Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI AKUNTANSI DALAM BISNIS

INTERNASIONAL

1. Lingkungan Hukum
Perusahaan domestic harus mengikuti dan mentaati hukum dan adat di negara
asalnya, tetapi juga hukum dari sebuah negara tuan rumah tempat mereka birokrasi. Baik
hukum negara asal maupun negara tuan rumah dapat mempengaruhi cara perusahaan
internasional melakukan bisnisnya. Hukum ini menentukan pasar yang dapat dilayani
perusahaan, harga yang dapat mereka tetapkan untuk barang mereka dan biaya dari input
yang dibutuhkan (tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi). Hukum juga dapat
mempengaruhi lokasi aktivitas ekonomi.
a. Perbedaan dalam Sistem Hukum
Sistem hukum nasional dan akses terhadap sistem hukum sangat bervariasi dari satu
negara dengan negara lain.
1. Hukum Umum, didasarkan pada kebijakan kumulatif keputusan hakim pada kasus
individual disepanjang sejarah. Hukum umum berevolusi secara berbeda disetiap
negara. Hukum yang mempengaruhi praktik bisnis sedikit bervariasi antar negara
tersebut, dan menciptakan potensi masalah bagi pelaku bisnis yang tidak
mengetahuinya. Selain perbedaan evolusiner dalam hukum kasus, hukum tertulis
yang dibuat oleh tindakan legislative juga bervariasi disetiap negara dan
penetapan hukum juga berbeda.
2. Hukum Sipil, didasarkan pada daftar terperinci mengenai apa yang diperboleh dan
apa yang tidak diperbolehkan. Perbedaan antara system hokum umum dan hukum
sipil tampak dalam peran hukum dan pengacara dimana system hukum umum;
hakim bertindak sebagai wasit yang netral, memutuskan berdasarkan berbagai
mosi dari pengacara kedua belah pihak yang bertikai dan
mempertanggungjawabkan untuk mengembangkan kasus client mereka dan
memilih bukti mana yang akan diserahkan atas nama client mereka. Dalam
system hokum sipil; hakim mengambil banyak peran pengacara dalam
menentukan lingkup bukti yang harus dikumpulkan dan dihadirkan ke pengadilan.
3. Hukum Agama, didasarkan pada aturan yang mengatur keyakinan dan praktik
agama tertentu. Negara yang menetapkan hukum agama terhadap tindakan sipil
dan criminal disebut sebagai teokrasi. Hukum agama dapat menciptakan
permasalahan bagi suatu negara karena tidak ada pengadilan independent yang
eksis dinegara tersebut untuk melindungi hak-hak orang asing maka orang asing
akan berada dalam posisi tawar yang lemah.
4. Hukum Birokratis, adalah apapun yang dikatakan birokrat negara tersebut, tanpa
memandang hukum formal di negara tersebut. Kontrak dapat dibuat atau
dilanggar atas keinginan mereka yang berkuasa. Di negara yang mengandalkan
birokratis, kemampuan bisnis internasional untuk mengelola operasinya seringkali
berkompromi dengan birokrat. Manajer internasional terkadang dihadapkan
peraturan atau keputusan sewenang-wenang yang mempuyai kekuatan hukum.
5. Hukum yang Berorientasi Domestik,Hukum di negara tempat sebuah bisnis
internasional beroperasi memainkan peran utama dalam membentuk kesempatan
yang tersedia bagi perusahaan tersebut.Hukum yang berorientasi domestic juga
dapat secara tidak sengaja memengaruhi praktik bisnis dari perusahaan asing yang
beroperasi di luar perbatasan negara.
b. Hukum Langsung Memengaruhi Transaksi Bisnis Internasional
Hukum nasional lainnya secara eksplisit dirancang untuk meregulasi aktivitas bisnis
internasional.Sebuah negara dapat berusaha untuk membujuk negara kedua untuk
mengubah kebijakan yang tidak diinginkan dengan menerapkan sanksi pembatasan
perniagaan terhadap negara tersebut.Selain itu ada juga embargo yaitu sanksi
komprehensif terhadap semua perniagaan dengan suatu negara tertentu.
Terdapat juga bentuk pengendalian ekspor yang juga sangat penting melibatkan
barang berteknologi tinggi.Banyak negara maju yang secara teknologi membatasi
produk yang disebut dengan penggunaan ganda (dual-use) yang dapat digunakan
dengan baik untuk tujuan sipil maupun militer.
c. Hukum Langsung Terhadap Perusahaan Asing
\Ketika pemerintah tuan rumah memberikan kompensasi kepada pemilik swasta
untuk kerugian mereka,transfer tersebut disebut ekspropriasi.Ketika pemerintah tuan
rumah tidak menawarkan kompensasi,transfer tersebut disebut penyitaan.
- Privatisasi
- Pembatasan Kepemilikan asing
d. Penyelesaian Sengketa dalam Bisnis Internasional
Oleh karena biaya dan ketidakpastian litigasi, banyak bisnis internasional mencari
cara yang lebih murah untuk menyelesaikan sengketa transaksi internasional. Sering
kali konflik bisnis akan dipecahkan melalui teknik resolusi sengketa alternative,
seperti arbitrase.Arbitrase adalah proses di mana kedua belah pihak dalam konflik
sepakat untuk menyerahkan kasus mereka kepada individu atau badan swasta yang
keputusannya akan mereka hormati.Oleh karena kecepatan, privasi, dan informalitas
dari cara kerja seperti ini, sengketa sering kali dapat dipecahkan dengan lebih murah
dibandingkan dengan melalui system pengadilan.
Negara sering menegoisasikan perjanjian bilateral untuk melindungi perusahaan
mereka dari tindakan sewenang-wenang oleh pemerintah negara tuan
rumah.Perjanjian ini biasanya mengharuskan negara tuan rumah untuk setuju
melakukan arbitrase sengketa investasi yang melibatkan negara tuan rumah dan
warga negara lainnya.

