Anda di halaman 1dari 98

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1. PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk

PT Gunawan Dianjaya Steel, Tbk. (GDS) didirikan pada tahun 1989

di Surabaya. Pendirian perusahaan tercatat dalam Akta Notaris Jamilah

nahdi, SH No. 6 tanggal 8 April 1989 dan disahkan oleh Mentri Kehakiman

Republik Indonesia berdasarkan surat keputusan No. C-

2.11174.HT.01.01.Th1989 tanggal 11 Desember 1989. Pada tahun 2004

status GDS mengalami perubahan menjadi Penanaman Modal Asing sesuai

dengan Surat Persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan

No.15/V/PMA/2004 tanggal 26 Febuari 2004. Anggaran Dasar Perusahaan

beberapa kali mengalami perubahaan. Perubahan terakhir tercatat pada Akta

Notaris Dian Silviyana khusnrini, SH. No 14 tanggal 24 Nomvember 2015,

mengenai penyesuaian dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan Indonesia.

Akta tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor AHU-

0947967.AH.01.02. Tahun 2015 tanggal 15 Desember 2015. Sesuai

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah

bidang industri penggilingan plat baja canai panas (Hot Rolled Steel Plate).

Terletak di atas lahan seluas kurang lebih 20 hektar, GDS memulai kegiatan

produksi komersial sejak akhir tahun 1993 guna melayani pasar ekspor dan
58

domestik. Sejak didirikan, GDS terus berupaya untuk mewujudkan

komitmen atas pertumbuhan melalui inovasi berkelanjutan. Didukung

teknologi Four High Rolling mill terkini dan sumber daya manusia yang

berkualitas, GDS senantiasa siap menghadapi tantangan industri baja di

lingkup global.

Dengan adanya Plate Mill GDS No.2 yang masih berlangsung dan

hasil merger dengan jps, GDS akan mempunyai 3 Plate Mill dengan 3

macam ukuran lebar maksimum plat baja sehingga bisa lebih fleksibel dalm

memenuhi permintaan pasar dalam hal ukuran kelebaran plat. Pada tanggal

5 Oktober 2018 secara efektif dilakukan penggabungan antara GDS dengan

PT Jaya Pari Steel, penggabungan tersebut dimaksudkan untuk efesiensi

usaha dimana industri dengan bahan baku dan produk akhir yang sama

digabungkan menjadi satu.

Visi
Menjadi industri rolling mill plat baja canai panas termuka di

lingkungan negara-negara ASEAN yang senantiasa memengang komitmen

dan etika bisnis atas mutu produk dan waktu serah (delivery time).

Misi

Menjadi pengelolaan Perseoran yang transparan dan akuntabel,

disertai dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia dan

teknologi produksi serta menjaga lingkunga hidup secara berkesinambungan

dan efesiensi.
59

Strategi bisnis yang selaras dengan Visi dan Misi Perseoran dalam

mengembangkan program di masa mendatang sangatlah penting untuk

pendukung pertumbuhan perseroan. Oleh sebab itu manajemen perseoran

menyusun strategi-strategi bisnis yang dapat memenuhi objektifitas

perseoran, antara lain:

1. Berupaya tetap mempertahankan penjualan untuk pasar domestik

sekaligus berupaya meningkatkan penjualan langsung kepada end

user serta selalu membina komunikasi yang baik dengan

distributor, sehingga mampu meningkatkan nilai tambah bagi

hubungan bisnis kedua belah pihak.

2. Tetap berupaya untuk meningkatkan penjualan ekspor terutama ke

negara-negara yang masih tidak menerapkan hambata perdagangan

baja dengan indonesia seperti Singapore, Afrika Selatan, Uni Eropa

dan Timur Tengah. Strategi ini sangat efektif untuk memperkuat

cashflow dan pangsa pasar sepanjang mengutungkan bagi

perseroan. Hal ini juga sebagai upaya lindung nilai alami atas

(natural hudge) risiko pergerakan kurs US Dollar terhadap Rupiah.

3. Memantau strategi persaingan produk sejenis, baik domestik

maupun importir, yang biasanya menggunakan harga sebagai

strategi bersaing yang bisa diantisipasi dengan strategi fleksinilitas

dalam menerima ukuran, kuantitas order, memastikan ketepatan

waktu serah (delivery time), menambahkan variasi standarisasi


60

produk dan fleksibilitas syarat pembayaran tanpa menambah

potensi risiko bagi Perseroan.

Inti dari kemajuan sebuah korporasi ditentukan dari budaya

perusahaan yang tertanam pada jiwa setiap karayawan. Karena itulah

Perseroan bertanggung jawab dalam mengimplementasikan budaya

perusahaan dalam aktifitas bekerja yang selalu menjadi pedoman bagi

seluruh karyawan disetiap tingkat organisasi. Sudah menjadi komitmen

Perseroan untuk senantiasa turut berkontribusi dan hidup bersinergi dengan

karyawan dan keluarganya serta masyarakat sekitar dan telah dituangkan

kedalam serangkaian program. Di kesempatan ini Direksi juga memberikan

penghargaan terhadap semua pihak yang telah mencurahkan segenap pikiran

dan dedikasinya dan menciptakan kerjasama yang solid bagi kemajuan

perseroan. Di balik setiap tantangan pasti terdapat peluang dan tantangan

yang di hadapi oleh perseoran diharapkan menjadi pemicu semangat untuk

menggapai peluang yang lebih baik dan bersinergi di tahun- tahun

berikutnya.

4.1.2. PT. Krakatau Steel, Tbk

PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. adalah perusahaan baja terbesar di

Indonesia. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berlokasi di Cilegon,

Banten ini berdiri pada tanggal 31 Agustus 1970. Produk yang dihasilkan

adalah baja lembaran panas, baja lembaran dingin, dan baja batang kawat.

Di suatu masa pada 1960, Presiden Soekarno mencanangkan Proyek Besi


61

Baja Trikora untuk meletakkan dasar industri nasional yang tangguh.

Sepuluh tahun kemudian tepatnya 31 Agustus 1970, berdirilah PT. Krakatau

Steel (Persero) Tbk. yang memanfaatkan kembali peralatan-peralatan dari

proyek itu yang berbentuk pabrik kawat baja, pabrik baja tulangan dan

pabrik baja profil. Pada 1977, Presiden Suharto meresmikan mulai

beroperasinya produsen baja terbesar di Indonesia itu.Perkembangan

Krakatau Steel sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri baja

berlangsung cukup maju. Dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun,

perseroan sudah menambah berbagai fasilitas produksi seperti Pabrik Besi

Spons, Pabrik Billet Baja, Pabrik Batang Kawat, serta fasilitas infrastruktur

berupa pusat pembangkit listrik, Pusat Penjernihan Air, pelabuhan khusus

Cigading dan sistem telekomunikasi. Dengan perkembangan ini, PT.

Krakatau Steel (Persero) Tbk. menjadi satu-satunya perusahaan baja yang

terpadu di Indonesia.

Saat ini, Krakatau Steel memiliki kapasitas produksi baja kasar

sebesar 2,45 juta ton per tahun untuk mendukung produksi baja tersebut.

Dengan sepuluh anak perusahaan Krakatau Steel sanggup mendiversifiasi

usahanya pada usaha-usaha penunjang yang menghasilkan berbagai produk

baja bernilai tambah tinggi (seperti pipa spiral, pipa ERW, baja tulangan,

baja profil), meyediakan industri utilitas (air bersih, tenaga listrik), industri

infrastruktur (pelabuhan, kawasan industri), industri jasa teknik (konstruksi,

rekayasa), teknologi informasi, serta menyediakan layanan kesehatan

(rumah sakit). Produk- produk baja 2 Krakatau Steel ini tak hanya ditujukan
62

untuk memenuhi kebutuhan baja nasional, tetapi juga dipasarkan secara

internasional.

Kemampuan teknis Krakatau Steel yang tinggi sudah diakui menurut

standar internasional sejak dahulu kala. Bahkan pada 1973 Perseroan sudah

memperoleh Sertifikat ASTM A252 dan AWWA C200, serta pada 1977

memperoleh Sertifiat API 5L untuk produksi pipa spiral. Sertifikat ISO

9001 diperoleh PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. pada 1993 dan telah

ditingkatkan menjadi ISO 9001:2000 pada 2003. Sementara itu, SGS

internasional memberikan Sertifiat ISO 14001 pada 1997 atas komitmen

Perseroan pada kesadaran lingkungan dan keselamatan kerja.

Pada 10 November 2010, di tengah kondisi pasar yang masih

bergejolak, PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. berhasil menjadi perusahaan

terbuka dengan melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) dan

mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, PT

Krakatau Steel (Persero) Tbk. membukukan pendapatan bersih sebesar Rp

17,9 triliun dan laba bersih Rp 1,02 triliun. Pada tahun 2011, Perseroan dan

anak perusahaan dengan aset senilai Rp 21,5 triliun memiliki 8.023 orang

karyawan.

Visi

Perusahaan (Corporate Vision) An integrated steel company with

competitive edges to grow continuously toward a leading global enterprise.

(Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan


63

berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di

dunia.

Misi

Perusahaan (Corporate Mission) Providing the best-quality steel

products and related services for the prosperity of the nation. (Menyediakan

produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran bangsa.) Nilai

Perusahaan Nilai perusahaan yang dimiliki oleh PT. Krakatau Steel

(Persero) Tbk. antara lain:

1. Competence Mencerminkan kepercayaan akan kemampuan diri

serta semangat untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan,

keahlian, dan sikap mental demi peningkatan kinerja yang

berkesinambungan.

2. Integrity Mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap

kesepakatan, aturan dan ketentuan serta undang-undang yang

berlaku, melalui loyalitas profesi dalam memperjuangkan

kepentingan perusahaan.

3. Reliable Mencerminkan kesiapan, kecepatan dan tanggap dalam

merespon komitmen dan janji, dengan mensinergikan berbagai

kemampuan untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan

pelanggan.
64

4. Innovative Mencerminkan kemauan dan kemampuan untuk

menciptakan gagasan baru dan implementasi yang lebih baik

dalam memperbaiki kualitas proses dan hasil kerja diatas standar.

4.2. Penyajian Data Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini

adalah kuantitatif yang bersifat deskrptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan

untuk mengumpulkan data dimana data yang telah berhasil dikumpulkan

kemudian disajikan kembali dengan Laporan keuangan PT. Gunawan Dianjaya

Steel, Tbk dan PT. Krakatau Steel, Tbk. Periode 2013-2019.

4.2.1. Laporan Posisi Keuangan PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk

Tabel 4.1
Laporan Posisi Keuangan
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 31 Desember 2013-2019 ( Dalam Jutaan Rupiah).
URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
ASET
Total Aset
865.831 650.517 414.761 467.637 452.019 297.659 597.839
Lancar
Total Aset
325.665 704.104 769.172 789.972 834.935 1.054.202 1.160.739
Tidak Lancar
Total Aset 1.191.496 1.354.621 1.183.933 1.257.609 1.286.954 1.351.861 1.758.578
LIABILITAS
Total
Liabilitas 289.689 462.845 341.083 377.013 392.632 382.679 759.246
Jangka Pendek
Total
Liabilitas
17.395 21.329 38.441 48.474 49.042 73.206 81.941
Jangka
Panjang
Total
307.084 484.174 379.524 425.487 441.675 455.885 841.187
Liabilitas
EKUITAS
Total Ekuitas 884.412 870.447 804.409 832.122 845.279 895.976 917.390
Total 1.191.496 1.354.621 1.183.933 1.257.609 1.286.954 1.351.861 1.758.578
65

Liabilitas dan
Ekuitas
Sumber: Laporan Keuangan PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Gambar Grafik 4.1


Trend Analisis Total Aset Lancar
PT Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Periode 2013-2019

Gambar 4.1 Grafik Trend Analisis Aset Lancar 2013-2019.

Berdasarkan grafik 4.1 diatas, laporan ringkasan neraca PT.

Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Tahun 2013-2019 yaitu Total Aset

Lancar per 31 Desember 2013-2019 mengalami fluktuasi dimana tahun

2014 mengalami penurunan sebesar -24,86% terhadap 2013, turunnya

aset lancar ini terutama disebabkan oleh turunnya aset lancar ini

terutama di sebabkan oleh turunya uang muka pembelian mesin steel

plate mill.

Mesin tersebut telah datang dilokasi perseoran pada tahun 2014

sehingga menambah perkiraan aset tetap dalam tahap pembangunan,

pada tahun 2015 sebesar – 36,24% turunnya aset lancar ini disebabkan

oleh penambahan aset tetap yang berupa pondasi mesin dan gedung
66

pabrik untuk meningkatkan kapasitas produkbaja untuk tahun

mendatang. Di tahun 2016 Total Aset Lancar mengalami kenaikan

sebesar 12,74% kenaikan terhadap tahun 2015 ini terjadi berkaitan

dengan akumulasi perolehan kas dari pelangan, investasi dan

pendanaan.

Pada tahun 2017 -3,33% sedangkan 2018 sebesar -34,14% tahun

2018 mengalami penurunan signifikan terhadap tahun 2017 disebabkan

kas dan setara kas serta persediaan, sedangkan penurunan persediaan

terutama terjadi pada bahan baku/steel slab dan barang jadi. Di tahun

2019 Total Aset Lancar mengalami kenaikan sebesar 100,84% kenaikan

terhadap tahun 2018. naik turunnya pada aset lancar ini merupakan hal

wajar dalam perjalanan usaha perseoran, kinerja usaha dan likuiditas

perseoran bisa berjalan dalam memperbaiki kinerja perseoraan.

Gambar Grafik 4.2


Trend Analisis Total Aset Tidak Lancar
PT Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Periode 2013-2019

Gambar 4.2 Grafik Trend Analisis Aset Tidak Lancar 2013-2019.

Aset Tidak Lancar mengalami kenaikan persentase yang cukup

konstan pada tahun 2013-2019 yaitu pada tahun 2014 mengalami


67

kenaikan terbesar yaitu 116,2 % disebabkan oleh adanya penambahan

proyek dalam pelaksanaan ekspansi mesin hot rolled steel plate mill ke-

2, penambahan proyek tersebut berupa pembangunan pondasi mesin

dan gedung pabrik, serta taksiran tagihan pajak penghasilan. Pada tahun

2015 mengalami kenaikan sebesar 9,24% terhadap tahun 2014, adanya

penambahan proyek mill ke-2 serta taksiran tagihan pajak penghasilan

dan aset pajak tangguhan.

Ditahun-tahun berikutnya aset tidak lancar mengalami kenaikan

sebesar 2,7% di tahun 2016, serta di tahun 2017 mengalami kenaikan

5,69% dan di akhir tahun 2018 kenaikan yang signifikan sebesar

terhadap 2017, 26,26% dan di tahun 2019 mengalami kenaikan 10,10%

disebabkan yaitu pembayaran naiknya progress penyelesaian proyek

pembangunan pabrik dan pembayaraan mesin-mesin dalam rangka

penambahan lini produksi dan juga naiknya akun taksiran tagihan pajak

dan aset tangguhan.

Adanya penambahan aset yang stabil ini menandakan bahwa

dengan begini kegiatan tiap ini produksi bisa berjalan dengan maksimal

tanpa adanya kekurangan setiap aspek yang di butuhkan dalam sebuah

perusahaan dan meningkatkan bahan baku dan kelancaran efektifitas

pada tahun- tahun berikutnya.

Gambar Grafik 4.3


Trend Analisis Aktiva
PT Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Periode 2013-2019
68

Trend Analisis Aktiva


Total Aset Lancar Total Aset Tidak Lancar
1,054,202 1,160,739
865,831 834,935
704,104 769,172 789,972
467,637 452,019 597,839
650,517 414,761 297,659
325,665

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.3 Grafik Trend Analisis Aset Aktiva 2013-2019.

Berdasarkan Gambar 4.3, bahwa trend grafik perusahaan dalam

aktiva lancar dan aktiva tidak lancar mengalami fluktuasi selama

periode 2013-2019, bisa terlihat aset lancar selalu mengalami

penurunan dari tahun ke tahun, sedangkan aset tidak lancar menalami

kenaikan yang cukup signifikan pada tahun berikutnya. Terjadi titik

impas pada tahun 2014 dimana aktiva mengalami kenaikan dan

penurunan secara bersamaan ini membuktikan bahwa perusahaan ingin

memfokuskan semua sektor.

