegiatan usaha utama atau kelompok pelanggan. Suatu segmen dapat berbentuk
sebuah anak perusahaan, suatu divisi, suatu departemen, dalam beberapa hal
sebuah joint venture atau anak perusahaan lain bukan investasi. Aktiva, kinerja
dan aktivitas segmen tersebut secara jelas dapat dipisahkan secara fisik dan
operasional dari aktiva, kinerja dan aktivitas yang lain dalam etitas yang sama.
2. Segmen industri adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dan
menghasilkan suatu produk atau jasa yang berbeda menurut pembagian industri,
atau sekolompok produk atau jasa sejenis yang berbeda, terutama untuk para
pelanggan di luar perusahaan.
3. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dan
mempunyai usaha di suatu atau sekelompok negara dalam suatu wilayah georafis
tertentu.

 TUJUAN PELAPORAN SEGMEN


Laporan keuangan segmen sangat diperlukan karena:
 Tingkat profitabilitas, kesempatan berkembang, prospek masa depan, dan resiko
invesatasi sangat berbeda diantara segmen industri dan geografi.
 Para pemakai laporan keuangan segmen dapat mengkaji prospek dan risiko suatu
perusahaan yang didiversifikasi. Informasi ini tidak dapat diperoleh dari data yang
diagregasikan.
 Tujuan penyajian informasi menurut segmen adalah meyediakan informasi bagi
para pemakai laporan keuangan mengenai skala relatif, kontribusi laba, dan trend
pertumbuhan dari berbagai industri dan wilayah geografis perusahaan yang
didiversifikasi untuk memungkinkan para pemakai laporan keuangan membuat
pertimbangan yang lebih baik terhadap perusahaan secara keseluruhan.
 RUANG LINGKUP PELAPORAN SEGMEN
 Pelaporan segmen berlaku bagi perusahaan yang menerbitkan surat-surat berharga
yang diperdagangkan kepada publik.
 Entitas yang secara ekonomis signifikan, termasuk anak perusahaan, adalah
entitas dengan tingkat pendapatan, laba, aktiva atau jumlah tenaga kerja yang
signifikan di negara tempat operasi utama perusahaan dilaksanakan.
 Apabila yang disajikan meliputi baik laporan keuangan induk perusahaan maupun
laporan keuangan konsolidasi, maka informasi yang dimaksud dalam pernyataan
ini hanya perlu disajikan dalam bentuk informasi yang dikonsolidasi.
 Apabila laporan keuangan anak perusahaan juga diterbitkan, maka informasi
menurut segmen juga perlu disajikan untuk anak perusahaan.
 KOMPONEN UTAMA YANG DILAPORKAN DI DALAM LAPORAN
SEGMEN :
1. Pendapatan dan Beban Segmen
 Pendapatan Segmen adalah pendapatan yang dapat diatribusikan atau dikaitkan
secara langsung pada suatu segmen, atau bagian yang relevan dari pendapatan
yang dapat dialokasikan secara layak pada suatu segmen. Pendapatan ini
merupakan hasil transaksi baik dengan pihak luar perusahaan maupun dengan
segmen lain dalam perusahaan yang sama.
 Beban Segmen adalah beban yang dapat ditribusikan secara langsung pada
suatu segmen atau bagian yang relevan dari suatu beban yang dapat
dialokasikan secara layak sebagai beban suatu segmen.

2. Hasil Segmen
 Hasil segmen adalah selisih antara pendapatan segmen dan beban segmen dan
umumnya mencerminkan laba usaha, meskipun dasar yang lain sering lebih
cocok.
 Penghasilan bunga dan beban bunga biasanya tidak termasuk dalam hasil
segmen kecuali kalau operasi segmen terutama bersifat finansial. Juga pajak
penghasilan, hak minoritas (minority interest) dan pos luar biasa (extraordinary
item) lazimnya tidak dimasukkan sebagai hasil segmen.
 Kalau pendapatan dan beban tidak dapat langsung ditriibusikan pada suatu
segmen tetapi terdapat dasar alokasi yang layak, maka pendapatan dan beban
tersebut dapat dialokasikan dengan menggunakan dasar yang layak tersebut.
 Beban bersama pada banyak perusahaan seperti beban kantor pusat tidak
dialokasikan pada masing- masing segmen karena beban tersebut dimanfaatkan
bersama sedemikian rupa sehingga alokasi di antara segmen dipandang tidak
bermanfaat.

