Anda di halaman 1dari 26

BAB III

TINJAUAN TEORITIS DAN ANALISIS MASALAH

3.1. Pelaksanaan Kegiatan Prakerin di PT. JAYA ABADI


Penyusun melasanakan prakerin selama dua bulan yaitu pada bulan Juli-
Agustus yang dilaksanakan pada tanggal 01 Juli–31 Agustus bertempat di PT. JAYA
ABADI yang terletak di Jl. Kemakmuran Raya RT.01 RW.01 Depok-2 Tengah.
Di tempat penyusun prakerin di PT. JAYA ABADI penyusun banyak mendapat
kegiatan. Pada awalnya penyusun tidak langsung melakukan aktivitas ditempat
prakerin tersebut, penyusun memperkenalkan diri dan mengenal karyawan-karyawan
yang ada diperusahaan tersebut, kemudian penyusun diperkenalkan dengan sejarah
perusahaan dan struktur organisasi kepengurusan perusahaan tersebut. Setelah
penyusun diperkenalkan dengan sejarah dan perangkat kepengurusan perusahaan,
selanjutnya penyusun diberi teori tentang penginstalasian penerangan rumah tinggal,
teori penambahan daya 1-fasa ataupun 3-fasa.
Setelah beberapa hari penyusun di perusahaan tersebut, baru penyusun
dikasih diklat atau pelatihan pemasangan instalasi penerangan rumah. Setelah beres
pelatihan, penyusun baru diberi tugas kelapangan. Saat penyusun kerja dilapangan,
penyusun mengerjakan beberapa tugas, seperti pemasangan instalasi penerangan
rumah tinggal, tambah daya, mengatasi gangguan instalasi rumah, memasang KWH
meter dan memasang arde (ground).
Kali ini penyusun mengambil materi dari PT. JAYA ABADI, penyusun
mengambil judul “Memasang Instalasi Rumah di Pondok Sukmajaya Depok” karena
hal ini tidak akan pernah hilang dari kegiatan sehari-hari oleh sebab itu penyusun
mengambil materi tersebut. Hal tersebut sangat penting untuk dikaji karena
menyangkut dengan kepentingan masyarakat dan kepuasan konsumen.

3.2. Tinjauan Teoritis


Instalasi penerangan rumah merupakan suatu rangkaian beberapa komponen
listrik dari sumber ke beban yang saling berhubungan satu sama lainnya secara listrik,
yang terletak pada suatu tempat atau ruangan tertentu. Instalasi ini berupa titik
cahaya sehingga terbentuklah suatu sistem yang mempunyai fungsi. Adapun fungsi
dari sistem ini adalah untuk penerangan. Suatu instalasi penerangan dapat berfungsi
dengan baik dan aman haruslah memenuhi syarat pemilihan pengaman dan
penghantar.

10
3.2.1. Peraturan Pemasangan Instalasi Penerangan Rumah Tinggal
Sebelum kita masuk ke perencanaan dan pemasangan instalasi penerangan
rumah, kita harus terlebih dulu tahu tentang aturan-aturan instalasi penerangan
rumah. Dibawah ini akan membahas tentang peraturan instalasi listrik yang mengacu
kepada Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
1. Setiap golongan penerangan pembagian arusnya harus sama rata pada bagian-
bagian fasenya.
2. Tiap golongan tidak boleh lebih dari 12 titik hubung, untuk pemasangan yang baru
tidak lebih dari 10 titik.
3. Dalam instalasi-instalasi rumah, biasanya dipakai kawat berisolasi karet (RD), NGA
(Normal Gummi Ader) dan NYA (Normal PVC Ader) yang berada dalam pipa.
Penampang saluran utama untuk suatu golongan paling sedikit 2,5 mm 2. Saluran
dengan penampang lebih besar diperbolehkan mengingat kerugian pada tegangan
atau pada pemanasan.
4. Besarnya kerugian tegangan pada instalasi penerangan harus kita jaga jangan
sampai lebih dari 1,5% sampai 2% dari tegangan jala-jala, sedangkan pada
instalasi tenaga diperbolehkan sampai 5%.
5. Kawat dari sakelar ke lampu-lampu yang selanjutnya dinamakan kawat
penghubung dan kawat antara dua sakelar tukar, diperbolehkan dengan
penampang 1,5 mm2.
6. Warna isolasi dari saluran nol adalah merah. Warna kawat-kawat penghubung
1,5mm2 adalah warna hitam. Warna saluran kutub (fase) dari 2,5mm 2 adalah
warna hijau, warna untuk kawat dari 4mm2 atau lebih tebal adalah warna hitam.

3.2.2. Perencanaan Instalasi Penerangan Rumah Tinggal


Dalam merencanakan instalasi rumah, para instalatur atau pelaksana biasanya
menentukan beberapa hal dalam merencanakannya agar dalam pemasangan instalasi
lebih mudah dikerjakan. Beberapa hal yang harus diperhatikan seperti gambar
situasi, gambar denah bangunan, gambar diagram satu garis, rekapitulasi daya dan
rekapitulasi alat dan bahan.