Gambar Grafik 4.4


Trend Analisis Total Aset
PT Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Periode 2013-2019

Trend Analisis Total Aset


2,000,000 1,758,578
1,800,000
1,600,000 1,354,621 1,286,954 1,351,861
1,400,000 1,191,496 1,183,933 1,257,609
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
200,000
-
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.4 Grafik Trend Analisis Total Aset 2013-2019.


69

Berdasarkan Gambar 4.4, Total Aset Lancar mengalami fluktuasi

tiap tahunnya pada tahun 2014 mengalami kenaikan dari tahun

sebelumnya sebesar 13,7 % ini terjadi pada perkiraan aset tidak lancar,

sedangkan pada aset lancar mengalami penurunan di tahun yang sama.

Pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar -12,6% lalu mengalami

kenaikan tahun-tahun berikutnya sebesar 6,22%, 2,33% dan 5,04%.

Dalam hal tersebut manajemencukup baik dalam mengatur aset-aset

perusahaan pada periode 2013-2019.

Gambar Grafik 4.5


Trend Analisis Total Kewajiban
PT Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Periode 2013-2019

Trend Analisis Total Kewajiban


1,000,000 841,187
800,000
600,000 484,174 425,487 441,675 455,885
379,524
400,000 307,084
200,000
-
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.5 Grafik Trend Analisis Total Kewajiban 2013-2019.

Berdasarkan gambar 4.5 hasil analisis trend untuk jumlah

kewajiban neraca menujukan bahwa perkembangan berfluktuasi dan

lebih cenderung naik pada setiap tahunnya bisa terlihat pada tahun 2014

mengalami kenaikan yang cukup signiffikan sebesar 57,66% naiknya

liabilitas ini terjadi pada perkiraan liabilitas jangka pendek. Pada tahun

2015 mengalami penurunan yang cukup besar yakni -21,61% ini


70

menandakan bahwa perusahaan cukup baik dalam membayar hutang

jangka pendek dan jangka panjang di tahun tersebut.

Pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar Rp 50 miliar atau

21,1% di tahun 2017 hutang mengalami kenaikan sebesar 3,8%, serta di

tahun terakhir juga mengalami hal yang sama pada tahun 2018 yaitu

hutang perusahaan naik sebesar 3,21 %. Di tahun 2019 hutang

perusahan mengalami kenaikan yang pesat sebesar 84,51%. Kewajiban

perusahaan disebabkan karena adanya pinjaman bank jangka panjang

dann jangka pendek, utang usaha, utang pajak, beban akrual, utang

obligasi dan lain-lain.

Gambar Grafik 4.6


Trend Analisis Total Ekuitas
PT Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Periode 2013-2019

Trend Analisis Total Ekuitas


940,000 917,390
920,000 895,976
900,000 884,412
870,447
880,000
860,000 845,279
832,122
840,000
820,000 804,409
800,000
780,000
760,000
740,000
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.6 Grafik Trend Analisis Total Ekuitas 2013-2019.

Total Ekuitas per 31 Desember 2013-2019 mengalami

penurunan 3 tahun terakhir di awal tahun, lalu mengalami kenaikan

secara bertahap dari tahun ke tahun penurunan ini pada tahun 2014

sebesar -1,57% disebabkan oleh adanya rugi komprehensif perseoran di


71

tahun 2014. Pada tahun 2015 ekuitas mengalami kenaikan secara

stagnan yaitu 3,44% pada tahun 2016, 1,58% pada tahun 2017 dan yang

terakhir 6 % pada tahun 2018 pada tahun 2019 ekuitas mengalami

kenaikan secara stagnan yaitu 2,39%.

Jumlah ekuitas perusahaan meningkat secara signifikan pada

tahun 2019 disebabkan oleh adanya modal saham yang disetor.

Berdasarkan hasil analisis trend total aset dan total ekuitas cenderung

meningkat tiap tahunnya per 31 desember 2013-2019 bisa dilihat bahwa

penurunan dan kenaikan neraca tersebut cukup stabil, sebesar 13,69%, -

12,6%, 6,22%, 2,33%, 5,04%. Walaupun di tahun 2015 mengalami

penurunan dratis tetapi itu tidak berpengaruh dalam pengoperasian

perusahaan dan merupakan hal yang wajar dalam operasi perusahaan,

sedangkan untuk jumlah kewajiban mengalami pertumbuhan yang

cenderung naik meskipun begitu perusahaan akan melakukan perbaikan

dalam posisi keuangannya.

4.2.2. Laporan Laba Rugi PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk

Tabel 4.2
Laporan Laba Rugi
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 31 Desember 2013-2019 ( Dalam jutaan Rupiah).
URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Penjualan            
Penjualan 1.215.61 1.228.52 1.556.28
1.410.117 913.792 757.282 1.852.766
Neto 1 8 7
Beban
1.153.72 1.101.59 1.555.73
Pokok 1.195.084 904.111 647.653 1.705.714
1 4 1
Penjualan
Laba Kotor 215.033 61.890 9.681 109.629 126.934 556.035 147.052.
Laba
152.130 -4.017 -66.809 45.886 44.252 -104.303 27.021
Usaha
72

Laba
Sebelum 121.585 -18.918 -73.346 45.514 21.905 -126.466 31.308
Pajak
Beban
Pajak
29.699 4.979 18.133 13.809 -11.620 38.667 - 4.500
Penghasila
n
Laba
91.886 -13.939 -55.213 31.705 10.284 -87.799 26.807
Bersih
Sumber : Laporan Laba Rugi PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Gambar Grafik 4.7


Trend Analisis Penjualan
PT Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Periode 2013-2019

Trend Analisis Penjualan


2,000,000 1,852,766
1,800,000 1,556,287
1,600,000 1,410,117
1,400,000 1,215,611 1,228,528
1,200,000
913,792
1,000,000 757,282
800,000
600,000
400,000
200,000
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.7 Grafik Trend Analisis Penjualan 2013-2019.

Berdasarkan gambar 4.7 diatas, laporan laba rugi PT. Gunawan

Dianjaya Steel, Tbk Tahun 2013-2019 dapat dijelaskan sebagai berikut :

Penjualan neto tahun 2013- 2019 yang berarti penjualan neto PT.

Gunawan Dianjaya Steel, Tbk mengalami penurunan secara kostan di

tahun 2014-2016. Turunnya penjualan pada tahun 2014 disebabkan

permintaan dari pasar dalam negeri dan internasional, sehingga

menyebabkan kuantitas penjualan steel plate mengalami penurunan


73

sebesar 18,1% dan kuantitas waste plate sebesar 30,5%, penjualan turun

hingga -13,79% pada tahun 2014.

Pada tahun 2015 mengalami hal demikian dimana penjualan turun

cukup signifikan dari tahun sebelumnya sebesar -24,82%.Pada tahun

2016 mengalami penurunan sebesar -17,12% disebabkan ketatnya

persaingan pasar baik di dalam maupun di luar negeri. Dan pada tahun

2017 penjualan mengalami kenaikan pada kuantiti penjualan steel plate

sebesar 33% dan rata-rata harga jual juga mengallami kenaikan sebesar

27%dari tahun sebelumnya.

Di tahun 2018 penjualan naik cukup baik sebesar 26, 67% dan di

tahun 2019 adanya kenaikan sebesar 19,05% harga rata-rata jual di tahun

yang sama meskipun mengalami fluktuasi tetapi perusahaan tetap

menjaga kestabilan penjualan perusahaan dari tahun ke tahun.

Gambar Grafik 4.8


Trend Analisis Beban Pokok Penjualan
PT Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Periode 2013-2019

Trend Analisis Beban Pokok Penjualan


1,705,714
1,800,000 1,555,731
1,600,000
1,400,000 1,195,084 1,153,721
1,200,000 1,101,594
904,111
1,000,000
800,000 647,653
600,000
400,000
200,000
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.8 Grafik Trend Analisis Beban Pokok Penjualan 2013-2019.


74

Beban pokok penjualan tahun 2013-2019 yang berarti seiring

mengalami fluktuasi pada tahun 2013-2019, pada tahun 2015 mengalami

penurunan yang disebabkan oleh realisasi harga jual barang yang lebih

cepat di bandingkan dengan realisasi harga beli bahan baku, dan secara

umum harga baja pada tahun 2015 mengalami penurunan bertahap. Pada

tahun 2016 beban pokok penjulan turun sebesar 28,36% hal ini

disebabkan oleh penerapan minimum persediaan bahan baku untuk

mengantisipasi fluktuasi harga bahan baku, kebijakan ini cukup efisien

sehingga perseroan terhindar dari risiko penurunan harga jual dari

persediaan bahan baku yang ada jika dilihat pada tahun 2017 beban

pokok penjualan dan penjualan mengalami kenaikan sebesar 70,09%

lebih besar dari tahun- tahun yang lainnya.

Tahun 2018 mengalami stabilisasi penjualan dan beban pokok

penjualan pun naik sebesar 41,22% kenaikan juga terjadi pada tahun

2019 sebesar 9,64 % karena fluktuasi/naiknya kurs valuta asing USD

dollar terhadap rupiah karena 100% bahan baku perseroan diperoleh

dalam valuta USD, sedangkan 92% dalam valuta rupiah dan juga Seiring

penjualan naik maka beban pokok penjualan juga mengalami kenaikan.

Gambar Grafik 4.9


Trend Analisis Laba Bersih
PT Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Periode 2013-2019
75

Trend Analisis Laba Bersih (Tahun)


91,886

31,705
10,284 26,807
-13,939
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
-55,213
-87,799

Gambar 4.9 Grafik Trend Analisis Laba Bersih 2013-2019.

Berdasarkan gambar 4.10, laba bersih tahun 2013-2019 juga

mengalami fluktuasi setiap tahunnnya. Pada tahun 2014 mengalami

kerugian yang cukup besar yaitu -115,15% penyebab utama rugi yang

dialami perseroan di tahun 2014 adalah realisasi pembelian bahan baku

lebih lambat dibandingkan realisasi kontrak penjualan. Demikian juga

pada tahun 2015 juga perseroan mengalami kerugian sebesar Rp.55.2

millar atau -296, 10%. Pada tahun 2016 perseroan mengalami keaniakan

secara perlahan dari tahun sebelumnya kenaikan tahun 2016 yaitu

157,65% disebabkan oleh efisiensi pada komponen harga pokok

penjualan, khususnya pada pembelian bahan baku dan beban

pendanaan.Tahun 2017 laba bersih mengalami penurunan sebesar 67%

disebabkan karena naiknya rata-rata harga jual steel plate sebesar 27%,

sedangkan naiknya rata-rata harga beli bahan baku mencapai 42% dari

tahun sebelumnya sehingga gross profit juga mengalami penurunan.

Tahun 2018 juga mengalami kerugian yang merosot sebesar Rp

87.7 Miliar dikarenakan pada tahun 2018 juga mengalami kerugian yang
76

merosot sebesar 29% sedangkan rata-rata penjualan naika sebesar 18,6%

disamping itu juga terjadi fluktuasi/naiknya kurs valuta USD terhadap

Rp, karena 100% bahan baku perseroan di peroleh dalam valuta asing,

sedangkan penjualan 92% dalam valuta rupiah.

4.2.3. Laporan Posisi Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk

Tabel 4.3
Laporan Posisi Keuangan
PT. Krakatau Steel, Tbk
Periode 31 Desember 2013-2019 ( Dalam Jutaan Dollar ).
URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
ASET  
Total Aset
1.095 1.058 892 997 1.021 989 690
Lancar
Total Aset
1.284 1.539 2.809 2.939 3.092 3.308 2.596
Tidak Lancar
Total Aset 2.379 2.598 3.702 3.936 4.114 4.298 3.286
LIABILIATAS  
Total Liabilitas
1.138 1.413 1.457 1.224 1.361 1.598 2.493
Jangka Pendek
Total Liabilitas
189 293 456 874 899 899 437
Jangka Panjang
Total Liabilitas 1.327 1.706 1.914 2.097 2.261 2.498 2.930
EKUITAS    
Total Ekuitas 1.052 891 1.788 1.839 1.852 1.800 356
Total Liabilitas
2.379 2.379 2.598 3.936 4.114 4.298 3.286
dan Ekuitas
Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.
77

Gambar Grafik 4.10


Trend Analisis Total Aset Lancar
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019

Trend Analisis Total Aset Lancar

1200 1095 1058 1021


997 989
1000 892
800 690
600
400
200
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.10 Grafik Trend Analisis Aset Lancar 2013-2019.

Aset Lancar tahun 2014 turun sebesar USD36,60 juta menjadi

USD1.058,62 juta pada tahun 2014. Penurunan Aset Lancar terutama

disebabkan turunnya Piutang Usaha, Piutang Lain-lain dan Persediaan.

Aset lancar tahun 2015 turun 15,69%, faktor utamanya adalah penurunan

Kas dan Setara Kas sebesar 43,98%, sebagai dampak dari pengeluaran

kas untuk penambahan aset tetap, penyertaan, dan pembayaran pinjaman

lebih besar dibandingkan penerimaan kas dari penjualan, dan penerimaan

kas dari pendanaan.

Aset Lancar tahun 2016 Perseroan mencapai USD997,32 juta atau

naik 11,77% dari tahun sebelumnya USD892,29 juta. Hal ini disebabkan

peningkatan signifikan pada kas dan setara kas sebesar 99,83%, yang

sebagian besar merupakan penerimaan dana hasil penawaran saham

melalui Rights Issue. Aset lancar tahun 2017 Perseroan mencapai

USD1.021,70 juta atau naik 2,44% dari tahun sebelumnya USD997,32

juta. Hal ini disebabkan karena kenaikan kas dan setara kas sebagian
78

besar merupakan surplus dari aktifitas operasi, seiring dengan pelunasan

piutang oleh customer yang meningkat dibanding tahun 2016. Aset

Lancar per 31 Desember 2018 tercatat sebesar USD989,72 juta, turun

USD31,98 juta atau 3,13% dibandingkan nilai per 31 Desember 2017

sebesar USD1.021,70 juta. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh

turunnya nilai kas dan bank serta piutang lain-lain.

Posisi Aset Lancar Perseroan per 31 Desember 2019 tercatat

sebesar USD690,61 juta, menurun 28,14% atau setara USD270,46 juta

dibandingkan tahun 2018 sebesar USD961,07 juta. Penurunan paling

signifikan pada kelompok Aset Lancar adalah Persediaan sebesar 49,44%

menjadi USD260,15 juta dibandingkan tahun sebelumnya sebesar

USD514,52 juta, hal ini dikarenakan perusahaan berhasil

mengoptimalisasi aging persediaan dengan menyegerakan penjualan

persediaan yang telah berumur lebih dari enam bulan.

Gambar Grafik 4.11


Trend Analisis Total Aset Tidak Lancar
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019

Gambar 4.11 Grafik Trend Analisis Aset Tidak Lancar 2013-2019.


79

Aset Tidak Lancar mengalami kenaikan persentase yang cukup

konstan pada tahun 2013-2019 pada tahun 2014 mengalami kenaikan

terbesar yaitu 19,85% disebabkan oleh adanya penambahan proyek

dalam pelaksanaan real estate. Aset Tidak Lancar tahun 2015 yang

mengalami peningkatan cukup signifikan adalah aset tetap sebesar

114,97% terutama pada aset tanah yang merupakan hasil dari

dilakukannya revaluasi sebesar USD1.154,84 juta. Aset Tidak Lancar

tahun 2016 Perseroan mencapai USD2.939,39 juta, meningkat 4,61%

dari tahun sebelumnya USD2.809,85 juta. Peningkatan tersebut terutama

disebabkan kenaikan pada aset tetap sebesar USD97,98 juta, berasal dari

kenaikan nilai tanah akibat revaluasi.

Aset tidak lancar tahun 2017 perseroan mencapai USD3.092,69

juta, meningkat 5,22% dari tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut

terutama disebabkan kenaikan pada aset tetap sebesar 6,93% sejalan

dengan dimulainya kapitalisasi sebagian aset Proyek Blast Furnace. Pada

tahun 2018 kenaikan yang signifikan sebesar 6,98% USD3.092,69 juta

menjadi USD3.308,598 juta dari terhadap 2017.

