Anda di halaman 1dari 43

RESUME TUGAS ORGANISASI MENAGEMEN

PERUSAHAAN INDUSTRI

PT. KRAKATAU STEEL

Nama : 1. Aldeko Antonio B (3333190001)


2. Hilal Lazuardi (3333190073)
3. I Gusti Ayu Friskyani (3333190035)
4. Novita Komalasari (3333190025)
5. Rizky Restu Tinangtu (3333190087)
6. Dhini Hamidah (3333190037)
7. Thahara Agnita Muslihan (3333190028)
8. Ayu Puspita (3333190074)
9. Nina Puji Lestari (3333190005)
10. Syifa Nurcholisa (3333190021)
Kelas : A

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


TEKNIK INDUSTRI
2021
DAFTAR ISI
halaman
1. Visi, misi dan kebudayaan perusahaan…………………….…….. 3
2. Input stage, convertion stage, dan output stage…………….……. 6
3. Proses produksi………………………………………………….. 13
4. Pengalokasian sumber daya……………………………………... 15
5. Strategi pemasaran………………………………………………. 22
6. Analisis keuangan……………………………………………….. 26
7. Good corporate government (GCG)…………………………..... 32
8. Pengembangan bisnis……………………………………………. 38
9. Rekomendasi & Saran perbaikan dari segala sisi……………….. 42

1. Visi, Misi dan Kebudayaan Perusahaan

2
Berikut ini merupakan penjelasan terkait visi, misi dan kebudayaan PT.
Krakatau Steel.
1. VISI
Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan
berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di
dunia.
2. MISI
Menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran
bangsa.
3. BUDAYA PERUSAHAAN
CIRI adalah Competence, Integrity, Reliable, Innovation  kesatuan nilai
yang utuh dan saling berhubungan satu dengan
lainnya. Competence dan Integrity menjadi modal dasar setiap insan
Krakatau untuk dapat berkarya dan berprestasi dalam mewujudkan
perusahaan yang profitable, growth dan sustainable.
a. Competence, Mencerminkan kepercayaan akan kemampuan diri serta
semangat untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, keahlian,
dan sikap mental demi peningkatan kinerja yang berkesinambungan.
b. Integrity, Mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap
kesepakatan, aturan dan  ketentuan serta undang-undang yang
berlaku, melalui loyalitas profesi dalam memperjuangkan kepentingan
perusahaan.
c. Reliable, Mencerminkan kesiapan, kecepatan dan tanggap dalam
merespon komitmen dan janji, dengan mensinergikan berbagai
kemampuan untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan
pelanggan.
d. Innovative, Mencerminkan kemauan dan kemampuan untuk 
menciptakan gagasan baru dan implementasi yang  lebih baik dalam 
memperbaiki kualitas proses dan hasil  kerja diatas standar.

Dengan nilai Competence menunjukkan bahwa perusahaan didukung oleh


Sumber Daya Manusia yang unggul dan ditunjang sistem management dan

3
teknologi yang handal, menjadi ciri keunggulan kompetitif untuk bersaing di
arena global. Karyawan dituntut melakukan sejumlah peningkatan dan
pengembangan kemampuan terbaiknya dalam upaya memaksimalkan
kontribusi positif kepada perusahaan. Kemampuan yang senantiasa
dikembangkan diperlukan untuk menjalankan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan, yang pada gilirannya mampu menjadikan diri setiap karyawan
sebagai insan baja yang competent, siap menghadapi tantangan dan peluang ke
depan.
Selain pembekalan dari sisi kemampuan dan keahlian yang sesuai,
karyawan perlu memiliki Integrity, berupa komitmen terhadap kesepakatan,
peraturan, serta undang-undang yang berlaku. Karyawan yang memiliki
integritas akan selalu mewujudkan seluruh komitmen ini melalui perilaku
yang konsisten dengan ucapan serta janji. Hal ini hanya dapat dicapai melalui
keikhlasan yang tulus dari dalam diri setiap karyawan untuk benar-
benarmewujudkannya.
Kombinasi Competence dan Integrity mampu menyempurnakan profil
individu setiap karyawan, dengan bersatunya dua unsur yaitu kemampuan
dalam menguasai teknologi dengan dilandasi moral positif yang selalu
berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan etika yangberlaku.Ketika bekal
competence dan integrity yang dimiliki setiap individu diimplementasikan
secara efektif dalam organisasi maka akan memunculkan kapabilitas
organisasi yang mampu meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan.
Perusahaan yang ditunjang oleh sumber daya handal mampu untuk merespon
setiap permintaan pasar dan konsumen secara meyakinkan. Produk
berkualitas, pelayanan yang cepat dan tepat, serta harga yang cukup bersaing
merupakan perwujudan akan janji perusahaan. Hal ini merupakan cerminan
perusahaan yang Reliable.
Prestasi demi prestasi yang telah diraih akan senantiasa mampu
ditingkatkan jika karyawan selalu berfikir dan berinovasi untuk memperbaiki
cara-cara kerja yang ada. Karyawan dalam bekerja dituntut untuk selalu
memperhatikan sekecil apapun peluang suatu perubahan. Innovative menjadi

4
sifat yang harus dimiliki setiap karyawan dan menjadi modal untuk terus
memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja perusahaan dari waktu ke
waktu

5
2. Input stage, Convertion stage, dan Output stage
Berikut ini merupakan penjelasan terkait dengan input, convertion dan output
dari PT. Krakatau Steel.
PT Krakatau Steel merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
pengolahan besi baja. Perusahaan ini bertempat di Cilegon, Provinsi Banten.
Kegiatan produksi baja perseroan meliputi produksi baja mentah, produksi dan
penjualan baja setengah jadi, dan produk baja jadi termasuk billet baja, HRC dan
CRC, batang kawat baja (WR), serta baja tulangan, baja profil, dan pipa baja.
Untuk produksi baja jadi perusahaan dapat menyesuaikan produksi baja sesuai
dengan spesifikasi dan kebutuhan konsumen.
Pelanggan utama PT Krakatau Steel ini adalah PT Essar Indonesia, PT
Bluescope Steel Indonesia, dan PT Jumbo Power Internasional. Dengan
memperoleh penjualan dari berbagai jenis pelanggan yang berasal dari berbagai
industri, perusahaan yakin bahwa ketergantungan penjualan terhadap satu
pelanggan individu atau industri tertentu berkurang. Jaringan penjualan baja pada
perusahaan Krakatau Steel terdiri dari 2 bagian yaitu penjualan di pasar domestik
dan penjualan ekspor.
1. Penjualan di Pasar Domestik
Penjualan pada pasar domestik dilakukan di beberapa lokasi di Indonesia.
khususnya yaitu Jabotabek dan Surabaya, Jawa Timur sebagai tujuan
pemasaran dan penjualan produk yang utama.
2. Penjualan Ekspor Perusahaan melakukan penjualan
ekspor sebagian kecil produk ke berbagai Negara seperti Australia,
Selandia Baru, Jepang, Malaysia, Singapura, Britania Raya, dan Vietnam.
Sebagian kecil produk diekspor perseroan.

Untuk penjualan produk perusahaan membentuk Tim pemasaran untuk


produk Perseroan terdiri dari seorang Direktur Pemasaran dan 2 (dua) General
Manager Pemasaran.
1. General Manager Pemasaran Satu bertanggung jawab atas kegiatan
pemasaran yang ditujukan kepada konsumen biasa dan konsumen
perantara. Sedangkan

6
2. General Manager Pemasaran Dua bertanggung jawab atas kegiatan
pemasaran yang ditujukan kepada proyek-proyek khusus dan konsumen
ritel.

Selain itu, Perseroan memiliki tim pemasaran yang terpisah untuk masing-
masing baja profil, baja tulangan dan pipa baja dibawah koordinasi Anak
Perusahaan. Tim pemasaran untuk baja profil, baja tulangan dan pipa baja
dikepalai oleh Direktur Komersial yang dibantu oleh manajer penjualan, manajer
logistik dan staf pemasaran.
PT. Krakatau Steel dalam proses produksinya secara global terbagi menjadi
beberapa urutan proses yang dilakukan secara bertahap, yaitu:
1. Proses produksi besi spons (Iron Melting).
2. Proses produksi baja billet (Billet Steel).
3. Proses produksi baja slab (Slab Steel).
4. Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill).
5. Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill).
6. Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM).

Didalam melakukan proses produksinya PT. Krakatau Steel mendapatkan bahan


baku dari dalam negeri dan juga impor.