3.2.2.1. Gambar Situasi


Gambar situasi bertujuan untuk menyatakan letak bangunan, dimana
instalasinya akan dipasang serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN.
Dengan gambar situasi instalatir dapat memperhatikan keadaan sekeliling tempat
yang akan di instalasi dan dengan gambar ini, instalatir dapat mengisi blangko 
jaminan instalasi dan kecelakan diri.

11
Gambar 3.01. Gambar Situasi

3.2.2.2. Gambar Denah Bangunan


Dengan gambar denah bangunan seorang instalatir dapat mengetahui
komponen yang di perlukan dalam instalasi dan letak komponen tersebut dengan
tujuan mempermudah dalam pemasangan instalasi penerangan.

Gambar 3.02. Denah Bangunan

12
3.2.2.3. Gambar Diagram Satu Garis
Dengan adanya gambar diagram satu garis instalatir dapat mengetahui jalur
pemasangan penghantar ke komponen dan mengetahui berapa banyak penghantar
yang melewati jalur tersebut.
Yang tercantum dalam diagram garis tunggal ini meliputi:
 Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal
komponennya.
 Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembaginya.
 Ukuran dan besar penghantar yang dipakai.
 Sistem pembumiannya.

Gambar 3.03. Gambar Diagram Satu Garis

13
3.2.2.4. Rekapitulasi Daya
Dengan adanya rekapitulasi daya seorang instalatir dapat mengetahui berapa
besar pengaman yang akan dipakai dan pembagian kelompok yang sesuai standar.

Gambar 3.04. Rekapitulasi Daya

3.2.2.5. Rekapitulasi Alat Dan Bahan


Dengan adanya tabel ini akan mempermudah seorang instalatir untuk
menyediakan alat dan bahan yang akan dibutuhkan saat pengerjaan atau pemasangan
instalasi listrik.

14
Tabel 3.1. Tabel Rekapitulasi Alat dan Bahan

NO BAHAN SPESIFIKASI DAFTAR HARGA JUMLAH KET.


SATUAN SATUAN
1. PIPA PVC 5/8” 10 LENTE 10.000 100.000
ETERNA 3 X
2. KABEL NYM 50M 9.000 450.000
2,5mm2
ETERNA 2 X
3. KABEL NYM 50M 8.000 400.000
1,5 mm2
4. KABEL NYA 4mm2 10M 5.000 50.000
5. MCB 1 FASA MG 10A 1 BUAH 20.000 20.000
6. MCB 1 FASA MG 6A, 4A 2 BUAH 15.000 30.000
7. KOTAK MCB - 3 BUAH 5.000 15.000
8. KOTAK SAMBUNG - 10 BUAH 1.000 10.000
9. STOP KONTAK 250WATT 7 BUAH 5.000 35.000
10. SAKELAR TUNGGAL - 4 BUAH 5.000 20.000
11. SAKELAR SERI - 2 BUAH 6.000 12.000
12. FITTING - 8 BUAH 5.000 40.000
13. LAMPU PIJAR 20WATT 6 BUAH 2.000 12.000
14. LAMPU TL 40WATT 2 BUAH 15.000 30.000
15. INBOW - 13 BUAH 500 6.500
16. SEKERUP - 1 BKS 5.000 5.000
17. KLEM - 1 BKS 9.000 9.000
18. TANG KOMBINASI - 1 BUAH 15.000 15.000
19. TANG PEMOTONG - 1 BUAH 15.000 15.000
20. TANG LANCIP - 1 BUAH 15.000 15.000
21. OBENG POSITIF - 1 BUAH 10.000 10.000
22. OBENG NEGATIF - 1 BUAH 10.000 10.000
23. BENDING - 1 BUAH 15.000 15.000
24. PALU - 1 BUAH 10.000 10.000
25. PAHAT - 1 BUAH 10.000 10.000
26. PISAU - 1 BUAH 5.000 5.000
JUMLAH RP. 1.349.500,-

15
3.2.3. Mengenal Alat dan Bahan instalasi Penerangan Rumah Tinggal

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang komponen-komponen yang digunakan


untuk pemasangan instalasi penerangan rumah tinggal dari mulai MCB (Miniature
Circuit Breaker), saklar, stop kontak, penghantar, dan lain-lain. Selain itu, akan
dijelaskan pula tentang alat-alat yang diperlukan saat pemasangan instalasi
penerangan rumah tinggal beserta kegunaanya.

3.2.3.1. Komponen-Komponen Instalasi Penerangan

1. MCB (Miniature Circuit Breaker)


Alat pengaman arus lebih adalah pemutus sirkit mini yang selanjutnya disebut
MCB. MCB ini memproteksi arus lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih dan
arus lebih karena adanya hubungan pendek. Dengan demikian prinsip dasar
bekerjanya yaitu untuk pemutusan hubungan yang disebabkan beban lebih dengan

relai arus lebih seketika digunakan electromagnet.

Gambar 3.05. Contoh MCB

2. Sakelar
Sakelar atau switch merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi untuk
menyambung atau memutus aliran listrik pada suatu penghantar.
Berdasarkan besarnya tegangan, sakelar dapat dibedakan menjadi :
 Sakelar bertegangan rendah.
 Sakelar tegangan menengah.
 Sakelar tegangan tinggi serta sangat tinggi.