Jumlah Aset Tidak Lancar Perseroan dibukukan sebesar

USD2.596,12 juta pada akhir 2019, turun 0,92% atau setara dengan

penurunan USD24,00 juta dari tahun sebelumnya senilai USD2.620,12

juta. Penurunan tersebut sesuai dengan ketentuan PSAK 48 yaitu

implikasi penurunan nilai (impairment) terhadap aset unit penghasil


80

perusahaan yang diberhentikan atas inisiasi perusahaan untuk lebih

mengefektifkan operasi perusahaan.

Gambar Grafik 4.12


Trend Analisis Aktiva
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019

Trend Analisis Aktiva


Total Aset Lancar Total Aset 3308
Tidak Lancar
3500 2939 3092
2809
3000 2596
2500
2000 1539
1500 1284
1000 1095
1058 997 1021 989
500 892 690
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.12 Grafik Trend Analisis Aset Aktiva 2013-2019.

Berdasarkan Gambar 4.12 bahwa trend grafik perusahaan dalam

aktiva lancar dan aktiva tidak lancar mengalami fluktuasi selama periode

2013-2019, bisa terlihat aset lancar selalu mengalami penurunan dari

tahun ke tahun, sedangkan aset tidak lancar mengalami kenaikan yang

cukup signifikan pada tahun berikutnya. Terjadi titik impas pada tahun

2019 dimana aktiva mengalami penurunan secara bersamaan ini

membuktikan bahwa perusahaan ingin memfokuskan semua sektor.

Gambar Grafik 4.13


Trend Analisis Total Aset
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019
81

Trend Analisis Total Aset


5000 4114 4298
3702 3936
4000 3286
2379 2598
3000
2000
1000
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.13 Grafik Trend Analisis Total Aset 2013-2019.

Aset Perseroan pada tahun 2014 meningkat USD218,92 juta, atau

naik 9,20% dibanding dengan posisi tahun sebelumnya, terutama

disebabkan oleh naiknya Aset Tidak Lancar sebesar USD255,52 juta,

menjadi USD1.539,80 juta pada tahun 2014. Hal ini menyebabkan

kenaikan Aset Tetap sebesar USD239,67 juta, antara lain penyelesaian

Proyek Blast Furnace, revitalisasi Pabrik DR dan Pembangkit Listrik

Tenaga Uap (Combine Cycle Power Plant).

Aset Perseroan pada tahun 2015 naik sebesar USD1.097,79 juta atau

42,15% dibanding dengan posisi akhir tahun 2014, terutama disebabkan

Perseroan melakukan revaluasi atas aset tanah pada bulan September

2015, yang berlaku prospektif. Pada tahun 2016 Total Aset Perseroan

mencapai USD3.936,71 juta atau mengalami peningkatan sebesar

USD234,57 juta dari posisi akhir tahun 2015. Peningkatan ini terutama

disebabkan kenaikan pada aset tidak lancar berupa aset tetap serta

kenaikan aset lancar berupa kas dan setara kas. Pada tahun 2017 Total

Aset Perseroan mencapai USD4.114,39 juta atau mengalami peningkatan

sebesar USD117,67 juta dari posisi akhir tahun 2016. Hal ini disebabkan
82

kenaikan pada aset tidak lancar berupa aset tetap serta kenaikan aset lancar

berupa piutang dan kas dan setara kas.

Pada akhir tahun 2018, total Aset Perseroan tercatat sebesar

USD4.298,32 juta yang terdiri dari 23,03% Aset Lancar dan 76,97% Aset

Tidak Lancar. Nilai total Aset ini meningkat USD183,93 juta atau 4,47%

dibandingkan tahun 2017 sebesar USD4.114,39 juta. Peningkatan Aset

tersebut terutama dari kenaikan pada aset tetap. Jumlah Aset Perseroan

tercatat sebesar USD3.286,72 juta di akhir 2019, turun 8,22% atau setara

USD294,47 juta dari tahun sebelumnya sebesar USD3.581,19 juta.

Gambar Grafik 4.14


Trend Analisis Total Kewajiban
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019
Trend Analisis Total Kewajiban
3500 2930
3000 2498
2500 2097 2261
1914
2000 1706
1327
1500
1000
500
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.14 Grafik Trend Analisis Total Kewajiban 2013-2019.

Liabilitas Jangka Pendek maupun Jangka Panjang masing-

masing naik sebesar USD275,15 juta dan USD103,96 juta, menjadi

USD1.413,30 juta dan USD293,26 juta pada tahun 2014. Peningkatan

tersebut terutama pada pinjaman bank. Liabilitas Jangka Pendek tahun

2015 naik sebesar 3,11%. Sedangkan liabilitas Jangka Panjang naik


83

sebesar 49,72%, peningkatan tersebut terutama terjadi pada pinjaman

bank.

Total Liabilitas Perseroan pada tahun 2016 sebesar

USD2.097,04 juta, naik sebesar USD182,92 juta atau 9,56% dibanding

dengan posisi akhir tahun 2015. Hal ini disebabkan kenaikan liabilitas

jangka panjang sebesar USD423,75 juta akibat adanya pemberian

fasilitas pinjaman jangka panjang dari Bank Mandiri, BNI, BRI, OCBC

NISP, ICBC Indonesia, CIMB Niaga, dan Indonesia Eximbank untuk

pembiayaan proyek Blast Furnace Complex. Sedangkan Liabilitas

Jangka Pendek turun sebesar USD240,83 juta atau 16,43%.

Total Liabilitas Perseroan pada tahun 2017 sebesar

USD2.261,58 juta, naik sebesar 7,85% dibanding dengan posisi akhir

tahun 2016. Kenaikan tersebut disebabkan bertambahnya liabilitas

jangka pendek sebesar USD137,41 juta, dan kenaikan liabilitas jangka

panjang USD21,74 juta.Liabilitas pada tahun 2018 sebesar

USD2.498,11 juta, naik USD236,53 juta atau 10,46% dibandingkan

nilai per 31 Desember 2017 sebesar USD2.261,58 juta. Peningkatan

tersebut terutama disebabkan oleh bertambahnya total liabilitas jangka

pendek sebesar USD236,77 juta. Posisi Liabilitas Perseroan per 31

Desember 2019 dibukukan senilai USD2.930,72 juta, meningkat 6,25%

atau setara dengan kenaikan USD172,30 juta dari tahun sebelumnya

yang dibukukan sebesar USD2.758,42 juta.


84

Gambar Grafik 4.15


Trend Analisis Total Ekuitas
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019

Trend Analisis Total Ekuitas


1788 1839 1852 1800
2000
1502
1500
891
1000
356
500
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.15 Grafik Trend Analisis Total Ekuitas 2013-2019.

Sementara Laba (Rugi) Bersih per Lembar Saham Dasar dan

Dillusian yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk turun dari

-0,0009 (USD penuh) per lembar saham pada tahun 2013 menjadi -0,0095

(USD penuh) per lembar saham pada tahun 2014. Penambahan ekuitas

tahun 2015 sebesar USD1.232,51 juta, sehingga posisi modal Perseroan

per 31 Desember 2015 menjadi USD1.788,10 juta, dari sebelumnya

USD885,93 juta. Total Ekuitas Perseroan pada tahun 2016 sebesar

USD1.839,68 juta, naik sebesar USD51,65 juta atau 2,89% dibanding

dengan posisi akhir tahun 2015. Hal ini disebabkan adanya penambahan

Modal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dan Rights Issue senilai

USD131,61 juta.

Total Ekuitas Perseroan pada tahun 2017 sebesar USD1.852,81

juta, meningkat USD13,13 juta atau 0,71% dibanding dengan posisi akhir

tahun 2016. Hal disebabkan oleh naiknya pendapatan komprehensif

lainnya sebesar USD84,79 juta atau 6,82% atas revaluasi tanah. Jumlah

Ekuitas per 31 Desember 2018 tercapai USD1.800,21 juta, turun


85

USD52,59 juta atau 2,84% dibandingkan dengan nilai Ekuitas per 31

Desember 2017 sebesar USD1.852,81 juta.

Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan pada saldo laba

yang tidak dicadangkan. Ekuitas Jumlah Ekuitas pada akhir 2019 tercatat

sebesar USD356,01 juta, turun 56,73% atau setara USD466,76 juta

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD822,77 juta. Menurunnya

Jumlah Ekuitas Perseroan pada tahun ini disebabkan oleh peningkatan

akumulasi kerugian sebagai dampak dari pengakuan rugi atas penurunan

nilai aset (impairment) sesuai dengan ketentuan PSAK 48 dan adanya

peningkatan rugi operasi yang disebabkan meningkatnya Opex.

4.2.1. Laporan Laba Rugi PT. Krakatau Steel, Tbk

Tabel 4.4
Laporan Laba Rugi

Periode 31 Desember 2013-2019 ( Dalam Jutaan Dollar).


URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Penjualan          
Penjualan 2.084 1.868 1.321 1.344 1.449 1.739 1.420
86

Neto
Beban Pokok
1.988 1.827 1.358 1.189 1.229 1.580 1.403
Penjualan
Laba Kotor 96 41 36 115 219 158 16,8
Laba Usaha -40 -108 -110 -61 34 -2 -199
Laba Sebelum
-15 -183 -333 195 -82 -81 -553
Pajak
Beban Pajak
-1 -26 -6 -14 4 -4 27
Penghasilan
Laba Bersih -14 -157 -326 -181 -86 -77 -505
Sumber : Laporan Laba Rugi PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Gambar Grafik 4.16


Trend Analisis Pendapatan
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019

trend analisis penjualan


2,500
2,084
1,868
2,000 1,739
1,344 1,449 1,420
1,500 1,321

1,000

500

0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.16 Grafik Trend Analisis Penjualan 2013-2019.

Pendapatan Neto Perseroan tahun 2014 mengalami penurunan

menjadi USD1.868,85 juta, atau turun sebesar 10,34% dibandingkan

tahun sebelumnya yaitu USD2.084,45 juta. Pendapatan ini sebagian

besar dikontribusikan dari bisnis inti Perseroan, yaitu produk baja

sebesar 86,02%, atau USD1.607,51 juta. Pendapatan Neto Perseroan

tahun 2015 mengalami penurunan menjadi USD1.321,82 juta atau turun

sebesar 29,27% dibanding tahun sebelumnya yaitu USD1.868,84 juta.

Mayoritas pendapatan ini, yaitu sebesar 79,67% atau USD1.053,13 juta

dikontribusi dari segmen usaha produk baja dan segmen usaha.


87

Pendapatan Neto Perseroan tahun 2016 mengalami kenaikan

sebesar USD22,89 juta atau 1,73% menjadi USD1.344,71 juta

dibanding tahun sebelumnya yang mencapai USD1.321,82 juta.

Pendapatan neto Perseroan tahun 2017 mengalami kenaikan 7,76%

menjadi USD1.449,02 juta dibanding tahun sebelumnya. Segmen usaha

produk baja memberikan kontribusi sebesar 85,16% dari total

pendapatan neto dan selebihnya dari segmen usaha jasa.

Pendapatan Neto Perseroan pada tahun 2018 mengalami

kenaikan sebesar USD290,52 juta atau 20,05% dibandingkan tahun

2017 dikarenakan naiknya total penjualan baja sebesar 22,65% dan total

penjualan jasa sebesar 0,32% dibandingkan tahun 2017. Jumlah

Pendapatan Neto Perseroan mengalami penurunan 18,45% atau setara

USD321,35 juta, yakni dari sejumlah USD1.741,85 juta pada 2018,

menjadi sebesar USD1.420,50 juta di akhir 2019. Penurunan tersebut

terutama disebabkan karena menurunnya volume penjualan dan harga

jual baja secara komposit.

Gambar Grafik 4.17


Trend Analisis Beban Pokok Pendapatan
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019
88

trend analisis beban pokok penjualan


2,500
1,988
2,000 1,827
1,580
1,500 1,358
1,189 1,229

1,000

500

0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4.17 Grafik Trend Analisis Beban Pokok Penjualan 2013-2019.

Beban Pokok Pendapatan tahun 2014 juga mengalami penurunan

menjadi USD1.827,70 juta, atau 8,10% di bawah tahun sebelumnya,

dimana komponen pembentuk Beban Pokok Pendapatan adalah beban

pokok produksi baja dan beban non manufaktur. Beban pokok

pendapatan tahun 2015 juga mengalami penurunan sebesar 25,68% dari

USD1.827,51 juta menjadi USD1.358,25 juta. Persentase penurunan

beban pokok pendapatan lebih rendah dari penurunan pendapatan neto,

sehingga menghasilkan rugi bruto sebesar USD36,43 juta.

Peningkatan Pendapatan Neto tahun 2016 berbanding terbalik

dengan Beban Pokok Pendapatan yang mengalami penurunan sebesar

12,43% dari USD1.358,25 juta pada 2015 menjadi USD1.189,49 juta

pada 2016, sehingga menghasilkan laba bruto sebesar USD155,23 juta.

Peningkatan Pendapatan Neto tahun 2017 berbanding terbalik dengan

Beban Pokok Pendapatan yang mengalami kenaikan sebesar 3,36% dari

USD1.189,49 juta menjadi USD1.229,897 sehingg Laba Bruto

mengalami kenaikan sebesar USD63,90 juta menjadi USD219,12 juta.


89

Kenaikan Pendapatan Neto Perseroan di tahun 2018 tersebut

diiringi dengan peningkatan Beban Pokok Pendapatan sebesar

USD350,80 juta menjadi USD1.580,69 juta dibandingkan dengan tahun

2017 sebesar USD1.229,89 juta. Hal ini disebabkan oleh naiknya biaya

manufaktur. Seiring dengan menurunnya Jumlah Pendapatan Neto pada

tahun ini, maka jumlah Beban Pokok Pendapatan Perseroan juga

dibukukan turun 11,73% dari sebesar USD1.590,08 juta pada 2018

menjadi USD1.403,60 juta di akhir 2019.

Gambar Grafik 4.18


Trend Analisis Rugi
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019

-14
Trend Analisis Laba Bersih (Tahun)
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
-77
-86
-157 -181
-327
-505

Gambar 4.18 Grafik Trend Analisis Laba Bersih 2013-2019.

Rugi Tahun Berjalan tahun 2014 adalah sebesar USD156,89 juta,

naik dari realisasi tahun 2013 yang sebesar USD13,60 juta. Dengan

memperhitungkan adanya selisih kurs karena penjabaran laporan

keuangan entitas Anak Usaha, maka total Rugi Komprehensif Tahun

Berjalan mencapai USD159,44 juta. Rugi tahun berjalan tahun 2015

menjadi USD326,51 juta atau mengalami kenaikan dari rugi tahun

sebelumnya sebesar USD154,19 juta. Dari total tersebut yang dapat

diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah rugi sebesar


90

USD320,03 juta, dan yang dapat diatribusikan kepada kepentingan

nonpengendali adalah rugi sebesar USD6,49 juta.

Rugi tahun berjalan tahun 2016 sebesar USD180,72 juta, lebih

baik dari tahun sebelumnya yang mencapai USD326,51 juta. Dari rugi

tahun berjalan tersebut, bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik

entitas induk sebesar USD171,69 juta. Pada tahun 2017 Perseroan

membukukan rugi tahun berjalan sebesar USD86,10 juta jauh lebih baik

dibandingkan kerugian tahun lalu sebesar USD180,72 juta.