1. Proses produksi besi spons (Iron Melting)


Proses produksi besi spons terjadi pada Pabrik Besi Spons (Direct Reduction
Plant) yang mana menerapkan teknologi berbasis gas alam dengan proses reduksi
langsung menggunakan teknologi Hyl dari Meksiko. Pabrik ini menghasilkan besi
spons (Fe) dari bahan mentahnya berupa pellet bijih besi (Fe2O3 and Fe3O4),
dengan menggunakan gas alam (CH4) dan air (H2O).
Direct Reduction Plant memiliki 2 (dua) buah unit produksi dan menghasilkan
2,3 juta ton besi spons per tahun. Pabrik spons mereduksi langsung bahan baku
biji besi (pellet) menjadi besi spons(sponge iron) yang nantinya akan menjadi
bahan baku bagi pabrik lainnya, yaitu slab steeldan billet plant. Direct Reduction
Iron (DRI) atau besi spons adalah material hasil olahan dari pellet (bijih besi)
yang direduksi dengan H2 dan CO.

7
Besi spons yang dihasilkan oleh pabrik ini memiliki keunggulan dibanding
sumber lain terutama disebabkan karena rendahnya kandungan residual.
Sementara itu tingginya kandungan karbon menyebabkan proses di dalam Electric
Arc Furnace (EAF) menjadi lebih efisien dan proses pembuatan baja menjadi
lebih akurat. Lebih lanjut hal tersebut menjamin konsistensi kualitas produk baja
yang dihasilkan.
Alat dan bahan yang digunanakan dalam proses produksi ini adalah
Tanur, dan bahan bakar yang digunakan untuk tanur tinggi ini adalah batu bara
yang telah dikeringkan (kokas). Kokas dengan kandungan karbon (C) diatas 80%,
tidak hanya berfungsi sebagai bahan bakar, tetapi juga berfungis sebagai
pembentuk gas CO yang berfungsi sebagai reduktor.

2. Proses produksi baja billet (Billet Steel)


Pabrik billet baja adalah pabrik yang membuat baja dalam bentuk batangan
yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan baja profil, baja tulang
beton, dan baja kawat. Bahan baku pabrik ini adalah besi spons, besi tua (scrap),
dan paduan ferro yang dilebur dan diolah di dalam dapur listrik (Electric Arc
Furnace) untuk dicairkan. Setelah mencair, selanjutnya baja dituang dalam
cetakan atau sebuah mesin pengecoran kontinyu (Continuous Casting Machine)
sehingga menjadi billet baja. Baja yang telah didinginkan dan berbentuk billet
tersebut dikenakan proses penarikan dan pelurusan, kemudian dilakukan proses
pemotongan dengan ukuran tertentu sesuai dengan pemesanan.

3. Proses produksi baja slab (Slab Steel)


Pabrik baja slab memproduksi lembaran baja yang bahan baku utamanya
adalah besi spons dan scrap ditambah dengan batu kapur, serta dicampur dengan
unsur-unsur lain seperti C, Fe, dan Si. Pabrik ini juga memanfaatkan peleburan
ulang baja-baja reject (rusak) dari pabrik-pabrik yang memproses baja jenis
lainnya.
Dalam proses ini baja dicairkan dengan cara memasukkan kedalam furnace
(tungku) secara manual dan continues feeding. Cairan baja yang sudah memenuhi

8
komposisi metalurgy dan temperatur, dituang dari canal furnace ke ladle yang
diangkut oleh brige crane.
Pabrik ini memproduksi baja slab dengan ukuran : tebal 200 mm, lebar 950 –
2080 mm, dan panjang maksimum 12.000 mm, dengan berat maksimum 30 ton.
Slab baja yang sudah didinginkan dengan udara selama 24 – 36 jam, dipotong
sesuai dengan pesanan dengan menggunakan mesin ripping cutting. Kemudian
dilakukan inspeksi visual. Apabila ditemukan cacat fisik permukaan maka
dilakukan pengupasan permukaan dengan menggunakan Unit Scarfing atau
Scarfing machine.

4. Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)


Pabrik Baja Lembaran Panas atau Hot Strip Mill (HSM) merupakan pabrik
yang menghasilkan baja lembaran tipis berupa coil, plat, dan sheet dengan proses
pemanasan sampai suhu ± 1250 0C, yang merupakan pemrosesan lanjutan dari
baja lembaran yang dihasilkan oleh pabrik slab baja dan kemudian dilakukan
pengerolan panas (milling).
Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Panas atau Hot Strip Mill (HSM)
mempunyai kapasitas produksi 2 juta ton/tahun. dengan menghasilkan produk
dengan ukuran – ukuran sebagai berikut :
Tebal : 18 - 25 mm.
Lebar : 650 - 2080 mm.
Berat maksimal : 30 ton per gulung.
Pengendalian proses dilakukan secara otomatis dengan control set up computer,
sehingga dapat menjamin kualitas produk yang dihasilkan dalam hal kekuatan
mekanik, toleransi ukuran, maupaun kualitas bentuk (shape).
Perlengkapan utama Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Panas adalah :
1. Dua buah dapur pemanas dengan kapasitas 300 ton/jam dengan bahan
bakar gas alam, yang berfungsi untuk memanaskan slab.
2. Sebuah sizing press yang digunakan untuk mengatur lebar
3. Sebuah roughfing yang dilengkapi flange edgerroll dan water descaler
dengan tekanan air 180 bar

9
4. Sebuah pemotong kepala dan ekor slab crospsharEnam buah finishing
stand yang dilengkapi dengan alat ukur pengontrol lebar, panjang, tebal,
dan temperatur strip secara otomatis
5. Dua buah measuring house.
6. Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill)

Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Dingin atau Cold Rolling Mill (CRM)
merupakan pabrik yang menghasilkan baja lembaran tipis seperti divisi Hot Strip
Mill, tetapi hasil produksinya berdimensi lebih tipis, dengan proses tarik dan
tekan yang merupakan pemrosesan lanjutan dari baja produksi HSM. Hasil
produksi dalam bentuk gulungan atau coil. Kapasitas dari pabrik CRM yaitu 850
ribu ton/tahun.
Coil yang dihasilkan berukuran :
Lebar : 600 - 1300 mm
Tebal : 0,18 - 3 mm

5. Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)


Pabrik ini menggunakan bahan setengah jadi dari pabrik baja billet sebagai
bahan baku utama untuk diolah menjadi batang baja kawat. Kapasitas produksi
saat ini sebesar 600 ribu ton/tahun batang kawat baja. Dengan variasi produk :
1. Batang kawat karbon rendah
2. Batang kawat untuk elektroda las
3. Batang kawat untuk cold heading diameter 5,5mm, 8mm, 10mm, dan
12mm.

Aliran proses produksinya adalah sebagai berikut :


1. Bahan baku (billet baja) dipanaskan dalam furnace dengan temperature
mencapai 13000 C selama 2-3 jam.
2. Direduksi pada roughing dan intermediate roughing tram terdiri dari 10
stand sedangkan intermediate terdiri dari 12 stand. Pada setiap stand
dilakukan penyemprotan air untuk mengurangi tingkat keasaman pada
roll di tiap stand.

10
3. Pada finishing area billet baja baja direduksi menjadi batang kawat sesuai
ukuran yang diminta oleh konsumen Batang kawat dalam bentuk bar
diubah menjadi bentuk gulungan melalui LHD. Setelah digulung setiap
1-10 gulungan diambil satu sample untuk digunakan sebagai bahan
pengujian kualitas sesuai dengan kualifikasi diinginkan.
4. Hasil dari pabrik berupa batang kawat yang berbentuk coil batang kawat
dengan ukuran diameter 5,5 mm- 20 mm sedangkan kapasitas
produksinya adalah 600.000 ton pertahun.

