Argumen singkat
Langkah pertama dalam membuat argument adalah bertanya pada diri sendiri apa
yang ingin kita buktikan. Apa kesimpulan kita? Perlu diingat bahwa kesimpulan
adalah pernyataan yang kita berikan alasannya. Pernyataan yang memberikan
alasan kita adalah premis kita.
Dalam membuat argument, kita perlu memberikan alasan terbaik dengan jelas jika
ingin mengharapkan orang lain setuju atau mengubah cara berpikir mereka.
Hindari istilah abstrak, kabur, dan umum. Elaborasi yang luas hanya membuat
semua orang kehilangan kata-kata. Gunakan jumlah kata yang paling sedikit yang
diperlukan untuk menyampaikan suatu poin.
Lalu dalam berargumen, berikan alasan yang actual, jangan hanya bermain-main
kata. Jangan menggunakan kata-kata yang membuat emosi. Jika kita masih ragu-
ragu terhadap argument kita, cari persepsi orang berdasarkan alasan didalam premis
mereka, pahami, dan perdebatkan alasan tersebut. Tapi, jangan perdebatkan
kesimpulan tanpa mengidentifikasi dan memahami alasan mereka.
Logika tergantung pada hubungan yang jelas antara premis dan antara premis dan
kesimpulan. Sangat penting untuk menggunakan istilah yang konsisten untuk setiap
ide.
Akurasi sangat penting, jika tidak ada premis pendukung, maka tidak ada argument
sama sekali. Oleh karena itu, gunakan kata-kata yang paling akurat dan
sederhanakan sebanyak mungkin.
Tidak ada yang bisa menjadi ahli melalui pengalaman langsung tentang segala
sesuatu yang perlu diketahui. Sebaliknya, kita harus bergantung pada orang lain,
organisasi, survey, datau karya referensi yang lebih banyak informasi yang
memberi tahu apa yang perlu kita ketahui. Baik tentang dunia atau setidaknya
memberikan dasar persepsi dan keyakinan intuitif kita, sehingga kita harus mundur
selangkah . Hal ini sangat baik untuk diingat
Jika kualifikasi sumber tidak jelas, argument harus menjelaskannya secara singkat.
Jangan ragu untuk meminta orang lain menjelaskan kualitas sumber mereka. Serta,
bersedialah untuk menjelaskan kualitas sumber kita.selain itu, kita harus
mengandalkan sumber yang pengetahuannya lebih baik dari kita tetapi masih
terbatas dalam berbagai hal. Jika memang harus mengandalkan sumber yang
mungkin memiliki pengetahuan terbatas, maka akui masalahnya. Biarkan pembaca
atau pendengar kita yang memutuskan apakah otoritas yang tidak sempurna lebih
baik daripada tidak sama sekali. Sebagian sumber yang baik akan menawarkan
setidaknya beberaoa alasan atau bukti (fakta, analogi, jenis argument lain) untuk
membantu menjelaskan dan mempertahankan kesimpulan mereka.
Perhatikan bahwa argumen yang sangat jarang yaitu tentan konspirasi atau
intervensi supranatural. Misalnya mengenai segitiga Bermuda.
Argument deduktif adalah argument dengan bentuk sedemikian rupa hingga jika
premis benar, kesimpulan juga harus benar. Argument deduktif yang dibentuk
dengan benar disebut argument valid.
Dalam kehidupan nyata, tentu saja kita tidak selalu bisa memastikan premis kita,
jadi kesimpulan argument deduktif dikehidupan nyata harus diambil dengan sdikit
tambahan. Namun, Ketika ditemukan premis yang kuat, bentuk deduktif sangat
berguna. Bahkan Ketika premisnya tidak pasti, bentuk deduktif menawarkan cara
yang efektif untuk mengatur argument.
Modus tolen
jika p maka q
-q
oleh karena itu -p
contoh :
jika pengunjung adalah orang asing, maka anjing itu akan menggonggong.
Anjing itu tidak menggonggong.
Oleh karena itu, pengunjung bukanlah orang asing.
Silogisme hipotesis
Jika p maka q
Jika q maka r
Oleh karena itu, jika p maka r
Contoh:
Jika anda belajar merawat hewan peliharaan, maka anda belajar memenuhi
kebutuhan makhluk yang bergantung
Jika anda belajar memenuhi kebutuhan mahkluk yang bergantung, maka anda
belajar menjadi orang tua yang lebih baik
Oleh karena itu, jika anda belajar merawat hewan peliharaan, maka anda belajar
menjadi orang tua yang lebih baik.
Silogisme disjungtif
P atau q
-p
Oleh karena itu q
Contoh:
Entah dorabella atau fiordiligi yang mencuri kue tar
Tapi dorabella tidak melakukannya
Oleh karena itu fordiligi yang mencuri kue tar
Dilema
P atau q
Jika p maka r
Jika q maka s
Oleh karena itu, r atau s
Contoh:
Entah kita menjadi dekat dengan orang lain atau kita berdiri terpisah
Jika kita menjadi dekat dengan orang lain, kita menderita konflik dan rasa sakit
Jika kita berdiri terpisah, kita akan kesepian
Oleh karena itu, baik kita menderita konflik dan rasa sakit atau kita kesepian
Secara retoris, dilema adalah pilihan antara 2 opsi yang keduanya memiliki
konsekuensi yang menarik. Filsuf pesimis Arthur Schopenhauer, merumuskan apa
yang kadang-kadang disebut "dilema Landak", yang dapat kita parafrase seperti ini:
Semakin dekat dua landak, semakin besar kemungkinan mereka saling menyodok
dengan duri mereka; tetapi jika mereka tetap terpisah, mereka akan kesepian. Begitu
pula dengan orang-orang: dekat dengan seseorang pasti menimbulkan konflik dan
provokasi dan membuat kita banyak kesakitan; tapi di sisi lain, kita kesepian saat
berpisah.
Secara garis besar argumen ini dapat dikemukakan: Entah kita menjadi dekat
dengan orang lain atau kita menjauh. Jika kita menjadi dekat dengan orang lain, kita
menderita konflik dan rasa sakit.
Jika kita membuat klaim filosofis atau mempertahankan interpretasi atas suatu teks
atau peristiwa, maka mulailah dengan menyatakan klaim atau interpretasi itu
dengan sederhana.
Penulis dan pembicara disemua tingkatan pasti membutuhkan umpan balik. Melalui
mata orang lain, kita dapat melihat dengan baik dimana kita jelas atau tidaknya
dalam menyampaikan. Umpan balik juga meningkatkan logika kita. Dorong
pembaca untuk menjadi kritis dan berkomitmenlah untuk menjadi pembaca yang
kritis bagi mereka. Bangun semua kritis yang membangun, terutama dari mereka
yang kta anggap penting.
Kesabaran sangat membantu dalam argument verbal. Jika tujuan kita untuk
meyakinkan audiens tentang pandangan saat ini tidak mereka terima, jangan
bertindak seolah-olah mereka harus setuju dengan kita. Mintalah pertimbangan
kepada mereka yang berpikiran terbuka.