FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2019
PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN
A. PENDAHULUAN
Evolusi persyaratan pelaporan segmen di Amerika persyaratan akan pelaporan
segmen usaha bermula tahun 1964 ketika ada kebutuhan oleh SEC agar perusahaan
public melaporkan usahanya pada setiap segmen operasi. Tahun 1967, APB
mengeluarkan Statement No.2 mengenai A Disclosure of Supplemental Financial
Information by Diversified Companies. Pernyataan ini sifatnya bukan suatu keharusan
namun disarankan. Banyak perusahaan menawarkan berbagai kelompok produk atau jasa
atau beroperasi di berbagai wilayah geografis dengan tingkat keuntungan, peluang
pertumbuhan, prospek, dan risiko berbeda. Informasi tentang jenis- jenis produk atau jasa
perusahaan dan operasinya di wilayah geografis berbeda sering kali disebut informasi
segmen dibutuhkan untuk menilai risiko dan imbalan dari suatu perusahaan yang
memiliki diversifikasi usaha atau suatu perusahaan yang memiliki diversifikasi usaha
atau suatu perusahaan multinasional, tetapi informasi itu mungkin tidak dapat diperoleh
dari data agregat. Oleh karena itu, informasi segmen merupakan suatu hal yang
dipandang perlu untuk memenuhi kebutuhan para pengguna laporan keuangan.
PSAK No. 5 (Revisi 2000) tentang Pelaporan Segmen telah disahkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 6 Oktober 2000. PSAK 5 (Revisi 2000) ini
menggantikan PSAK No. 5 tentang Pelaporan Informasi Keuangan Menurut Segmen
yang telah dikeluarkan oleh IAI sejak 7 September 1994. Pernyataan ini tidak wajib
diterapkan untuk unsure yang tidak material (immaterial items)
B. TUJUAN
Tujuan dari PSAK 5 ialah untuk menetapkan prinsip-prinsip pelaporan informasi
keuangan berdasarkan segmen yaitu informasi tentang berbagai jenis produk atau jasa
yang dihasilkan perusahaan dan berbagai wilayah geografis operasi perusahaan dalam
rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam:
a. memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik;
b. menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik; dan
c. menilai perusahaan secara keseluruhan secara lebih memadai.
C. LINGKUP STANDAR PELAPORAN SEGMEN
Standar pelaporan segmen pertama kali ditetapkan dalam [FASB Statement
No.14] yang berlaku untuk seluruh perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan
lengkap menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pernyataan ini kemudian diubah
dengan FASB Statement No.21 yang mengecualikan berlakunya FASB Statement No.14
bagi perusahaan non public.
Sementera itu menurut PSAK no. 5 adapun lingkup laporan keungan segmen sbb:
a. Pelaporan segmen berlaku bagi emiten atau perusahaan publik dan oleh perusahaan
yang sedang dalam proses menerbitkan efek ekuitas atau efek utang di pasar modal.
b. Entitas secara ekonomis signifikan termasuk anak perusahaan adalah entitas dengan
tingkat pendapatan laba, aktiva atu jumlah tenaga kerja yang signifikan di negara
tempat operasi utama perusahaan dilaksanakan.
c. Apabila laporan keuangan meliputi laporan keuangan konsolidasi dan laporan
keuangan induk perusahaan, informasi segmen hanya perlu disajikan untuk informasi
konsolidasi. Jika anak perusahaan merupakan emiten atau perusahaan publik,
informasi segmen disajikan dalam laporan keuangannya secara terpisah.
d. Pelaporan informasi keuangan menurut segmen diatur malalui PSAK No.5 :
menjelaskan pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan,
khususnya yang beroperasi dalam industri dan wilayah yang berbeda.
e. Dalam pelaporan informasi keuangan menurut segmen, perusahaan menggambarkan
aktivitas masing-masing segmen industri dan menunjuk-kan komposisi masing-
masing wilayah geografis yang dilaporkan.
Informasi segmen harus mengungkap :
1. penjualan atau pendapatan operasi lain-nya, dibedakan antara pendapatan yang
dihasilkan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain.
2. hasil segmen
3. aktiva segmen yang digunakan
4. dasar penetapan harga antar segmen
D. URAIAN MATERI
Laporan keuangan konsolidasi memungkinkan investor menilai efektivitas
manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan dengan menyediakan informasi
yang berguna untuk menghitung profitabilitas, likuiditas, dan efesiensi. Dalam membantu
para investor mengevaluasi kinerja suatu segmen usaha dari sebuah perusahaan,
pengungkapan tambahan diperlukan seperti halnya catatan keuangan pada laporan
keuangan.
1. Pengertian Laporan Segmen
Menurut Hansen dan Mowen (2007: 429),
segmen adalah: “a segment is a subunit of a company of sufficient importance to warrant
the production of performance reports. Segments can be divisions, departments, product
lines, customer classes, and so on.”
Untuk mengukur kinerja segmen, maka manajemen perusahaan memerlukan
informasi yang detail mengenai sebuah segmen. Informasi tersebut dapat diperoleh dari
laporan laba rugi setiap segmen. Laporan segmen adalah laporan yang menyajikan
infromasi tentang laba rugi untuk setiap segmen. Dengan adanya laporan segmen maka
akan diketahui bagaimana kinerja dari setiap segmen.
Dalam PSAK No.5 Pelaporan Segmen memiliki beberapa definisi, meliputi :
1. Segmen perusahaan adalah komponen suatu entitas yang aktivitasnya mewakili
kegiatan usaha utama atau kelompok pelanggan. Suatu segmen dapat berbentuk
sebuah anak perusahaan, suatu divisi, suatu departemen, dalam beberapa hal
sebuah joint venture atau anak perusahaan lain bukan investasi. Aktiva, kinerja
dan aktivitas segmen tersebut secara jelas dapat dipisahkan secara fisik dan
operasional dari aktiva, kinerja dan aktivitas yang lain dalam etitas yang sama.
2. Segmen industri adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dan
menghasilkan suatu produk atau jasa yang berbeda menurut pembagian industri,
atau sekolompok produk atau jasa sejenis yang berbeda, terutama untuk para
pelanggan di luar perusahaan.
3. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dan
mempunyai usaha di suatu atau sekelompok negara dalam suatu wilayah georafis
tertentu.
2. Pelaporan Segmen Menurut FASB Statement No. 131
FASB Statement No. 131 berlaku untuk perusahaan public, yang didefinisikan
sebagai perusahaan yang menerbitkan efek utang atau ekuitas yang diperdagangkan di
pasar umum, yang diwajibkan untuk memberikan laporan keuangan kepada SEC atau
memberikan laporan keuangan dengan tujuan mengeluarkan surat berharga di pasar
umum. Perusahaan harus melaporkan informasi segmen dengan cara yang sama dengan
manajemen mengatur perusahaan dalam unit-unit untuk pengambilan keputusan internal
dan tujuan evaluasi kinerja. Standar merujuk pendekatan yang demikian sebagai
pendekatan manajemen atau segmentasi.
FASB statement No. 131 berlaku untuk perusahaan publik, yang didefinisikan
sebagai perusahaan yang menerbitkan efek utang atau ekuitas yang diperdagangkan di
pasar umum, yang diwajibkan untuk memberikan laporan keuangan kepada SEC, atau
memberikan laporan keuangan dengan tujuan mengeluarkan surat berharga dipasar
umum. Perusahaan harus melaporkan informasi segmen dengan cara yang sama dengan
manajemen mengatur perusahaan dalam unit-unit untuk pengambilan keputusan internal
dan tujuan evaluasi kinerja. Standar merujuk pendekatan yang demikian sebagai
pendekatan manajemen untuk segmentasi.
