Anda di halaman 1dari 7

Upaya Pembinaan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Khusus Anak

Oleh :

Nama :

Stb :

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN

2022
RINGKASAN EKSEKUTIF

Anak merupakan anugrah terindah dari Tuhan YME yang dititipkan kepada sepasang
suami istir untuk dijaga. Selain itu anak merupakan amanah karena didalam tubuhnya
melekat harkat dan martabat yang harus dijunjung tinggi agar menjadi manusia yang
seutuhnya. Dalam perkembangan masa kini banyak anak yang menuju remaja terpengaruh
dengan perkembangan zaman yang ada dan menyebabkan remaja tersebut kehilangan arah
dan sangat mudah terpengaruh terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya. Bagi banyak
remaja, perubahan ini merupakan bagian dari penyesuaian positif untuk meraih otonomi.
Namun di sisi lain, masa remaja seringkali menjadi masa untuk bereksperimen dan ikut serta
dalam sejumlah aktivitas termasuk prilaku yang berisiko seperti keterlibatan dengan prilaku
seksual secara dini, alkohol, penyalahgunaan zat serta perilaku-perilaku kekerasan.

Berbicara mengenai pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan bearti berkaitan erat


dengan hak serta perlindungan narapidana. Secara umum, yang dimaksud Lembaga
Pemasyarakatan adalah tempat untuk melakukan pembinaan narapidana dan anak didik
pemasyarakatan. Dari pengertian tersebut, terlihat adanya pembedaan penamaan antara
narapidana dan anak didik pemasyarakatan, walaupun secara hakikat mempunyai kesaman
yaitu orang yang menghuni Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) berdasarkan putusan
pengadilan. Sehingga Pembinaan Anak didik Pemasyarakatan merupakan suatu kewajiban
yang harus di laksanakan dengan semestinya mengingat anak merupakan asset berharga
bangsa yang harus dijaga selain itu anak juga merupakan penerus bangsa dan memiliki hak
hak tersendiri di mata hukum.

Dalam penjelasan umum UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak disebutkan bahwa UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak dimaksudkan untuk
melindungi dan mengayomi anak yang berhadapan dengan hukum agar anak dapat
menyongsong masa depannya yang masih panjang serta memberi kesempatan kepada anak
agar melalui pembinaan akan diperoleh jati dirinya untuk menjadi manusia yang mandiri,
bertanggung jawab dan berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan manusia lain.
Menurut Elly M. Setiadi, Kama A. Hakam dan Ridwan Effendi, manusia sebagai makhluk
sosial-budaya harus hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan yang selaras
dan saling membantu. Dalam hidup berdampingan, manusia tidak akan lepas dari berbagai
macam konflik yang dihadapi, salah satunya adalah konflik hukum. Hukum adalah peraturan-
peraturan yang bersifat memaksa yang disertai dengan sanksi atau hukuman apabila ada
subyek hukum yang melanggar.

Untuk menentukan siapakah yang disebut sebagai anak atau dengan kata lain
seseorang yang belum dewasa. Menurut Poerwadarminta, memberikan pengertian anak
sebagai manusia yang masih kecil. Menurut Made Sadhi Astuti, anak adalah merek yang
masih muda usia dan sedang menentukan identitas, sehingga berakibat mudah kena pengaruh
lingkungan sekitar. Anak bukanlah untuk dihukum melainkan harus diberikan bimbingan dan
pembinaan,sehingga bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana anak normal yang sehat dan
cerdas seutuhnya. Masalah perlindungan hukum dan hak-haknya bagi anak-anak merupakan
salah satu sisi pendekatan untuk melindungi anak-anak Indonesia. Agar perlindungan hak-
hak anak dapat terlaksana dilakukan secara teratur,tertib dan bertanggung jawab maka
diperlukan peraturan hukum yang mengatur hukum yang selaras dengan perkembangan
masyarakat Indonesia yang di jiwai sepenuhnya oleh pancasila dan undang-undang dasar
19945.

Demi mewujudkan tujuan negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, negara


berkewajiban menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang handal, tangguh, bermental
baja, dan berkualitas agar mencapai sebuah negara yang sejahtera. Selain itu, orang tua dan
masyarakat juga sangat berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak karena
posisi orang tua dan masyarakat yang sangat dekat atau yang berhadapan langsung dengan
anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak harus diamati karena jika tidak diamati, anak
akan melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela. Jadi, diperlukan pembinaan secara terus
menerus demi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan sosial
serta perlindungan terhadap anak dari segala hal yang dapat membahayakan mereka.

