Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan Keuangan Konsolidasi akan memungkinkan investor untuk menilai keefektifan


manajemen secara keseluruhan dalam mengelola sumner daya perusahaan dengan
menyediakan informasi yang bermanfaat ketika menghitung ukuran profitabilitas, likuiditas,
dan efisiensi secara keseluruhan. Untuk membantu investor mengevaluasi kinerja segmen
bisnis, diperlukan pengungkapan catatan kaki tambahan.

B. Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud pelaporan segmen ?

2.      Apa saja isu akuntansi pelaporan segmen ?

3.      Apa saja informasi tentang segmen operasi?

4.      Bagaimana pengungkapan perusahaan secara menyeluruh ?

C. Tujuan Pembuatan Makalah

1.      Mendeskripsikan pelaporan untuk segmen.

2.      Mendeskripsikan isu akuntansi pelaporan segmen.

3.      Mendeskripsikan informasi tentang segmen operasi.

4.      Mendeskripsikan pengungkapan perusahaan secara keseluruhan.

D. Manfaat Pembuatan Makalah

Dapat mengetahui dan memahami pelaporan untuk segmen, isu akuntansi pelaporan segmen,
informasi tentang segmen operasi, dan pengungkapan perusahaan secara keseluruhan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas kami yang berjudul “PELAPORAN
KEUANGAN SEGMEN DAN INTERIM tepat pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Immi Fiska selaku dosen Akuntansi
Keuangan Lanjut yang telah memberikan tugas ini kepada kelompok kami sehingga dapat
memberikan wawasan dan pengetahuan kepada kami khususnya pengalaman tentang dalam
hal membuat makalah yang baik dan benar, terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-
teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas penulisan ilmiah ini sehingga
tugas ini dapat selesai pada waktunya.
Tugas kami ini berisi tentang Laporan Keuangan Segmen Dan Interim Serta Transaksi
Mata Uang Asing, adapun sumber-sumber dari isi tugas kami ini kami ambil dan kami
rangkum dari buku-buku dan internet yang membahas dan berhubungan dengan
materiAkuntansi Keuangan Lanjut, selain itu juga kami menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti sehingga pembacanya dapat mengerti dan merasa paham.
Kami berharap tugas kami ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, dan kami juga
sadar masihada beberapa kekurangan dari tugas kami ini sehingga kritik dan saran selalu
kami terima demi kebaikan bagi kami kedepan.

PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN DAN INTERIM

I.            PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN

A.    Pengertian Laporan Keuangan Segmen

Pernyataan ini menjelaskan pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari suatu
perusahaan khususnya yang beroperasi dalam industri dan wilayah geografis yang berbeda.

Tujuan penyajian informasi menurut segmen adalah menyediakan informasi bagi para
pemakai laporan keuangan mengenai skala relatif, kontribusi laba, dan trend pertumbuhan
dari berbagai industri dan wilayah geografis perusahaan yang didiversifikasi untuk
memungkinkan para pemakai laporan keuangan dapat :
§  Memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik
§  Menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik.
§  Membuat pertimbangan yang lebih baik terhadap perusahaan secara keseluruhan

B.     Pendapatan dan Beban Segmen


1.      Pendapatan Segmen adalah pendapatan yang dapat diatribusikan atau dikaitkan secara
langsung pada suatu segmen, atau bagian yang relevan dari pendapatan yang dapat
dialokasikan secara layak pada suatu segmen. Pendapatan ini merupakan hasil transaksi baik
dengan pihak luar perusahaan maupun dengan segmen lain dalam perusahaan yang sama.
2.      Beban Segmen adalah beban yang dapat ditribusikan secara langsung pada suatu segmen
atau bagian yang relevan dari suatu beban yang dapat dialokasikan secara layak sebagai
beban suatu segmen.

C.    Dasar Segmentasi
1)      Penjualan kepada pelanggan yang tak mempunyai hubungan istimewa, memberi peluang
dasar segmentasi dasar segmentasi jenis-jenis pendapatan sebesar 10% ke atas,
2)      Apabila laba operasi merupakan hal yang penting, maka laba operasi atau rugi operasi 10
% ke atas disajikan terpisah,
3)      Apabila penggunaan aktiva adalah penting, makaaktiva segmen berjumlah 10%  ke atas
dari jumlah aktiva entitas dilaporkan terpisah.