Rugi Tahun Berjalan Perseroan di tahun 2018 sebesar USD77,16

juta lebih baik dibandingkan dengan tahun 2017 yang membukukan

rugi sebesar USD86,10 juta. Hal tersebut disebabkan oleh

meningkatnya performa dari entitas asosiasi sehingga berdampak pada

turunnya bagian rugi dari entitas asosiasi sebesar USD35,92 juta.Rugi

Tahun Berjalan 2019 sebesar USD505,39 juta, naik sebesar USD337,86

juta jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar

USD167,53 juta

4.3 Analisis Data

Analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio

keuangan untuk menentukan kinerja perusahaan baik pada saat sekarang maupun

masa mendatang, adapun beberapa rasio-rasio yang akan dianalis pada penelitian

ini. Adapun hasil perhitungan analisis rasio-rasio keuangan pada perusahaan


91

PT.Gunawan Dianjaya Steel dan PT. Krakatau Steel dapat diketahui sebagai

berikut:

3.3.1. PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk

3.3.1.1. Rasio Likuiditas

1. Current Ratio

Analisa Rasio lancar berdasarkan laporan keuangan

PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk dari tahun 2013-2019

dapat di tunjukkan pada tabel 4.5 yaitu:

Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Rasio Lancar
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 2013-2019.
Aktiva Hutang
Rasio
Lancar Lancar
Tahun Lancar Kriteria
(dalam (dalam
(dalam %)
jutaan Rp) jutaan Rp)
2013 865.831 289.689 298,88% Baik
2014 650.517 462.845 140,55% Tidak Baik

2015 414.761 341.082 121,60% Tidak Baik

2016 467.637 377.013 124,04% Tidak Baik


2017 452.019 392.632 115,13% Tidak Baik
2018 297.659 382.679 77,78% Tidak Baik

2019 579.839 759.246 76,37% Tidak Baik

Rata-rata 532.609 429.312 124,06% Tidak Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.5 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan rasio lancarnya menunjukkan hasil tidak

baik karena berada di bawah kriteria (<200%). Dan rata-rata


92

hitungnya menunjukkan kriteria tidak baik karena di bawah

kriteria (<200%), menurut Kasmir dalam Julia (2016:44).

2. Quick Ratio

Analisa rasio cepat berdasarkan laporan keuangan

PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk dari tahun 2013 sampai

2019 dapat di tunjukkan dalam rumus perhitungan rasio

lancar seperti tampak dalam tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Rasio Cepat
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 2013-2019.
Aktiva
Hutang Rasio
Lancar Persediaan
Lancar Cepat
Tahun (dalam (dalam Kriteria
(dalam (dalam
jutaan jutaan Rp)
jutaan Rp) %)
Rp)

2013 865.831 140.464 289.689 250,40% Baik

2014 650.517 208.434 462.845 95,51% Tidak Baik

2015 414.761 108.193 341.082 89,88% Tidak Baik

2016 467.637 157.354 377.013 82,30% Tidak Baik

2017 452.019 159.301 392.632 74,55% Tidak Baik

2018 297.659 128.778 382.679 44,13% Tidak Baik

2019 579.839 370.488 759.246 27,57% Tidak Baik

Rata-rata 532.609 181.859 429.312 81,70% Tidak Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.6 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan rasio cepat menunjukkan hasil yang tidak

baik karena di bawah kriteria (>150%). Dan rata-rata


93

perhitungan rasio berada di bawah kriteria (>150%).

Menurut Kasmir dalam Julia (2016:44).

3. Cash Ratio

Analisa rasio kas merupakan yang paling likud

dalam mengukur kemampuan perusahaan dalm memenuhi

kewajiban jangka pendek, berdasarkan laporan keuangan

PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk dari tahun 2013-2019

dapat ditunjukkan dalam rumus perhitungan rasio kas

seperti tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Rasio Kas
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 2013-2019.
Rasio
Hutang Lancar
Kas (dalam Kas
Tahun (dalam jutaan Kriteria 
jutaan Rp) (dalam
Rp)
%)
2013 222.554 289.689 76,83% Baik

2014 270.344 462.845 58,41% Baik

2015 162.311 341.082 47,59% Tidak Baik

2016 194.256 377.013 51,53% Baik

2017 159.461 392.632 40,61% Tidak Baik

2018 28.194 382.679 7,37% Tidak Baik

2019 12.247 759.246 1,61% Tidak Baik

Rata-rata 149.910 429.312 34,92% Tidak Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.7 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan beberapa rasio kasnya menunjukkan hasil


94

yang baik karena di atas kriteria (>50%) dan rata-rata

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria

(>50%), menurut Kasmir dalam Julia (2016:44).

3.3.1.2. Rasio Solvabilitas

1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva

Analisa rasio hutang terhadap aktiva merupakan

perbandingan antara soal hutang dengan total aktiva.

Berdasarkan laporan keuangan PT. Gunawan Dianjaya Steel,

Tbk dari tahun 2013-2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.8,

yaitu:

Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Rasio Hutang Terhadap Aktiva
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 2013-2019.
Total
Aktiva Rasio utang
Hutang
Tahun (dalam terhadap Kriteria
(dalam
jutaan Rp) Aktiva (%)
jutaan Rp)
2013 307.084 1.191.496 25,77% Baik
2014 484.174 1.354.621 35,74% Tidak Baik
2015 379.523 1.183.933 32,06% Baik
2016 425.487 1.257.609 33,83% Baik
2017 441.675 1.286.954 34,32% Baik
2018 455.885 1.351.861 33,72% Baik
2019 841.187 1.758.578 47,83% Tidak Baik

Rata-rata 476.431 1.340.722 35,54% Tidak Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.8 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan beberapa rasio hutang terhadap aktiva


95

menunjukkan hasil yang baik karena di kriteria (>35%) dan

rata-rata menunjukkan hasil yang tidak baik karena di

bawah kriteria (>35%), menurut Kasmir dalam Julia

(2016:44).

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas

Analisa rasio hutang terhadap aktiva merupakan

perbandingan antara soal hutang dengan total aktiva.

Berdasarkan laporan keuangan PT. Gunawan Dianjaya

Steel, Tbk dari tahun 2013-2019 dapat di tunjukkan pada

tabel 4.8 yaitu:

Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Rasio Hutang Terhadap Aktiva
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 2013-2019.
Total
Aktiva Rasio utang
Hutang
Tahun (dalam terhadap Kriteria
(dalam
jutaan Rp) Aktiva (%)
jutaan Rp)
2013 307.084 1.191.496 25,77% Baik
2014 484.174 1.354.621 35,74% Tidak Baik
2015 379.523 1.183.933 32,06% Baik
2016 425.487 1.257.609 33,83% Baik
2017 441.675 1.286.954 34,32% Baik
2018 455.885 1.351.861 33,72% Baik
2019 841.187 1.758.578 47,83% Tidak Baik

Rata-rata 476.431 1.340.722 35,54% Tidak Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.8 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan beberapa rasio hutang terhadap aktiva


96

menunjukkan hasil yang baik karena di kriteria (>35%) dan

rata-rata menunjukkan hasil yang tidak baik karena di

bawah kriteria (>35%), menurut Kasmir dalam Julia

(2016:44)

3. Hutang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas

Analisa rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas

berdasarkan laporan keuangan PT. Gunawan Dianjaya

Steel, Tbk dari tahun 2013-2019 dapat di tunjukkan pada

tabel 4.10 yaitu:

Tabel 4.10
Hasil Perhitungan
Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 2013-2019.
Hutang Jangka Rasio utang
Ekuitas (dalam
Tahun Panjang(dalam panjang Kriteria
jutaan Rp)
jutaan Rp) (%)
2013 17.395 884.412 1,97% Baik
2014 21.329 870.447 2,45% Baik
2015 38.441 804.409 4,78% Baik
2016 48.474 832.122 5,83% Tidak Baik
2017 49.042 845.279 5,80% Tidak Baik
2018 73.206 895.976 8,17% Tidak Baik
2019 81.941 917.390 8,93% Tidak Baik

Rata-rata 47.118 864.291 5,45% Tidak Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.10 bahwa pada tahun 2013-

2019 hasil perhitungan beberapa rasio hutang jangka

panjang terhadap ekuitas, menunjukkan hasil yang baik


97

karena di bawah kriteria (>5%) dan rata-rata menunjukkan

hasil yang baik karena di bawah kriteria (>5%), menurut

Kasmir dalam Julia (2016:44).

4. Rasio Ekuitas Terhadap Total Aktiva

Analisa rasio ekuitas terhadap total aktiva

merupakan proposi jumlah aktiva yang dibiayai dari modal

sendiri, berdasarkan laporan keuangan PT. Gunawan

Dianjaya Steel, Tbk dari tahun 2013-2019 dapat di

tunjukkan pada tabel 4.11, yaitu:

Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Rasio Ekuitas terhadap Total Aktiva
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 2013-2019.
Rasio
Ekuitas
Total Aktiva Ekuitas
(dalam
Tahun  (dalam jutaan terhadap Kriteria 
Jutaan
Rp) Total
Rp)
Aktiva (%)
2013 884.412 1.191.496 74,23% Baik

2014 870.447 1.354.621 64,26% Tidak Baik

2015 804.409 1.183.933 67,94% Tidak Baik


2016 832.122 1.257.609 66,17% Tidak Baik
2017 845.279 1.286.954 65,68% Tidak Baik
2018 895.976 1.351.861 66,28% Tidak Baik

2019 917.390 1.758.578 52,17% Tidak Baik

Rata-rata 864.291 1.340.722 64,46% Tidak Baik

Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.11 bahwa pada tahun 2013-

2019 Kecenderungan yang stagnan dalam perhitungan tidak


98

ada kenaikan yang secara signifikan maupun penurunan

yang besar hasil perhitungan ekuitas terhadap total aktiva

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria

(>70%) dan rata –rata hitung menunjukkan hasil yang tidak

baik di bawah (>70%), menurut Kasmir dalam Julia

(2016:46). Bisa dilihat bahwa semakin kecil rasio ini maka

semakin besar aktiva perusahaan yang di biayain hutang

perusahaan.

5. Ekuitas Terhadap Aktiva Tetap

Analisa rasio ekuitas terhadap aktiva tetap

merupakan proporsi aktiva tetap yang dibiayai dari modal

perusahaan itu sendiri. Maka dari itu perusahaan

sepenuhnya di biayai oleh modal sendiri yang berasal dari

kantor pusat. Berdasarkan laporan keuangan PT. Gunawan

Dianjaya Steel, Tbk dari tahun 2013-2019 dapat di

tunjukkan pada tabel 4.12 yaitu:

Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Rasio Ekuitas terhadap Aktiva Tetap
99

PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk


Periode 2013-2019.
Rasio
Ekuitas Aktiva Tetap Ekuitas
Tahun (dalam jutaan (dalam jutaan terhadap Kriteria
Rp) Rp) Aktiva
Tetap (%)
2013 884.412 865.831 102,15% Baik
2014 870.447 650.517 133,81% Baik
2015 804.409 414.761 193,95% Tidak Baik
2016 832.122 467.637 177,94% Baik
2017 845.279 452.019 187,00% Tidak Baik
2018 895.976 297.659 301,01% Tidak Baik
2019 917.390 579.839 158,21% Baik
Rata-rata 864.291 532.609 162,27% Baik
Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.12 bahwa pada tahun 2013-

2019 hasil perhitungan beberapa rasio ekuitas terhadap

aktiva tetap menunjukkan hasil yang tidak baik karena

berada di atas kriteria (>180%) dan rata-rata menunjukkan

hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria (>180%),

menurut Kasmir dalam Julia (2016:44).

3.3.1.3. Rasio Profitabilitas

1. Net Profit Margin

Analisa Net Profit Margin berdasarkan laporan

keuangan PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk dari tahun

2013-2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.13 yaitu:

Tabel 4.13
Hasil Perhitungan Net Profit Margin
100

PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk


Periode 2013-2019.
Laba Bersih Penjualan Rasio Net
Tahun (dalam jutaan (dalam Profit Margin Kriteria
Rp) jutaan Rp) (%)

2013 91.886 1.410.117 6,52% Tidak Baik

2014 -13.939 1.215.611 -1,15% Tidak Baik

2015 -55.213 913.792 -6,04% Tidak Baik

2016 31.705 757.282 4,19% Tidak Baik

2017 10.284 1.228.528 0,84% Tidak Baik

2018 -87.799 1.556.287 -5,64% Tidak Baik

2019 26.807 1,45% Tidak Baik


1.852.766
Rata-rata 533 1.276.340 0,04% Tidak Baik
Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.13 bahwa pada tahun 2013-

2019 hasil perhitungan beberapa Net Profit Margin

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah

kriteria (>9%) dan rata-rata menunjukkan hasil yang

tidak baik karena di bawah kriteria (>9%), menurut

Kasmir dalam Julia (2016:48).

2. Gross Profit Margin

Analisa Gross Profit Margin. Berdasarkan laporan

keuangan PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk dari tahun

2013-2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.14 yaitu:

Tabel 4.14
Hasil Perhitungan Gross Profit Margin
101

PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk


Periode 2013-2019.
Laba
Penjualan Rasio Gross
Kotor
Tahun (dalam Profit Kriteria
(dalam
jutaan Rp) Margin (%)
jutaan Rp)
2013 215.003 1.410.117 15,25% Tidak Baik
2014 61.890 1.215.611 5,09% Tidak Baik
2015 9.681 913.792 1,06% Tidak Baik
2016 109.629 757.282 14,48% Tidak Baik
2017 126.934 1.228.528 10,33% Tidak Baik
2018 556 1.556.287 0,04% Tidak Baik
2019 147.052 1.852.766 7,94% Tidak Baik
Rata-rata 95.821 1.276.340 7,51% Tidak Baik
Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.14 bahwa pada tahun 2013-

2019 hasil perhitungan beberapa Gross Profit Margin

menunjukkan hasil yang cukup tidak baik karena di bawah

kriteria (>30%) dan rata-rata menunjukkan hasil yang

tidak baik karena di bawah kriteria (>30%), menurut

Kasmir dalam Julia (2016:49). Rasio ini memberikan

informasi mengenai laba kotor yang dicapai dari setiap

penjualan.

3. Return On Investment

Analisa rasio return on investment atau tingkat

pengembalian aset suatu indikator rasio yang digunakan

untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan atas aset yang dimiliki perusahaan


102

dalam menghasilkan keuntungan atas aset yang dimiliki

perusahaan dan juga untuk melihat keaktifan dari kegiatan

operasi perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan PT.

Gunawan Dianjaya Steel, Tbk dari tahun 2013-2019 dapat di

tunjukkan pada tabel 4.15 yaitu:

Tabel 4.15
Hasil Perhitungan Return On Investment
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 2013-2019.
Rasio
Laba bersih Total Aktiva
return of
Tahun (dalam (dalam jutaan Kriteria
invesment
jutaan Rp) Rp)
(%)
2013 91.886 1.191.496 7,71% Tidak Baik

2014 -13.939 1.354.621 -1,03% Tidak Baik

2015 -55.213 1.183.933 -4,66% Tidak Baik

2016 31.705 1.257.609 2,52% Tidak Baik

2017 10.284 1.286.954 0,80% Tidak Baik

2018 -87.799 1.351.861 -6,49% Tidak Baik

2019 26.807 1.758.578 1,52% Tidak Baik

Rata-rata 533 1.340.722 0,04% Tidak Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.15 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan beberapa return on investment

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria

(>30%) dan rata-rata menunjukkan hasil yang tidak baik

karena di bawah kriteria (>30%), menurut Kasmir dalam

Julia (2016:47).
103

4. Retutn on Equity

Analisa rasio return on equity atau tingkat

pengembalian ekuitas atau imbalan kepada pemengang

saham. . Berdasarkan laporan keuangan PT. Gunawan

Dianjaya Steel, Tbk dari tahun 2013-2019 dapat di

tunjukkan pada tabel 4.16 yaitu :

Tabel 4.16
Hasil Perhitungan Return On Investment
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 2013-2019.
Laba Bersih Ekuitas Rasio
Tahun (dalam (dalam Return On Kriteria
jutaan Rp) jutaan Rp) Equity (%)

2013 91.886 884.412 10,39% Tidak Baik

2014 -13.939 870.447 -1,60% Tidak Baik

2015 -55.213 804.409 -6,86% Tidak Baik

2016 31.705 832.122 3,81% Tidak Baik

2017 10.284 845.279 1,22% Tidak Baik

2018 -87.799 895.976 -9,80% Tidak Baik

2019 26.807 917.390 2,92% Tidak Baik

Rata-rata 533 864.291 0,06% Tidak Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.16 bahwa pada tahun 2013-

2019 hasil perhitungan beberapa return on equity

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria

(>40%) dan rata-rata menunjukkan hasil yang tidak baik


104

karena di bawah kriteria (>40%), menurut Kasmir dalam

Julia (2016:48).