Sedangkan berdasarkan tempat dan pemasangannya, sakelar dapat dibedakan


menjadi :
 Sakelar in-bow, sakelar yang ditanam didalam tembok.
 Sakelar out-bow, sakelar yang dipasang pada permukaan tembok.
Jenis sakelar berikutnya dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu :
16
 Sakelar on-off, merupakan sakelar yang bekerja menghubungkan arus listrik jika
tombolnya ditekan pada posisi on. Untuk memutuskan hubungan arus listrik,
tombol sakelar harus ditekan pada posisi off. Sakelar jenis ini biasanya digunakan
untuk sakelar lampu.
 Sakelar push-on, merupakan sakelar yang menghubungkan arus listrik jika
tombolnya ditekan pada posisi on dan akan secara otomatis memutus arus listrik,
ketika tombolnya dilepas dan kembali ke posisi off dengan sendirinya. Biasanya
sakelar jenis ini digunakan untuk sakelar bel rumah.

Berdasarkan jenis per-unitnya, sakelar dapat dibedakan menjadi dua jenis,


yaitu:
 Sakelar tunggal, merupakan sakelar yang hanya mempunyai satu buah kanal input
yang terhubung dengan sumber listrik, serta kanal output yang terhubung dengan
beban listrik/alat listrik yang digunakan.
 Sakelar majemuk, merupakan sakelar yang memiliki satu buah kanal input yang
terhubung dengan sumber listrik, namun memiliki banyak kanal output yang
terhubung dengan beberapa beban/alat listrik yang digunakan. Jumlah kanal
output tergantung dari jumlah tombol pada sakelar tersebut.

Gambar 3.06. Contoh Sakelar

3. Stop Kontak

Stop kontak sebagian mengatakan outlet merupakan komponen listrik yang


berfungsi sebagi muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat
listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan
yang nantinya akan ditancapkan pada stop kontak.

17
Berdasarkan bentuk serta fungsinya, stop kontak dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :

 Stop kontak kecil, merupakan stop kontak dengan dua lubang (kanal) yang
berfungsi untuk menyalurkan listrik pada daya rendah ke alat-alat listrik melalui
steker yang juga berjenis kecil.
 Stop kontak besar, juga nerupakan stop kontak dengan dua kanal AC yang
dilengkapi dengan lempeng logam pada sisi atas dan bawah kanal AC yang
berfungsi sebagai ground. sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk daya yang
lebih besar.

Sedangkan berdasarkan tempat pemasangannya. Dikenal dua jenis stop


kontak, yaitu:

 Stop kontak in bow, merupakan stop kontak yang dipasang didalam tembok.
 Stop kontak out bow, yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan
dipermukaan tembok pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable.

Gambar 3.07. Contoh Stop Kontak

4. Kabel Penghantar
Kabel listrik merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menghantarkan
energi listrik ke sumber-sumber beban listrik atau alat-alat listrik.
Untuk instalasi listrik rumah tinggal, kabel yang digunakan biasanya berjenis
sebagai berikut:
 NYA, kabel jenis ini merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan
berintikan/berisi satu kawat. Jenisnya adalah kabel udara atau tidak ditanam
dalam tanah. Kabel listrik ini biasanya berwarna merah, hitam, kuning atau biru.
Isolasi kawat penghantarnya hanya satu lapis, sehingga tidak cukup kuat terhadap
gesekan, tekanan atau gigitan binatang seperti tikus. Karena kelemahan pada
18
isolasinya tersebut maka dalam pemasangannya diperlukan pelapis luar dengan
menggunakan pipa.

Gambar 3.08. Jenis-jenis Kabel

 NYM, merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan berintikan kawat lebih dari
satu, ada yang dua, tiga atau empat. Jenis kabel udara dengan warna isolasi luar
biasanya putih dan warna isolasi bagian dalam beragam, karena isolasi yang
rangkap inilah maka kabel listrik NYM ini relatif lebih kuat terhadap gesekan atau
tekanan.
 NYY, kabel listrik jenis ini merupakan kabel berisolasi PVC berintikan dua, tiga
atau empat dengan warna isolasi luarnya hitam. Jenis kabel tanah, sehingga
tahan terhadap air dan gencetan atau tekanan.
 NYMHYO, kabel jenis ini merupakan kabel serabut dengan dua buah inti yang
terdiri dari dua warna. Kabel jenis ini biasa digunakan pada loudspeaker, sound
system, lampu-lampu berdaya kecil sampai sedang.

5. Pipa Instalasi
Semua penghantar dalam instalasi listrik dimasukkan dalam pipa PVC dengan
ukuran inchi (“) agar penghantar aman dari benturan mekanis, disamping itu juga
penghantar akan terisolasi serta mudah dalam perawatan apabila terjadi kerusakan
dalam perbaikan.