D.    Hasil Segmen

Hasil segmen adalah selisih antara pendapatan segmen dan beban segmen dan umumnya
mencerminkan laba usaha, meskipun dasar yang lain sering lebih cocok.
Penghasilan bunga dan beban bunga biasanya tidak termasuk dalam hasil segmen kecuali
kalau operasi segmen terutama bersifat finansial. Juga pajak penghasilan, hak minoritas
(minority interest) dan pos luar biasa (extraordinary item) lazimnya tidak dimasukkan
sebagai hasil segmen.

E.     Aktiva dan Kewajiban Segmen

Pengungkapan aktiva segmen memberikan indikasi penggunaan sumber daya untuk mencapai
hasil operasi segmen. Aktiva semacam itu termasuk semua aktiva berwujud dan tak berwujud
yang dapat diidentifikasi pada segmen tertentu. Aktiva yang dimanfaatkan oleh dua atau lebih
segmen harus dialokasikan di antara segmen-segmen tersebut dengan dasar alokasi yang
layak.
Kewajiban biasanya tidak dialokasikan karena dianggap berkaitan dengan perusahaan secara
keseluruhan atau karena dipandang meningkatkan hasil pembelanjaan dan bukan hasil
operasi.

F.     Informasi yang Disajikan

Uraian kegiatan setiap segmen industri yang dilaporkan dan indikasi mengenai komposisi
setiap wilayah geografis yang dilaporkan, penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dengan
pemisahan antara pendapatan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen
lain, hasil segmen, dan aktiva segmen yang digunakan, dinyatakan baik dalam jumlah uang
atau sebagai persentase dari jumlah yang dikonsolidasikan. Hubungan antara jumlah dari
informasi pada segmen-segmen individual dan informasi agregat dalam laporan keuangan
diperjelas dengan menyajikan rekonsiliasi.

G.    Penyajian dalam Pelaporan Segmen

a)      Perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri dan


menunjukkan komposisi masing- masing wilayah geografis yang dilaporkan.

b)      Untuk setiap segmen industri dan geografis yang dilaporkan, informasi keuangan berikut
ini harus diungkapkan:
Penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dibedakan antara pendapatan yang dihasilkan dari
pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain, hasil segmen, aktiva segmen
yang digunakan, dinyatakan dalam jumlah uang atau sebagai persentase dari jumlah yang
dikonsolidasikan, dan dasar penetapan harga antar segmen.

c)      Perusahaan harus menyajikan rekonsiliasi antara informasi segmen-segmen individual dan


informasi keseluruhan dalam laporan keuangan.

H.    Kebijakan Akuntansi Segmen


Kebijakan akuntansi segmen, Informasi segmen harus disusun dengan kebijakan akuntansi
yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi atau perusahaan.
Kebijakan akuntansi yang dipilih manajemen untuk menyusun laporan keuangan konsoldasi
atau perusahaan dianggap sebagai kebijakan akuntansi yang diyakini manajemen paling
sesuai untuk pelaporan keuangan eksternal. Karena tujuan informasi segmen ialah untuk
membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami dan membuat penilaian yang lebih
memadai mengenai perusahaan secara keseluruhan, pernyataan ini mensyaratka bahwa
kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam pelaporan informasi segmen sama dengan
kebijakan akuntansi yang telah dipilih manajemen. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti
bahwa kebijakan akuntansi konsolidasi atau perusahaan diterapkan kepada segmen
dilaporkan seolah-olah segmen tersebut ialah entitas pelaporan terpisah yang berdiri
sendiridalam menerapkan suatu kebijakan akuntansi pada tingkat perusahaan, perusahaan
mungkin melakukan perhitungan secara terperinci yang kemudian dialokasikan kepada
berbagai segmen jika terdapat dasar rasional untuk melakukan alokasi tersebut. Sebagai
contoh, biaya manfaat pensiun sering kali dihitung unuk perusahaan secara keseluruhan,
tetapi angka yang dihitung untuk tingkat perusahaan itu mungkin dialokasikan ke berbagai
segmen berdasarkan data gaji dan demografis segmen tersebut.
Pernyataan ini tidak melarang pengungkapan informasi tambahan atas segmen yang disusun
berdasarkan kebijakan akuntansi selain yang diterapkan untuk laporan keuangan
konsolidasian atau perusahaan sepanjang :
1.      Informasi tersebut dilaporka secara internal kepada rgan perusahaan yang berwenang dalam
rangka pegambilan putusan alokasi sumber daya kepada segmen tersebut dan penilaian
kinerja segmen tersebut
2.      Dasar pengukuran yang digunakan bagi informasi tambahan tersebut dijelaskan secara
memadai
Aset yang digunakan bersama oleh dua segmen atau lebih harus dialokasikan kepada setiap
segmen dan hanya jika pendapatan dan beban terkait juga dialokasikan kepada segmen-
segmen tersebut.