Lebih jauh lagi, Statement No. 131 mensyaratkan bahwa total pendapatan
eksternal dari segmen yang perlu dilaporkan setidaknya berjumlah 75% dari total
pendapatan konsolidasi. Jika segmen yang dilaporkan tidak memenuhi kriteria ini, maka
harus ditambahkan pelaporan atas segmen lain, meskipun tidak memenuhi batas
kuantitatif.
Segmen usaha harus dilaporkan apabila segmen tersebut memenuhi ambang batas
materialitas. Suatu segmen dianggap material dan perlu dilaporkan terpisah apabila ada satu
dari tiga Kriteria berikut terpenuhi.
Segmen yang dilaporkan harus mencakup 75% dari seluruh pendapatan eksternal.
Apabila segmen yang dilaporkan tidak memenuhi kriteria ini, segmen tambahan harus
diidentifikasi untuk dilaporkan, walaupun segmen – segmen itu tidak memenuhi ambang
batas kuantitatif. Dua atau lebih dari dua segmen yang lebih kecil yang tidak dilaporkan
tersendiri dapat digabungkan untuk membentuk sebuah segmen usaha yang dilaporkan hanya
jika segmen – segmen tersebut. Memenuhi sebagai besar kriteria penggabungan.
Statement No. 131 tidak menentukan secara khusus jumlah segmen yang harus
dilaporkan. Namun, terlalu banyak segmen yang dilaporkan akan menjadi terlalu rinci dan
akhirnya malah tidak memberikan hasil yang diharapkan. Walaupun tidak ada batasan pasti
yang ditetapkan, FASB menganjurkan agar perusahaan yang mengidentifikasi lebih dari 10
segmen yang dilaporkan untuk mempertimbangkan penggabungan tambahan.
8. PENILAIAN SEGMEN
- Penilaian segmen diperlukan untuk mengetahui kemajuan segmen tersebut. Penilaian
dilakukan pada setiap segmen industri yang memenuhi satu atau lebih uji 10% masih
harus dievaluasi kembali sebelum penentuan akhir sebagai segmen pelaporan dibuat.
- Suatu segmen yang hanya memenuhi satu pengujian namun tidak dapat diharapkan untuk
memenuhi pengujian ditahun mendatang, tidak perlu dipertimbangkan sebagai segmen
pelaporan.
- Sebaliknya, suatu segmen yang gagal memenuhi salah satu pengujian namun telah
menjadi segmen pelaporan di tahun sebelumnya dan diharapkan akan memenuhi
pengujian ditahun mendatang harus dipertimbangkan sebagai segmen pelaporan.
10. Laporan Segmen Berdasarkan Perhitungan Full Costing dan Variable Costing
1) Laporan Segmen Berdasarkan Perhitungan Full Costing
Full costing merupakan metode perhitungan biaya yang membebankan seluruh biaya
manufaktur ke produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel
dan overhead tetap merupakan bagian yang menentukan biaya produk. Menurut
perhitungan full costing, overhead tetap dibebankan pada produk melalui penggunaan
tarif overhead tetap yang ditetapkan diawal dan tidak dibebankan sampai produk terjual.
2) Laporan Segmen Berdasarkan Perhitungan Variable Costing
Variable Costing merupakan salah satu metode perhitungan biaya yang hanya
membebankan biaya manufaktur variabel ke produk. Biaya-biaya inimeliputi bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel.
