Anda di halaman 1dari 16

BAB 2

Penalaran
(Reasoning)
TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 14
Table of contents

01 02
Section Section

03 04
Section Section
Pengertian
penalaran adalah proses herpikir logis dan
sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi
suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan
atau asersi (assertion)
Unsur dan Struktur Penalaran
Struktur dan proses penalaran dibangun atas dasar tiga konsep penting yaitu: asersi (assertion), keyakinan
(belief), dan argumen (argument).

proses atau struktur penalaran :


ASERSI
Asersi (pernyataan) memuat penegasan tentang sesuatu atau
realitas. Pada umumnya asersi dinyatakan dalam bentuk kalimat.

Interprestasi asersi
Dalam memahami maksud asersi, subjek juga
harus mempunyai pengetahuan tentang subjek
atau topik yang dibahas. Kesalahan interpretasi
dapat terjadi karena dua bentuk asersi yang
berbeda dapat berarti dua hal yang sama atau
dua hal yang sangat berbeda.
ASERSI UNTUK EVALUASI ISTILAH

Representasi asersi dalam bentuk diagram dapat digunakan


untuk mengevaluasi ketepatan makna suatu istilah.

JENIS ASERSI (PERNYATAAN)


1 2 3

Asumsi (assumption) Hipotesis (hypothesis) Pernyataan fakta (statement of


fact)

FUNGSI ASERSI

sebagai premis (premise) dan konklusi (conclusion).


Keyakinan
Keyakinan terhadap asersi adalah tingkat kebersediaan
untuk menerima bahwa asersi tersebut benar.
Keyakinan diperoleh karena kepercayaan (confidence)
tentang kebenaran yang dilekatkan pada suatu asersi.
Suatu asersi dapat dipercaya karena adanya bukti
yang kuat untuk menerimanya sebagai hal yang benar
Properitas Keyakinan
Keadaberadaan Bermuatan nilai

Bukan pendapat Berkekuatan

Bertingkat Veridikal

Berbias Berketempaan
Argumen
Alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Argumen
juga merupakan bagian penting dalam pengembangan pengetahuan, karena argumen harus
dievaluasi kelayakan atau validitasnya.

Anatomi Argumen
Anatomi argumen adalah cara untuk menguraikan suatu argumen menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil dan mengetahui hubungan antara bagian-bagian tersebut.
Dengan memahami anatomi argumen, Anda dapat membuat argumen yang lebih
kuat dan mengevaluasi argumen orang lain dengan lebih kritis.
JENIS-JENIS ARGUMEN

Deduktif Abduktif
Argumen yang jika Argumen yang mencari penjelasan yang
premisnya benar, maka paling masuk akal atau paling sederhana
untuk suatu fenomena.
konklusinya pasti benar.

Induktif Argumen dengan analogi


Argumen yang jika premisnya benar, Argumen yang membandingkan dua hal
maka konklusinya kemungkinan besar yang berbeda tetapi memiliki kesamaan
benar. tertentu.
Kecohan (Fallacy) Persuasi Taklangsung Membidik Orangnya
Kecohan (Fallacy) adalah saat argumen Menggunakan cara-cara yang tidak relevan Menyerang karakter atau latar belakang
yang lemah atau tidak masuk akal bisa dengan validitas argumen, seperti personal seseorang yang menyampaikan
meyakinkan banyak orang karena menampilkan selebriti dalam iklan untuk argumen, bukan argumen itu sendiri.
pengaruh emosi atau kepentingan membuat orang merasa produk tersebut Misalnya, menolak seseorang sebagai
pribadi, bisa karena strategi manipulatif akan membuat mereka terlihat seperti pemimpin karena latar belakang militer
atau kesalahan logika. selebriti. atau politik.

Menyampingkan Misrepresentasi Imbauan Cacah


Masalah Menyajikan argumen lawan secara salah Menunjukkan banyak orang melakukan
hal yang sama untuk mendukung suatu
Mengalihkan perhatian dari masalah inti atau menyesatkan, misalnya dengan
mengekstremkan posisi mereka atau posisi. Misalnya, klaim "Sembilan dari
dengan argumen tidak relevan. Contoh:
menyalahartikan maksud baik mereka. sepuluh bintang film menggunakan
Tidak mendukung gerakan antikorupsi
sabun merek X" dalam promosi produk.
karena tidak semua pelaku dihukum.
Menggunakan otoritas untuk memperkuat posisi tanpa alasan jelas. Hal ini bisa
Imbauan Autoritas menjadi kecohan, terutama jika otoritas politis juga terlibat dalam konteks
akademik atau pengembangan ilmu pengetahuan.