Cara pengalokasian unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan dan beban kepada berbagai
segmen bergantung pada beberapa faktor, seperti karakteristik unsur tersebut, aktivitas yang
dilakukan oleh segmen, dan otonomi segmen tersebut. Satu dasar alokasi tertentu tidak
mungkin atau tidak tepat apabila ditetapkan bagi semua perusahaan. Demikian juga, tidak
tepat apabila unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang secara bersama
berkaitan dengan dua segmen atau lebih dipaksakan aokasinya, jika dasar alokasi tersebut
ditetapkan secara arbiter atau sulit dipahami. Disampng itu, definisi pendapatan segmen,
beban segmen, aset segmen, dan kewajiban segmen saling berkaitan dan alokasi dari unsur-
unsur tersebut harus dilakukan secara konsisten. Dengan demikian, aset yang digunakan
bersama dialokasikan kepada setiap segmen, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang
terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut. Sebagai
contoh, suatu aset dimasukkan sebagai aset segmen jika penyusutan atau amortisasi aset
terkait dikurangkan dalam menghitung hasil segmen.

Contoh Laporan Keuangan Segmen


PT ADARO ENERGY Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/
AND SUBSIDIARIES
30 Juni 2009
Laba
Keterangan Pendapatan dari Pendapatan Aktiva (rugi)
Pelanggan Eksternal antar Segmen Segmen Usaha
Penambangan dan perdagangan batu bara 12,173,007 428,287 16,408,951 2,559,770
Jasa Penambangan 554,285 776,741 4,669,696 102,445
Lain-lain 169,595 453,145 6,246,151 336,516
Total 12,896,887 1,658,173 27,324,798 2,998,731
Sumber : Data diolah dari Laporan Keuangan Tahunan PT.ADARO ENERGY Tbk
Uji Pendapatan. Uji pendapatan 10% diterapkan dengan menentukan jumlah pendapatan
setiap segmen industri kemudian membandingkan dengan 10% dari gabungan seluruh
segmen industri.

Pendapatan dari Pendapatan Nilai Uji Perlukah


Keterangan (10% x
Pelanggan Rp.14555060
Eksternal antar Segmen ) dilaporkan
Penambangan dan perdagangan
batu bara 12,173,007 428,287 >  1,455,506 ya
Jasa Penambangan 554,285 776,741 <  1,455,506 tidak
Lain-lain 169,595 453,145 <  1,455,506 tidak
Total 12,896,887 1,658,173
Uji Aktiva. Uji aktiva dilakukan dengan membandingkan jumlah aktiva masing-masing
segmen dengan 10% dari total altiva semua segmen usaha.

Aktiva Nilai Uji Perlukah


Keterangan (10% x Rp. Dilaporka
Segmen 27324798) n
16,408,951.0
Penambangan dan perdagangan batu bara 0 >  2,732,479.80 ya
Jasa Penambangan 4,669,696.00 >  2,732,479.80 ya
Lain-lain 6,246,151.00 >  2,732,479.80 ya
27,324,798.0
Total 0
Uji Laba Usaha. Dalam penerapan uji laba usaha untuk mengidentifikasi segmen yang perlu
dilaporkan, nilai absolute laba atau rugi operasi suatu segmen dibandingkan dengan 10% dari
yang lebih besar antara laba operasi gabungan semua segmen usaha yang menghasilkan laba
atau rugi operasi gabungan senua usaha yang merugi.
Rugi
Keterangan laba Operasi Operasi Nilai Uji Perlukah
Segmen Segmen (10% x Rp. Dilaporka
Usaha Usaha 2998731) n
Penambangan dan perdagangan batu
bara 2,559,770 0 >  299,873.10 ya
Jasa Penambangan 102,445 0 <  299,873.10 tidak
Lain-lain 336,516 0 >  299,873.10 ya
Total 2,998,731
Telaah Ulang Perlunya Pelaporan (Uji Pendapatan). Segmen jasa penambangan dan
segmen lain-lain tidak memenuhi kriteria 10% untuk semua jenis pengujian penentuan
segmen yang perlu dilaporkan, sehingga segmen yang perlu dilaporkan adalah penambangan
dan perdagangan batu bara. Selain itu segmen yang dilaporkan harus memiliki 75% dari total
pendapatan konsolidasi.
Pendapatan dari Nilai Uji
Keterangan pelanggan Penjualan antar (75% x Rp. Perlukah
eksternal segmen 14555060 ) dilaporkan
Penambangan dan perdagangan
batu bara 12,173,007 0 >  10,916,295.00 ya