3. Aktiva dan Kewajiban Segmen


o Pengungkapan aktiva segmen memberikan indikasi penggunaan sumber daya
untuk mencapai hasil operasi segmen.
o Aktiva semacam itu termasuk semua aktiva berwujud dan tak berwujud yang
dapat diidentifikasi pada segmen tertentu. Aktiva yang dimanfaatkan oleh dua
atau lebih segmen harus dialokasikan di antara segmen-segmen tersebut dengan
dasar alokasi yang layak.
o Kewajiban biasanya tidak dialokasikan karena dianggap berkaitan dengan
perusahaan secara keseluruhan atau karena dipandang meningkatkan hasil
pembelanjaan dan bukan hasil operasi.
 AMBANG BATAS KUANTITATIF
Segmen usaha harus dilaporkan apabila segmen tersebut memenuhi ambang
materalitas. Suatu segmen dianggap material dan perlu dilaporkan terpisah apabila
ada satu dari tiga kriteria berikut terpenuhi :
1. Pendapatan yang dilaporkan suatu segmen, termasuk pendapatan antar segmen,
mencakup 10% atau lebih atas pendapatan gabungan seluruh segmen usaha
2. Nilai absolute dari laba atau rugi yang dilaporkan mencakup 10% atau lebih atas
jumlah yang lebih besar antara :
a. Gabungan laba seluruh segmen usaha yang melaporkan laba atau
b. Nilai absolute dari gabungan rugi seluruh segmen usaha yang melaporkan
kerugian.
3. Aktivanya mencakup 10% atau lebih atas aktiva gabungan seluruh segmen usaha.
Apabila segmen yang perlu dilaporkan telah diidentifikasi, seluruh segmen usaha
lainya digabungkan dengan kegiatan usaha lain dalam kategori “lain-lain” untuk
keperluan pelaporan.
 PERTIMBANGAN ULANG ATAS SEGMEN YANG DILAPORKAN
Segmen yang dilaporkan harus mencakup 75% dari seluruh pendapatan eksternal.
Apabila segmen yang dilaporkan tidak memenuhi kriteria ini, segmen tambahan harus
diidentifikasi untuk dilaporkan, walaupun segmen-segmen itu tidak memenuhi
ambang batas kuantitatif. Dua atau lebih dari dua segmen yang lebih kecil yang tidak
dilaporkan tersendiri dapat digabungkan untuk membentuk sebuah segmen usaha
yang dilaporkan hanya jika segmen-segmen tersebut memenuhi sebagian besar
kriteria penggabungan.
 PENYAJIAN DALAM PELAPORAN SEGMEN
a. Perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri dan
menunjukkan komposisi masing- masing wilayah geografis yang dilaporkan.
b. Untuk setiap segmen industri dan geografis yang dilaporkan, informasi keuangan
berikut ini harus diungkapkan:
 Penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dibedakan antara pendapatan yang
dihasilkan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain
 Hasil segmen
 Aktiva segmen yang digunakan
 Dinyatakan dalam jumlah uang atau sebagai persentase dari jumlah yang
dikonsolidasikan, dan dasar penetapan harga antar segmen.
c. Perusahaan harus menyajikan rekonsiliasi antara informasi segmen-segmen
individual dan informasi keseluruhan dalam laporan keuangan.
 PENILAIAN SEGMEN
 Penilaian segmen diperlukan untuk mengetahui kemajuan segmen tersebut.
Penilaian dilakukan pada setiap segmen industri yang memenuhi satu atau
lebih uji 10% masih harus dievaluasi kembali sebelum penentuan akhir sebagai
segmen pelaporan dibuat.
 Suatu segmen yang hanya memenuhi satu pengujian namun tidak dapat
diharapkan untuk memenuhi pengujian ditahun mendatang, tidak perlu
dipertimbangkan sebagai segmen pelaporan.
Sebaliknya, suatu segmen yang gagal memenuhi salah satu pengujian namun telah
menjadi segmen pelaporan di tahun sebelumnya dan diharapkan akan memenuhi
pengujian ditahun mendatang harus dipertimbangkan sebagai segmen pelaporan.