3.3.1.4. Rasio Aktivitas

1. Perputaran Persediaan

Analisa perputaran persediaan. Berdasarkan laporan

keuangan PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk dari tahun

2013-2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.17 yaitu:

Tabel 4.17
Hasil Perhitungan Perputaran Persediaan
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 2013-2019.
Rasio
Penjualan Persediaan
Perputaran
Tahun (dalam jutaan (dalam Kriteria
Persediaan
Rp) jutaan Rp)
(Hari)
2013 1.410.117 140.464 36,64 Tidak Baik

2014 1.215.611 208.434 21,29 Baik

2015 913.792 108.193 30,83 Tidak Baik

2016 757.282 157.354 17,57 Baik

2017 1.228.528 159.301 28,15 Baik

2018 1.556.287 128.778 44,11 Tidak Baik

2019 1.852.766 370.488 18,25 Baik

Rata-rata 1.276.340 181.859 25,62 Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.17 bahwa pada tahun 2013-

2019 hasil perhitungan beberapa perputaran persediaan

menunjukkan hasil yang baik karena di bawah kriteria (>30

hari) dan rata-rata hitungnya hasil yang tidak baik karena di

bawah kriteria (>30 hari).


105

2. Perputaran Piutang

Analisa rasio perputaran piutang, rasio ini mengukur

perbandingan antara penjualan suatu perusahaan dengan

besarnya piutang yang belum ditagih. Jika perusahaan

mengalami kesulitan dalam penagihan piutangnya, berarti

perusahaan mempunyai saldo piutang besar dan rasio rendah,

begitu pula sebaliknya. Berdasarkan laporan keuagan PT.

Gunawan Dianjaya Steel, Tbk dari tahun 2013-2019 dapat di

tunjukkan pada tabel 4.18 yaitu:

Tabel 4.18
Hasil Perhitungan Perputaran Piutang
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 2013-2019.
Penjualan Rasio
Piutang (dalam
Tahun (dalam jutaan Perputaran Kriteria
jutaan Rp)
Rp) Piutang (Hari)
2013 1.410.117 141.979 36,25 Tidak Baik

2014 1.215.611 124.516 35,63 Tidak Baik

2015 913.792 118.760 28,08 Baik

2016 757.282 89.758 30,79 Tidak Baik

2017 1.228.528 89.171 50,29 Tidak Baik

2018 1.556.287 93.054 61,04 Tidak Baik

2019 1.852.766 153.784 43,97 Tidak Baik

Rata-rata 1.276.340 109.540 42,53 Tidak Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.18 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan perputaran piutang menunjukkan hasil yang


106

tidak baik karena di bawah kriteria (>30 hari) dan rata-rata

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria

(>30 hari).

3. Perputaran Total Aktiva

Analisa rasio perputaran total aktiva. Berdasarkan

laporan keuangan PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk dari

tahun 2013-2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.19 yaitu:

Tabel 4.19
Hasil Perhitungan Perputaran Total Aktiva
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 2013-2019.
Penjualan Total Aktiva Rasio Utang
Tahun (dalam jutaan (dalam jutaan Terhadap Kriteria
Rp) Rp) Ekuitas (X)
2013 1.410.117 1.191.496 1,18 Tidak Baik

2014 1.215.611 1.354.621 0,90 Tidak Baik

2015 913.792 1.183.933 0,77 Tidak Baik

2016 757.282 1.257.609 0,60 Tidak Baik

2017 1.228.528 1.286.954 0,95 Tidak Baik

2018 1.556.287 1.351.861 1,15 Tidak Baik

2019 1.852.766 1.758.578 1,05 Tidak Baik


Tidak
Rata-rata 1.276.340 1.271.079 1,00
Baik
Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis

2020.

Berdasarkan tabel 4.19 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan beberapa perputaran total aktiva

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria


107

(>3 kali) dan rata-rata hitung menunjukkan hasil yang tidak

baik karena di bawah kriteria (>3 kali).

4. Perputaran Aktiva Tetap

Analisa rasio perputaran aktiva tetap. Berdasarkan

laporan keuangan PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk dari

tahun 2013-2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.20 yaitu:

Tabel 4.20
Hasil Perhitungan Perputaran Aktiva Tetap
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 2013-2019.
Rasio
Penjualan Aktiva Tetap
Perputaran
Tahun (dalam jutaan (dalam jutaan Kriteria
Aktiva
Rp) Rp)
Tetap (X)
2013 1.410.117 865.831 1,63 Tidak Baik

2014 1.215.611 650.517 1,87 Tidak Baik

2015 913.792 414.761 2,20 Tidak Baik

2016 757.282 467.637 1,62 Tidak Baik

2017 1.228.528 452.019 2,72 Tidak Baik

2018 1.556.287 297.659 5,23 Baik

2019 1.852.766 579.839 3,20 Tidak Baik


Tidak
Rata-rata 1.276.340 532.609 2,40
Baik
Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis

2020.

Berdasarkan tabel 4.20 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan beberapa perputaran aktiva tetap

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria

(>4 kali) dan rata-rata menunjukkan hasil yang tidak baik

karena di bawah kriteria (>4 kali).


108

5. Periode Pengumpulan Piutang

Analisa rasio periode pengumpulan piutang.

Berdasarkan laporan keuangan PT. Gunawan Dianjaya Steel,

Tbk dari tahun 2013-2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.21

yaitu:

Tabel 4.21
Periode Pengumpulan Piutang
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk
Periode 2013-2019.
Rasio
Piutang Penjualan
Collection
Tahun (dalam (dalam Kriteria
Period
jutaan Rp) jutaan Rp)
(Hari)
2013 141.979 1.410.117 36,75 Baik

2014 124.516 1.215.611 37,39 Baik

2015 118.760 913.792 47,44 Tidak Baik

2016 89.758 757.282 43,26 Tidak Baik

2017 89.171 1.228.528 26,49 Baik

2018 93.054 1.556.287 21,82 Baik

2019 153.784 1.852.766 30,30 Baik

Rata-rata 109.540 1.276.340 31,33 Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Diolah Penulis

2020.

Berdasarkan tabel 4.21 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan beberapa rasio kasnya menunjukkan hasil

yang baik karena di bawah kriteria (>40 hari) dan rata-rata


109

hitung menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah

kriteria (>40 hari).

3.3.2. PT Krakatau Steel, Tbk

3.3.2.1. Rasio Likuiditas

1. Current Ratio

Analisa Rasio lancar berdasarkan laporan keuangan

PT. Krakatau Steel, Tbk dari tahun 2013-2019 dapat di

tunjukkan pada tabel 4.22 yaitu:

Tabel 4.22
Hasil Perhitungan Rasio Lancar
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.
Aktiva Hutang
Rasio
Lancar Lancar
Tahun Lancar Kriteria
(dalam (dalam
(dalam %)
jutaan Rp) jutaan Rp)

2013 1.095 1.138 96,22% Tidak Baik

2014 1.058 1.413 74,88% Tidak Baik

2015 892 1.457 61,22% Tidak Baik

2016 997 1.224 81,45% Tidak Baik

2017 1.021 1.361 75,02% Tidak Baik

2018 989 1.598 61,89% Tidak Baik

2019 690 2.493 27,68% Tidak Baik

Rata-rata 963 1.526 63,10% Tidak Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.22 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan rasio lancarnya menunjukkan hasil tidak


110

baik karena berada di bawah kriteria (<200%). Dan rata-rata

hitungnya menunjukkan kriteria tidak baik karena di bawah

kriteria (<200%), menurut Kasmir dalam Julia (2016:44).

2. Quick Ratio

Analisa rasio cepat berdasarkan laporan keuangan

PT. Krakatau Steel, Tbk dari tahun 2013 sampai 2019 dapat

di tunjukkan dalam rumus perhitungan rasio lancar seperti

tampak dalam tabel 4.23 berikut :

Tabel 4.23
Hasil Perhitungan Rasio Cepat
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.

Aktiva Hutang Rasio


Persediaan
Lancar Lancar Cepat
Tahun (dalam Kriteria
(dalam (dalam (dalam
jutaan Rp)
jutaan Rp) jutaan Rp) %)

2013 1.095 519 1.138 50,62% Tidak Baik


2014 1.058 480 1.413 40,91% Tidak Baik
2015 892 408 1.457 33,22% Tidak Baik
2016 997 473 1.224 42,81% Tidak Baik
2017 1.021 488 1.361 39,16% Tidak Baik
2018 989 534 1.598 28,47% Tidak Baik
2019 690 260 2.493 17,25% Tidak Baik
Rata-
963 452 1.526 33,51% Tidak Baik
rata
Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.23 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan rasio cepat menunjukkan hasil yang tidak baik

karena di bawah kriteria (>150%). Dan rata-rata perhitungan


111

rasio berada di bawah kriteria (>150%). Menurut Kasmir dalam

Julia (2016:44).

3. Cash Ratio

Analisa rasio kas merupakan yang paling likud dalam

mengukur kemampuan perusahaan dalm memenuhi

kewajiban jangka pendek, berdasarkan laporan keuangan PT.

Krakatau Steel, Tbk dari tahun 2013-2019 dapat ditunjukkan

dalam rumus perhitungan rasio kas seperti tabel 4.24 berikut:

Tabel 4.24
Hasil Perhitungan Rasio Kas
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.
Kas Hutang Rasio
(dalam Lancar Kas
 Tahun  Kriteria
jutaan (dalam jutaan (dalam
Rp) Rp) %)
2013 190 1.138 16,70% Tidak Baik

2014 236 1.413 16,70% Tidak Baik

2015 132 1.457 9,06% Tidak Baik


2016 264 1.224 21,57% Tidak Baik
2017 280 1.361 20,57% Tidak Baik
2018 173 1.598 10,83% Tidak Baik

2019 130 2.493 5,21% Tidak Baik


Rata-
201 1.526 13,15% Tidak Baik
rata
Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.24 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan beberapa rasio kasnya menunjukkan hasil

yang baik karena di atas kriteria (>50%) dan rata-rata


112

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria

(>50%), menurut Kasmir dalam Julia (2016:44).

4.3.2.2. Rasio Solvabilitas

1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva

Analisa rasio hutang terhadap aktiva merupakan

perbandingan antara soal hutang dengan total aktiva.

Berdasarkan laporan keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk dari

tahun 2013-2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.25, yaitu:

Tabel 4.25
Hasil Perhitungan Rasio Hutang Terhadap Aktiva
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.
Total Hutang Aktiva Rasio utang
Tahun (dalam jutaan (dalam terhadap Aktiva Kriteria
Rp) jutaan Rp) (%)
2013 1.327 2.379 55,78% Tidak Baik

2014 1.706 2.379 71,71% Tidak Baik


2015 1.914 2.598 73,67% Tidak Baik
2016 2.097 3.936 53,28% Tidak Baik
2017 2.261 4.114 54,96% Tidak Baik
2018 2.498 4.298 58,12% Tidak Baik
2019 2.930 3.286 89,17% Tidak Baik
Rata- 2.105
3.284 64,08% Tidak Baik
rata
Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.25 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan beberapa rasio hutang terhadap aktiva

menunjukkan hasil yang baik karena di kriteria (>35%) dan


113

rata-rata menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah

kriteria (>35%), menurut Kasmir dalam Julia (2016:44).

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas

Analisa rasio hutang terhadap ekuitas berdasarkan

laporan keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk dari tahun 2013-

2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4,26 yaitu:

Tabel 4.26
Hasil Perhitungan Rasio Hutang terhadap Ekuitas
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.
Total Ekuitas
Rasio utang
Hutang (dalam
 Tahun terhadap Kriteria 
(dalam jutaan
Ekuitas (%)
jutaan Rp) Rp)
2013 1.327 1.052 126,14% Tidak Baik

2014 1.706 891 191,47% Tidak Baik

2015 1.914 1.788 107,05% Tidak Baik

2016 2.097 1.839 114,03% Tidak Baik

2017 2.261 1.852 122,08% Tidak Baik

2018 2.498 1.800 138,78% Tidak Baik

2019 2.930 356 823,03% Tidak Baik

Rata-rata 2.105 1.368 153,82% Tidak Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.26 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan beberapa rasio hutang terhadap ekuitas

menunjukkan hasil yang baik karena di bawah kriteria

(>80%) dan rata-rata menunjukkan hasil yang baik karena di

bawah kriteria (>80%). Dengan demikian bahwa perhitungan


114

rasio terhadap ekuitas begitu baik, menurut Kasmir dalam

Julia (2016:44).

3. Hutang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas

Analisa rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas

berdasarkan laporan keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk dari

tahun 2013-2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.27 yaitu:

Tabel 4.27
Hasil Perhitungan
Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.

Sumber: Hutang Jangka Ekuitas Rasio utang


Tahun Panjang(dalam (dalam panjang Kriteria
Laporan jutaan Rp) jutaan Rp) (%)

Keuangan 2013 1.327 1.052 126,14% Tidak Baik


PT.
2014 1.706 891 191,47% Tidak Baik
Krakatau

Steel, Tbk 2015 1.914 1.788 107,05% Tidak Baik


Diolah
2016 2.097 1.839 114,03% Tidak Baik
Penulis

2020.
2017 2.261 1.852 122,08% Tidak Baik

2018 2.498 1.800 138,78% Tidak Baik

2019 2.930 356 823,03% Tidak Baik

Rata-
2.105 1.368 153,82% Tidak Baik
rata
115

Berdasarkan tabel 4.27 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan beberapa rasio hutang jangka panjang terhadap

ekuitas, menunjukkan hasil yang baik karena di bawah kriteria

(>5%) dan rata-rata menunjukkan hasil yang baik karena di

bawah kriteria (>5%), menurut Kasmir dalam Julia (2016:44).

4. Rasio Ekuitas Terhadap Total Aktiva

Analisa rasio ekuitas terhadap total aktiva merupakan

proposi jumlah aktiva yang dibiayai dari modal sendiri,

berdasarkan laporan keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk dari

tahun 2013-2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.28 yaitu:

Tabel 4.28
Hasil Perhitungan Rasio Ekuitas terhadap Total Aktiva
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.
Rasio
Total
Ekuitas Ekuitas
Aktiva
Tahun (dalam terhadap Kriteria
(dalam
Jutaan Rp) Total Aktiva
jutaan Rp)
(%)
2013 1.052 2.379 44,22% Tidak Baik
2014 891 2.379 37,45% Tidak Baik

2015 1.788 2.598 68,82% Tidak Baik


2016 1.839 3.936 46,72% Tidak Baik
2017 1.852 4.114 45,02% Tidak Baik
2018 1.800 4.298 41,88% Tidak Baik

2019 356 3.286 10,83% Tidak Baik

Rata-rata 1.368 3.284 41,66% Tidak Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.28 bahwa pada tahun 2013-2019

Kecenderungan yang stagnan dalam perhitungan tidak ada


116

kenaikan yang secara signifikan maupun penurunan yang

besar hasil perhitungan ekuitas terhadap total aktiva

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria

(>70%) dan rata –rata hitung menunjukkan hasil yang tidak

baik di bawah (>70%), menurut Kasmir dalam Julia

(2016:46). Bisa dilihat bahwa semakin kecil rasio ini maka

semakin besar aktiva perusahaan yang di biayain hutang

perusahaan.

5. Ekuitas Terhadap Aktiva Tetap

Analisa rasio ekuitas terhadap aktiva tetap merupakan

proporsi aktiva tetap yang dibiayai dari modal perusahaan itu

sendiri. Maka dari itu perusahaan sepenuhnya di biayai oleh

modal sendiri yang berasal dari kantor pusat. Berdasarkan

laporan keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk dari tahun 2013-

2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.29 yaitu:

Tabel 4.29
Hasil Perhitungan Rasio Ekuitas terhadap Aktiva Tetap
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.

Rasio
Ekuitas
Aktiva Tetap Ekuitas
(dalam
Tahun (dalam jutaan terhadap Kriteria
jutaan
Rp) Aktiva
Rp)
Tetap (%)

2013 1.052 1.095 96,07% Baik


2014 891 1.058 84,22% Baik
2015 1.788 892 200,45% Tidak Baik
2016 1.839 997 184,45% Tidak Baik
117

2017 1.852 1.021 181,39% Tidak Baik


2018 1.800 989 182,00% Tidak Baik
2019 356 690 51,59% Baik
Rata-rata 1.368 963 142,06% Baik
Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.29 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan beberapa rasio ekuitas terhadap aktiva tetap

menunjukkan hasil yang tidak baik karena berada di atas

kriteria (>180%) dan rata-rata menunjukkan hasil yang tidak

baik karena di bawah kriteria (>180%), menurut Kasmir

dalam Julia (2016:44).

4.3.2.3. Rasio Profitabilitas

1. Profit Margin

1. Net Profit Margin

Analisa Net Profit Margin berdasarkan laporan

keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk dari tahun 2013-2019

dapat di tunjukkan pada tabel 4.13 yaitu:

Tabel 4.30
Hasil Perhitungan Net Profit Margin
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.
Laba
Penjualan Rasio Net
Bersih
Tahun (dalam Profit Kriteria
(dalam
jutaan Rp) Margin (%)
jutaan Rp)
2013 -14 2.084 -0,67% Tidak Baik
2014 -157 1.868 -8,40% Tidak Baik
2015 -326 1.321 -24,68% Tidak Baik
2016 -181 1.344 -13,47% Tidak Baik
2017 -86 1.449 -5,94% Tidak Baik
2018 -77 1.739 -4,43% Tidak Baik
2019 -505 1.420 -35,56% Tidak Baik
118

Rata-rata -192 1.604 -11,99% Tidak Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.30 bahwa pada tahun 2013-

2019 hasil perhitungan beberapa Net Profit Margin

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria

(>9%) dan rata-rata menunjukkan hasil yang tidak baik

karena di bawah kriteria (>9%), menurut Kasmir dalam

Julia (2016:48).

2. Gross Profit Margin

Analisa Gross Profit Margin. Berdasarkan

laporan keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk dari tahun

2013-2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.14 yaitu:

Tabel 4.31
Hasil Perhitungan Gross Profit Margin
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.
Laba Kotor Penjualan Rasio Gross
Tahun (dalam (dalam jutaan Profit Kriteria
jutaan Rp) Rp) Margin (%)
2013 96 2.084 4,61% Tidak Baik
2014 41 1.868 2,19% Tidak Baik
2015 36 1.321 2,73% Tidak Baik
2016 115 1.344 8,56% Tidak Baik
2017 219 1.449 15,11% Tidak Baik
2018 158 1.739 9,09% Tidak Baik
2019 17 1.420 1,20% Tidak Baik
Rata-rata 97 1.604 6,08% Tidak Baik
Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.
119

Berdasarkan tabel 4.14 bahwa pada tahun 2013-

2019 hasil perhitungan beberapa Gross Profit Margin

menunjukkan hasil yang cukup tidak baik karena di

bawah kriteria (>30%) dan rata-rata menunjukkan hasil

yang tidak baik karena di bawah kriteria (>30%),

menurut Kasmir dalam Julia (2016:49). Rasio ini

memberikan informasi mengenai laba kotor yang dicapai

dari setiap penjualan.

2. Return On Investment

Analisa rasio return on investment atau tingkat

pengembalian aset suatu indikator rasio yang digunakan untuk

mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan atas aset yang dimiliki perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan atas aset yang dimiliki perusahaan dan

juga untuk melihat keaktifan dari kegiatan operasi perusahaan.

Berdasarkan laporan keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk dari tahun

2013-2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.32 yaitu:

Tabel 4.32
Hasil Perhitungan Return On Investment
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.
Laba bersih Total Aktiva Rasio return
Tahun (dalam (dalam jutaan of invesment Kriteria
jutaan Rp) Rp) (%)
2013 -14 2.379 -0,59% Tidak Baik
2014 -157 2.379 -6,60% Tidak Baik
2015 -326 2.598 -12,55% Tidak Baik
120

2016 -181 3.936 -4,60% Tidak Baik


2017 -86 4.114 -2,09% Tidak Baik
2018 -77 4.298 -1,79% Tidak Baik
2019 -505 3.286 -15,37% Tidak Baik
Rata-
-192 3.284 -5,85% Tidak Baik
rata
Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.32 bahwa pada tahun 2013-2019 hasil

perhitungan beberapa return on investment menunjukkan hasil

yang tidak baik karena di bawah kriteria (>30%) dan rata-rata

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria

(>30%), menurut Kasmir dalam Julia (2016:47).

3. Retutn on Equity

Analisa rasio return on equity atau tingkat pengembalian

ekuitas atau imbalan kepada pemengang saham. Berdasarkan

laporan keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk dari tahun 2013-2019

dapat di tunjukkan pada tabel 4.33 yaitu:

Tabel 4.33
Hasil Perhitungan Return On Investment
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.
Laba Bersih Ekuitas Rasio Return
Tahun (dalam (dalam On Equity Kriteria
jutaan Rp) jutaan Rp) (%)

2013 -14 1.052 -1,33% Tidak Baik

2014 -157 891 -17,62% Tidak Baik

2015 -326 1.788 -18,23% Tidak Baik

2016 -181 1.839 -9,84% Tidak Baik

2017 -86 1.852 -4,64% Tidak Baik


121

2018 -77 1.800 -4,28% Tidak Baik

2019 -505 356 -141,85% Tidak Baik

Rata-rata -192 1.368 -14,05% Tidak Baik


Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.33 bahwa pada tahun 2013-2019 hasil

perhitungan beberapa return on equity menunjukkan hasil yang

tidak baik karena di bawah kriteria (>40%) dan rata-rata

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria

(>40%), menurut Kasmir dalam Julia (2016:48).

4.3.2.4. Rasio Aktivitas

1. Perputaran Persediaan

Analisa perputaran persediaan. Berdasarkan laporan

keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk dari tahun 2013-2019 dapat

di tunjukkan pada tabel 4.34 yaitu:

Tabel 4.34
Hasil Perhitungan Perputaran Persediaan
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.
Rasio
Penjualan Persediaan
Perputaran
Tahun (dalam (dalam jutaan Kriteria
Persediaan
jutaan Rp) Rp)
(Hari)
2013 2.084 519 14,66 Baik
2014 1.868 480 14,20 Baik
2015 1.321 408 11,82 Baik
2016 1.344 473 10,37 Baik
2017 1.449 488 10,84 Baik
2018 1.739 534 11,89 Baik
2019 1.420 260 19,93 Baik
Rata-rata 1.604 452 12,96 Baik
122

Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.34 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan beberapa perputaran persediaan

menunjukkan hasil yang baik karena di bawah kriteria (>30

hari) dan rata-rata hitungnya hasil yang tidak baik karena di

bawah kriteria (>30 hari).

2. Perputaran Piutang

Analisa rasio perputaran piutang, rasio ini mengukur

perbandingan antara penjualan suatu perusahaan dengan

besarnya piutang yang belum ditagih. Jika perusahaan

mengalami kesulitan dalam penagihan piutangnya, berarti

perusahaan mempunyai saldo piutang besar dan rasio rendah,

begitu pula sebaliknya . Berdasarkan laporan keuangan PT.

Krakatau Steel, Tbk dari tahun 2013-2019 dapat di tunjukkan

pada tabel 4.35 yaitu:

Tabel 4.35
Hasil Perhitungan Perputaran Piutang
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.
Rasio
Penjualan
Piutang (dalam Perputaran
Tahun (dalam Kriteria
jutaan Rp) Piutang
jutaan Rp)
(Hari)
2013 2.084 276 27,56 Baik
2014 1.868 248 27,49 Baik
2015 1.321 210 22,96 Baik
2016 1.344 182 26,95 Baik
2017 1.449 203 26,05 Baik
2018 1.739 219 28,98 Baik
123

2019 1.420 201 25,79 Baik


Rata-
1.604 220 26,62 Baik
rata
Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.35 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan perputaran piutang menunjukkan hasil yang

tidak baik karena di bawah kriteria (>30 hari) dan rata-rata

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria

(>30 hari).

3. Perputaran Total Aktiva

Analisa rasio perputaran total aktiva. Berdasarkan

laporan keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk dari tahun 2013-

2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.36 yaitu:

Tabel 4.36
Hasil Perhitungan Perputaran Total Aktiva
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.
Penjualan Total Aktiva Rasio Utang
Tahun (dalam jutaan (dalam jutaan Terhadap Kriteria
Rp) Rp) Ekuitas (X)
2013 2.084 2.379 0,88 Tidak Baik
2014 1.868 2.379 0,79 Tidak Baik

2015 1.321 2.598 0,51 Tidak Baik

2016 1.344 3.936 0,34 Tidak Baik

2017 1.449 4.114 0,35 Tidak Baik

2018 1.739 4.298 0,40 Tidak Baik


2019 1.420 3.286 0,43 Tidak Baik
Rata- Tidak
1.604 3.284 0,49
rata Baik
Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.
124

Berdasarkan tabel 4.36 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan beberapa perputaran total aktiva

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria

(>3 kali) dan rata-rata hitung menunjukkan hasil yang tidak

baik karena di bawah kriteria (>3 kali).

4. Perputaran Aktiva Tetap

Analisa rasio perputaran aktiva tetap. Berdasarkan

laporan keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk dari tahun 2013-

2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.20 yaitu

Tabel 4.37
Hasil Perhitungan Perputaran Aktiva Tetap
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.
Rasio
Penjualan Aktiva Tetap
Perputaran
Tahun (dalam jutaan (dalam Kriteria
Aktiva
Rp) jutaan Rp)
Tetap (X)
2013 2.084 1.095 1,90 Tidak Baik
2014 1.868 1.058 1,77 Tidak Baik
2015 1.321 892 1,48 Tidak Baik
2016 1.344 997 1,35 Tidak Baik
2017 1.449 1.021 1,42 Tidak Baik
2018 1.739 989 1,76 Tidak Baik
2019 1.420 690 2,06 Tidak Baik
Rata-rata 1.604 963 1,66 Tidak Baik
Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.37 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan beberapa perputaran aktiva tetap

menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah kriteria


125

(>4 kali) dan rata-rata menunjukkan hasil yang tidak baik

karena di bawah kriteria (>4 kali).

5. Periode Pengumpulan Piutang

Analisa rasio periode pengumpulan piutang.

Berdasarkan laporan keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk dari

tahun 2013-2019 dapat di tunjukkan pada tabel 4.38 yaitu:

Tabel 4.38
Periode Pengumpulan Piutang
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019.
Piutang Penjualan
Rasio Collection
Tahun (dalam jutaan (dalam jutaan Kriteria
Period (Hari)
Rp) Rp)
2013 276 2.084 48,34 Tidak Baik

2014 248 1.868 48,46 Tidak Baik

2015 210 1.321 58,02 Tidak Baik

2016 182 1.344 49,43 Tidak Baik

2017 203 1.449 51,14 Tidak Baik

2018 219 1.739 45,97 Tidak Baik

2019 201 1.420 51,67 Tidak Baik


Rata-
220 1.604 50,04 Tidak Baik
rata
Sumber: Laporan Keuangan PT. Krakatau Steel, Tbk Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan tabel 4.38 bahwa pada tahun 2013-2019

hasil perhitungan periode pengumpulan piutang menunjukkan

hasil yang baik karena di bawah kriteria (>40 hari) dan rata-

rata hitung menunjukkan hasil yang tidak baik karena di bawah

kriteria (>40 hari).


126

3.3.3. Perbandingan Terhadap Standar Rata-Rata Rasio Keuangan

Perusahaan Manufaktur Dengan Sub Sektor Perusahaan Plat

Baja

1. Rasio Likuiditas

Tabel 4.39
Hasil Perhitungan Rasio Likiuditas
PT. Gunawan Steel, Tbk dan PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019

PT PT PT
PT PT PT
Gunawan Gunawan Gunawan
Krakatau Standar Krakatau Standar Krakatau Standar
Tahun Dianjaya Dianjaya Dianjaya
Steel Tbk Rasio Steel Tbk Rasio Steel Tbk Rasio
Steel Tbk Steel Tbk Steel Tbk

Rasio Lancar (%) Rasio Cepat (%) Rasio Kas (%)

2013 298,88% 96,22% 197,55% 250,40% 50,62% 150,51% 76,83% 16,70% 46,76%

2014 140,55% 74,88% 107,71% 95,51% 40,91% 68,21% 58,41% 16,70% 37,56%

2015 121,60% 61,22% 91,41% 89,88% 33,22% 61,55% 47,59% 9,06% 28,32%

2016 124,04% 81,45% 102,75% 82,30% 42,81% 62,56% 51,53% 21,57% 36,55%

2017 115,13% 75,02% 95,07% 74,55% 39,16% 56,86% 40,61% 20,57% 30,59%

2018 77,78% 61,89% 69,84% 44,13% 28,47% 36,30% 7,37% 10,83% 9,10%

2019 76,37% 27,68% 52,02% 27,57% 17,25% 22,41% 1,61% 5,21% 3,41%
RATA-
124,06% 63,10% 93,58% 81,70% 33,51% 57,60% 34,92% 13,15% 24,03%
RATA

Sumber: Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan hasil tabel 4.39, bahwa pada hasil PT.

Gunawan Dianjaya Steel Tbk nilai rata-rata rasio lebih tinggi

dibandingkan dengan standar rasio, dimana hal tersebut

menjadikan PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk dapat menekan

risiko terhadap gagal bayar utang jangka pendeknya. Sedangkan

pada perusahaan PT. Krakatau Steel Tbk, nilai rata-rata rasio lebih

rendah dibandingkan dengan standar rasio sehingga pada PT.


127

Krakatau Steel Tbk memiliki risiko gagal bayar utang jangka

pendek lebih tinggi.

Rasio Solvabilitas

Tabel 4.40
Hasil Perhitungan Rasio Solvabilitas
PT. Gunawan Steel, Tbk dan PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019

PT PT PT
PT PT PT
Gunawan Gunawan Gunawan
Krakatau Krakatau Krakatau
Dianjaya Standar Dianjaya Standar Dianjaya Standar
Tahun Steel Tbk Steel Tbk Steel Tbk
Steel Tbk Rasio Steel Tbk Rasio Steel Tbk Rasio

Rasio Utang Rasio utang terhadap Rasio utang panjang


Terhadap Aktiva (%) Ekuitas (%) (%)
2013 25,77% 55,78% 40,78% 34,72% 126,14% 80,43% 1,97% 126,14% 64,05%
2014 35,74% 71,71% 53,73% 55,62% 191,47% 123,55% 2,45% 191,47% 96,96%
2015 32,06% 73,67% 52,86% 47,18% 107,05% 77,11% 4,78% 107,05% 55,91%
2016 33,83% 53,28% 43,56% 51,13% 114,03% 82,58% 5,83% 114,03% 59,93%
2017 34,32% 54,96% 44,64% 52,25% 122,08% 87,17% 5,80% 122,08% 63,94%
2018 33,72% 58,12% 45,92% 50,88% 138,78% 94,83% 8,17% 138,78% 73,47%
2019 47,83% 89,17% 68,50% 91,69% 823,03% 457,36% 8,93% 823,03% 415,98%
RATA-
35,54% 64,08% 49,81% 55,12% 153,82% 104,47% 5,45% 153,82% 79,64%
RATA

PT PT
PT PT
Gunawan Gunawan
Krakatau Krakatau
Dianjaya Standar Dianjaya Standar
Tahun Steel Tbk Steel Tbk
Steel Tbk Rasio Steel Tbk Rasio
Rasio Ekuitas terhadap Total Rasio Ekuitas terhadap
Aktiva (%) Aktiva Tetap (%)
2013 74,23% 44,22% 59,22% 102,15% 96,07% 99,1%
2014 64,26% 37,45% 50,86% 133,81% 84,22% 109,0%
2015 67,94% 68,82% 68,38% 193,95% 200,45% 197,2%
2016 66,17% 46,72% 56,44% 177,94% 184,45% 181,2%
2017 65,68% 45,02% 55,35% 187,00% 181,39% 184,2%
2018 66,28% 41,88% 54,08% 301,01% 182,00% 241,5%
2019 52,17% 10,83% 31,50% 158,21% 51,59% 104,9%
RATA-
64,46% 41,66% 53,06% 162,27% 142,06% 152,2%
RATA
128

Sumber: Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan hasil tabel 4.40 pada perusahaan PT. Gunawan

Dianjaya Steel Tbk, menunjukkan hasil rata-rata rasio utang lebih

rendah dibandingkan dengan standar rasio, hal tersebut mejadikan

PT. Gunawan Dianjaya Steel memiliki risiko yang tinggi terhada

pembayaran utang. Sedangkan pada perusahaan PT. Krakatau Steel

Tbk, rata-rata rasio utang lebih tinggi sehingga dapat melakukan

penekanan terhadap gagal bayar utang.