jumlah 12,173,007

II.            LAPORAN KEUANGAN INTERIM

A.    Pengertian Laporan Keuangan Interim


Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan
keuangan tahunan. Laporan keuangan interim harus dipandang sebagai bagian yang integral
dari periode tahunan. Dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang
dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi
keuangan.
Laporan Interim diberlakukan untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan laporan
keuangan interim oleh peraturan perundangan, misalnya Pasar modal, dan lain-lain. Dan juga
untuk industri yang telah diatur dalam standar akuntansi keuangan industri yang
bersangkutan, misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut.
Ada dua pandangan tentang Laporan Interim yaitu :
1)   Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi dan
menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang sama seperti
pada periode tahunan.
2)   Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dengan periode
tahunan.Pernyataan ini dikembangkan berdasarkan pandangan kedua yang menganggap
laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode tahunan.

B.     Pengakuan Dan Pengukuran


Pengakuan dan pengukuran unsur yang sama antara pelaporan keuangan interim dengan
pelaporan keuangantahunan adalah:Dasar pengakuan pendapatan.Kebijakan akuntansi dasar
pelaporan pada periode interim, kecuali jika ada perubahan dalam standar
akuntansi.Penyajian penggolongan aktiva sebagai lancar dan tidak lancar, dan kewajiban
sebagai jangka pendek dan jangka panjang.

C.    Beban Dan Biaya


Beban yang dapat dihubungkan dengan pendapatan ditentukan atas dasar yang sama dengan
dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan kecuali untuk
persediaan:
§  Perusahaan yang dalam periode interim menggunakan estimasi laba kotor  mengungkapkan
hal tersebut dalam laporan keuangan interim.
§  Perusahaan yang melakukan penilaian persediaan berdasarkan biaya standar tidak perlu
melaporkan penyimpangan atau selisih dengan biaya aktual yang terjadi, jika selisih biaya
tersebut tidak material atau diharapkan bisa diselesaikan pada akhir tahun. Pengaruh dari
penyimpangan yang tidak direncanakan dan tidak diperkirakan harus dilaporkan pada akhir
periode interim dengan prosedur yang sama seperti yang digunakan pada akhir tahun.
§  Kerugian yang disebabkan penurunan harga pasar dan pemulihan harga tidak boleh
ditangguhkan untuk dibebankan ke periode di luar periode penurunan harga tersebut.
Biaya dan beban lain-lain untuk periode pelaporan interim, biaya dan beban lain-lain
termasuk biaya produksi dibebankan atas dasar yang sama seperti periode tahunan.
Pendapatan dan beban musimanLaporan keuangan interim memberi gambaran pendapatan
dan beban periode interim tersebut. Laporan keuangan interim tertentu diperbandingkan
dengan periode sebelumnya memberi manfaat yang lebih besar bagi para pemakai laporan
dalam contoh kondisi-kondisi sebagai berikut:
ü  Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan interim periode
sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja.
ü  Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama dalam periode
akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang (cyclical) musiman dari
kegiatan usaha.
ü  Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan kumulatif dari awal
tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk mengetahui kontribusi
atau pengaruh periode interim yang dilaporkan pada periode berjalan.
ü  Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun buku yang lalu,
untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim tersebut terhadap posisi keuangan,
kinerja dan arus kas periode akuntansi yang lalu.
Penyisihan Pajak PenghasilanPada akhir tiap periode interim, perusahaan harus membuat
taksiran pajak penghasilan untuk dibebankan pada periode interim. Perhitungan pajak
penghasilan periode interim harus sesuai dengan kebijakan akuntansi tentang pajak
penghasilan yang dianut pada akhir tahun.

D.    Pos Dan Transaksi Luar Biasa


§  Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian yang tidak
biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat terjadinya dan tidak
boleh dibebankan pada periode lain.
§  Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba rugi
periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos luar biasa
harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.
§  Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh material
terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar biasa juga harus
dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi periode interim.
§  Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi
kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam laporan
keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan tahunan.
Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim berikutnya dan dalam
laporan keuangan tahunan sampai kewajiban kontinjen itu terselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai