Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Tahun 2017


BAB I

Dasar Teori dan Kondisi Lingkungan Perusahaan

A. Dasar Teori

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta

unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan

perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai

perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Analisis laporan keuangan

dilakukan pada dasarnya untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha kemajuan

keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan

mengukur hubungan antar unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-

unsur itu dari tahun ke tahun dan untuk mengetahui arah perkembangannya.

Dalam menganalisis posisi keuangan dan tingkat pertumbuhan perusahaan , faktor yang

paling diperhatikan adalah :

- Likuiditas yang menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban pada saat ditagih. Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat

digolongkan menjadi 2 yaitu, pertama kewajiban keuangan yang berhubungan dengan

pihak luar perusahaan (kreditur) disebut dengan likuiditas badan usaha, kedua kewajiban

keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan) disebut dengan

likuidasi perusahaan .
- Solvabilitas yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik kewajiban keuangan jangka

pendek maupun jangka panjang.

- Rentabilitas atau profitability menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba selama periode tertentu.

- Stabilitas Usaha menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan

stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar

beban bunga atas hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang – hutang tersebut

tepat pada waktunya.

B. Gambaran Umum Perusahaan

PT Krakatau Steel merupakan satu-satunya industri baja terpadu yang didirikan

pada tanggal 31 Agustus 1970 di kota Cilegon. Pendirian ini bertepatan dengan

disahkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 35 Tahun 1970 tentang

penyertaan modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian Perusahaan Perseroan

(PERSERO) PT Krakatau Steel, dengan maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan

penyelesaian pembangunan Proyek Baja TRIKORA serta mengembangkan industri baja

dalam arti luas. Selain itu tujuan didirikannya pabrik baja adalah untuk memenuhi

kebutuhan vital industrialisasi dan pembangunan nasional, yaitu dalam rangka

pembangunan atau pengembangan wilayah terpencil seperti Cilegon pada saat itu. Dasar

penentuan lokasi awal pendirian industri baja, yaitu karena beberapa faktor sbagai

berikut:

1. Adanya ketersediaan lahan atau tanah yang cukup luas.

2. Tersedianya Tenaga Kerja Buruh.

3. Adanya ketersediaan air yang cukup banyak dan memadai.


4. Dekat dengan pelabuhan sehingga prasarana menunjang.

5. Daerah bahan baku saat itu.

Awal penggagasan perlunya dibangun industri baja di Indonesia yaitu dicetuskan oleh

Ir. H. Juanda, Perdana Mentri Republik Indonesia dan juga oleh Chairul Saleh, Mentri

Perindustrian dan pertambangan pada tahun 1956. Persetujuan pokok kerjasama dalam

lapangan ekonomi dan teknik antara Indonesia dengan Uni Sovyet Sosialis tanggal 15

September 1956 direalisasikan dengan penandatanganan kontrak pembangunan proyek

vital oleh Mentri Pertadam, yaitu Proyek Aluminium Medan, Proyek Besi Baja

Kalimantan dan Proyek Besi Baja Trikora. Pembentukan tim proyek besi baja, dikepalai

Drs. Soetjipto dibantu Ir. A. Sayoeti, Ir. Tan Boen Liam, dan RJK Wiriasoeganda.

Penelitian sumber bijih besi di Bayah/Ujung Kulon dan Lampung dibantu ahli Belanda,

Ir. Binghorst.

Tahun 1958 dilanjutkan penelitian terhadap sumber bijih besi di Kalimantan

dipimpin oleh RJK Wiriasoeganda yang bekerjasama dengan DR. Walter Rohland yaitu

ketua konsultan Jerman Barat WEDEXRO (West Deutche Ingenieur Bureau).Setelah itu

pada tahun 1959 dilakukan penelitian atau survey untuk lokasi pendirian pabrik besi baja

yang dibantu oleh ahli Rusia.Dengan pertimbangan faktor yang ada, maka pemerintah

memutuskan melalui Menteri Departemen bahwa Cilegon yang akan dijadikan sebagai

lokasi pabrik baja kapasitas produksi ingot baja 100.000 ton/tahun, menggunakan proses

Tanur Siemens Martin (Open Heart Furnace) dengan menggunakan pertimbangan yaitu:

1. Bahan baku 70% scrap dan 30% pig iron Lampung.

2. Air berasal dari daerah Cidanau (Cinangka).

3. Adanya Pelabuhan Merak.

Dibuatlah kontrak pembangunan pabrik baja Cilegon nomor 080 tanggal 7 Juni 1960

antara Republik Indonesia dengan All Union Export-Import Corporation (Tjazpromex


Pert) Of Moscow. Dilanjutkan dengan peletakan batu pertama atau peresmian

pembangunan Proyek Besi Baja TRIKORA Cilegon di area +/- 616 Ha pada tanggal 20

Mei 1962, dan berdasarkan ketetapan MPRS No.2/1960 proyek diharuskan selesai

sebelum tahun 1968. Perkembangan proyek ini mengharuskan pemerintah Republik

Indonesia untuk mengeluarkan Kep.Pres RI No. 123 tahun 1963 tentang penetapan status

proyek Pabrik Baja Trikora Cilegon menjadi proyek vital pada tanggal 26 Juni 1963,

tetapi proyek ini harus berhenti pada tahun 1965 karena adanya pemberontakan

G30S/PKI yang menyebabkan terjadinya krisis politik.

Akhirnya pada tanggal 28 Desember 1967 Proyek Besi Baja Trikora dirubah menjadi

bentuk Perseroan Terbatas (PT) sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17 tahun 1967,

dan PT Krakatau Steel (PTKS) resmi berdiri berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 35 tanggal 31 Agustus 1970. Pendirian PT KS juga disahkan dengan akte

notaries Tan Thong Kie No. 34 tanggal 23 Okrober 1971 di Jakarta, dan diperbaiki

dengan naskah No. 25 tanggal 29 Desember 1971. Pembangunan Industri 29 baja PT

Krakatau Steel ini dimulai dengan memanfaatkan sisa peralatan Proyek Baja Trikora,

yakni untuk Pabrik Batang Kawat, Pabrik Baja Tulangan, dan Pabrik Baja Profil. Pabrik–

pabrik ini diresmikan penggunaannya oleh Presiden RI yaitu Bapak Soeharto pada

tanggal 27 Juli 1975.Pembangunan proyek PT Krakatau Steel pada akhir tahun 1976,

yaitu Pabrik Besi Beton telah dapat diselesaikan dan dapat mulai dioperasikan secara

komersil sejak tahun 1977. Pabrik Besi Siku yang berada di dalam satu gedung dengan

Pabrik Besi Beton, selesai pembangunannya pada bulan Juli 1977. Dengan selesainya

Pabrik Besi Siku tersebut, maka seluruh pembangunan pabrik baja yang mulanya

merupakan proyek bantuan Rusia sudah dapat diselesaikan. Pada tahun 1979 Pabrik Billet

Baja (BSP) dan Pabrik Batang Kawat (WRM) diresmikan.


Kemudian selanjutnya perusahaan pun resmikan Pabrik Slab Baja (SSP) dan Pabrik

Baja Lembaran Panas (HSM) ditahun 1983. Setelah itu perusahaan pun terus melakukan

pengembangan dan ditahun 1991 Pabrik Baja Lembaran Dingin (CRM) bergabung

dengan PT Krakatau Steel, Tbk. Perkembangan terkini yang ada pada perusahaan yaitu

ditahun 2009 perusahaan menerapkan Knowledge Management dan tahun 2010

perusahaan melaksanakan IPO (Initial Public Offering).

BAB II

Laporan keuangan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk


BAB III

Analisis Laporan Keuangan

 Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas

1. Rasio Likuiditas

Aktiva Lancar 1.196 .426 .603 .843


Rasio Lacar= = =2,018
Hutang Lancar 592.822.529 .143

Rasio tersebut bisa diinterpretasikan sebagai berikut: artinya, setiap Rp. 1 hutang dijamin

oleh Rp. 2,018 aktiva lancar. Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada

angka 2, meskipun tidak ada standar yang pasti untuk penentuan rasio lancar yang

seharusnya. Dalam hal ini, untuk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. rasio lancarnya

termasuk normal. Rasio lancar yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi,

sedangkan rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang

berpengaruh tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum

menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap.

Aktiva Lancar −Persediaan 1.196 .426 .603 .843−334.169 .035934


Rasio Quick = = =1,454
Hutang Lancar 592.822.529 .143

Angka diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut; setiap Rp. 1 hutang dijamin oleh

Rp. 1,454 aktiva lancar diluar persediaan. Angka yang terlalu tinggi menunjukkan

indikasi kelebihan aktiva lancar, sedangkan angka yang terlalu rendah menunjukkan

tingkat likuiditas yang lebih tinggi.

2. Rasio Solvabilitas
Total hutang 744.274 .268 .607
Rasio total hutangterhadap Total aset= = =0,3075
Total aktiva 2.420.793 .382 .029

Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi

berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan (financial leverage) yang tinggi.

Penggunaan financial laverage yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham

dengan cepat, dan begitupun sebaliknya. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. menggunakan

dana dari kreditur 30% dari total dananya, yang berarti tidak begitu besar. Rasio ini juga

menginterpretasikan setiap Rp.0,3075 hutang perusahaan dijamin oleh Rp.1 aset

perusahaan.

3. Rasio Aktivitas

Penjualan 2.809 .851.307 .439


Perputaran piutang= = =9,44 kali
Piutang 297.400 .522.080

Rata−rataumur puitang=365/ Perputaran piutang=365 /9,44=38,6 hari

Dari perhitungan tersebut, piutang berputar 9,44 kali dalam setahun dan diperlukan

waktu 38,6 hari dari piutang menjadi kas. Untuk melihat baik tidaknya angka tersebut,

perusahaan bisa membandingkan dengan industry atau dengan kebijakan di perusahaan.

Angka rata-rata piutang yang terlalu rendah bisa jadi mengindikasikan kebijakan piutang

terlalu ketat dan hal ini bisa menurunkan penjualan dari yang seharusnya bisa

dimanfaatkan. Namun, bila terlalu tinggi juga menunjukkan kemungkinan tidak

kembalinya piutang yang lebih tinggi.

Harga Pokok Penjualan 1.908 .109 .047 .237


Perputaran persediaan= = =5,7 kali
Persediaan 334.169 .035934

Rata−rataumur persediaan=365/Perputaran persediaan=365/5,7=63,9 hari

Dalam satu tahun persediaan berputar 5,7 kali dan kalua lamanya umur persediaan 63,9

hari. Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan.


Sebaliknya, perputaran yang rendah mengindikasikan kurangnya pengendalian

persediaan yang efektif.

Penjualan 2.809.851 .307 .439


Perputarantotal aktiva= = =1,16
Total Aktiva 2.420.793 .382 .029

Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi

biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan

bahwa manajemen harus mengevalusi strategi, pemasaran, dan pengeluaran modalnya.

4. Rasio Profitabilitas

Laba Bersih 353.431.619 .485


Profit margin= = =0,1258 atau 12,58 %
Penjualan 2.809.851 .307 .439

Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba

bersih pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang tinggi menandakan

kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.

Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidak efisienan manajemen.

Laba bersih 353.431 .619.485


ROA= = =0,1460 atau 14,6 %
Total aktiva 2.420 .793 .382.029

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan

tingkat aset tertentu. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang

berarti manajemen berjalan dengan efisien.

 Analisis Pasar

Harga saham per lembar 1.080


PER= = =8,85 kali
Earning per lembar 122
PER melihat harga saham relatif terhadap labanya. Perusahaan yang berprospek baik

adalah perusahaan yang memiliki PER yang tinggi. Namun, bagi investor PER yang

tinggi tidak terlalu menarik karena kemungkinan capital gain yang diperoleh akan lebih

kecil.

Deviden per lembar 10


Deviden yield= = =0,009=0,9 %
Harga saham per lembar 1.080

Deviden per lembar 10


Rasio pembayaran Deviden= = =0,08=8 %
Earning per lembar 122

Deviden yield merpakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Biasanya

perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan memiliki deviden

yield yang rendah, karena deviden sebagian besar akan diinvestasikan kembali. Sama

halnya dengan devidend yield, perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi juga

memiliki rasio pembayaran deviden yang rendah.

BAB III

Kesimpulan

A. Aspek Return

Dilihat dari segi aspek return, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. memiliki rasio

profitabilitas yang baik (profit margin 12,8% dan ROA 14,6%). Dimana kemampuan

perusahaan menghasilkan laba baik berdasarkan tingkat penjualan tertentu maupun


berdasarkan tingkat aset tertentu cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen

perusahaan berjalan dengan efisien. Namun, jika dilihat dari perputaran piutang (9,44

kali/tahun) dan rata-rata umur dari piutang menjadi kas (38,6 hari) bisa dibilang kurang

baik. Karena, rata-rata umur piutang yang rendah mengindikasikan kebijakan piutang

yang terlalu ketat dan bisa menyebabkan penurunan penjualan. Begitu pula dengan

perputaran persediaan dan umur persediaan, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. memiliki

perputaran persediaan sebesar 5,7 kali/tahun dan umur piutang hanya 63,9 hari.

Perputaran persediaan yang rendah menunjukkan bahwa pengendalian persediaan

perusahaan berjalan kurang efektif. Dalam analisis pasarnya, PT Krakatau Steel (Persero)

Tbk. memiliki PER 8,85 kali. Meskipun dikatakan bahwa perusahaan yang berprospek

baik adalah yang memiliki PER yang tinggi, namun dari sudut pandang investor malah

sebaliknya. Maka dapat dikatan bahwa investor mungkin akan tertarik dengan PT

Ultrajaya karena tidak memiliki PER yang tinggi. Maka kesimpulannya adalah PT

Krakatau Steel (Persero) Tbk. baik dalam aspek return-nya walaupun ada beberapa rasio

yang menunjukkan angka kurang baik namun hal itu dapat diperbaiki dengan evaluasi

dan pengelolaan yang semakin ditingkatkan.

B. Sisi Manajemen

Dari hasil perhitungan rasio aktivitas menunjukkan bahwa umur piutang dan perputaran

persediaan terbilang rendah. hal ini mengindikasikan bisa jadi kebijakan piutang dan

pengendalian persediaan kurang baik. oleh karena itu manajemen harus lebih bijak dalam
membuat kebijakan piutang dan mengendalikan persediaan agar perusahaan dapat

menghasilkan laba secara maksimal.

C. Sisi Investor

Dari aspek return dapat terlihat bahwa perusahaan menghasilkan profit margin dan ROA

yang cukup baik, hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba juga

baik. Begitupun dari perhitungan PER yang memungkinkan harga saham akan terus naik

dan capital gain yang akan diperoleh investor juga bisa lebih besar. maka dari itu, para

investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham PT Krakatau Steel (Persero)

Tbk.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.majalahpendidikan.com/2011/11/pengertian-analisis-laporan-keuangan.html

http://www.depkeu.go.id/ind/Read

http://annisa10211978.blogspot.com/2012/06.pengertian-analisis-laporan-keuangan.html

http://www.krakatausteel.com/?page=content&cid=129

Anda mungkin juga menyukai