Anda di halaman 1dari 28

LINGKUNGAN POLITIK &

HUKUM DALAM
PEMASARAN
INTERNASIONAL
Kelompok 9

Anggota :

Siti Rinjani ( 21180000387 )

Andi Muhammas Hakim ( 21180000390 )


Indikator Ketidakstabilan Politik
Menurut : Vern Terpstra dalam Moezamil Zamahsari
( 1989 )

1) Seringnya pergantian rezim yang berkuasa, yang berarti pergantian lingkungan


politik dunia usaha.
2) Timbulnya kekuasaan, pertikaian, dan demonstrasi disuatu negara.
3) Perbedaan sosial budaya.
4) Perbedaan kesukuan.
5) Perbedaan agama.
Sumber Masalah Politik

– 1) Kedaulatan Politik
– 2) Konflik Politik
– 3) Campur Tangan Politik
– 4) Bentuk Pemerintahan
– 5) Stabilitas Pemerintahan
– 6) Manajemen Ekonomi Pemerintahan
Risiko Ekonomi Akibat Dari Lingkungan Politik

Cateora ( 2007 )

– Kontrol penukaran
– Hukum Daerah
– Pembatasan Impor
– Pengendalian Pajak
– Pengendalian Harga
– Masalah ketenagakerjaan
PENILAIAN
RESIKO
POLITIK
ORDE BARU HINGGA SAAT INI
Philip Cateora (2007) mengatakan bahwa “iklim ideal untuk
perusahaan multinasional adalah pemerintahan yang stabil dan
ramah.”
Cateora (2007) juga menyatakan “Masalah kedaulatan, filosofi
politik yang berbeda, dan nasionalisme terwujud dalam sejumlah
tindakan pemerintah yang meningkatkan risiko bisnis global”.
Gejolak politik yang tidak terkendali akan mengakibatkan sebuah
bisnis yang berbasis internasional akan mengalami gangguan.
Bisnis sebisa mungkin menghindari gejolak politik.
Cateora (2007) beberapa risiko ekonomi akibat dari
lingkungan politik yang dapat berubah setiap saat :
– Kontrol penukaran
– Hukum Daerah
– Pembatasan Impor
– Pengendalian pajak
– Pengendalian Harga
– Masalah ketenaga kerjaan
Sanksi politik merupakan ancaman terbesar bagi
sebuah bisnis yang multinasional. Hal ini
dikarenakan sanksi politik akan mencantumkan
larangan melakukan kegiatan ekonomi, social
dan lain sebagainya terhadap Negara yang
dikenakan sanksi tersebut.
– Meskipun kondisi politik yang sangat tidak dapat ditebak. Bisnis
tetap dituntut memprediksi arah politik yang akan dating sehingga
mereka akan siap menghadapi perubahan yang akan terjadi.
 
– Hal penting bagi setiap penilaian pemasar, terhadap pasar asing
yaitu untuk mengetahui lingkungan politik sebuah negara di mana
ia berencana untuk beroperasi.
Lingkungan Hukum

Setiap negara selain tunduk terhadap hukum yang


berlakunya dinegaranya, juga harus tunduk terhadap hukum
internasional yang sebagai bangsa hidup sederajat dan
berlaku universal. Pelanggaran terhadap hukum akan
dikecam dan mungkin dikucilkan dari pergaulan dunia.
Lingkungan hukum terutama di negara tujuan yang akan
dijadikan target pasar perlu diperhatikan.
Menurut Henry Simamora (2000a), ada tiga jenis
sistem hukum
1. Hukum Kebiasaan/ Adat (Common Law)
2. Hukum Perdata ( Code Law / Civil Law)
3. Hukum Agama (Theocratical Law)
1. Hukum Kebiasaan/ Adat (Common Law)
– Yaitu inteprestasi terhadap hukum atas subjek tertentu sangat
diperngaruhi oleh keputusan pengadilan sebelumnya dan juga oleh
penggunaan adat istiadat/ kebiasan yang berkembang sejak masa
lalu
– pertama kali disususn di Inggris dan sebagian besar bekas jajahan
Inggris mengikuti hukum ini, seperti Amerika, Australia, Selandia
Baru, Malaysia, India, dan lain-lain.
2. Hukum Perdata ( Code Law / Civil Law)
– Berdasarkan pada seperangkat hukum yang ekstensif dan
komperhensif diorganisasikan menurut subjek permasalah ke dalam
susatu code.
– Pertama kali dirumuskan di romawi dan popular digunakan oleh
negara dunia bebas, seperti Jerman, Pernacis, Indonesia, Jepang
dan Rusia.
– Code law ada tiga macam hukum yang berlaku yaitu hukum dagang
(Commercial law), Hukum perdata (Civil law), dan hukum pidana
(Criminal Law).
3. Hukum Agama (Theocratical Law)
– hukum berdasarkan perintah agama yang dianut masyarakat
setempat.
– Contoh: Hukum Islam yang berlaku di Arab Saudi, Iran dan
Bangladesh
– Di Indonesia ada hukum nasional yang berlaku secara nasional,
tetapi ada juga Hukum Islam seperti Hukum Bank Syariah, Hukum
Syariat Islam di Provinsi Nangro Aceh Darussalam (NAD).
Tata urutan hukum di Indonesia
Di Indonesia tata urutan hukum sesuai dengan Ketetapan MPR Nomor
III/MPR/2000, menempatakan Pancasila sebagai sumber/cita hukum yang
dijabarkan dalam UUD 1945, Ketetapan MPR, Undang-undang, Perarturan
Pemerintah, Keputusan Presiden, dan Peraturan Daerah. (Achmad Fauzi Dh,
2009)
Lingkungan Hukum dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Lingkungan Hukum Domestik

2. Lingkungan Hukum Luar Negeri (Foreign Legal Environment)

3. Lingkungan Hukum Internasional


1. Lingkungan Hukum Domestik, yaitu hukum yang
berlaku di tiap negara asal perusahaan, seperti
hukum larangan penyelundupan barang, hukum
larangan impor obat terlarang, minuman keras,
bacaan, rekaman porno, senjata, dan lain-lain.
2. Lingkungan Hukum Luar Negeri (Foreign Legal
Environment)
• Produk yang dieskpor ke luar negeri akan masuk ke wilayah hukum di negeri tersebut.

• Beberapa hal yang diatur dalam hukum adalah tarif untuk impor (import tariffiI/customs tariffI), tarif ekspor
(export tariff), hukum anti dumping, lisensi ekspor/impor, regulasi yang diberlakukan untuk membatasi pengaruh
Multi Nasional Corporation (MNC) di negara tujuan.

Regulasi terhadap investasi asing mengatur tentang

• Pengambilan keputusan investasi asing; prosedur, pengembalian atas pengambil alihan, dan batas investasi,

• Regulasi kepemilikan; pengendalian manajemen & tenaga kerja, kuota tenaga kerja lokal,

• perpajakan dan transaksi finansial; pengaturan pajak, pengaturan pemulangan ke negara asal modal dan laba,
insentif bagi reinvestasi laba, regulasi peminjaman lokal dan asing,
• Insentif legal; insentif yang diberikan investor asing agar melakukan
investasi di suatu negara, pengembangan ekspor, transfer teknologi,
dan lain-lain,
• Hukum Pembatasan Perdagangan, berupa hambatan non tarif,
seperti
– Partisipasi pemerintah dalam perdagangan dalam bentuk bimbingan
administratis, subsidi
– Cukai dan Prosedur Masuk daalam bentuk klasifikasi produk, penilaian
produk, lisensi dan lain-lain
– Perssyaratan produk meliputi standar produk, pengepakan dan labelling
– Kuota ekspor impor
– Pengendalian finansial, terdiri dari exchange control, multiple exchange
rates, pembatasam kredit, dan lain-lain.
3. Lingkungan Hukum Internasional, terdapat beberapa
organisasi internasional yang berusaha mengatur bisnis
internasional, seperti World Trade Organization (WTO),
International Monetary Fund (IMF), dan World Bank.
Sebenarnya tidak ada satu hukum internasional yang
menentukan perilaku MNC yang telah mempuyai usaha secara
global, tetapi kebanyakan diatur oleh hukum nasional tiap-tiap
negara.
– Hukum internasional dan organisasi internasional yang cukup
berperan antara lain :
– Perlindungan Hak Cipta, yang meliputi hak paten dan merek dagang
– Pakta dan Kovensi PBB, seperti United Nations Commision on
International Trade Law (UNCITRAL), International Labor
Organization (ILO), World Health Organization (WHO), International
Civil Organization (ICAO), Universal Postal Union (UPU),
International Standards Organization (ISO)
– Pedoman PBB untuk perlindungan Konsumen
– Hukum regional yaitu hukum yang berlaku di wilayah tertentu
seperti MEE
 Masalah Hukum Internasional
Menurut Philip R. Cateora (1987 : 202-203) dalam Teguh Budiarto & Tjiptono (1997),
masalah hukum yang sering muncul dalam bisnis internasional (global) yakni meliputi :

– Peraturan tentang kolusi, diskriminasi, metode promosi, penetapan harga, dan


– kesepakatan daerah pemasaran
– Hukum dan dunia perdagangan eceran
– Pembatasan kesepakatan dalam distribusi
– Pengendalian kualitas produk
– Pengaturan tentang pembungkusan
– Jaminan dan pelayanan purna jual
– Hak cipta, paten, lisensi, dan merek dagang
 Profesi Hukum dan Lembaga Lain
Perkembangan bisnis internasional telah membawa dampak munculnya
profesi hukum bisnis, yang mempelajari kontrak bisnis dan perselisihan
bisnis. Kantor pengacara hukum (law firms) telah membuka usahanya
sampai ke luar negeri.
Perubahan UUD 1945 telah memasukkan Peraturan Daerah Provinsi
dan Kabupaten/Kota dalam sistem hukum nasional yang berbeda dengan
masa pemerintahan sebelumnya. Dengan demikian, otonomi daerah
menjadi penekanan yang sangat menentukan pada masa orde reformasi.
Pemerintah daerah dapat mengundang investor asing untuk masuk ke
daerahnya guna melakukan investasi.
 Penyelesaian Konflik Internasional
Pemasar internasional sebaiknya mengetahui UU dan kotrak. Kontrak
mengidentifikasikan tanggung jawab kedua belah pihak dan Legal Recourse
untuk mendapatkan kepuasan. Selain itu pemasar internasional juga perlu
mempertimbangkan ligitasi sebagai usaha terakhir dan lebih menyukai
penyelesaian pertikaian dalam beberapa cara lainnya.
Solusi untuk menyelesaikan bermacam perselisihan perdagangan
internasional dalam bentuk konsiliasi (consilliation), mediasi (mediation),
dan arbitrasi (arbitration). Konsiliasi dan mediasi merupakan upaya informal
untuk membawa kedua pihak yang berselisih kepada suatu perjanjian, jika
kedua cara tersebut gagal maka dapat dilakukan arbitrasi dan ligitasi.
Konflik dalam bisnis internasional (global) ada kalanya terjadi antara
perusahaan dengan perorangan, perusahaan, pemerintah di negara lain yang
membutuhkan penyelesaian secara tepat dan benar. Ada 2 alternatif cara
pemecahan konflik, yaitu :
– Pihak yang berkonflik melakukan musyawarah untuk menyelesaikan
masalah yang timbul.
– Melalui arbitrasi, dimana dengan menggunakan pihak ketiga yang menjadi
mediator penyelesaian konflik.
Menurut Subhash C. Jain (2001a), ada enam Lembaga Arbitrasi Internasional
yang ada, yaitu :
– The International Center of Settlement of Investment Disputes (ICSID)
– The Inter American Commercial Artbitration Commision,
– The International Chamber of Commerce (ICC)
– The American Arbitration Association (AA)
– The Canadian – American Commersial Arbitration Commision (CACAC)
– The London Court of Arbitration
– International Court of Justice (ICJ)
– Permanent Court of Arbitration (PCA)
Thank You

Anda mungkin juga menyukai