Di tengah persaingan industri baja yang semakin kompetitif, PT Krakatau


Steel (Persero) Tbk terus berupaya untuk membangun keunggulan dan daya saing
perusahaan. Berbekal pengalaman di industri baja nasional selama lebih dari 4
(empat) dekade,
Perseroan mulai menggaungkan semangat transformasi di setiap aspek bisnis,
mulai dari peningkatan daya saing biaya, peningkatan kapasitas produksi baja,
peningkatan produktivitas tenaga kerja, hingga peningkatan hubungan sinergitas
dengan seluruh anak perusahaan. Upaya strategis tersebut diterapkan oleh
Perseroan sepanjang tahun 2018 dalam rangka memaksimalkan performa
Krakatau Steel sebagai produsen baja terbesar dan terkemuka di Indonesia
maupun di dunia demi mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

ANALISIS KINERJA KRAKATAU STEEL 2018


A. Kebijakan Strategis
B. Sesuai dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2018-2022, terdapat 5
(lima) strategi utama Perseroan yang diterapkan Perseroan. Strategi utama
tersebut disusun dalam rangka
C. Memperbaiki kinerja Perseroan yang sempat mengalami tekanan besar
dalam beberapa tahun terakhir.
Berikut ini merupakan 5 strategi bisnis utama Perseroan beserta jdengan
bentuk implementasinya:
1. Peningkatan Daya Saing Biaya, yang meliputi:
a. Pembangunan Blast Furnace Complex;

11
b. Penerapan operational excellence dalam rangka meningkatkan
efektivitas dan efisiensi operasi; dan
c. Penggantian peralatan yang telah obsolete, program rekondisi dan
modernisasi fasilitas.
2. Peningkatan Kapasitas Produksi berupa pembangunan Pabrik HSM#2
dengan kapasitas 1,5 juta ton yang dijadwalkan mulai beroperasi pada
tahun 2019.
3. Peningkatan Bisnis Non-Baja:
a. Peningkatan kapasitas pasokan air industri yang dilaksanakan oleh
PT KTI
b. Pengembangan kawasan industri oleh PT KIEC
c. Pengembangan teknologi informasi PT KS Group oleh PT KIT
d. Peningkatan kapasitas pelabuhan yang dilaksanakan oleh PT KBS.
4. Peningkatan produktivitas tenaga kerja, yang meliputi:
a. Enhacing Top Leaders Effectiveness
b. Creating Excellent Leadership Performance
c. Assigning Talent People into Key Positions for Enhacing Company
Performance
d. Designing Structure, System, and Innovation Culture to Build
e. High Performance and High Engaged Workforce
f. Building Competency through effective learning and talent
g. Mobility.
5. Business Portfolio Streamlining untuk memperkuat lini bisnis Induk
dan Anak Perusahaan

12
3. Proses produksi
Berikut ini merupakan penjelasan terkait dengan proses produksi yang
dilakukan oleh PT. Krakatau Steel.
PT. Krakatau Steel dalam proses produksinya secara global terbagi menjadi
beberapa urutan proses yang dilakukan secara bertahap, yaitu:
1. Proses produksi besi spons (Iron Melting).
2. Proses produksi baja billet (Billet Steel).
3. Proses produksi baja slab (Slab Steel).
4. Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill)
5. Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill)
6. Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM)
Untuk lebih jelas proses produksinya akan dijelaskan sebagai berikut :
A. Proses produksi besi spons (Iron Melting) : Alat dan bahan yang
digunanakan dalam proses produksi ini adalah Tanur, dan bahan bakar
yang digunakan untuk tanur tinggi ini adalah batu bara yang telah
dikeringkan (kokas). Kokas dengan kandungan karbon (C) diatas 80%,
tidak hanya berfungsi sebagai bahan bakar, tetapi juga berfungis sebagai
pembentuk gas CO yang berfungsi sebagai reduktor.
B. Proses produksi baja billet (Billet Steel) : Pabrik billet baja adalah pabrik
yang membuat baja dalam bentuk batangan yang digunakan sebagai bahan
baku untuk pembuatan baja profil, baja tulang beton, dan baja kawat.
Bahan baku pabrik ini adalah besi spons, besi tua (scrap), dan paduan ferro
yang dilebur dan diolah di dalam dapur listrik (Electric Arc Furnace)
untuk dicairkan. Setelah mencair, selanjutnya baja dituang dalam cetakan
atau sebuah mesin pengecoran kontinyu (Continuous Casting Machine)
sehingga menjadi billet baja. Baja yang telah didinginkan dan berbentuk
billet tersebut dikenakan proses penarikan dan pelurusan, kemudian

13
dilakukan proses pemotongan dengan ukuran tertentu sesuai dengan
pemesanan.
C. Proses produksi baja slab (Slab Steel) : Dalam proses ini baja dicairkan
dengan cara memasukkan kedalam furnace (tungku) secara manual dan
continues feeding. Cairan baja yang sudah memenuhi komposisi
metalurgy dan temperatur, dituang dari canal furnace ke ladle yang
diangkut oleh brige crane.
D. Proses pengerolan baja lembaran panas (Hot Strip Mill) : Pengendalian
proses dilakukan secara otomatis dengan control set up computer,
sehingga dapat menjamin kualitas produk yang dihasilkan dalam hal
kekuatan mekanik, toleransi ukuran, maupaun kualitas bentuk (shape).
E. Proses pengerolan baja lembaran dingin (Cold Rolling Mill) : Pabrik
Pengerolan Baja Lembaran Dingin atau Cold Rolling Mill(CRM)
merupakan pabrik yang menghasilkan baja lembaran tipis seperti divisi
(Hot Strip Mill, tetapi hasil produksinya berdimensi lebih tipis, dengan
proses tarik dan tekan yang merupakan pemrosesan lanjutan dari baja
produksi (HSM). Hasil produksi dalam bentuk gulungan atau coil.
F. Proses Batang Kawat/ Wire Road Mill (WRM) : Pabrik ini menggunakan
bahan setengah jadi dari pabrik baja billet sebagai bahan baku utama untuk
diolah menjadi batang baja kawat. Kapasitas produksi saat ini sebesar 600
ribu ton / tahun batang kawat baja. Dengan Variasi produk:
1. Batang ka’at karbon rendah.
2. Batang ka’at untuk elektroda las.
3. Batang ka’at untuk cold heading diameter 5,5 mm, 8 mm, 10 mm dan
12 mm.

14
4. Pengalokasian Sumber Daya
Berikut ini merupakan pengalokasian sumber daya yang dilakukan oleh PT.
Karakatau Steel.
Seperti penegertiannya alokasi sumber daya merupakan elemen penting dari
rencana strategis untuk mencapai tujuan perushaan. Yang dimana mengacu pada
pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk penggunaan tertentu. Adapun pada
topik kita kali ini ialah pengalokasian sumber daya pada PT.KRAKATU STEEL.
Dimana dalam strategi KS dikenal salah satu strateginya yaitu strategi SI . yang
dimana strategi tersebut haruslah mendukung untuk mencapai tujuan
bisnisnya.dalam memenuhi tujuan tersebut dibutuhkanlah pengalokasian sumber
daya yaitu sumber daya manusia yang mumpuni sesuai dengan kinerja dan
kemampuan masing-masing orang.

Berikut jajaran direksi terbaru PT.KRAKATU STEEL.

Dimana dalam pemanfaatan pengalokasian sumber daya yang khususnya pada


pemanfaatan sumber daya manusia PT.KRAKATAU STEEL itu sendiri memiliki
Organisasi sebagai berikut.

15
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam
struktur organisasi sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai berikut:

 Direktur Utama
 Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi
perusahaan seperti:
 Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan
 Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan termasuk juga
keuntungan perusahaan
 Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan dan
pembelanjaan kekayaanperusahaan
 Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan
dunia luar perusahaan
 Menetapkan strategi-strategi stategis untuk mencapakai visi dan misi
perusahaan
 Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan, mulai
bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang.
 Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan

 Corporate Secretary
 Memastikan bahwa BUMN mematuhi peraturan tentang persyaratan
keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG
 Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas secara berkala dan/atau sewaktu-waktu
apabila diminta;
 Penghubung (liaison officer); dan
 Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan, termasuk tetapi
tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan risalah
rapat Direksi, rapat Dewan Komisaris dan RUPS.

 Head Of Internal Audit

16
 Melaksanakan proses pemeriksaan / audit internal bagi seluruh divisi
cabang dan melaporkannya dalam bentuk laporan audit
 Menjalalankan proses audit internal perusahaan secara teknis dan berkala
baik dari segi financial maupun operasional
 Melakukan koordinasi kesiapan cabang dan juga depo untuk menyiapkan
laporan Rugi Labadengan lengkap serta melakukanpemeriksaan terhadap
Neraca Rugi Laba tersebut
 Menganalisa dengan akurat serta bisa memberikan gambaran tentang
penyelesaian masalah keuangan
 Melakukan koordinasi dengan lembaga audit eksternal yangjika
diperlukan untuk kelancaran perusahaan
 Melakukan monitoring dan evaluasi hasil audit internal serta menjalin
koordinasi dengan pihak terkait untuk menyiapkan solusi untuk hasil
temuan masalah
 Aktif melakukan tugas tugas lain yang di rasa perlu dalam upaya mencapai
target audit

 Direktur Logistik
Direktur Logistik bertugas merencanakan dan mengendalikan kegiatan
pergudangan, sehingga tercapai tujuan utamanya, diantaranya keamanan,
keakurasian jumlah dan kebutuhan barang yang dikelola, dengan melaksanakan
sistem dan prosedur yang telahditetapkan manajemen. Menerapkan prosedur
kerja, termasuk syarat-syarat, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk
menjaga dan memelihara semua aset perusahaan berupa aset tetap atau aset tidak
tetap. Menjaga kelancaran dan pelaksanaan semua kegiatan arus transaksi barang
melalui penentuan tata letak gudang serta penunjang tenaga pelaksana, agar
tercapai pemanfaatan fasilitas dan optimalisasi tenaga kerja.