3.2.3.2. Alat-Alat Instalasi Penerangan


Dalam memasang instalasi penerangan rumah tinggal, alat-alat untuk
menunjang kelancaran pemasangan komponen atau yang lainnya sangat dibutuhkan
sekali. Maka dari itu di sub bab alat-alat instalasi penerangan akan menjelaskan

19
beberapa alat-alat yang dibutuhkan saat pemasangan instalasi penerangan rumah
tinggal seperti tang, obeng, testpen, bending dan pisau (cutter).
1. Tang
Tang termasuk alat penting yang sering digunakan dalam pekerjaan instalasi
listrik. Fungsi tang, antara lain :
 Memotong kabel.
 Mengupas kabel.
 Menarik kabel.
 Memegang komponen, dll.
Berdasarkan bentuk dan kegunaannya, tang dapat dibagi menjadi beberapa
jenis, diantaranya :
a. Tang kombinasi
b. Tang lancip
c. Tang pemotong
Pemilihan tang haruslah disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.
Tang yang baik adalah tang yang dibuat dari baja dan lapisannya tidak mudah
berkarat.
a. Tang kombinasi
Sesuai kegunaannya tang jenis ini dapat menyelesaikan beberapa
macam pekerjaan, seperti : memotong kawat, memuntir kawat, memegang
benda, menarik kawat, dan lain-lain. Bentuk tang kombinasi, seperti gambar di
bawah ini.

Gambar 3.09. Tang Kombinasi

Seperti terlihat pada gambar di atas, tang kombinasi terdiri dari


beberapa bagian yaitu :
 Bagian depan atau bagian mulut, dapat digunakan untuk memegang benda, untuk
memuntir kabel/kawat dan menarik kabel.
 Bagian tengah samping yaitu bagian yang tajam menyerupai gunting yang dapat
digunakan untuk memotong kabel, kawat atau isolasi.
20
 Bagian belakang yaitu bagian pemegang. Biasanya bagian ini dilapisi dengan
bahan isolasi yang terbuat dari karet atau plastik dengan maksud melindungi
pemakainya dari aliran listrik.

b. Tang Lancip
Tang lancip umumnya digunakan hanya untuk memegang benda di saat tangan
kita sudah tidak mampu memegangnya atau untuk memuntir kawat pada pekerjaan
instalasi. Bentuk tang lancip seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3.10. Tang Lancip

c. Tang Pemotong
Tang pemotong umumnya digunakan untuk memotong kabel dan biasanya juga
oleh orang teknik digunakan sebagai alat pengupas kabel pada pekerjaan instalasi.
Bentuk tang pemotong seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3.11.Tang Pemotong

2. Obeng

21
Obeng merupakan alat penting yang sering digunakan dalam
memasang instalasi penerangan rumah tinggal. Adapun fungsinya obeng
dalam memasang instalasi penerangan rumah tinggal, yaitu untuk
memasang atau membuka sekerup.
Berdasarkan jenisnya obeng ada dua jenis, yaitu :
a. Obeng positif (+)
b. Obeng negatif (-)

a. Obeng Positif (+)


Obeng jenis ini biasanya dipakai untuk memasang dan membuka kepala
sekerup dengan alur silang (+). Perlu diketahui bahwa kepala sekerup dengan alur
silang memiliki tenaga gerak putar yang lebih besar dari pada beralur lurus (-).
Berikut gambar obeng positif.

Gambar 3.12. Obeng Positif

b. Obeng Negatif (-)


Obeng jenis ini biasanya dipakai untuk memasang dan membuka
kepala sekerup dengan alur lurus (-).Berikut gambar untuk obeng negatif.

Gambar 3.13. Obeng Negatif

3. Testpen

22
Untuk mengetahui adanya aliran listrik dalam suatu penghantar diperlukan
suatu alat yang namanya testpen. Bagi yang sering berkecimpung dalam bidang
kelistrikan merupakan keharusan untuk memiliki testpen. Berikut gambar dari
testpen.

Gambar 3.14. Testpen

4. Bending
Bending merupakan alat yang digunakan untuk membengkokan pipa conduit
misalnya pipa PVC atau pipa clypsal. Alat ini bentuknya spiral seperti per yang
panjangnya kira-kira 50cm. jika proses pemipaan menggunakan bending,
pengerjaannya jadi lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan cara lainnya.

5. Pisau (Cutter)
Pisau (cutter) merupakan alat yang biasa digunakan untuk mengupas kabel,
terutama pada kabel NYM, NYFGBY, dan jenis kabel lainnya yang memiliki isolasi
yang keras.

3.2.4. Memasang Instalasi Penerangan Rumah Tinggal


Setelah perlengkapan telah siap, pekerjaan instalatir dilanjutkan pada
pemasangan instalasi penerangan rumah tinggal. Adapun langkah-langkah memasang
instalasi penerangan rumah tinggal, antara lain :
1. Menentukan Jumlah Titik dan Pembagian Kelompok
2. Pemipaan
3. Pemasangan Komponen
4. Pemasangan Pengaman
5. Penyambungan (connecting)
6. Pemasangan pengaman
7. Membuat arde (grounding)

23
8. Pemasangan KWH-meter oleh PLN

1. Menentukan Jumlah Titik dan Pembagian Kelompok


Sebelum kepemasangan lain, seorang instalatir harus terlebih dahulu
menentukan jumlah titik yang akan dipasang di satu rumah tinggal. Penentuan titik
cahaya ini didasarkan kepada denah rumah yang akan dipasang serta kebutuhan
pencahayaan atau tenaga disuatu ruangan. Setelah titik instalasi ditentukan,
selanjutnya instalatir harus membagi kelompok. Pembagian kelompok ini diusahakan
harus seimbang antar kelompoknya. Cara membagi kelompok, yaitu :
a. Jumlah semua titik dipisahkan antar titik yang berbeda dayanya, misal lampu pijar
(20watt), lampu TL (40watt) dan stop kontak (250watt).
b. Kemudian hitung titik yang telah dipisahkan, misal lampu pijar ada 6 titik berdaya
20watt, lampu TL ada 2 titik berdaya 40 watt, dan stop kontak ada 7 titik berdaya
250 watt.
c. Setelah itu, hitung jumlah titik apabila jumlah titik lebih dari 10 titik, menurut
PUIL 2000 harus dibagi dua kelomok.
d. Selanjutnya bagi titik sampai seimbang antar kelompok.

