Anda di halaman 1dari 7

Pentaksaan (Equivocation)

Salah nalar dapat terjadi apabila ungkapan dalam premis yang satu
mempunyai makna yang berbeda dengan makna ungkapan yang sama
dalam premis lainya. Dapat juga, salah nalar terjadi karena konteks
yang satu berbeda dengan konteks premis lainya.
Perampatan Lebih(Overgeneralizational)
Perampatan atau generalisasi bukan merupakan salah nalar.
Kemampuan merampatkan merupakan suatu kemampuan intelektual
yang penting dalam pengembangan ilmu. Masalahnya adalah apabila
derajat perampatan begitu ekstrem (atas dasar sampel atau
pengamatan terbatas) sehingga mengabaikan bahwa apa yang diamati
merupakan luaran (outlier) atau pengecualian (exeption to the rule)
Salah nalar yang berkaitan dengan perampaan lebih dikenal dengan
istilah stereotyping
Parsialitas (Partiality)
Penalaran kadang terkecoh karena dia menarik konklusi hanya atas
dasar sebagian dari bukti yang tersedia yang kebetulan mendukung
konklusi
Pembuktian dengan Analogi
Analogi bukan merupakan cara untuk membuktikan validitas atau
kebenaransuatu asersi. Analogi lebih merupakan suatu sarana untuk
meyakinkan bahwa suatu asersi konklusi memiliki kemungkinan lebih
besar untuk benar. Dengan kata lain, apabila premis benar, konklusi
atas dasar analogi belum tentu benar. Jadi analogi dapat menghasilkan
salah nalar
Kerancuan Urutan Kejadian dengan
Penyebaban
Salah nalar dapat terjadi bila urutan kejadian disimpulkan sebagai
penyebaban
Menarik Simpulan Pasangan
Kurang meyakinkannya suatu konklusi tidak dengan sendirinya
membenarkan konklusi yang lain (pasangan)
Aspek Manusia dalam Penalaran
Beberapa aspek manusia yang dapat menjadi penghalang
(impediments) penalaran dan pengembangan ilmu :
• Penjelasan sederhana
• Kepentingan mengalahkan nalar
• Sindroma Tes Klinis
• Mentalitas Djoko Tingkir
• Merasionalkan daripada menalar
• Persistensi

Anda mungkin juga menyukai