 Direktur Produksi dan Teknologi


Direktur Produksi dan Teknologi bertugas menyempurnakan organisasi,
prosedur dan sistem kerja guna pencapaian dalam semua aspek. Menyediakan
kebutuhan sarana dan fasilitas kerja sesuai dengan persyaratan dan Bertugas

17
merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan teknik sehingga
dapat menjamin kelancaran operasional mesin produksi dan sarana penunjang.
Membuat perencanaan kerja yang diselaraskan dengan tujuan manajemen
khususnya dalam kegiatan yang menyangkut teknik. Menjaga pelaksanaan
perawatan dan perbaikan mesin.

 Direktur Pemasaran
Direktur pemasaran memiliki tugas dan tanggung jawab dalam
mengkoordinir distribusi produk ke daerah pemasaran, melakukan tugas penjualan
dan permintaan produk, menyiapkan rencana penjualan dan permintaan produk,
merencanakan dan membuat rancangan promosi, serta membuat rencana
penjualan dan permintaan produk.

 Direktur Keuangan
Direktur keuangan bertugas dan bertanggung jawab merencanakan,
menyiapkan budget dan planning (AOP) untuk menentukan tujuan yang harus
dicapai. Memonitor kegiatan operasional dalam hal aspek financial supaya sejalan
dengan AOP. Menandatangani bank instrument (Cek, transfer bank) sesuai
dengan batasan yang ditetapkan perusahaan. Verifikasi setiaap pengeluaran biaya
ataupun pembelian aset dan penggunaan dana lainnya sesuai dengan batasan yang
ditetapkan oleh perusahaan. Menetapkan pelasanaan sistem dan prosedur yang
berkaitan dengan keuangan.

 Direktur SDM
Direktur SDM memiliki fungsi merencanakan, mengkordinir, mengarahkan
dan mengendalikan kegiatan kepersonaliaan yang meliputi hubungan industrial,
administrasi kepegawaian, keamanan, kehumasan, dan pelayanan umum untuk
mendukung proses pencapain tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Selain itu Direktur SDM memiliki tugas dan tanggung jawab
menciptakan hubungan industrial yang harmonis untuk mencapai ketenangan
industrial (ketenangan kerja dan ketenangan usaha) dilingkungan perusahaan.

18
Adapun unit TI di PT.Krakatau Steel (persero) direalisasikan dalam bentuk
Sub Direktorat Sistem Informasi yang dikepalai oleh seorang General Manager
Sistem Informasi. Posisi General Manager Sistem Informasi yang berada satu
level dibawah dewan direksi dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur
Utama, memberikan keuntungan tersendiri bagi unit TI. Hal ini mempermudah
tugas General Manager Sistem informasi untuk menjalin komunikasi secara intens
dan efektif dengan manajemen tingat tinggi (Top Manajemen), berperan dan
memberikan pengaruh dalam penyusunan strategi perusahaan, serta bertanggung
jawab dalam perencanaan TI untuk menghadapi lingkungan kompetisi
perusahaan. Berikut struktur organisasi TI dalam PT.KRAKATAU STEEL.

19
Sub Direktorat Sistem Informasi memiliki tugas pokok dan fungsi
mengendalikan kegiatan perencanaan dan pengorganisasian, pengadaan dan
implementasi, penyediaan layanan dan dukungan kepada pemakai, pemantauan
dan evaluasi seluruh aktivitas yang berkaitan dengan sistem informasi perusahaan,
sehingga mampu memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan dan selaras dengan
sasaran perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya teknologi informasi
secara optimal.
Seperti terlihat pada gambar diatas, Sub Direktorat Sistem Informasi terdiri
dari tiga divisi dan satu group, yaitu:
 Divisi Pengembangan Sistem Informasi
 Divisi Operasi Sistem Informasi
 Divisi Otomasi Proses
 Group Kepatuhan dan Pengendalian Sistem Informasi

Divisi Pengembangan Sistem Informasi memiliki tugas pokok dan fungsi


mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan dan
pengembangan sistem informasi perusahaan, dengan beberapa aktiftas utama
yaitu:
 Penyusunan dan pengendalian Master Plan Teknologi Informasi (TI)
beserta Action Plan-nya
 Pengelolaan investasi dan proyek TI
 Pengidentifikasian solusi TI untuk perusahaan
 Pengukuran dan pengelolaan risiko teknologi informasi
 Penyusunan tata kelola proses TI

Sedangkan Divisi Operasi Sistem Informasi memiliki tugas pokok dan fungsi
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penyediaan layanan dan dukungan
kepada pengguna sistem informasi melalui:
 Pemeliharaan dan pengelolaan software aplikasi, data dan sumber daya
teknologi informasi lainnya
 Pemberian solusi, layanan bantuan dan pelatihan kepada pemakai

20
 Pengelolaan layanan pihak ketiga dan service level
 Menjaga kinerja operasi dan keamanan sistem informasi sehingga dapat
menjamin layanan yang kontinyu untuk menunjang operasi bisnis
perusahaan

Adapun Divisi Otomasi Proses memiliki tugas pokok dan fungsi


mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan pengkajian pengembangan
otomasi Pabrik, meliputi:
 Rekayasa teknologi otomasi proses untuk peningkatan optimalisasi
teknologi otomasi proses dalam proses operasi Pabrik
 Implementasi teknologi otomasi proses untuk monitoring dan
pengendalian proses produksi
 Peningkatan kehandalan dan ketersediaan sistem otomasi proses
 Membuat perancangan software aplikasi dengan mengikuti kaidah
teknologi software engineering untuk mendukung proses operasi Pabrik

Sedangkan Group Kepatuhan dan Pengendalian Sistem Informasi memiliki


tugas pokok dan fungsi:
 Monitoring dan evaluasi kinerja sistem informasi perusahaan
 Memastikan tercapainya kepatuhan (compliancy) dan pengendalian sistem
informasi

Semua elemen diatas adalah salah satu contoh pemanfaatan pengalokasian sumber
daya manusia yang efektif. Sehingga dengan adanya itu semua dapat
mempermudah dalam mewujudkan tujuan utama perusahaan.

21
5. Strategi Pemasaran

Perseroan menyadari bahwa kegiatan pemasaran memegang peranan yang


sangat penting di dalam proses bisnis sehari-hari terutama dalam merealisasikan
target pendapatan dan memperluas pangsa pasar. Adapun strategi pemasaran yang
diterapkan Perseroan setiap tahunnya ditentukan setelah manajemen melakukan
riset atau analisa yang mendalam mengenai kebutuhan pasar serta mengetahui
informasi terkini terkait kondisi eksternal, seperti aspek ekonomi, pasar baja
internasional dan industri dalam negeri, supply/demand, harga dan tingkat
persaingan. Oleh sebab itu, dalam rangka menjawab tantangan bisnis di industri
baja yang semakin dinamis, Perseroan telah merumuskan beberapa strategi
pemasaran guna mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar yaitu dengan:

1. Meningkatkan fokus pada pelanggan dengan membuat kesepakatan


kontrak jangka panjang (Long Term Supply Agreement) sebagai
komitmen jaminan pasokan kepada pelanggan secara tahunan.

2. Meningkatkan daya saing Perseroan melalui perbaikan kinerja produk


dan layanan, khususnya dengan membangun kembali distributorship
sebagai rantai distribusi produk sampai konsumen akhir dengan ikatan
perjanjian yang saling menguntungkan.

3. Meningkatkan sinergi Krakatau Steel Group.

4. Memperluas pasar secara agresif untuk proyek-proyek pemerintah


melalui sinergi BUMN dengan:

• Memperkuat joint marketing Krakatau Steel Group agar lebih berdaya


saing di proyek-proyek Pemerintah

22
• Mengembangkan applied research yang mampu memberikan total
solution kepada proyek-proyek infrastruktur dan oil & gas service.