2. Lingkungan Teknologi
Lingkungan Teknologi adalah segi penting dari lingkungan nasional.Sumber daya alam
suatu negara, serta investasinya dalam modal fisik dan manusia, memengaruhi daya tarik
negara tersebut sebagai lokasi untuk aktivitas bisnis internasional.Kesediaan sebuah
negara (atau ketidaksediaan) untuk menegakkan hak kekayaan intelektual dari
perusahaan asing sering memainkan peran utama dalam keputusan lokasi mereka.
Negara dapat mengubah atau membentuk lingkungan teknologi mereka melalui
investasi.Banyak negara telah berinvestasi dalam infrastruktur dan modal
manusia.Investasi dalam infrastruktur dan modal manusia telah memungkinkan negara
maju untuk terus makmur dalam pasar dunia meskipun dengan bayaran tinggi yang
dibayarkan kepada pekerja di negara terdebut.Cara lain untuk mengubah lingkungan
teknologi sebuah negara adalah transfer teknologi, pengalihan teknologi dari satu negara
ke negara lain.
Faktor penentu penting dari lingkungan teknologi sebuah negara – dan kesediaan
perusahaan asing untuk mentransfer teknologi ke negara tersebut – adalah tingkat
perlindungan yang ditawarkan hokum dari negara tersebut terhadap hak atas kekayaan
intelektual.Kekayaan intelektual ini sering membentuk dasar dari keunggulan kompetitif
atau kompetensi inti perusahaan dalam pasar global.Perlindungan kekayaan intelektual
yang lemah juga megurungkan perusahaan lokal untuk mengembangkan kekayaan
intelektual mereka sendiri.Perlindungan kekayaan intelektual yang lemah juga dapat
menimbulkan biaya tinggi untuk bisnis internasional.Sebagian besar negara telah
megeluarkan hokum yang melindungi kekayaan intelektual.Hukum yang melindungi
kekayaan intelektual bervariasi secara dramatis dari satu negara ke negara lain,
membuatnya menjadi hal kritis bahwa bisnis internasional harus berurusan dengan
pengacara lokal yang banyak tahu untuk mengamankan hak mereka di setiap negara
tempat mereka melakukan bisnisnya atau ingin melakukan bisnisnya.Pemalsuan dan
pencurian kekayaan intelektual dapat menyebabkan permasalahan perusahaan dan
masyarakat yang tidak hanya melampaui kerugian pendapatan saja.Dalam banyak kasus,
aset perusahaan yang paling berharga adalah nama mereknya, dan barang palsu dapat
sangat merusak reputasi tersebut.pertumbuhan pemalsuan merumitkan kemampuan
regulator yang kelebihan beban dalam negara pengimpor untuk melindungi warga mereka
dari produk yang tidak aman.Perbedaan dalam praktik paten juga dapat menimbulkan
konflik.Pendaftaran merek dan nama merek juga dapat menimbulkan masalah bagi bisnis
internasional.Biasanya, sebagian besar negara mengikuti pendekatan pendaftar yang
pertama, yang sering kali mudah disalahgunakan melawan pihak asing.Sebuah
perusahaan dapat mempopulerkan sebuah nama merek atau merek dagang di pasar negara
asalnya.Penundaan administratif juga dapat merugikan pemilih hak kekayaan
intelektual.Di beberapa negara persetujuan aplikasi merek dagang sering memakan waktu
lebih lama untuk perusahaan asing dibandingkan untuk perusahaan lokal.Persejuan atas
aplikasi paten asing juga dapat memakan waktu yang lama.

3. Lingkungan Politik
Bisnis Internasional yang beroperasi dalam lingkungan asing memiliki risiko
politik.Untuk melindungi diri dari perubahan dalam lingkungan politik, perusahaan harus
secara terus menerus memantau situasi politik di negara di mana mereka beroperasi
dengan berkonsultasi dengan staf lokal, pejabat kedutaan besar, dan, jika dimungkinkan,
dengan perusahaan yang mengkhususkan diri dalam penilaian risiko politik.
Berikut contoh risiko politik :

Semua perusahaan yang ingin memasuki pasar baru harus memperoleh pengetahuan
dasar mengenai negara tersebut, misalnya, mempelajari mengenai struktur politik dan
ekonominya untuk mengendalikan risiko politik perusahaan tersebut.
Terdapat risiko politik dengan tingkat tertentu di setiap negara, meskipun sifat dan
kepentingan dari risiko ini bervariasi.Dalam penilaian risiko politik, seperti halnya dalam
sebagian besar keputusan bisnis, merupakan masalah untuk menyeimbangkan risiko dan
manfaat.Jika sebuah perusahaan mempertimbangkan investasi dalam lingkungan yang
berisiko secara politis, mereka harus merasa yakin bahwa mereka bias mendapatkan
tingkat pengembalian yang cukup tinggi untuk mengimbangi risiko memasuki pasar
tersebut.
Untuk mengurangi risiko operasi asing, sebagian besar negara maju telah menciptakan
organisasi milik pemerintah atau organisasi yang disponsori oleh pemerintah untuk
mengasuransikan perusahaan terhadap risiko politik.

Anda mungkin juga menyukai