Overhead tetap diperlakukan sebagai beban periode dan tidak termasuk dalam penentuan
biaya produk. Menurut perhitungan biaya variabel, overhead tetap dari suatu periode
akan habis pada akhir periode dan dibebankan secara total terhadap pendapatan periode
tersebut. Perhitungan biaya variabel berguna dalam menyiapkan laporan segmen karena
menyediakan informasi mengenai beban variabel dan tetap. Menurut Hansen dan Mowen
(2007: 429-430), laporan laba rugi segmen dengan perhitungan biaya variabel membagi
beban tetap dalam dua kategori, yaitu:
1) Beban tetap langsung (direct fixed expenses)
Beban tetap langsung merupakan beban tetap yang secara langsung dapat ditelusuri ke
suatu segmen. Beban ini terkadang disebut sebagai beban tetap yang dapat dihindari
(avoidable fixed expenses) atau beban tetap yang dapat ditelusuri (traceable fixed
expenses) karena beban ini akan hilang jika segmen ditutup atau dihapus.
Sebagai contoh, jika sebuah segmen adalah wilayah penjualan, beban tetap langsung
untuk setiap wilayah penjualan adalah sewa kantor penjualan, gaji manajer penjualan di
setiap wilayah, dan seterusnya. Jika salah satu wilayah ditutup maka beban tetap tersebut
akan hilang.
2) Beban tetap umum (common fixed expenses)
Beban tetap umum merupakan beban yang disebabkan oleh dua atau lebih segmen secara
bersamaan. Beban ini tetap akan ada meskipun salah satu segmen dihapus. Sebagai
contoh, depresiasi gedung kantor pusat dan gaji CEO.
11. Ilustasi Tentang Pengujian Atas Segmen Usaha Yang Perlu Dilaporkan
Phil-Brown Corporatin memiliki empat segmen usaha. Secara internal, hasil
usaha digabungkan dan dievaluasi berdasarkan industri. Phil-Brown menerapkan tiga
pengujian matrealitas untuk menentkan segmen usaha mana yang merupakan segmen
yang perlu dilaporkan.
11.1 UJI PENDAPATAN,
Uji pendapatan dilakukan dengan membandingkan pendapatan masing
masing segmen usaha (pendapatan dari pembeli eksternal ditambah pendapatan
antar segmen). Uji pendapatan phil- Brown adalah sebagai berikut:
Nilai Uji Pendapatan adalah $67.000 karena total pendapatan seluruh segmen
usaha adalah $670.000. Segmen Makanan ($150.000), Kertas ($170.000), dan Keuangan
($110.000) merupakan segmen yang dapat dilaporkan menurut uji pendapatan karena
total pendapatan melebihi $67.000. Segmen Tembaga bukan merupakan segmen yang
perlu dilaporkan menurut kriteria ini.
Apakah
Aktiva segmen perlu
Nilai Uji (10%
Teridentifikasi Dilaporkan
x $1.010.000)
Segmen Usaha Menurut Uji
Aktiva?
Makanan $ 200.000 ≥ $101.000 Ya
Kertas 250.000 ≥ 101.000 Ya
Tembaga 60.000 < 101.000 Tidak
Keuangan 500.000 ≥ 101.000 Ya
Total $1.010.000
Segmen makanan, kertas dan keuangan semuanya memenuhi uji aktiva 10%sebagai segmen
yang perlu dilaporkan.
Dalam melakukan uji laba usaha , nilai absolut dari masing masing laba / rugi usaha
segmen usaha dibandingkan dengan 10% dari yang lebih besar antara gabungan laba usaha
seluruh segmen usaha yang menghasilkan laba atau gabungan rugi usaha seluruh semen
usaha yang tidak menghasilkan laba . Uji pada Phil- Brown adalah sebagai berikut :
Setelah nilai uji $13.000 ditentukan , pengujian ini dilakukan pada nilai absolut
laba atau rugi laba usaha untuk masing – masing segmen . Segmen makanan , kertas dan
keuangan dari Phil- Brown merupakan Segmen yang perlu dilaporkan menurut uji laba
usaha 10%.