• Menetapkan harga jual dan term of payment yang kompetitif.

5. Melakukan penyesuaian organisasi pemasaran yang sesuai/ relevan


dengan kondisi internal & eksternal.

6. Bekerjasama dengan Pemerintah dan Asosiasi dalam menjaga dan


menciptakan iklim persaingan bisnis yang sehat dan kondusif.

7. Memperkuat perlindungan pasar baja domestik dengan kebijakan trade


remedies (Anti Dumping) dan melakukan pengawasan atas penerapan
tata niaga impor baja.

 Pangsa Pasar
Perseroan merupakan produsen baja terpadu di Indonesia yang secara
konsisten menghasilkan berbagai produk baja unggulan, seperti baja lembaran
panas, baja lembaran dingin, batang kawat, pipa baja, baja tulangan, dengan pasar
mayoritas di domestik.
Atas pengalaman panjang di industri baja dan kemampuan Perseroan
dalam menghasilkan sejumlah baja dengan kualitas terbaik, maka hingga akhir
2019, Perseroan masih menjadi pemimpin pasar dalam negeri, khususnya untuk
produk baja lembaran panas (HRC) menguasai pangsa pasar sebesar 28,56% dan
baja lembaran dingin (CRC) sebesar 14,43%.

 Perbaikan pemasaran dan penjualan


Tujuan dari perbaikan pemasaran dan penjualan adalah untuk
memperbaiki volume penjualan baik untuk produk pabrik yang sudah ada maupun
untuk produk tambahan dari pabrik HSM 2 mendatang, dengan melakukan
pengenalan konsumen dengan lebih baik. Perusahaan melakukan perbaikan
strategi go-to-the market untuk memahami kebutuhan, kemampuan teknis dan
keuangan serta preferensi konsumen terhadap bauran pemasaran produk
Perusahaan. Dengan pemahaman konsumen yang lebih baik, perusahaan dapat
Menyusun strategi pemasaran dan penjualan yang efektif untuk memperbaiki

23
volume penjualan perusahaan. Strategi go-to-the market dibedakan menjadi
beberapa teknis pendekatan sebagai berikut:
• Penjualan langsung
Meningkatkan persentase margin keuntungan atas penjualan produk baja
lembaran panas (Hot Rolled Coils/“HRC”) dan baja lembaran dingin (Cold
Rolled Coils/“CRC”) dengan cara meningkatkan persentase Gain Share of
the Wallet yang difokuskan pada pelanggan utama. Share of wallet adalah
porsi penjualan produk Perusahaan dibandingkan dengan porsi penjualan
pesaing baik produsen lokal maupun impor. Dengan pemahaman
konsumen yang lebih baik, Perusahaan mampu meningkatkan share of
wallet untuk konsumen-konsumen yang menjadi target dengan
memberikan perbaikan bauran pemasaran menjadi lebih menarik.
• Penjualan melalui distributor
Membuat program yang ditujukan untuk lebih meningkatkan efektivitas
pola hubungan Perusahaan dengan distributor, dengan memberikan reward
and recognition sesuai ukuran bisnis, loyalitas dan prestasi penjualan
mereka. Melalui program ini Perusahaan ingin membina hubungan bisnis
jangka panjang yang saling menguntungkan dengan distributor untuk
memastikan volume penjualan yang stabil dan berkelanjutan.
• Penjualan dengan project base
Menawarkan produk secara terintegrasi untuk memenangkan tender
penjualan dengan project basis dengan cara menawarkan produk dan jasa
yang dihasilkan Grup di dalam satu paket terintegrasi sehingga
meningkatkan nilai tambah yang diberikan kepada pelanggan.
• Harga jual produk
Meminimalkan Price Leakage sehingga dapat meningkatkan margin
penjualan. Price Leakage adalah kebocoran penjualan yang diakibatkan
oleh tidak terstandarisasinya terms and condition penjualan Perusahaan.
Perusahaan akan menetapkan standardised terms and condition untuk kelas
atau konsumen yang berbeda.

 Perencanaan penjualan dan operasi

24
• Portofolio produk
Membuat portofolio produk secara segmentasi sehingga Perusahaan dapat
lebih focus menerapkan strategi penjualan dan layanan yang sesuai dengan
kebutuhan masing-masing pelanggan pada setiap segmennya.
• Baseload planning
Mengoptimalkan perencanaan produksi berdasarkan baseload planning.
Dengan adanya baseload planning, jumlah produksi ditetapkan berdasarkan
kebutuhan pemenuhan order dari sales forecast yang lebih akurat yang
disusun menggunakan program go-to-the market di atas, sehingga sangat
handal dipergunakan untuk penyusunan perencanaan dan operasi yang baik
dan berkelanjutan.
• Production balancing
Melakukan production balancing untuk mencegah bottleneck. Melalui
perbaikan sales forecast yang lebih akurat, production balancing dapat
dilakukan lebih baik dengan meminimalkan production mismatch dan barang
jadi yang berpotensi menjadi free stock.
• Shipment planning
Melakukan pengaturan rencana penjualan agar pengiriman dapat berjalan
dengan lancar setiap hari dengan melakukan manajemen jaminan pelanggan,
ketersediaan gudang pelanggan dan kesiapan armada angkutan.

25
6. Analisis Keuangan
Berikut ini merupakan hasil analisis keuangan yang di ambil dair laporan
keungan PT. Krakatau Steel.
Analisis laporan keuangan pada sebuah perusahaan bertujuan :
• Untuk mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada periode
tertentu.
• Untuk menilai kinerja manajemen pada tahun berjalan.
• Agar mengetahui kelebihan dan kelemahan apa saja yang dimiliki
perusahaan.
• Untuk mengetahui langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan, yang
tentu saja berkaitan dengan posisi keuangan dan kinerja perusahaan.
• Membantu manajemen dalam mengambil keputusan penting.
• Sebagai bahan pertimbangan bagi investor untuk berinvestasi pada
perusahaan tersebut.
• Mengetahui kesalahan yang mungkin terjadi dalam suatu laporan
keuangan.

LAPORAN DIREKSI:
Pada tahun 2019, kami berhasil mencapai rekor produksi dan
penjualan/pengiriman tertinggi yang mana pada saat yang bersamaan, Perseroan
juga berhasil mengurangi lead time. Selain itu, kami juga berhasil mempersingkat
siklus konversi kas menjadi 64 hari dari 99 hari selama periode yang sama, serta
menghasilkan modal kerja senilai USD100 juta dari piutang usaha yang sudah
jatuh tempo dan likuidasi persediaan barang jadi. Tidak hanya itu, kami juga
mampu menekan beban operasional secara signifikan dari sebesar USD31 juta
pada 2018 (rata-rata) menjadi USD18 juta perJanuari 2020, dimana biaya energi
menurun 23% pada Q1 2020 dibandingkan Q1 2019, biaya utility menurun 17%,
biaya konsumable menurun 42%, dan biaya sparepat menurun 66%. Hal ini
membuktikan bahwa segala upaya dan langkah transformasi yang telah kami

26
lakukan sudah membuahkan hasil positif terutama pada aspek kegiatan
operasional Perseroan secara keseluruhan.

KEBIJAKAN DAN LANGKAH STRATEGIS TAHUN 2019:


Pada tahun 2019, Perseroan memulai perjalanan transformasi guna
membalikkan kondisi perusahaan agar mampu membukukan profit setelah selama
8 (delapan) tahun berturutturut terus mengalami kerugian dan kehilangan pangsa
pasar karena persaingan yang cukup berat dengan produk baja impor. Langkah
transformasi ini kami uraikan kedalam 3 horizon besar dan ditargetkan selesai
dalam 5 tahun mendatang, serta berfokus pada 3 (tiga) area utama, yaitu
restrukturisasi perusahaan, perputaran bisnis, dan transformasi organisasi.
Rugi Berjalan sebesar USD505,39 juta pada 2019, meningkat 201,67% atau
setara USD337,86 juta dibandingkan rugi tahun 2018 sebesar USD167,53 juta.
Bertambahnya rugi yang ditanggung Perseroan pada tahun ini disebabkan oleh
dilakukannya penurunan nilai (impairment) untuk memenuhi standar peraturan
keuangan PSAK 48 sebagai imbas dari tidak dioperasikannya fasilitas Iron &
Steel Making (ISM) .
Salah satu faktor penghambat arus perdagangan produk PT Krakatau Steel
Tbk ini adalah karena konflik dagang antara AS dan Tiongkok Selain itu,
fluktuasi harga pasar baja dunia dan bahan baku, serta derasnya impor baja yang
masuk ke dalam pasar domestik akibat diberlakukannya Peraturan Menteri
Perdagangan 22/2018 sehingga memungkinkan proses importasi raw material dari
sejumlah negara berlangsung lebih cepat ke Indonesia. Serta munculnya wabah
Covid-19 yang mengakibatkan pergerakan manusia terbatas.
Pada tahun 2019, peningkatan impor baja nasional telah mencapai 4,1 juta ton
atau meningkat 24% dibanding tahun sebelumnya.

27
28
Pada PT. Krakatau Steel, Tbk tingkat profitabilitas sangat diperlukan untuk
menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan modal yang dimilikinya. Apakah perusahaan-perusahaan yang terlihat
besar sudah bisa menyatakan keefektifan kinerja perusahaan tersebut.

29
30
7. Good Corporate Government (GCG)
Berikut ini merupakan tentang Good Corporate Government di PT. Krakatau
Steel.
1. Transparancy (Keterbukaan)
Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-
117/M-MBU/2002 tentang penerapan praktek Good Corporate Governancy,
pengertian transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil
dan relevan mengenai perusahaan.
 Akuntan Publik

31
Dalam penerapan prinsip-prinsip transparency, PT Krakatau Steel
(Persero) memiliki adanya komite audit yang dibentuk oleh perusahaan,
internal auditor dan penggunaan jasa auditor independent (akuntan publik)
yang berkualitas dan bereputasi. Prinsip ini diterapkan mengingat perusahaan
hendaknya memiliki keterbukaan atas perolehan informasi yang tepat waktu
atas kinerja perusahaan yang akan disampaikan kepada para pemegang
kepentingan. PT Krakatau Steel (Pesero) pada dasarnya telah menggunakan
jasa akuntan publik yang berfungsi untuk melakukan pemeriksaan keuangan
 Rapat rapat yang dilakukan
Rapat Dewan Komisaris yang diadakan sebulan sekali, rapat Dewan
Direksi yang diadakan seminggu sekali, serta rapat antara Dewan Komisaris
dan Direksi yang diadakan dua minggu sekali. Dari beberapa pertemuan atau
rapat yang diadakan oleh Komisaris maupun Direksi, mereka belum pernah
menyampaikan notulen rapat tertulis secara tepat waktu kepada Pemegang
Saham. Selama ini mereka hanya menyampaikan secara lisan, sedangkan
penyampaian tertulis dilakukan sesudahnya.
 Keterbukaan informasi dalam annual report dan internet.
Diperlukan pula keterbukaan informasi keuangan maupun keterbukaan
analisis manajemen serta informasi yang bersifat materiil yang berhubungan
dengan perkembangan kegiatan usahanya.

2. Accountability (Akuntabilitas)
Pengertian accountability berdasarkan KEP-117/M-MBU/2002merupakan
kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas merupakan salah
satu solusi pokok untuk mengatasi agency problem yang timbul di antara
Pemegang Saham dan Direksi.
 Organ organ perusahaan
Bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk PT Krakatau Steel
(Persero), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1995 tentang

32
Perseroan Terbatas (UUPT) merupakan kerangka paling penting bagi
perundang-undangan yang ada mengenai corporate governance di Indonesia.
Suatu perusahaan merupakan suatu badan hukum sendiri dengan Komisaris
dan Direksi yang mewakili perusahaan. Adapun struktur umum suatu
perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) mempunyai organ Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) yang merupakan organ tertinggi, kemudian
Dewan Komisaris sebagai organ yang mewakili para pemilik perusahaan
(shareholders) dan mempunyai fungsi sebagai pengawas dan penasehat
direksi. Organ yang ketiga adalah Dewan Direksi yang mempunyai tugas
utama menjalankan operasional perusahaan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam RUPS dan ketentuan – ketentuan operasional perusahaan
 Sosialisasi Good Corporate Governance.
Untuk mendukung terlaksananya pelaksanaan corporate governance yang
baik, PT Krakatau Steel (Persero) telah memiliki unit/divisi khusus yang
menangani tentang good corporate governance. Akan tetapi, fungsi dari divisi
tersebut belum berjalan secara optimal, hal ini terlihat dalam proses
sosialisasi mengenai GCG pada PT Krakatau Steel (Persero) belumlah merata
ke semua lapisan karyawan. Hanya lapisan atau level tertentu yang sudah
mengetahui serta melaksanakan pedoman GCG. Sosialisasi yang dilakukan
oleh PT Krakatau Steel selama ini terbagi dalam berberapa program, yaitu
program sosialisasi etika perusahaan, dan program sosialisasi GCG.
Sosialisasi tersebut disesuaikan porsi dan kapasitasnya sesuai dengan tingkat
kepentingan yang dimiliki.

3. Responsibility (Pertanggungjawaban)
Berdasarkan KEP-117/M-MBU/2002, responsibility merupakan kesesuaian di
dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Prinsip ini menekankan bahwa
perusahaan harus memiliki tanggung jawab sosial sebagai anggota masyarakat,
menghindari penyalahgunaan kekuasaan, profesionalisme, serta perusahaan harus
mampu menciptakan kondisi lingkungan bisnis yang sehat.
 Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitar.

33
Dari prinsip responsibility tersebut, mengisyaratkan bahwa pengawasan
terhadap perusahaan tidak hanya dilakukan oleh pemegang saham ataupun
Dewan Komisaris tetapi dapat juga dilakukan oleh masyarakat. Hal tersebut
merupakan perwujudan nyata dari hubungan masyarakat dengan perusahaan
sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri. Pada PT Krakatau Steel (Persero)
terdapat program yang dikenal dengan PKBL (Pembinaan Kemitraan & Bina
Lingkungan). Melalui program ini banyak hal yang telah dilakukan oleh PT
Krakatau Steel (Persero), terutama sejak program ini mulai dibentuk pada
tahun 1998. Melalui program Pembinaan Kemitraan ini pula PT Krakatau
Steel (Persero) pada akhir tahun 2005 menerima award dari UNICEF
mengenai Kemitraan Unggul. Pelestarian lingkungan di sekitar kawasan
industri PT Krakatau Steel (Persero) dan kota Cilegon selalu menjadi
perhatian perusahaan.
 Sistem pengendalian dan pengawasan terhadap karyawan
PT Krakatau Steel (Persero) telah berusaha untuk selalu memberikan
perhatian terhadap kesejahteraan para karyawannya, baik yang berada dalam
jajaran eksekutif atau manajerial maupun yang termasuk dalam jajaran non-
manajerial. Hal tersebut dilakukan PT Krakatau Steel (Persero) karena
perusahaan sangat menyadari bahwa karyawan merupakan aset penting yang
dapat menentukan keberhasilan usaha. Disamping gaji, perusahaan juga
memberikan berbagai tunjangan kepada karyawan, yaitu dalam bentuk
tunjangan jabatan, tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, dan jaminan
sosial tenaga kerja, dan beberapa tunjangan lainnya.
Akan tetapi, walaupun telah dilakukan upaya-upaya demi menjaga
keseimbangan kepentingan, masih ada saja penyimpangan yang terjadi
diantara pihak eksekutif dengan pemegang saham. Masih ada beberapa pihak
yang tidak mengedepankan sikap profesionalisme dengan cara
menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya. Hal tersebut terlihat dari
masih adanya pengisian suatu jabatan yang tidak melalui proses kualifikasi
yang telah ditetapkan, melainkan dikarenakan adanya suatu hubungan
kepentingan antara calon eksekutif dengan pemegang kekuasaan tersebut.

34
4. Independency (Kemandirian)
Pengertian independency menurut KEP-117/M-MBU/2002 merupakan
keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat. Kemandirian merupakan suatu keharusan agar organ perusahaan dapat
bertugas dengan baik serta mampu membuat keputusan yang terbaik bagi
perusahaan serta dalam pelaksanaannya selalu menghormati hak dan kewajiban,
tugas dan tanggung jawab serta kewenangan masing-masing organ perusahaan.
 Independensi SPI (Satuan Pengawasan Intern)
Dalam pelaksanaan, Komite Audit akan berhubungan dengan Satuan
Pengawasan Intern (SPI) selaku internal audit pada PT Krakatau Steel
(Persero). Dalam struktur organisasi PT Krakatau Steel (Persero), kedudukan
SPI berada tepat di bawah kekuasaan Direksi, hal ini berarti Kepala SPI
dalam pelaksanaan tugas atau fungsinya bertanggung jawab dan patuh kepada
Direksi. Oleh sebab itu, dalam prakteknya pengawasan yang dilakukan oleh
SPI tidak bebas dari kekuasaan manajemen atau eksekutif perusahaan. Akan
tetapi, Komite Audit membutuhkan dukungan dari Direksi dan Manajemen
dalam melaksanakan tugasnya secara mandiri dan bebas dari pengaruh
manajemen maupun pengaruh lainnya.
 Independensi dalam pengangkatan para eksekutif
Dalam pengangkatan para eksekutif haruslah bebas dari benturan
kepentingan maupun dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga dalam
pengangkatan Komisaris maupun Direksi pun harus bebas dari segala
pengaruh dan tekanan dari pihak manapun. Pengangkatan Komisaris dan
Direksi harus berjalan sesuai dengan sistem yang ada serta dilakukan secara
transparan. Seorang Komisaris atau Direksi diangkat bukan berdasarkan
adanya suatu hubungan kepentingan yang dapat menimbulkan keuntungan
pribadi bagi salah satu ataupun kedua belah pihak, tetapi pengangkatan
tersebut haruslah menguntungkan bagi semua pihak terutama perusahaan.
 Independensi dalam pemilihan KAP

35
Dalam pemilihan dan penunjukan KAP (Kantor Akuntan Publik), PT
Krakatau Steel (Persero) menggunakan akuntan publik yang dipilih atau
diusulkan oleh Komisaris dan diputuskan serta disetujui melalui Rapat Umum
Pemegang Saham. Hal ini tentunya akan menjamin bahwa akuntan publik
yang terpilih bebas dari segala bentuk pengaruh maupun benturan
kepentingan yang dapat menyebabkan ketidak mandirian akuntan publik
tersebut.

5. Fairness (Kewajaran)
Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor KEP-
117/M-MBU/2002, fairness merupakan keadilan dan kesetaraan didalam
memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan peranjian dan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam menunjang terselenggaranya good
corporate governance yang baik, sangatlah diperlukan adanya perlindungan
terhadap pemegang saham yang dalam hal ini adalah perlindungan terhadap
pemerintah sebagai pemilik perusahaan.
Perlindungan terhadap Pemegang Saham Bentuk perlindungan yang diperoleh
pemegang saham PT Krakatau Steel (Persero) seperti yang diungkapkan oleh
Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Pengangkatan anggota Direksi dan Komisaris dilakukan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) yang disetujui oleh pemegang saham,
b. Pengubahan ketentuan Anggaran Dasar termasuk pengubahan nama,
maksud dan tujuan, kegiatan usaha dan jangka waktu berdirinya
perseroan hanya dapat diputuskan oleh RUPS yang dihadiri oleh
pemegang saham,
c. Memperoleh informasi materiil perusahaan secara tepat waktu dan
teratur,
d. Melakukan penilaian kinerja Komisaris dan Direksi dalam RUPS, dan
e. Pemegang saham diberikan kesempatan yang cukup untuk menerima
dan memeriksa laporan keuangan sehingga dapat mengajukan
pertanyaan yang diagendakan dalam RUPS tahunan.

36
Berdasarkan uraian tersebut, dapat terlihat bahwa PT Krakatau Steel
(Persero) telah mengatur hak-hak dari pemegang saham mereka. Hal ini sangat
penting dalam rangka mendukung terlaksananya good corporate governance yang
baik. Akan tetapi, upaya perlindungan hak-hak pemegang saham tersebut perlu
dituangkan dalam sebuah pedoman corporate governance yang mengatur secara
rinci mengenai hak-hak pemegang saham. Sesuai hasil pengamatan dan
wawancara dengan Sekretaris Perusahaan, dikatakan bahwa pedoman corporate
governance PT Krakatau Steel (Persero) yang tertulis baru selesai disusun dan
belum diterbitkan.
Dewan Komisaris dalam suatu perusahaan memiliki kedudukan dan peran
yang sangat penting, terutama bila dikaitkan dengan upaya perusahaan untuk
mewujudkan good corporate governance yang baik. Peran dari Dewan Komisaris
dalam proses pengambilan keputusan juga menjadi salah satu faktor kunci yang
dimuat dalam good corporate governance. Namun pada pelaksanaan fungsi
Dewan Komisaris tersebut cenderung masih belum berjalan secara efektif. Belum
adanya kesadaran pada masing-masing individu di tingkat Komisaris untuk
mengimplementasikan pemahaman mengenai good corporate governance secara
lebih mendalam. Tiap-tiap anggota Komisaris lebih menyukai untuk bekerja
secara partial atau individual sehingga tidak terjadi kesepakatan bagaimana
mempraktekkan pemahaman good corporate governance agar lebih optimal.

8. Pengembangan Bisnis

Berikut ini merupakan pengembangan bisnis yang di Lakukan oleh PT. Krakatau
steel. Selama tahun 2019, Perseroan telah menjalankan berbagai kegiatan usaha
sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, yang meliputi: Produk dan/atau Jasa

1. Hot Rolled Coil/Plate

37
Produk baja lembaran panas ini berupa coil dan pelat yang dihasilkan dari
proses pengerolan panas. Pabrikan dan para pengguna jenis baja ini umumnya
menyebut produk ini dengan sebutan “baja hitam” sebagai pembeda terhadap
produk baja lembaran dingin yang juga dikenal sebagai “baja putih”. Selain itu,
Perseroan juga memproduksi baja plain carbon dan baja micro-alloyed yang
dapat dipakai untuk berbagai penggunaan, mulai dari kualitas umum atau
komersial hingga kualitas khusus, seperti struktur rangka baja, komponen dan
rangka kendaraan bermotor, tiang pancang, komponen alat berat, fabrikasi
umum, pipa dan tabung umum, pipa dan tabung untuk jalur pipa dan casing,
tabung gas, baja tahan korosi cuaca, bejana bertekanan, boilers, dan konstruksi
kapal. Ketebalan pelat baja lembaran panas berkisar antara 0,18 mm - 25 mm,
sedangkan lebarnya antara 600 mm – 2.060 mm. Kondisinya dapat berupa
gulungan atau sebagai produk yang melalui proses pickling dan oiling (hot
rolled coilpickled oiled atau HRC-PO). Perseroan mampu menghasilkan baja
lembaran panas berkualitas tinggi untuk penggunaan khusus karena telah
menjalankan proses kontrol thermomekanik dan proses desulfurisasi
menggunakan ladle furnace. Adapun penggunaan baja lembaran panas meliputi
aplikasiaplikasi seperti yang tercantum di bawah ini:

• Konstruksi Umum dan Las;

• Pipa dan Tabung;

• Komponen dan Rangka Otomotif;

• Jalur Pipa untuk Minyak dan Gas;

• Casing & Tubing Pipa Sumur Minyak;

• Tabung Gas;

• Baja Tahan Korosi Cuaca;

• Rerolling;

• Konstruksi Kapal; dan

38
• Boiled & Pressurized Container.

2. Cold Rolled Coil/Sheet


Produk baja lembaran dingin ini juga dikenal dengan nama “baja putih”
(white steel) yang dihasilkan dari proses pengerolan dingin. Perbedaan sifat
tipikal antara “Baja putih” dan “baja hitam” cukup signifikan. Baja lembaran
dingin memiliki kualitas permukaan yang lebih baik, lebih tipis, dan dengan
ukuran yang lebih presisi, serta mempunyai sifat mekanis yang baik dan
formability yang sangat bagus. Baja putih umumnya dimanfaatkan dalam
proses pembentukan karena material ini memiliki formability, weldability,
dan kualitas roughness yang lebih baik. Baja putih ini juga dipakai untuk
aplikasi dalam industri galvanizing (zinc-coating), enamelware
(porcelaincoating), dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan kaleng
makanan berlapis timah (tin mill-black plate) dalam industri makanan dan
minuman. Untuk lembaran baja yang dikuatkan (annealed sheet), kisaran
ketebalan baja putih yang dihasilkan Perseroan adalah 0,20 mm - 3,00 mm,
sedangkan untuk unannealed (dalam bentuk gulungan) ketebalan
maksimumnya adalah 2,00 mm. Perseroan memiliki fasilitas vacuum
degasser dan ladle metallurgy untuk menghasilkan baja dengan kualitas
khusus, seperti baja karbon sangat rendah dan Interstitial Free Steel (IF Steel)
yang cocok digunakan untuk menghasilkan produk dengan kualitas extra deep
drawing. Untuk dapat memenuhi kebutuhan baja lembaran dingin dengan
formability dan kualitas permukaan yang tinggi, Perseroan menggunakan
fasilitas batch annealing furnance khusus dengan atmosfer hidrogen murni.
Adapun aplikasi baja lembaran dingin yang diproduksi Perseroan antara lain
dalam bidang-bidang sebagai berikut:
• Penggunaan Umum;
• Otomotif;
• Galvanized Sheet;
• Pipa & Tabung;
• Porcelain Enamelware; dan
• Tin Mill Black Plate.