Orang sering mengikuti cara umum tanpa alasan yang kuat, begitu juga dalam
Imbauan Tradisi akademik. Penggunaan istilah yang enak didengar tapi tidak standar tidaklah
memadai.

Mengaburkan argumen dengan menyajikan dua pilihan, di mana satu dijelekkan


Dilema Semu untuk memaksa penerimaan atas pilihan yang lain, menggugah emosi untuk
mengalahkan nalar.

Menggantikan dukungan nalar dengan emosi dalam argumen, memanipulasi


Imbauan Emosi orang untuk merasa sulit menolak alasan yang tidak valid. Strateginya termasuk
imbauan belas kasih dan tekanan kekuasaan.

Salah Nalar Ketidakmeyakinkan argumen karena kesalahan logika atau ketidakmasukan


dalam penalaran, tidak didasarkan pada kaidah-kaidah penalaran yang valid.
(Reasoning Fallacy)

Menegaskan Argumen valid mengikuti kaidah menegaskan anteseden. Kesalahan terjadi jika
simpulan diambil dengan pola premis yang menegaskan konsekuen.
Konsekuen
Menyangkal Anteseden
Penyangkalan anteseden (denying the
01 consequent atau modus tollens) merupakan
kebalikan dari menegaskan konsekuen dalam
Pentahsaan (Keraguan) argumen.
Ketika makna kata dalam premis berbeda atau
konteks premis berbeda, menyebabkan 02
kesalahan penalaran. Misalnya, kata "nothing"
memiliki makna yang berbeda antara premis,
Perampatan-lebih
yang mengakibatkan kesalahan. (Overgeneralization)
Perampatan-lebih bukan kesalahan nalar. Ini
03 adalah kemampuan intelektual penting, namun
menjadi masalah ketika terlalu umum dan
Parsialitas (Partiality) mengabaikan pengecualian.
Kadang-kadang, penalar terkecoh karena hanya
memperhatikan bukti yang mendukung
keyakinan mereka, mengabaikan bukti yang 04
bertentangan. Pembuktian dengan
Analogi
Analogi tidak membuktikan validitas, hanya
05 menunjukkan kemungkinan kebenaran.
Kesimpulan dari analogi belum tentu benar,
sehingga bisa menyebabkan kesalahan
penalaran.
• Merancukan Urutan Kejadian dengan Penyebab
Urutan kejadian hanya syarat perlu, bukan cukup, untuk menyatakan penyebab. A
harus selalu mendahului B untuk menyatakan A menyebabkan B, terutama jika
hubungan A dan B asimetris.
• Menarik Simpulan Pasangan
Kemampuan seseorang dalam menyajikan argumen tidak menentukan kebenaran
konklusi. Salah nalar terjadi saat seseorang menganggap suatu konklusi salah
karena argumennya kurang meyakinkan, tanpa mempertimbangkan kebenaran
konklusi itu sendiri.
• Aspek Manusia Dalam Penalaran
Manusia tidak selalu rasional dan seringkali berargumen tanpa kebenaran objektif
yang pasti, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia ilmiah.

• Penjelasan Sederhana
Rasionalitas menuntut penjelasan yang sesuai dengan fakta. Kebutuhan akan
penjelasan terhadap apa yang mengusik pikiran merupakan fundasi
berkermbangnya ilmu pengetahuan.
Kepentingan Mentalitas
Sindroma Tes Klinis Djoko Tingkir
Mengalahkan Nalar Seseorang yakin dengan dugaannya tapi takut
Kepentingan pribadi bisa menghalangi Menyerang karakter atau latar belakang personal
memeriksakan diri. Dalam akademik, hal serupa seseorang yang menyampaikan argumen, bukan
diskusi terbuka di akademik, menghambat terjadi saat seseorang takut pandangannya yang
kemajuan ilmiah. Sikap ilmiah perlu argumen itu sendiri. Misalnya, menolak seseorang
keliru ditemukan. Ini menghambat kemajuan sebagai pemimpin karena latar belakang militer
keberanian mendiskusikan gagasan pengetahuan.
alternatif, tapi sikap yang tak masuk akal atau politik.
bisa menghambat diskusi dan kemajuan.

Merasionalkan
Persistensi
Daripada Menalar
Sikap merasionalkan terjadi saat seseorang Persistensi keyakinan menghambat perubahan
mencari pembenaran untuk posisinya yang paradigma ilmiah. Orang sulit melepaskan
lemah atau salah, daripada mencari keyakinan lama meskipun ada bukti kuat
kebenaran. kesalahannya.
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai