A. Dasar Teori
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta
perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Analisis laporan keuangan
dilakukan pada dasarnya untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha kemajuan
mengukur hubungan antar unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-
unsur itu dari tahun ke tahun dan untuk mengetahui arah perkembangannya.
Dalam menganalisis posisi keuangan dan tingkat pertumbuhan perusahaan , faktor yang
keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban pada saat ditagih. Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat
pihak luar perusahaan (kreditur) disebut dengan likuiditas badan usaha, kedua kewajiban
keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan) disebut dengan
likuidasi perusahaan .
- Solvabilitas yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
beban bunga atas hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang – hutang tersebut
pada tanggal 31 Agustus 1970 di kota Cilegon. Pendirian ini bertepatan dengan
dalam arti luas. Selain itu tujuan didirikannya pabrik baja adalah untuk memenuhi
pembangunan atau pengembangan wilayah terpencil seperti Cilegon pada saat itu. Dasar
penentuan lokasi awal pendirian industri baja, yaitu karena beberapa faktor sbagai
berikut:
Awal penggagasan perlunya dibangun industri baja di Indonesia yaitu dicetuskan oleh
Ir. H. Juanda, Perdana Mentri Republik Indonesia dan juga oleh Chairul Saleh, Mentri
Perindustrian dan pertambangan pada tahun 1956. Persetujuan pokok kerjasama dalam
lapangan ekonomi dan teknik antara Indonesia dengan Uni Sovyet Sosialis tanggal 15
vital oleh Mentri Pertadam, yaitu Proyek Aluminium Medan, Proyek Besi Baja
Kalimantan dan Proyek Besi Baja Trikora. Pembentukan tim proyek besi baja, dikepalai
Drs. Soetjipto dibantu Ir. A. Sayoeti, Ir. Tan Boen Liam, dan RJK Wiriasoeganda.
Penelitian sumber bijih besi di Bayah/Ujung Kulon dan Lampung dibantu ahli Belanda,
Ir. Binghorst.
dipimpin oleh RJK Wiriasoeganda yang bekerjasama dengan DR. Walter Rohland yaitu
ketua konsultan Jerman Barat WEDEXRO (West Deutche Ingenieur Bureau).Setelah itu
pada tahun 1959 dilakukan penelitian atau survey untuk lokasi pendirian pabrik besi baja
yang dibantu oleh ahli Rusia.Dengan pertimbangan faktor yang ada, maka pemerintah
memutuskan melalui Menteri Departemen bahwa Cilegon yang akan dijadikan sebagai
lokasi pabrik baja kapasitas produksi ingot baja 100.000 ton/tahun, menggunakan proses
Tanur Siemens Martin (Open Heart Furnace) dengan menggunakan pertimbangan yaitu:
Dibuatlah kontrak pembangunan pabrik baja Cilegon nomor 080 tanggal 7 Juni 1960
pembangunan Proyek Besi Baja TRIKORA Cilegon di area +/- 616 Ha pada tanggal 20
Mei 1962, dan berdasarkan ketetapan MPRS No.2/1960 proyek diharuskan selesai
Indonesia untuk mengeluarkan Kep.Pres RI No. 123 tahun 1963 tentang penetapan status
proyek Pabrik Baja Trikora Cilegon menjadi proyek vital pada tanggal 26 Juni 1963,
tetapi proyek ini harus berhenti pada tahun 1965 karena adanya pemberontakan
Akhirnya pada tanggal 28 Desember 1967 Proyek Besi Baja Trikora dirubah menjadi
bentuk Perseroan Terbatas (PT) sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17 tahun 1967,
dan PT Krakatau Steel (PTKS) resmi berdiri berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 35 tanggal 31 Agustus 1970. Pendirian PT KS juga disahkan dengan akte
notaries Tan Thong Kie No. 34 tanggal 23 Okrober 1971 di Jakarta, dan diperbaiki
Krakatau Steel ini dimulai dengan memanfaatkan sisa peralatan Proyek Baja Trikora,
yakni untuk Pabrik Batang Kawat, Pabrik Baja Tulangan, dan Pabrik Baja Profil. Pabrik–
pabrik ini diresmikan penggunaannya oleh Presiden RI yaitu Bapak Soeharto pada
tanggal 27 Juli 1975.Pembangunan proyek PT Krakatau Steel pada akhir tahun 1976,
yaitu Pabrik Besi Beton telah dapat diselesaikan dan dapat mulai dioperasikan secara
komersil sejak tahun 1977. Pabrik Besi Siku yang berada di dalam satu gedung dengan
Pabrik Besi Beton, selesai pembangunannya pada bulan Juli 1977. Dengan selesainya
Pabrik Besi Siku tersebut, maka seluruh pembangunan pabrik baja yang mulanya
merupakan proyek bantuan Rusia sudah dapat diselesaikan. Pada tahun 1979 Pabrik Billet
Baja Lembaran Panas (HSM) ditahun 1983. Setelah itu perusahaan pun terus melakukan
pengembangan dan ditahun 1991 Pabrik Baja Lembaran Dingin (CRM) bergabung
dengan PT Krakatau Steel, Tbk. Perkembangan terkini yang ada pada perusahaan yaitu
BAB II
1. Rasio Likuiditas
Rasio tersebut bisa diinterpretasikan sebagai berikut: artinya, setiap Rp. 1 hutang dijamin
oleh Rp. 2,018 aktiva lancar. Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada
angka 2, meskipun tidak ada standar yang pasti untuk penentuan rasio lancar yang
seharusnya. Dalam hal ini, untuk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. rasio lancarnya
termasuk normal. Rasio lancar yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi,
sedangkan rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang
berpengaruh tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum
Angka diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut; setiap Rp. 1 hutang dijamin oleh
Rp. 1,454 aktiva lancar diluar persediaan. Angka yang terlalu tinggi menunjukkan
indikasi kelebihan aktiva lancar, sedangkan angka yang terlalu rendah menunjukkan
2. Rasio Solvabilitas
Total hutang 744.274 .268 .607
Rasio total hutangterhadap Total aset= = =0,3075
Total aktiva 2.420.793 .382 .029
Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi
Penggunaan financial laverage yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham
dengan cepat, dan begitupun sebaliknya. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. menggunakan
dana dari kreditur 30% dari total dananya, yang berarti tidak begitu besar. Rasio ini juga
perusahaan.
3. Rasio Aktivitas
Dari perhitungan tersebut, piutang berputar 9,44 kali dalam setahun dan diperlukan
waktu 38,6 hari dari piutang menjadi kas. Untuk melihat baik tidaknya angka tersebut,
Angka rata-rata piutang yang terlalu rendah bisa jadi mengindikasikan kebijakan piutang
terlalu ketat dan hal ini bisa menurunkan penjualan dari yang seharusnya bisa
Dalam satu tahun persediaan berputar 5,7 kali dan kalua lamanya umur persediaan 63,9
Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi
biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan
4. Rasio Profitabilitas
bersih pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang tinggi menandakan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidak efisienan manajemen.
tingkat aset tertentu. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang
Analisis Pasar
adalah perusahaan yang memiliki PER yang tinggi. Namun, bagi investor PER yang
tinggi tidak terlalu menarik karena kemungkinan capital gain yang diperoleh akan lebih
kecil.
Deviden yield merpakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Biasanya
perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan memiliki deviden
yield yang rendah, karena deviden sebagian besar akan diinvestasikan kembali. Sama
halnya dengan devidend yield, perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi juga
BAB III
Kesimpulan
A. Aspek Return
Dilihat dari segi aspek return, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. memiliki rasio
profitabilitas yang baik (profit margin 12,8% dan ROA 14,6%). Dimana kemampuan
perusahaan berjalan dengan efisien. Namun, jika dilihat dari perputaran piutang (9,44
kali/tahun) dan rata-rata umur dari piutang menjadi kas (38,6 hari) bisa dibilang kurang
baik. Karena, rata-rata umur piutang yang rendah mengindikasikan kebijakan piutang
yang terlalu ketat dan bisa menyebabkan penurunan penjualan. Begitu pula dengan
perputaran persediaan dan umur persediaan, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. memiliki
perputaran persediaan sebesar 5,7 kali/tahun dan umur piutang hanya 63,9 hari.
perusahaan berjalan kurang efektif. Dalam analisis pasarnya, PT Krakatau Steel (Persero)
Tbk. memiliki PER 8,85 kali. Meskipun dikatakan bahwa perusahaan yang berprospek
baik adalah yang memiliki PER yang tinggi, namun dari sudut pandang investor malah
sebaliknya. Maka dapat dikatan bahwa investor mungkin akan tertarik dengan PT
Ultrajaya karena tidak memiliki PER yang tinggi. Maka kesimpulannya adalah PT
Krakatau Steel (Persero) Tbk. baik dalam aspek return-nya walaupun ada beberapa rasio
yang menunjukkan angka kurang baik namun hal itu dapat diperbaiki dengan evaluasi
B. Sisi Manajemen
Dari hasil perhitungan rasio aktivitas menunjukkan bahwa umur piutang dan perputaran
persediaan terbilang rendah. hal ini mengindikasikan bisa jadi kebijakan piutang dan
pengendalian persediaan kurang baik. oleh karena itu manajemen harus lebih bijak dalam
membuat kebijakan piutang dan mengendalikan persediaan agar perusahaan dapat
C. Sisi Investor
Dari aspek return dapat terlihat bahwa perusahaan menghasilkan profit margin dan ROA
yang cukup baik, hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba juga
baik. Begitupun dari perhitungan PER yang memungkinkan harga saham akan terus naik
dan capital gain yang akan diperoleh investor juga bisa lebih besar. maka dari itu, para
investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham PT Krakatau Steel (Persero)
Tbk.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.majalahpendidikan.com/2011/11/pengertian-analisis-laporan-keuangan.html
http://www.depkeu.go.id/ind/Read
http://annisa10211978.blogspot.com/2012/06.pengertian-analisis-laporan-keuangan.html
http://www.krakatausteel.com/?page=content&cid=129