LAPORAN KEUANGAN INTERIM


 DEFINISI LAPORAN KEUANGAN INTERIM
1. Laporan keuangan interim adalah laporan kuangan yang diterbitkan diantara dua
laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim dapat disusun secara bulanan,
triwulanan, atau periode lainnya yang dikurang dari satu tahun dan mencakup
seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan. Secara
konseptual, laporan keuangan interim menyediakan informasi yang lebih tepat waktu
tetapi kurang lengkap dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan.
2. Laporan interim menunjukkan adanya trade off antara ketepatan waktu dan
kehandalan data-data keuangan karena memerlukan adanya estimasi untuk melakukan
review piutang, utang dagang, persediaan, dan informasi lainnya yang mendukung
pengukuran yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan. Kebutuhan minimum
pengungkapan sebagaimana diatur dalam opinion tidak mewajibkan penyajian
keuangan yang wajar hasil operasi dan posisi keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Oleh karenanya, laporan keuangan interim biasanya
diberi label tidak diaudit.
2.2.1. MANFAAT LAPORAN KEUANGAN INTERIM
Laporan keuangan interim tertentu diperbandingkan dengan periode sebelumnya
memberi manfaat yang lebih besar bagi para pemakai laporan dalam contoh kondisi-
kondisi sebagai berikut:
a) Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan interim
periode sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi keuangan
dan kinerja.
b) Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama dalam
periode akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang
(cyclical) musiman dari kegiatan usaha.
c) Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan kumulatif
dari awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk
mengetahui kontribusi atau pengaruh periode interim yang dilaporkan pada
periode berjalan.
d) Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun
buku yang lalu, untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim tersebut
terhadap posisi keuangan, kinerja dan arus kas periode akuntansi yang lalu.
 UNSUR LAPORAN INTERIM
Unsur yang sama antara pelaporan kuangan interim dengan pelaporan keuangan
tahunan adalah:
a. Dasar pengakuan pendapatan
b. Kebijakan akuntansi dasar pelaporan pada periode interim, kecuali jika ada
perubahan dalam standar akuntansi
c. Penyajian penggolongan aktiva sebagai lancar atau tidak lancar, dan
kewajiban sebagai jangka pendek atau jangka panjang.
 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM
a. Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo laba
interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan
interim harus disajikan secara komparatif dengan periode yang sama dengan tahun
sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus mencakup periode sejak awal
tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang dilaporkan.
b. Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok lancar
atau tidak lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek atau jangka
panjang sesuai laporan tahunan. Khusus untuk perusahaan tertentu seperti bank
dan asuransi yang mempunyai metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka
penggolongan aktiva harus dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan
yang berlaku.
c. Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal
laporan keuangan interim, data berikut merupakan data minimum yang harus
dilaporkan:
 Pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos
luar biasa, pengarus kumulatif perubahan akuntansi, perubahan akuntansi
data laba bersih,
 Data laba bersih per saham untuk setiap periode interim disajikan,
 Pendapatan dan beban musiman,
 Perubahan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa dan
tidak sering terjadi,
 Kewajiban kontijensi,
 Perubahan akuntansi,
 Perubahan yang material pada unsur laporan arus kas.
d. Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan secara retrospektif dengan
melaporkan jumlah setiap penyesuaian yang terjadi yang berhubungan dengan
periode sebelumnya sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode,
kecuali jika jumlah tersebut tidak dapat ditentukan secara wajar. Informasi
komparatif harus dinyatakan kembali, kecuali jika untuk melaksanakannya
dianggap tidak praktis. Pengaruh perubahan akuntansi terhadap hasil keuangan
untuk periode interim pada periode interim berikutnya harus diungkapkan.
e. Laporan keuangan interim terakhir, misalnya triwulan keempat tidak perlu
disusun karena pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat digantikan dengan
laporan keuangan tahunan.

Anda mungkin juga menyukai