12.2 Pengukuran
Jumlah yang dilaporkan dalam pengungkapan infromasi segmen tergantung pada
jumlah yang dilaporkan pada pimpinan usaha yang berwenang. Apabila alokasi
pendapatan, biaya, laba, atau rugi, dilakukan terhadap segmen usaha untuk menentukan
ukuran laba atau rugi yang digunkan oleh pimpinan usaha yang berwenang, maka alokasi
tersebut juga merupakan bagian dari data segmen yang dilaporkan. Apabila aktiva
dialokasikan ke segmen dalam laporan internal, maka aktiva juga dialokasikan ke segmen
untuk pelaporan eksternal.
Perusahaan juga melaporkan dasar akuntansi untuk transaksi antar segmen
(misalnya, pada biaya atau harga pasar). Setiap selisih antara pengukuran laba atau rugi
dan aktiva segmen dengan jumlah konsolidasi yang tidak sesuai dengan rekonsiliasi yang
di tentukan ( dijelaksan dibawah ini) harus diungkapkan. Perubahan metode pengukuran
dibandingkan periode sebelumnya juga diungkapkan
Uji Pendapatan. Uji pendapatan 10% diterapkan dengan menentukan jumlah pendapatan setiap
segmen industri kemudian membandingkan dengan 10% dari gabungan seluruh segmen industri.
keterangan Peedpatan dari Pendapatan - Nilai uji (10% Perlukah
pelanggan antar x dilaporkan
eksternal segmen Rp.14555
060)
Penambangan 12.173.007 428.287 > 1.455.506 Ya
dan
perdagangan
Jasa 554.285 776.741 < 1.455.506 Tidak
penambangan
Lain – lain 169.595 453.145 < 1.455.506 Tidak
Total 12.896.887 1.658.173
Uji Aktiva. Uji aktiva dilakukan dengan membandingkan jumlah aktiva masing-masing segmen
dengan 10% dari total altiva semua segmen usaha.
Keterangan Aktiva Segmen Nilai Uji Perlukah
(10% x Rp.27324798) dilaporka
n
Penambangan dan perdagangan 16.408.951.00 > 2.732.479.80 Ya
Uji Laba Usaha. Dalam penerapan uji laba usaha untuk mengidentifikasi segmen yang perlu
dilaporkan, nilai absolute laba atau rugi operasi suatu segmen dibandingkan dengan 10% dari
yang lebih besar antara laba operasi gabungan semua segmen usaha yang menghasilkan laba atau
rugi operasi gabungan senua usaha yang merugi.
Keterangan Laba operasi Rugi operasi - Nilai uji (10% Perlukah
segmen segmen x Rp dilporkan
usaha usaha 2998731)
Penambangan dan 2.559.770 0 > 299.873.10 Ya
perdagangan
Jasa penambangan 102.445 0 < 299.873.10 Tidak
Lain – lain 336.516 0 > 299.873.10 ya
Total 2.998.731
Telaah Ulang Perlunya Pelaporan (Uji Pendapatan). Segmen jasa penambangan dan segmen
lain-lain tidak memenuhi kriteria 10% untuk semua jenis pengujian penentuan segmen yang
perlu dilaporkan, sehingga segmen yang perlu dilaporkan adalah penambangan dan perdagangan
batu bara. Selain itu segmen yang dilaporkan harus memiliki 75% dari total pendapatan
konsolidasi.
Anonim. 2018. Pelaporan Segmen dan Interim. Di akses pada 24 November 2019.
https://dokumen.tips/pelaporan-segmen-dan-interim.html?m=1
Floyd A. Dkk. 2007. Akuntansi Lanjutan Jilid 2 Edisi 8.PT Indeks : Jakarta.
Fachrul Isnan. 2016. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Pelaporan Segmen. Di akses pada 24
November 2019.
http://isnanfachrul.blogspot.com/2016/04/akuntansi-keuangan-lanjutan-2-pelaporan.html?m=1
Lutfiyahv. 2018. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Pelaporan Segmen dan Interim.. Di akses pada
24 November 2019.
www.lutfiyahv.blospot.com/2018/07/akuntansi-keuangan-lanjutan-2-pelaporan.html?m=1