Contoh pembagian kelompok


 Jumlah Semua Titik
Lampu pijar 6 x 20watt = 120watt
Lampu TL 2 x 40watt = 80watt
Stop Kontak 7 x 250watt =1750watt +
Jumlah = 1950watt

 Kelompok 1
Lampu pijar 2 x 20watt = 40watt
Lampu TL 2 x 40watt = 80watt
Stop Kontak 4 x 250watt =1000watt +
Jumlah = 1120watt

 Kelompok 2
Lampu pijar 4 x 20watt = 80watt
Lampu TL - - -
Stop Kontak 3 x 250watt =750watt +
Jumlah = 830watt

2. Pemipaan

24
Pemipaan merupakan hal awal yang harus dikerjakan oleh instalatir karena
sebelum memasang komponen atau jalur kabel penghantar harus disediakan terlebih
dahulu pipa untuk memasukkan kabel.Tujuan dibuat pemipaan agar lebih mudah
perawatan apabila terjadi kerusakan instalasi dan menjaga penghantar instalasi dari
gangguan binatang seperti tikus. Untuk pemipaan ada dua cara yaitu:
a. Pemipaan menggunakan alat seperti bending
Langkah-langkah pemipaan menggunakan bending, yaitu :
 Pilih pipa conduit atau pipa clypsal karena diameternya lebih tebal dan lebih
kuat.
 Masukkan bending ke dalam pipa kemudian bengkokan menggunakan lutut
agar maksimal bengkokan pipanya.
 Saat membengkokan pipa usahakan harus dua patahan membengkokannya
agar gampang saat memasukkan kabel kedalam pipa.
b. Pemipaan dengan cara manual
Langkah-langkah pemipaan dengan cara manual, yaitu :
 pipa instalasi atau pipa PVC diisi pasir sampai padat.
 kedua ujung pipa disumbat menggunakan kertas atau semacamnya.
 Pipa dipanaskan menggunakan api dan jangan terlalu lama, cukup sampai
pipa dapat dibengkokan.
 Saat membengkokan pipa, usahakan harus dua patahan membengkokannya
agar gampang saat memasukkan kabel kedalam pipa.

3. Pemasangan Komponen
Setelah pemipaan selesai, kemudian pasang komponen instalasi penerangan
seperti sakelar, stopkontak, kotak MCB, fitting lampu dan komponen lainnya. Saat
pemasangan komponen harus dipasangkan juga kabel yang masuk ke komponen
tersebut agar pemasangan komponen tidak dibongkar kembali. Tetapi ada baiknya
kalau pemasangan komponen ini dikerjakan dengan pemasangan penghantar atau
penarikan jalur instalasi agar lebih mudah dan cepat pemasangannya.

4. Pemasangan Penghantar
Penghantar yang digunakan untuk instalasi penerangan (rangkaian akhir)
adalah penghantar jenis NYA dan untuk instalasi daya (feeder/pengisi/incoming)
dengan menggunakan penghantar jenis NYM yang memiliki isolasi yang baik, agar
mudah cara pemasangan dan perbaikan pemasangan penghantar tersebut masuk ke
dalam pipa instalasi.

25
Ukuran penghantar jalur utama termasuk jalur ke stop kontak dan penghantar
jalur cabang dari sakelar ke lampu yaitu 2,5 mm 2 dengan menggunakan penghantar
yang sesuai ketentuan maka keselamatan instalasi dapat terjamin dan apabila
instalasi akan diperluas masih dalam batas kemampuannya.
Penghantar untuk jenis NYM dilengkapi dengan hantaran pentanahan/arde
karena untuk instalasi daya, misalnya untuk AC, motor listrik dimaksudkan agar
bagian yang terbuat dari logam dapat ternetralisir dan apabila terjadi hubung singkat
aliran arus akan segera ke tanah.
Untuk pemasangan penghantar ada dua cara pemasangan, yaitu :
a. Pemasangan penghantar diatas plafond rumah.
b. Pemasangan penghantar dibawah plafond rumah.
Untuk pemasangan penghantar dibawah plafond harus dipaku menggunakan
klem agar penghantar yang terpasang rapi dan indah dilihatnya.

5. Penyambungan (Connecting)
Dalam teori instalasi listrik untuk penyambungan instalasi banyak cara yang
digunakan seperti cara ekor babi, menyambung cara puntir dan menyambung bolak-
balik. Tetapi yang sering digunakan oleh para instalatir adalah menyambung cara
ekor babi karena selain cara menyambung sederhana atau tidak rumit,
penyambungan ini pula kuat dan mudah dalam pengerjaannya.
Berikut gambar dari penyambungan cara ekor babi.