39
3. Wire Rod
Produk batang kawat terbuat dari baja billet sehingga dikategorikan
sebagai produk batangan, hal ini untuk membedakannya dari baja lembaran
panas dan baja lembaran dingin yang dibuat dari baja slab. Batang kawat
biasanya dikelompokkan berdasarkan kandungan karbonnya, yaitu batang
kawat dengan karbon rendah, sedang, atau tinggi. Selain itu, batang kawat juga
dikategorikan berdasarkan aplikasinya. Batang kawat karbon rendah dan
sedang memiliki kandungan karbon kurang dari 0,25%. Baja jenis ini
umumnya digunakan untuk kawat, paku, wire mesh, dan sebagai bahan baku
untuk welded fabrication (kisi-kisi jendela atau pintu, pagar, dan jeruji).
Aplikasi khusus seperti untuk kawat elektroda berlapis untuk keperluan
pengelasan, memerlukan kontrol yang sangat ketat dalam hal kandungan alloy
seperti yang diinginkan oleh pelanggan. Aplikasi-aplikasi lainnya memerlukan
kuat tarik yang lebih tinggi. Aplikasi tersebut memerlukan kandungan karbon
yang tinggi (biasanya lebih dari 0,40%) dengan tambahan beberapa alloy
seperti Nb, V, dan Cr, sehingga dapat dihasilkan baja batangan yang memiliki
kuat tarik dan formability yang lebih baik. Batang kawat karbon tinggi
umumnya dimanfaatkan untuk spring bed, jari-jari roda sepeda (motor), rangka
payung, dan konstruksi-konstruksi lainnya. Aplikasi batang kawat meliputi:
• Kawat, paku, dan mesh;
• Mur dan baut;
• Kawat Elektroda;
• Spring Bed, Spoke, dan lain-lain.

Berikut ini merupakan bisnis pendukung PT. Krakatau Steel. Sebagaimana


tertuang dalam Anggaran Dasar Perseroan, maka selain menjalankan kegiatan
utama sebagai produsen penghasil baja, Perseroan juga menjalankan beberapa
kegiatan bisnis pendukung lainnya, antara lain sebagai berikut:

40
1. Bidang Usaha Industrial Estate dan Perhotelan Perseroan menyediakan lahan
industri, jasa pengelolaan kawasan industri, dan pengembangan kawasan
berikut infrastruktur pendukungnya seperti perkantoran, perhotelan, sarana
olahraga, dan perumahan.
2. Bidang Usaha Rekayasa dan Konstruksi Perseroan menyediakan Jasa
Perekayasaan, Pengadaan dan Konstruksi (Engineering, Procurement,
Construction/EPC) serta Manajemen Proyek dan Perawatan yang meliputi
sektor pembangunan, pengembangan dan perawatan di bidang industri logam,
energi, kimia, petrokimia dan infrastruktur. Di samping itu, Perseroan juga
melakukan kegiatan ekspor dan impor barang, jasa dan perangkat lunak yang
berkaitan dengan kegiatan usaha Perseroan.
3. Jasa Pengelolaan Pelabuhan Perseroan menyediakan pelayanan jasa dermaga,
jasa pergudangan, jasa pengurusan transportasi, dan jasa angkutan
Jasa Lainnya yaitu :
• Jasa Penyedia Kelistrikan (produksi dan distribusi listrik ke konsumen,
jasa kelistrikan, niaga gas bumi).
• Jasa Penyedia Air Industri (produksi dan distribusi air untuk kebutuhan
industri dan perumahan di kawasan Kota Cilegon, Banten).
• Jasa Teknologi Informasi (penyediaan jasa konsultasi dan manajemen
teknologi informasi, integrasi aplikasi bisnis, managed service, data
center, SAP Consulting, termasuk komunikasi dan pengadaan perangkat
lunak).
• Jasa Layanan Medis (pengoperasian rumah sakit dan penyediaan jasa
pelayanan kesehatan lainnya kepada karyawan Perseroan, pelanggan
korporasi dan asuransi di wilayah Cilegon dan sekitarnya, serta
konsumen umum termasuk pasien BPJS)

9. Rekomendasi & Saran Perbaikan dari Segala Sisi.

Berikut ini merupakan rekomendasi dan saran perbaikan untuk PT. Krakatau
Steel.

41
PT Krakatau Steel Memiliki dan mengusahakan kegiatan pertambangan bijih
besi/iron ore, batu bara dan/atau mineral dan/atau bahan tambang lainnya
Mengolah bahan mentah, bahan lain atau hasil tambang mineral menjadi bahan
baku besi dan baja, Mengolah bahan baku besi dan baja menjadi produk besi dan
baja sebagai bahan baku industry, Mengolah bahan baku industri besi dan baja
menjadi barang-barang jadi dan/atau setengah jadi.
Adapun rekomendasi ataupun perbaikan dari berbagai system pada Krakatau steel
yaitu :
1. Rekomendasi Hasil Penilaian GCG dan Tindak Lanjut Hasil Assessment
GCG Beberapa rekomendasi yang dihasilkan dari pelaksanaan Assessment
GCG Tahun 2018, beserta tindak lanjutnya di tahun 2019adalah pemberian
teguran kepada wajib LHKPN yang belum menyampaikan atau terlambat
menyampaikan LHKPN
2. Rekomendasi Tata Kelola perusahaan terbuka yang diterapkan perseroan
adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan terbuka memiliki cara atau prosedur teknis pengumpulan
suara (voting) baik secara terbuka maupun tertutup yang
mengedepankan independensi, dan kepentingan Pemegang Saham.
b. Penentuan jumlah anggota Dewan Komisaris mempertimbangkan
kondisi Perusahaan Terbuka.
c. Kebijakan penilaian sendiri (self assessment) untuk menilai kinerja
Dewan Komisaris, diungkapkan melalui Laporan Tahunan Perusahaan
Terbuka.
d. Perusahaan Terbuka memiliki kebijakan untuk mencegah terjadinya
insider trading
e. Perusahaan Terbuka memiliki kebijakan sistem Whistle Blowing
3. Rekomendasi peningkatan efisiensi energi serta kebijakan pengelolaan
energi yang dilakukan secara rutin guna mengevaluasi pemanfaatan energi
dan mengidentifikasi peluang penghematan energi
4. Rekomendasi pengelolaan dan pemrosesan air limbah serta mendaur ulang
air sisa proses produksi yang telah diolah dengan mengembalikannya

42
kedalam proses produksi. Perseroan juga mengoperasikan Waste Water
Treatment Plant untuk mendaur ulang air limbah yang terbuang ke badan
air agar tidak melebihi baku mutu sebagaimana ditetapkan dalam Permen
05 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah bagi kegiatan industri.
5. Rekomendasi mengenai system pengolahan limbah (padat, cair dan
effluent)
Perseroan melakukan pendayagunaan dan pemanfaatan limbah B3 sebagai
bahan baku maupun agregat substitusi material alam yang sangat berguna
dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga melalui aktivitas ini
diharapkan Perseroan dapat turut andil dalam menjaga keseimbangan
ekosistem dan mencegah potensi kerusakan lingkungan dari penambangan
dan pengolahan sumber daya alam.
6. Rekomendasi keuangan, Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset
keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan
tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Mereka dimasukkan sebagai aset
lancar kecuali untuk yang jatuh temponya lebih dari 12 bulan setelah akhir
tahun pelaporan. Aset keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak
lancar.
7. Rekomendasi perusahaan di bidang produk dan konsumen, Pinjaman yang
diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di
pasar aktif. Mereka dimasukkan sebagai aset lancar kecuali untuk yang
jatuh temponya lebih dari 12 bulan setelah akhir tahun pelaporan. Aset
keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.

43

Anda mungkin juga menyukai