Anda di halaman 1dari 5

MENGHITUNG PANJANG GELOMBANG

Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari


sebuah pola gelombang. Biasanya memiliki denotasi huruf Yunani
lambda (λ). Dalam sebuah gelombang sinus, panjang gelombang adalah
jarak antara puncak :

Panjang Gelombang

Axis x mewakilkan panjang, dan I mewakilkan kuantitas yang bervariasi


(misalnya tekanan udara untuk sebuah gelombang suara atau kekuatan
listrik atau medan magnet untuk cahaya), pada suatu titik dalam fungsi
waktu x. Panjang gelombang λ memiliki hubungan inverse terhadap
frekuensi f, jumlah puncak untuk melewati sebuah titik dalam sebuah
waktu yang diberikan. Panjang gelombang sama dengan kecepatan
jenis gelombang dibagi oleh frekuensi gelombang. Ketika berhadapan
dengan radiasi elektromagnetik dalam ruang hampa, kecepatan ini
adalah kecepatan cahaya c, untuk sinyal (gelombang) di udara, ini
merupakan kecepatan suara di udara.

Cepat rambat gelombang sama dengan cahaya, ialah: 300.000.000


meter/detik. Sedangkan gelombang tersebut bergetar sejumlah f
cycle/detik (f=frekuensi). Misalnya: frekuensinya 6 MHz, maka setiap
detik ia bergetar 6.000.000 kali. Kita tahu, bahwa: satu Lambda (λ)
adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang selama satu kali getar.

Sehingga panjang satu Lambda adalah:

Kalau f dalam MHz dan λ dalam meter, maka rumusnya menjadi:

Dari persamaan di atas, ialah panjang gelombang di udara. Cepat


rambat gelombang listrik pada logam itu lebih kecil, yaitu: 0.95 kali
gelombang radio di udara. Jadi untuk menghitung Lambda antena,
rumus tersebut menjadi:

dimana λ dinyatakan dalam meter, dan f dalam MHz.


Antena dipole untuk frekuensi 7.050 MHz dengan rumus di atas, akan
didapatkan panjang setiap sayapnya 9.99 meter atau dibulatkan 10
meter. Panjang 10 meter ini dinamakan panjang theoritis.

Panjang theoritis tersebut belum dapat langsung digunakan karena,


faktor pengaruh lingkungan belum diperhitungkan. Kita tahu, bahwa
pengaruh lingkungan di setiap lokasi itu berbeda. Perhitungan theoritis
ini mutlak diperlukan, agar kita bisa memulai percobaan.

Tanpa perhitungan theoritis, kita tidak akan bisa mengetahui dari mana
kita akan memulai percobaan. Selain itu harus diketahui pula, bahwa:
lingkungan sangat berpengaruh terhadap panjang theoritis terutama
apabila antena itu dipasang rendah. Untuk itu, maka dalam praktek,
panjang theoritis tersebut harus diberikan koreksi yang dinamakan
koreksi lingkungan.

Penyesuaian dengan lingkungan itu dilakukan dengan metoda trial and


error. Metoda trial and error adalah: suatu metoda ilmiah yang
digunakan apabila ada dua variabel yang saling tergantung, atau bila
ada beberapa variabel yang tidak dapat diukur besarnya.
Jenis Vertical Antenna :

1/4 Lamda Vertical (gain 0db Over isotropic)

Antena ¼ Lamda dengan ukuran panjang kurang lebih 48-50cm untuk


band 144Mhz tanpa coil dengan karakteristik axis radiasi 0 derajat
terhadap mobil bracket mounting dan menjadi standar kemampuan
jenis antenna vertical terhadap jenis jenis lain antenna yang lebih
panjang maupun lebih pendek dari ukuran ¼ Lamda

5/8 Lamda Vertical (gain 3db Over Isotropic)

Antena 5/8 Lamda dengan ukuran panjang kurang lebih 120-130cm


untuk band 144Mhz dilengkapi dengan coil pada bagian bawah nya
dengan karakteristik axis radiasi 15 derajat terhadap mobil bracket
mounting.

7/8 Lamda Vertical (gain 5 db Over isotropic)

Antena 7/8 Lamda dengan ukuran panjang kurang lebih 160-175cm


untuk band 144Mhz dilengkapi dengan beberapa coil pada bagian
tengah dan bawah dengan karakteristik axis radiasi 30 derajat terhadap
mobil bracket mounting.

1/8 Lamda Helical vertical (gain –3db Over isotropic)

Antena 1/8 Lamda dengan ukuran panjang phisik kurang lebih 15-20cm
untuk band 144Mhz , namun terdiri dari uliran kawat yang digulung
untuk memperpendek panjang fisik dari antenna dengan karakteristik
axis radiasi >30 derajat terhadap bracket mounting. Jenis antenna ini
banyak di gunakan pada tranceiver handy talky.

Anda mungkin juga menyukai