Gambar 3.15. Menyambung Cara Ekor Babi

Langkah Kerja pembuatan sambungan cara ekor babi:


26
1. Kupas masing-masing kabel NYA atau NYM sepanjang 5 Cm dari salah satu
ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas seperti ditunjukkan
gambar 3.17.
2. Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap bagian nadi
kabel yang terkupas.
3. Tempelkan menjadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian diputar
dengan tang kombinasi dengan rapi dan kuat seperti yang. ditunjukkan gambar
3.17.
4. Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan ukuran
lasdop seperti ditunjukkan gambar 3.17.
5. Tutup hasil samabungan dengan lasdop seperti ditunjukkan gambar 3.17.

Gambar 3.16. Menyambung Dengan Cara Ekor Babi

6. Pemasangan Pengaman
Pemasangan pengaman dapat dilakukan setelah memasang penghantar atau
setelah selesai pekerjaan diatas. Pengaman yang sering digunakan adalah MCB karena
selain mudah dalam pemasangannya, MCB juga peka dalam pemutusan tegangan
apabila terjadi hubung singkat pada rangkaian. Untuk pemasangan pengaman atau
MCB harus sesuai dengan kebutuhan yang terpasang. Pemasangan pengaman jangan
lebih kecil daripada daya yang terpasang karena apabila pengaman yang dipakai lebih
kecil maka akan memutus tegangan (trip).
Ketentuan pemilihan pengaman yang terpasang adalah pengaman yang
digunakan untuk instalasi harus lebih besar daripada pengaman yang terpasang di
KWH-meter. Selain itu juga pengaman untuk di instalasi harus menggunakan
pengaman induk agar saat terjadi hubung singkat tidak langsung ke KWH-meter. Agar
sesuai dengan kebutuhan, besar pengaman dapat dicari dengan rumus :
P
I=
V
27
Dimana :
I = Arus (A)
P = Daya (W)
V = Tegangan (V)
Contoh :
Disuatu rumah diketahui daya yang terpasang 1950watt dan tegangannya 220volt.
Hitunglah besar pengaman yang harus dipasang dirumah tersebut.
Penyelesaian:
Diketahui : P = 1950watt
: V = 220volt
Ditanyakan : I = …?
Jawab : I = P
V
: I = 1950
220
: I = 8,8A dibulatkan menjadi 10A

Jadi, pengaman yang terpasang dirumah tersebut 10 ampere (A).

7. Membuat Arde (Grounding)


Setelah memasang instalasi selesai dari mulai pembagian kelompok,
menentukan titik, pemasangan pipa, penarikan jalur kabel, pemasangan komponen,
penyambungan dan pemasangan pengaman. Setelah itu, dilanjutkan dengan
pemasangan grounding atau sering disebut arde. Untuk pembuatan arde ada
beberapa jenis elektroda yang digunakan diantaranya, elektroda batang, elektroda
pita dan elektroda pelat. Namun dipembahasan ini yang digunakan untuk pembuatan
arde adalah elektroda batang.
Tujuan pemasangan arde diantaranya :
1. Menjamin keselamatan orang dari sengatan listrik baik dalam keadaan normal
atau tidak.
2. Menjamin kerja peralatan listrik atau elektronik.
3. Mencegah kerusakan peralatan listrik atau elektronik.
4. Menyalurkan energy serangan petir ke tanah.
5. Menstabilkan tegangan dan memperkecil kemungkinan terjadinya flash over
ketika terjadinya transient.
6. Mengalihkan energi RF liar dari peralatan-peralatan seperti audio, video, kontrol
dan komputer.
28
Langkah-langkah membuat arde:

1. Tentukan lokasi untuk memancangkan elektroda pentanahan.


2. Setelah menemukan lokasi yang tepat, pancangkan elektroda ke tanah sambil
disiram air sedikit demi sedikit.
3. Cara memancangkan elektroda jangan dipukul menggunakan palu karena akan
susah untuk mencabutnya kembali, tetapi caranya harus ditekan pakai tangan.
4. Setelah hampir selesai dan batang elektroda kira-kira 5cm dipermukaan tanah,
elektroda dicabut.
5. Setelah dicabut, lilitkan kabel NYA 4mm2 kebatang elektroda. Usahakan kabel
buat arde ujungnya dimasukkan ke tanah agar mendapatkan hasil yang maksimal.
6. Setelah itu, masukkan kembali elektroda ke tanah. sedangkan kabel ardenya
ditarik dan disambung ke instalasi atau dipasangkan pada kerangka KWH-meter
(bila KWHnya sudah dipasang).
7. Setelah selesai, ukur tahanan pentanahan menggunakan megger tanah atau earth
tester.
Cara pengukuran tahanan pentanahan ada dua macam yaitu:
a. Pengukuran normal (metoda 3 kutub).
b. Pengukuran praktis (metoda 2 kutub).
Tetapi yang sering digunakan oleh para instalatir untuk pengukuran tahanan
pentanahan adalah cara pengukuran normal (metoda 3 kutub) karena lebih mudah
menggunakannya atau cara mengukurnya.
Langkah-langkah mengukur tahanan pentanahan diantaranya:
1. Posisikan saklar terminal pada 3a.
2. Cek tegangan baterai! (Range saklar: BATT, aktifkan saklar/ON). Jarum harus
dalam range BATT.
3. Cek tegangan pentanahan (Range saklar: ~ V, matikan saklar/OFF)
4. Cek tahanan pentanahan bantu (Range saklar: C dan P, matikan saklar/OFF).
Jarum harus dalam range P/C (lebih baik posisi jarum berada saklar 0).
5. Ukurlah tahanan pentanahan (Range saklar: x1Ω ke x100Ω) dengan menekan
tombol pengukuran dan memutar selector, hingga diperoleh jarum pada
galvanometer sembang/menunjuk angka nol. Hasil pengukuran adalah angka yang
ditunjukkan pada selector dikalikan dengan posisi range saklar (x1Ω) atau x100Ω).