2. Rasio Profitabilitas

Tabel 4.41
Hasil Perhitungan Rasio Profitabilitas
PT. Gunawan Steel, Tbk dan PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019

PT PT
PT PT
Gunawan Gunawan
Krakatau Krakatau
Dianjaya Standar Dianjaya Standar
Tahun Steel Tbk Steel Tbk
Steel Tbk Rasio Steel Tbk Rasio
Rasio Gross Profit
Rasio Net Profit Net (%)
Margin (%)
2013 6,52% -0,67% 2,92% 15,25% 4,61% 9,93%
2014 -1,15% -8,40% -4,78% 5,09% 2,19% 3,64%
2015 -6,04% -24,68% -15,36% 1,06% 2,73% 1,89%
2016 4,19% -13,47% -4,64% 14,48% 8,56% 11,52%
2017 0,84% -5,94% -2,55% 10,33% 15,11% 12,72%
2018 -5,64% -4,43% -5,03% 0,04% 9,09% 4,56%
2019 1,45% -35,56% -17,06% 7,94% 1,20% 4,57%
RATA-
0,04% -11,99% -5,97% 7,51% 6,08% 6,79%
RATA
PT PT
PT PT
Gunawan Gunawan
Krakatau Krakatau
Dianjaya Standar Dianjaya Standar
Tahun Steel Tbk Steel Tbk
Steel Tbk Rasio Steel Tbk Rasio
Rasio Return Of Invesment Rasio Return On
(%) Equity(%)
2013 7,71% -0,59% 3,56% 10,39% -1,33% 99,1%
2014 -1,03% -6,60% -3,81% -1,60% -17,62% 109,0%
2015 -4,66% -12,55% -8,61% -6,86% -18,23% 197,2%
2016 2,52% -4,60% -1,04% 3,81% -9,84% 181,2%
129

2017 0,80% -2,09% -0,65% 1,22% -4,64% 184,2%


2018 -6,49% -1,79% -4,14% -9,80% -4,28% 241,5%
2019 1,52% -15,37% -6,92% 2,92% -141,85% 104,9%
RATA-
0,04% -5,85% -2,91% 0,06% -14,05% 152,2%
RATA
. Sumber: Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan hasil tabel 4.41, menyatakan bahwa rata-rata

rasio profit PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk lebih tinggi

dibandingkan dengan standar rasio, hal tersebut menyatakan bahwa

PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk dapat mengumpulkan profit

dengan tekanan risiko yang rendah, hal tersebut berbanding terbalik

dengan PT. Krakatau Steel Tbk yang tingkat rata-rata rasio profit

lebih rendah dibandingkan standar rasionya yang berarti tidak dapat

menekan risiko dalam pengumpulam profit perusahaan.

4. Rasio Aktivitas

Tabel 4.42
Hasil Perhitungan Rasio Aktivitas
PT. Gunawan Steel, Tbk dan PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019
PT PT PT
PT PT PT
Gunawa Gunawa Gunawa
Krakata Krakata Krakata
n n n
u Steel u Steel u Steel
Dianjaya Standa Dianjaya Standa Dianjaya Standa
Tahun Tbk Tbk Tbk
Steel Tbk r Rasio Steel Tbk r Rasio Steel Tbk r Rasio

Rasio Perputaran Rasio Perputaran Rasio Perputaran


Persediaan (Hari) Piutang (Hari) Total Aktiva (Hari)

2013 36,64 14,66 25,65 36,25 27,56 31,91 1,18 0,88 1,03
2014 21,29 14,20 17,75 35,63 27,49 31,56 0,90 0,79 0,84
2015 30,83 11,82 21,32 28,08 22,96 25,52 0,77 0,51 0,64
2016 17,57 10,37 13,97 30,79 26,95 28,87 0,60 0,34 0,47
2017 28,15 10,84 19,49 50,29 26,05 38,17 0,95 0,35 0,65
2018 44,11 11,89 28,00 61,04 28,98 45,01 1,15 0,40 0,78
130

2019 18,25 19,93 19,09 43,97 25,79 34,88 1,05 0,43 0,74
RATA
- 25,62 12,96 19,29 42,53 26,62 34,58 1,00 0,49 0,75
RATA

PT Gunawan PT Gunawan PT
PT Krakatau
Dianjaya Dianjaya Krakatau
Steel Tbk Standar Standar
Tahun Steel Tbk Steel Tbk Steel Tbk
Rasio Rasio

Perputaran Aktiva Tetap Rasio Collection Period


(Hari) (Hari)

2013 1,63 1,90 1,77 36,75 48,34 42,55


2014 1,87 1,77 1,82 37,39 48,46 42,92
2015 2,20 1,48 1,84 47,44 58,02 52,73
2016 1,62 1,35 1,48 43,26 49,43 46,34
2017 2,72 1,42 2,07 26,49 51,14 38,81
2018 5,23 1,76 3,49 21,82 45,97 33,90
2019 3,20 2,06 2,63 30,30 51,67 40,98
RATA-
2,40 1,66 2,03 31,33 50,04 40,68
RATA
Sumber: Diolah Penulis 2020.

Berdasarkan hasil tabel 4.42, menyatakan bahwa rata-rata

aktivasi pada PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk lebih tinggi

dibandingkan dengan standara rasio yang dimiliki, hal tersebut

menyatakan bahwa tingkat aktivitas perusahaan yang dimiliki

tinggi dalam pengelolaan dana perusahaan. Sedangkan pada

perusahaan PT. Krakatau Steel Tbk tingkat rata-rata aktivasi

perusahaan rendah dibandingkan standar rasio, hal tersebut

menyatakan bahwa PT. Krakatau Steel Tbk belum maksimal dalam

pengelolaan aktivitas dana.


131

3.4. Pembahasan

3.4.1. Analisis Perkembangan PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk

3.4.1.1. Rasio Likuiditas

Gambar Grafik 4.19


Analisis Perkembangan Rasio Likuiditas
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Periode 2013-2019

Gambar 4.38 Grafik Trend Analisis Perkembangan Rasio Likuiditas 2013 -2019.

1. Current Ratio

Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Nilai rasio lancar

perusahaan mengalami penurunan setiap tahunnya seperti

yang terlihat di gambar 4.19. hasil perhitungan

menunjukkan bahwa rata-rata nilai rasio ini adalah 124,06%

yang berarti setiap Rt. 10 hutang lancar, yaitu 200 persen,


132

perusahaan memiliki nilai rata-rata yang berada di bawah

standar rasio lancar, namun nilai yang tidak begitu tinggi ini

menunjukkan dana yang menggangur dan dapat mengurangi

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga

penilaian rasio lancar perusahaan dapat di simpulkan masih

kurang baik.

Penurunan nilai rasio lancar yang terbesar pada

tahun 2014 sebesar 158,34% yang sangat berbeda dengan

tahun –tahun sesudahnya, hal ini disebabkan oleh

penurunan pada hutang lancar perusahaan, menurunya

hutang lancar perusahaan disebabkan tidak terdapatnya

uang muka yang di terima perusahaan untuk transaksi pada

tahun berikutnya.

2. Quick Ratio

Rasio ini dapat melihat kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan

tanpa memperhitungkan karena dianggap merupakan aktiva

yang paling tidak likud, atau lambat untuk dicairkan

menjadi uang kas. Dari hasil analisis, rata-rata rasio cepat

PT. Gunawan Dianjaya Steel,Tbk adalah 81,70% yang

berarti bahwa Rp.10 utang lancar diajamin dengan Rp

81,70% aktiva lancar setelah dikurangi persediaan. Rasio


133

cepat mengalami perkembangan yang berfluktuasi dengan

kecenderungan menurun seperti yang terlihat pada gambar

4.19. penurunan terjadi hampir setiap tahunnya, dan yang

terbesar pula terjadi pada tahun 2014.

3. Cash Ratio

Rasio kas merupakan aktiva perusahaan yang paling

likud, yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari

perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Hasil

analisis berdasarkan rasio kas ini, didapatkan rata-rata rasio

ini sebesar 34,92% yang berarti Rp.10 utang lancar dijamin

Rp.47,05 uang kas dan setara kas.

3.4.1.2. Rasio Solvabilitas

Gambar Grafik 4.20


Analisis Perkembangan Rasio Solvabilitas
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Periode 2013-2019

Gambar 4.20 Grafik Trend Analisis Perkembangan Rasio Solvabilitas 2013 -2019.

1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva


134

Rasio hutang dihitung dengan membagia]kan total

hutang dengan total aset yang dimiliki. Berdasarkan pada

gambar 4.20 hampir setiap tahunnya mengalami kenaikan

terkecuali pada tahun 2014, kenaikan ini disebabkan oleh

adanya kanikan total hutang pada tahun tersebut yang cukup

besar sebagai efek dari kenaikan hutang dagang perusahaan,

maka uang muka yang diterima perusahaan untuk transaksi

yang akan datang meskipun begitu perusahaan tetap bisa

memberikan stabilisasi.

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas

Rasio ini dapat menunjukkan seberapa besar ekuitas

yang dimiliki dapat menjamin hutang yang dimiliki

perusahaan, dimana semakin kecil angka rasio ini

menunjukkan kondisi yang semakin baik bagi perusahaan.

Perkembangan rasio ini pada perusahaan memiliki

kecenderungan berfluktuasi walaupun tidak secara

signifikan yang terlihat pada gambar 4.20. Nilai rata-rata

rasio ini adalah 55,12% hal ini dikatakan cukup baik karena

perusahaan mampu menjamin hutang dengan modal sendiri.

Standar maksimum untuk rasio ini adalah 80% maka besar

rasio ini bawah dari batas maksium dan tergolong cukup

baik, karena semakin kecil rasio ini, menunjukkan kondisi

yang semakin baik.


135

3. Hutang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas

Rasio ini merupakan antara hutang jangka panjang

dengan modal sendiri, tujuannya adalah mengukur berapa

bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan

jaminan hutang jangka panjang dengan cara

membandingkan hutang jangka panjang dengan modal

sendiri. Nilai rata-rata rasio ini adalah 5,45% ini

membuktikan bahwa perusahaan masih bisa mengendalikan

hutang jangka panjangnya terhadap segala aktiva

perusahaan yang ada bisa terlihat pada gambar 4.20

walaupun demikian perusahaan mengalami kenaikan setiap

tahunnya perusahaan tetap berupaya dalam menstabilkan

utang jangka panjangnya terhadap kreditur.

4. Rasio Ekuitas Terhadap Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan besarnya proporsi jumlah

aktiva yang dibiayai dari modal sendiri yaitu dengan

membandingkan modal sendiri dengan total aktiva.

Perkembangan rasio ini tidak terlalu mengalami kenaikan

malahan cenderung stagnan terlihat pada gambar 4.20. Nilai

rata-rata rasio ini 64,46% proporsi yang besar ini disebbkan

karena modal perusahaan dari alokasi dana kantor pusat

memiliki proposi yang sangat besar merupakan salah satu


136

tersebut dari pembiayaan PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk,

selain saldo laba-rugi tahun lalu dan tahun berjalan.

Semakin kecil rasio ini, semakin besar aktiva perusahaan

yang dibiayai dengan hutang.

5. Ekuitas Terhadap Aktiva Tetap

Rasio ini menunjukkan besarnya proposi aktiva

tetap yang dibiayai dari modal perusahaan itu sendiri. Nilai

rata-rata rasio ini adalah sebesar 162,27%. Angka yang

sangat besar menunjukkan bahwa aktiva tetap perusahaan

sepenuhnya dibiayai oleh model sendiri yang berasal dari

kantor pusat dan saldo laba-rugi perusahaan, karena

perusahaan tidak melakukan pinjaman ke pihak luar,

mendapatkan alokasi dana langasung dari pihak tertentu.

Terlihat bahwa nilai rasio ini mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun seperti yang terlihat pada gambar 4.20

karena pertumbuhan ekuitas yang cenderung meningkat

yang disebabkan meningkatnya modal dari perusahaan.

3.4.1.3. Rasio Profitabilitas

Gambar Grafik 4.21


Analisis Perkembangan Rasio Profitabilitas
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Periode 2013-2019
137

Gambar 4.21 Grafik Trend Analisis Perkembangan Rasio Profitabilitas 2013 -2019.

1. Profit Margin

1. Net Profit Margin

Rasio ini menggambarkan pesentase dari setiap

hasil sisa penjualan setelah dikurangi semua biaya dari

pengeluaran, termasuk pajak. Rasio ini mengukur laba

bersih yang di peroleh perusahaan dalam penjualannya.

Perkembangan rasio ini margin laba bersih perusahaan

mengalami perkembangan yang berfluktuasi terlihat pada

gambar 4.21, perusahaan mengalami kerugian hal ini

disebabkan oleh penjualan yang rendah dan perusahaan

berusaha menekan kenaikan harga pokok penjualan,

sehingga laba kotor pun ikut meurun, dan dikikutin oleh

tingginya beban usaha.

2. Gross Profit Margin


138

Rasio margin laba kotor ini memberikan informasi

mengenai laba kotor yang diambil dari setiap penjualan,

rasio ini menggambarkan setiap hasil sisa penjualan

sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.

Rasio menggambarkan setiap hasil sisa penjualan sesudah

perusahan membayar harga pokok penjualan. Nilai rata-rata

rasio ini pada PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk adala

7,51% yang berarti setiap Rp.10 penjualan yang dilakukan

akan memperoleh keuntungan usaha (laba kotor) sebesar

Rp.770.Terlihat pada gambar 4.21 penurunan terbesar

tejadi pada tahun 2014 dan 2018 sebesar 10% karena terjadi

penurunan yang sangat tinggi pada penjualan, yang lebih

besar dari pada kenaikan yang terjadi pada harga pokok

penjualan sebagai harga pembebanan harga perolehan atas

barang dagangan yang di jual.

2. Return on Invesment

Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atas

aset yang dimiliki perusahaan. ROI juga digunakan untuk melihat

efektivitas keseluruhan operasi perusahaan.Perkembangan rasio

ini untuk tujuh tahun terakhir (2013-2019), mengalami

perkembangan yang berfluktuasi walaupun terkadang perusahaan

mengalami kerugian di beberapa tahun belakang terlihat pada


139

gambar 4.21 nilai rat-rata rasio ini berada di bawah standar jika di

bandingkan dengan rasio yang lainnya perusahaan tidak mampu

menghasilkan laba dari dan yang diinvestasikan dan penurunan

yang tertinggi terjadi pada tahun 2014 dan 2018 sebesar 8,73%

dan 7,28% yang dikarenakan terjadi penurunan yang besar pada

laba bersih.

3. Return on Equity

Rasio ini untuk mengatahui dalam mengukur besar laba

bersih yang dapat dihasilkan perusahaan atas modalnya sendiri

yang ditanamkan untuk pembiayaan perusahaan. Nilai rata-rata

rasio ini adalah 0,06% perusahaan sendiri tidak mampu

menghasilkan keuntungan yang tinggi. Terlihat pada gambar 4.21

perununan terjadi pada tahun 2014 dan 2018 sebesar 11, 98% dan

11%. Penurunan terjadi total penjualan, yang didorong oleh

kurang penjualan terhadap ekspor dan impor yang besar maka

dari itu pendapatan yang lain mengalami penurunan pula.

3.4.1.4. Rasio Aktivitas

Gambar Grafik 4.22


Analisis Perkembangan Rasio Aktivitas
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Periode 2013-2019
140

Gambar 4.22 Grafik Trend Analisis Perkembangan Rasio Aktivitas 2013 -2019.

1. Perputaran Persediaan

Rasio ini mengukur tingkat efisiensi pengelolaan

persediaan barang dagangnya serta mencerminkan besarnya nilai

penjulan yang dilakukan untuk setiap persediaan. Nilai rata-rata

ini untuk PT.Gunawan Dianjaya Steel, Tbk adalah 29,76 hari

25,62 hari untuk mengubah persediaannya menjadi penjualan.

Nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan masih efektif dalam

mengelola persediaanya, hal ini di sebabkan oleh nilai persediaan

setiap tahun cukup rendah, bahkan persediaan mengalami

fluktuasi cenderung naik.