29
Gambar 3.17. Pengukuran pentanahan metode 3 Kutub

8. Pemasangan KWH-Meter Oleh PLN


Setelah beres semua pekerjaan instalasi oleh instalatir, selanjutnya akan datang
petugas pemeriksa independen atau dari pihak KONSUIL untuk memeriksa instalasi
yang telah dipasang apa sudah layak atau belum. Apabila instalasinya layak atau
bagus, pihak KONSUIL akan memberikan SLO (Sertifikat Layak Operasi).
Setelah keluarnya SLO, konsumen mendaftar untuk pemasangan KWH-meter
kepada PLN. PLN akan memproses pendaftaran konsumen dan kira-kira 1-2 minggu
PLN akan memasang KWH-meter dirumah konsumen dan akan menyambung ketiang.

3.3. Analisis Kasus


Dalam pekerjaan instalasi atau pemasangan instalasi penerangan, seorang
instalatir akan mendapatkan pekerjaan apabila ada konsumen yang membutuhkan
jasanya. Jadi untuk seorang instalatir akan mendapatkan masalah dalam
pekerjaannya pada saat ada yang membutuhkan jasanya. Selain itu juga dalam
pemasangan instalasi penerangan jarang ditemukan masalah atau kasus yang terlalu
rumit. Adapun masalah dalam instalasi penerangan, yaitu pada saat proses
pemasangan instalasi penerangan yang dikerjakan tidak sesuai dengan skema atau
gambar yang telah dibuat seperti gambar denah rumah yang tidak sesuai dengan
kenyataan sebenarnya. Selain itu ada juga masalah saat pemasangan komponen
instalasi penerangan yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen.

3.4. Pemecahan Masalah


Untuk memecahkan kasus diatas dan untuk memenuhi permintaan konsumen
dalam memasang instalasi penerangan dirumahnya, seorang instalatir dalam bekerja
harus memperhatikan beberapa prosedur dalam pemasangan instalasi listrik. Berikut
prosedur-prosedur dalam pemasangan instalasi penerangan.

3.4.1. Prosedur Keselamatan Kerja


30
Untuk memenuhi keinginan konsumen, seorang instalatir harus
memperhatikan prosedur keselamatan kerja agar kerja instalatir maksimal dan tidak
terjadi sesuatu hal yang tidak diharapkan. Prosedur keselamatan kerja yang harus
diperhatikan oleh instalatir, antaralain :
1. Gunakan alat dan bahan dengan benar.
2. Gunakan pakaian kerja termasuk alas kaki yang safety.
3. Hati-hati dalam bekerja.
4. Gunakan peralatan pengaman seperti sabuk pengaman, sarung tangan, sepatu,
dan lain-lain.
5. Jangan membuang sampah bekas memasang instalasi sembarangan karena akan
mencemari lingkungan.
6. Saat bekerja, selain memperhatikan keselamatan diri sendiri. Keselamatan orang
lain yang berada disekitar tempat kerja juga harus diperhatikan.

3.4.2. Peralatan dan Bahan


Sebelum pemasangan instalasi penerangan dikerjakan, seorang instalatir harus
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pemasangan instalasi
penerangan tersebut. Persiapan alat dan bahan tersebut, dibuat dalam suatu tabel
yang disebut dengan tabel rekapitulasi alat dan bahan dan biasanya dalam tabel
rekapitulasi alat dan bahan selalu dibubuhkan harga dari alat dan bahan yang akan
digunakan. Berikut daftar alat dan bahan yang digunakan dalam pemasangan insalasi
tang dibuat dalam bentuk tabel rekapitulasi daya.