2. Perputaran Piutang

Rasio ini mengukur perbandingan antara penjualan suatu

perusahaan dengan besarnya piutang yang belun ditagih. Nilai rata-

rata adalah 10 kali atau 42,53 hari (360/42,530), berarti dalam satu

periode, perusahaan mampu melakukan kegiatan penagihan

piutang sebanyak kurang 10 kali. Mengalami fluktuasi dengan


141

kecenderungan meningkat, dimana kenaikan tersebar pada terbesar

pada tahun 2018 karena terjadi kenaikan dalam jumlah besat atas

penjualan atau pendapatan usaha, karena meningkatnya bahan baku

dan steel plate.

3. Perputaran Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan efektivitasnya perusahaan dalam

menggunakan seluruh aktivanya untuk melakukan penjualan dam

memperoleh keuntungan. Nilai rasio ini dalam perkembanganya

yang berflutuasi dengan kecenderungan stabil waaupun di

pertengahan tahun mengalami perununan, seperti pada gambar

4.22 nilai rata rata adalah 1,00. Angka ini menunjukkan bahwa

dalam satu periode proses produksi, aktiva yang digunakan untuk

melakukan penjualaan adalah sebanyak 1,00 atau satu kali.

Tingginya nilai dari rasio ini menunjukkan bahwa sudah sangat

baik perusahaan dalam pemanfaatan aktivanya dan menghasilkan

keuntunga.

4. Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini menunjukkan tingkat efesiensi penggunaan

aktiva tetap dalam usaha memperoleh pendapatan. Nilai rasio yang

semakin besar menunjukkan semakin efisiensinya pemanfaatan

aktiva tetap. Nilai rata-rata rasio ini adalah 2,40 kali dengan

menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi dengan


142

kecenderungan meningkat seperti terlihat pada gambar 4.22 hal

yang berarti setiap Rp.10 aktiva tetap akan menghasilkan penjualan

sebesar Rp.244. nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan telah

mampu mengunakkan aktiva tetapnya secara efisien dan efektif

untuk menghasilkan penjualan.

5. Periode Pengumpulan Piutang

Indikator ini mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk

menagih atau mengumpulkan piutangnya. Nilai rata-rata adalah

31,33 hari. Standar maksimal adalah 60 hari, hal ini berarti,

perusahaan cukup baik dalam menagih dan mengumpulkan

piutangnya karena di bawah standar maksimal, walaupun memiliki

perkembangan yang cenderung berfluktuasi setiap tahunya yang

terlihat pada gambar 4.22.

3.4.2. Analisis Perkembangan PT. Krakatau Steel, Tbk

3.4.2.1. Rasio Likuiditas

Gambar Grafik 4.23


Analisis Perkembangan Rasio Likuiditas
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019
143

Gambar 4.23 Grafik Trend Analisis Perkembangan Rasio Likuiditas 2013 -2019.

1. Current Ratio

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendek. Seperti terlihat pada

Gambar 4.23, nilai current ratio perusahaan mengalami

penurunan setiap tahunnya. Hasil perhitungan menunjukkan

bahwa rata-rata rasionya adalah 63,10 % Artinya untuk

setiap Rp 10 dari kewajiban lancar (yaitu 200%), nilai rata-

rata perusahaan lebih rendah dari standar rasio lancar, tetapi

nilai ini tidak terlalu tinggi, menunjukkan adanya dana yang

menganggur dan akan mengurangi profitabilitas

perusahaan. penilaian rasio perusahaan berjalan dengan

baik, dan dapat disimpulkan masih kurang baik. Penurunan

nilai rasio lancar terbesar pada tahun 2014 adalah sebesar

21,34% yang sangat berbeda dengan tahun-tahun

sebelumnya, hal ini disebabkan oleh penurunan hutang

perusahaan saat ini dan penurunan hutang perusahaan saat


144

ini karena kurangnya pembayaran uang muka. Transaksi

perusahaan berikutnya diterima

2. Quick Ratio

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk mengabaikan hutang jangka pendeknya karena

dianggap sebagai aset yang paling tidak likuid atau lambat

dialokasikan sebagai kas. Dapat dilihat dari hasil analisis

bahwa rasio kecepatan rata-rata PT. Krakatau Steel Tbk

memiliki 33,51% saham, yang berarti utang lancar Rp10

dijamin dengan Rp 33,51% dari aset lancar setelah

dikurangi persediaan. Seperti yang ditunjukkan pada.

Gambar 4.23, rasio cepat mengalami perkembangan

yang berfluktuasi dan menunjukkan tren menurun.

Penurunan tersebut terjadi hampir setiap tahun, dan

penurunan terbesar terjadi pada tahun 2014. Penurunan,

hutang jangka pendek meningkat, dan rasio persediaan

meningkat pesat.

3. Cash Ratio

Rasio kas merupakan aktiva perusahaan yang paling

likud, yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari

perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Hasil

analisis berdasarkan rasio kas ini, didapatkan rata-rata rasio


145

ini sebesar 13,15% yang berarti Rp.10 utang lancar dijamin

Rp.13,15 uang kas dan setara kas. Hal ini berarti perusahaan

belum mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya

dengan menggunakan kas dan setara kas, kerena berda di

bawah standar minimal, yaiutu sebesar 50%.

3.4.2.2. Rasio Solvabilitas

Gambar Grafik 4.24


Analisis Perkembangan Solvabilitas
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019

Gambar 4.24 Grafik Trend Analisis Perkembangan Rasio Solvabilitas 2013 -2019.

1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva

Rasio hutang dihitung dengan membagikan total

hutang dengan total aset yang dimiliki. Berdasarkan pada

gambar 4.24 hampir setiap tahunnya mengalami kenaikan

terkecuali pada tahun 2014 dan di tahun 2019 kembali

mengalami penurunan ini disebabkan oleh adanya

kenaikkan total hutang pada tahun tersebut yang cukup


146

besar sebagai efek dari kenaikan hutang dagang perusahaan,

maka uang muka yang diterima perusahaan untuk transaksi

yang akan datang meskipun begitu perusahaan tetap bisa

memberikan stabilisasi.

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas

Rasio ini dapat menunjukkan seberapa besar ekuitas

yang dimiliki dapat menjamin hutang yang dimiliki

perusahaan, dimana semakin kecil angka rasio ini

menunjukkan kondisi yang semakin baik bagi perusahaan.

Perkembangan rasio ini pada perusahaan memiliki

kecenderungan berfluktuasi walaupun tidak secara

signifikan yang terlihat pada gambar 4.24. Nilai rata-rata

rasio ini adalah 153, 82 % hal ini dikatakan tidak baik

karena perusahaan tidak mampu menjamin hutang dengan

modal sendiri. Standar maksimum untuk rasio ini adalah

80% maka besar rasio ini bawah dari batas maksium dan

tergolong cukup baik, karena semakin kecil rasio ini,

menunjukkan kondisi yang semakin baik. Hal ini cukup

baik mengingat kemampuan solvabilitas perusahaan

merupakan ukuran tingkat keamanan para kriditur untuk

memberikan pinjaman.

3. Hutang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas


147

Rasio ini merupakan antara hutang jangka panjang

dengan modal sendiri, tujuannya adalah mengukur berapa

bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan

jaminan hutang jangka panjang dengan cara

membandingkan hutang jangka panjang dengan modal

sendiri. Nilai rata-rata rasio ini adalah 153,82% ini

membuktikan bahwa perusahaan ini tidak dapat

mengendalikan hutang jangka panjangnya terhadap segala

aktiva perusahaan yang ada bisa terlihat pada gambar 4.24

di mana terlihat jelas bahwa tiap tahunnya terjadi fluktuasi

dan di tahun 2019 mengalami kenaikan hutang perusahaan

yang sangat tinggi sehingga PT. Krakatau Steel, Tbk tidak

dapat mengendalikan utang perusahaan dan mengalami

kerugian yang cukup besar.

Bagi kreditor semakin besar rasio ini maka akan

semakin Tidak menguntungkan karena semakin tinggi rasio

ini semakin tinggi juga hutang jangka panjag yang di miliki

perusahaan. beranggapan bahwa perusahaan tersebut tidak

mampu menutupi utang-utang jangka panjang dengan

aktiva yang dimilikinya. Rasio ini juga menunjukkan

kelayakan dan resiko keuangan perusahaan.

4. Rasio Ekuitas Terhadap Total Aktiva


148

Rasio ini menunjukkan besarnya proporsi jumlah

aktiva yang dibiayai dari modal sendiri yaitu dengan

membandingkan modal sendiri dengan total aktiva.

Perkembangan rasio ini terlalu mengalami fluktuasi dimana

terjadinya naik turun pada setiap tahunnya. Nilai rata-rata

rasio ini 41, 66% proporsi yang besar ini disebabkan karena

modal perusahaan dari alokasi dana kantor pusat memiliki

proposi yang sangat besar merupakan salah satu tersebut

dari pembiayaan PT.Krakatau Steel, Tbk, selain saldo laba-

rugi tahun lalu dan tahun berjalan. Semakin kecil rasio ini,

semakin besar aktiva perusahaan yang dibiayai dengan

hutang.

5. Ekuitas Terhadap Aktiva Tetap

Rasio ini menunjukkan besarnya proposi aktiva

tetap yang dibiayai dari modal perusahaan itu sendiri. Nilai

rata-rata rasio ini adalah sebesar 142,06%. Angka yang

sangat besar menunjukkan bahwa aktiva tetap perusahaan

sepenuhnya dibiayai oleh model sendiri yang berasal dari

kantor pusart dan saldo laba-rugi perusahaan, karena

perusahaan tidak melakukan pinjaman ke pihak luar,

mendapatkan alokasi dana langasung dari pihak tertentu.

Terlihat bahwa nilai rasio ini mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun seperti yang terlihat pada gambar 4.24


149

karena pertumbuhan ekuitas yang cenderung meningkat

yang disebabkan meningkatnya modal dari perusahaan.

3.4.2.3. Rasio Profitabilitas

Gambar Grafik 4.25


Analisis Perkembangan Rasio Profitabilitas
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019

Gambar 4.25 Grafik Trend Analisis Perkembangan Rasio Profitabilitas 2013 -

2019.

1. Profit Margin

1. Net Profit Margin

Rasio ini menggambarkan pesentase dari setiap

hasil sisa penjualan setelah dikurangi semua biaya dari

pengeluaran, termasuk pajak. Rasio ini mengukur laba

bersih yang di peroleh perusahaan dalam

penjualannya. Perkembangan rasio ini margin laba

bersih perusahaan mengalami perkembangan yang

berfluktuasi terlihat pada gambar 4.25, perusahaan

mengalami kerugian hal ini disebabkan oleh penjualan


150

yang rendah dan perusahaan berusaha menekan

kenaikan harga pokok penjualan, sehingga laba kotor

pun ikut meurun, dan dikikutin oleh tingginya beban

usaha.

2. Gross Profit margin

Rasio margin laba kotor ini memberikan

informasi mengenai laba kotor yang diambil dari setiap

penjualan, rasio ini menggambarkan setiap hasil sisa

penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok

penjualan. Rasio menggambarkan setiap hasil sisa

penjualan sesudah perusahan membayar harga pokok

penjualan. Nilai rata-rata rasio ini pada PT.Krakatau

Steel, Tbk adalah 6,05% yang berarti setiap Rp.10

penjualan yang dilakukan akan memperoleh

keuntungan usaha (laba kotor) sebesar Rp.605 .

Terlihat pada gambar 4.25 penurunan terbesar

tejadi pada tahun 2015 dan 2019 sebesar 10% karena

terjadi penurunan yang sangat tinggi pada penjualan,

yang lebih besar dari pada kenaikan yang terjadi pada

harga pokok penjualan sebagai harga pembebanan

harga perolehan atas barang dagangan yang di jual.

3. Return on Invesment
151

Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

atas aset yang dimiliki perusahaan. ROI juga digunakan

untuk melihat efektivitas keseluruhan operasi

perusahaan.Perkembangan rasio ini untuk tujuh tahun

terakhir (2013-2019), mengalami perkembangan yang

berfluktuasi walaupun terkadang perusahaan mengalami

kerugian di beberapa tahun belakang terlihat pada gambar

4.25 nilai rata-rata rasio ini berada di bawah standar jika di

bandingkan dengan rasio yang lainnya perusahaan tidak

mampu menghasilkan laba dari dan yang diinvestasikan

dan penurunan yang tertinggi terjadi pada tahun 2015 dan

2019 dikarenakan terjadi penurunan yang besar pada laba

bersih.

4. Return on Equity

Rasio ini untuk mengatahui dalam mengukur besar

laba bersih yang dapat dihasilkan perusahaan atas

modalnya sendiri yang ditanamkan untuk pembiayaan

perusahaan. Nilai rata-rata rasio ini adalah -14,5%

perusahaan sendiri tidak mampu menghasilkan keuntungan

yang tinggi. Terlihat pada gambar 4.25 perununan terbesar

terjadi pada tahun 2019 sebesar- 141,85% . Penurunan ini

terjadi di sebabkan oleh turunya laba kotor perusahaan


152

sebagai dampak dari penurunan total penjualan, yang

didorong oleh kurang penjualan terhadap ekspor dan impor

yang besar maka dari itu pendapatan yang lain mengalami

penurunan pula.

3.4.2.4. Rasio Aktivitas

Gambar Grafik 4.45


Analisis Perkembangan Rasio Aktivitas
PT. Krakatau Steel, Tbk Periode 2013-2019

Gambar 4.45 Grafik Trend Analisis Perkembangan Rasio Aktivitas 2013 -2019.

1. Perputaran Persediaan

Rasio ini mengukur tingkat efisiensi manajemen

penawaran komoditas dan mencerminkan jumlah nilai

penjualan setiap persediaan. Nilai rata-rata PT. Krakatau

Steel Tbk membutuhkan waktu 29,76 hari dan 12,96 hari

untuk mengubah persediaannya menjadi penjualan. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa perusahaan masih dapat

mengelola persediaannya secara efektif, hal ini dikarenakan


153

nilai persediaan yang rendah setiap tahun, dan meskipun

persediaannya berfluktuasi, ia cenderung meningkat.

2. Perputaran Piutang

Rasio ini mengukur rasio penjualan perusahaan

terhadap jumlah piutang yang tidak tertagih. Rata-rata

adalah 10 kali atau 26,62hari (360 / 26.620) yang berarti

perusahaan dapat menagih kurang dari 10 kali piutang

dalam satu periode. Setelah mengalami volatilitas dan

menunjukkan tren yang meningkat, akibat kenaikan bahan

baku dan pelat baja, penjualan atau pendapatan usaha

meningkat secara signifikan, dengan kenaikan terbesar di

tahun 2018.

3. Perputaran Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan efektivitasnya perusahaan

dalam menggunakan seluruh aktivanya untuk melakukan

penjualan dam memperoleh keuntungan. Nilai rasio ini

dalam perkembanganya yang berflutuasi dengan

kecenderungan stabil waaupun di pertengahan tahun

mengalami perununan, seperti pada gambar 4.41 nilai rata

rata adalah 0,49. Angka ini menunjukkan bahwa dalam satu

periode proses produksi, aktiva yang digunakan untuk

melakukan penjualaan adalah sebanyak 1,00 atau satu kali.


154

Tingginya nilai dari rasio ini menunjukkan bahwa sudah

sangat baik perusahaan dalam pemanfaatan aktivanya dan

menghasilkan keuntungan.

4. Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan

aset tetap untuk memperoleh pendapatan. Semakin besar

nilai rasionya, semakin tinggi efisiensi pemanfaatan aset

tetap. Nilai rata-rata rasio ini adalah 1,66 kali yang

menunjukkan perkembangan yang fluktuatif dan tren yang

meningkat, seperti terlihat pada Gambar 4.25 yang berarti

bahwa setiap 10 aset tetap rupiah akan menghasilkan

penjualan sebesar 244 rupiah. Nilai ini menunjukkan bahwa

perusahaan dapat secara efektif melunakkan aset tetapnya

untuk menghasilkan penjualan.

5. Periode Pengumpulan Piutang

Indikator ini mengukur kemampuan perusahaan

untuk mengumpulkan atau mengumpulkan pembayaran.

Rata-rata adalah 50,04 hari. Standar maksimal 60 hari,

artinya perusahaan cukup baik dalam menagih dan menagih

piutang karena levelnya di bawah standar maksimal,

meskipun perkembangannya berfluktuasi setiap tahun,

seperti terlihat pada Gambar 4.25.

Anda mungkin juga menyukai