Tabel Rekapitulasi Alat dan Bahan

31
NO BAHAN SPESIFIKASI DAFTAR HARGA JUMLAH KET.
SATUAN SATUAN
1. PIPA PVC 5/8” 10 LENTE 10.000 100.000
ETERNA 3 X
2. KABEL NYM 50M 9.000 450.000
2,5mm2
ETERNA 2 X
3. KABEL NYM 50M 8.000 400.000
1,5 mm2
4. KABEL NYA 4mm2 10M 5.000 50.000
5. MCB 1 FASA MG 10A 1 BUAH 20.000 20.000
6. MCB 1 FASA MG 6A, 4A 2 BUAH 15.000 30.000
7. KOTAK MCB - 3 BUAH 5.000 15.000
8. KOTAK SAMBUNG - 10 BUAH 1.000 10.000
9. STOP KONTAK 250WATT 7 BUAH 5.000 35.000
10. SAKELAR TUNGGAL - 4 BUAH 5.000 20.000
11. SAKELAR SERI - 2 BUAH 6.000 12.000
12. FITTING - 8 BUAH 5.000 40.000
13. LAMPU PIJAR 20WATT 6 BUAH 2.000 12.000
14. LAMPU TL 40WATT 2 BUAH 15.000 30.000
15. INBOW - 13 BUAH 500 6.500
16. SEKERUP - 1 BKS 5.000 5.000
17. KLEM - 1 BKS 9.000 9.000
18. TANG KOMBINASI - 1 BUAH 15.000 15.000
19. TANG PEMOTONG - 1 BUAH 15.000 15.000
20. TANG LANCIP - 1 BUAH 15.000 15.000
21. OBENG POSITIF - 1 BUAH 10.000 10.000
22. OBENG NEGATIF - 1 BUAH 10.000 10.000
23. BENDING - 1 BUAH 15.000 15.000
24. PALU - 1 BUAH 10.000 10.000
25. PAHAT - 1 BUAH 10.000 10.000
26. PISAU - 1 BUAH 5.000 5.000
JUMLAH RP. 1.349.500,-

3.4.3. Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan Rumah Tinggal


Setelah peralatan dan bahan yang digunakan disiapkan, biasanya seorang
instalatir akan memulai pekerjaannya. Dalam pekerjaan memasang instalasi

32
penerangan, terdapat prosedur atau langkah-langkah kerja yang harus diperhatikan
dan dikerjakan oleh seorang instalatir agar pemasangan instalasinya baik dan benar.
Berikut langkah-langkah kerja pemasangan instalasi penerangan rumah tinggal yang
sesuai prosedur.

1. Rencanakan pemasangan instalasi penerangan seperti membuat gambar situasi,


gambar denah rumah, gambar diagram satu garis, gambar rekapitulasi daya dan
tabel rekapitulasi alat dan bahan.
2. Tentukan jumlah titik yang akan dipasang.
3. Setelah menentukan jumlah titik yang akan terpasang, selanjutnya instalatir
membagi kelompok titik beban tersebut.
4. Setelah itu siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
5. Periksa alat-alat dan bahan yang akan digunakan.
6. Pelajari skema gambar penginstalasiannya.
7. Setelah itu, mulai ke proses pemasangan dan diawali dengan pemipaan,
dilanjutkan ke penarikan jalur kabel penghantar dan proses selanjutnya
memasang komponen ditempat yang telah disediakan.
8. Setelah langkah awal selesai, lakukan penyambungan. Dalam prosedur
penyambungan kabel penghantar, cara penyambungan yang digunakan dalam
instalasi penerangan rumah tinggal adalah menyambung dengan cara ekor babi
dan jangan lupa, apabila telah selesai menyambung harus dibungkus dengan
isolasi dan ditutup oleh lasdop hasil penyambungan tersebut.
9. Setelah penyambungan selesai, kemudian rangkaian instalasi tersebut diberi atau
dipasang pengaman. Pemasangan pengaman juga harus sesuai prosedur yaitu
pengaman yang terpasang untuk rangkaian instalasi batas arus nominalnya harus
lebih besar daripada pengaman yang terpasang di KWH-meter.
10. Kemudian rangkaian instalasi penerangan dipasang sistem pentanahan agar
keselamatan orang atau keselamatan konsumen terjamin dari sengatan listrik
yang disebabkan arus sisa dari alat-alat elektronik.
11. setelah pemasangan sistem pentanahan selesai pekerjaan instalatir selesai dan
selanjutnya bagian instansi lain seperti pihak KONSUIL untuk memeriksa hasil
instalasi dan pihak PLN untuk proses penyanbungan sumber dari tiang ke rumah
dan pemasangan KWH.

3.4.4. Prosedur Mengatasi Masalah Dalam Pemasangan Instalasi Penerangan


Rumah Tinggal

33
Untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan karena kesalahan dalam
perencanaan instalasi penerangan rumah tinggal, diantaranya :
1. Seorang instalatir harus mampu merancang ulang kembali suatu pekerjaan yang
dihadapinya.
2. Kemudian seorang instalatir dituntut harus mampu memasang instalasi yang
sesuai dengan denah rumah yang sebenarnya.
Sedangkan untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan konsumen
seperti pemasangan komponen tidak sesuai dengan keinginan pemilik rumah atau
konsumen, prosedur pemecahan masalahnya antaralain :
1. Konsultasikan terlebih dahulu masalah yang dihadapi oleh instalatir ke pihak yang
lebih mengerti tentang pemasangan instalasi penerangan rumah tinggal seperti
kepada PLN atau kepada instalatir yang sudah berpengalaman.
2. Diskusikan terlebih dahulu dengan konsumen prosedur pemasangan instalasi
penerangan yang sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tentang
pemasangan komponen instalasi listrik.
3. Bandingkan antara keinginan konsumen dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik
apabila konsumen tetap menginginkan pemasangannya sesuai yang ia inginkan,
agar mendapatkan jalan keluar.
4. Setelah didapatkan jalan keluarnya, diskusikan kembali dengan konsumen.
5. Apabila konsumen menyetujuinya, pasang komponen yang menjadi permasalahan
sesuai dengan kesepakatan konsumen.

34

Anda mungkin juga menyukai