Anak zaman sekarang sangat sulit diatur dan dinasehati, ibarat peribahasa masuk
kuping kanan keluar kuping kiri. Selain itu, anak juga mempunyai rasa ingin tahu yang sangat
tinggi atau kritis dan rasa ingin coba-coba. Sebab, usia anak-anak perkembangan otaknya
sangatlah cepat sehingga cepat tanggap dalam menerima hal-hal yang baru. Jadi, apabila
salah dalam memperlakukan, membina, dan mendidik anak, maka anak bisa jadi berperilaku
salah. Bahkan dapat melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum. Pelaku tindak
pidana tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, melainkan anak-anak juga dapat melakukan
tindak pidana. Dari pemaparan tersebut maka, harapannya Lembaga Pembinaan Khusus Anak
dapat membentuk kepribadian anak didik pemasyarakatan menjadi lebih baik lagi,
berkepribadian, dan bermoral tinggi serta bermartabat sesuai dengan UU NO.12 Tahun 1995
Tentang Pemasyarakatan Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak.

Dalam proses Pembinaan terhadap anak didik pemasyarakatan, setelah


dikeluarkannya Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, pembinaan
anak didik pemasyarakatan diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 1999 yang
berdasarkan pasal 7 ayat (2) bahwa pembinaan terdiri atas 3 tahap yaitu :

a. Tahap Awal;
a) masa pengamatan, pengenalan dan penelitian lingkungan paling lama 1 (satu)
tahun;
b) perencanaan program pembinaan kepribadian dan kemandirian;
c) pelaksanaan program pembinaan kepribadian dan kemandirian; dan
d) penilaian pelaksanaan program pembinaan tahap awal.
b. Tahap Lanjutan, dan
a) perencanaan program pembinaan lanjutan;
b) pelaksanaan program pembinaan lanjutan;
c) penilaian pelaksanaan program pembinaan lanjutan; dan
d) Perencanaan dan pelaksanaan program asimilasi.
c. tahap akhir
a) perencanaan program integrasi;
b) pelaksanaan program integrasi; dan
c) pengakhiran pelaksanaan pembinaan tahap akhir.

Pentahapan pembinaan ditetapkan melalui sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan.


Dalam Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan kepada LPKA wajib memperhatikan Litmas.

DESKRIPSI MASALAH

Ditemukannya berita mengenai kasus pencurian di Banyumas yang dimana pelakunya


adalah anak dibawah umur yang diakses dari https://www.merdeka.com/jateng/kasus-
pencurian-di-banyumas-libatkan-anak-di-bawah-umur-ini-3-faktanya.html pada tanggal 10
Januari 2022. Dari kasus tersebut memang dijelaskan bahwa polisi berhasil mengamankan
seorang anak berinisial DK, usia 17 tahun 9 bulan, warga Kabupaten Cilacap yang diduga
sebagai pelaku pencurian tersebut yang juga mengaku telah melakukan pencurian bersama
salah seorang rekannya dengan cara merusak pagar gubuk milik korban. Dari permasalahan
kasus tersebut maka Lembaga pemasyarakatan pastinya akan melakukan mediasi atau
pembinaan pada tersangka kasus tersebut.

REKOMENDASI DAN SARAN

Dalam melakukan kegiatan pembinaan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan di


Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak maka diperlukan beberapa rekomendasi dan saran
agar kegiatan tersebut mampu berjalan dengan optimal dan menghasilkan hasil pembinaan
yang baik. Berikut merupakan rekomendasi :

1. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana agar lebih menunjang dalam proses
pembinaan Anak Didik Pemasyarakatan
2. Meningkatkan kualitas dan profesionalitas petugas pembina dengan mengikutsertakan
petugas LAPAS dalam kegiatan pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar yang
berkaitan dengan pembinaan anak sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan petugas dalam membina Anak Didik Pemasyarakatan.
3. Memberikan ketrampilan yang sesuai dengan perkembangan saat ini yang berguna
sebagai bekal bagi Anak Didik Pemasyarakatan dikemudian hari setelah masa
pembinaan di Lembagai Pemasyarakatan telah selesai.
4. Menjaga kerjasama dengan instansi-instansi terkait, baik instansi pemerintah maupun
swasta agar pembinaan yang diberikan lebih optimal.
5. Bagi Masyarakat hendaknya memberikan dukungan moril dan kepercayaan yang
diberikan masyarakat, akan sangat membantu para Anak Didik Pemasyarakatan
ataupun narapidana kasus lainnya untuk kembali hidup normal dan memiliki hak yang
sama seperti masyarakat lainnya. Serta masyarakat perlu melakukan upaya untuk
menyadarkan diri Anak Didik Pemasyarakatan guna menjadi manusia yang baik,
akhlak, berbudi pekerti, jujur, terampil, terintegritas dan memiliki moral. sehingga
Anak Didik Pemasyarakatan menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.

KESIMPULAN

Pelaksanaan pembinaan Anak Didik Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan


Anak tidak hanya memberikan suatu pembalasan atas kejahatan atau perbuatan kriminal yang
dilakukan oleh anak, namun juga memberikan pembinaan yang bertujuan untuk memperbaiki
perilaku Anak Didik Pemasyarakatan dan memberikan bekal pengetahuan dan pendidikan
agar mereka siap kembali ke masyarakat setelah masa pembinaan di Lembaga
Pemasyarakatan Anak selesai, dan juga melaksanakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan
kualitas ketaqwaan kepada Tuhan YME, intelektual, sikap dan perilaku, profesional dan
kesehatan jasmani dan rohani. Program-program yang dilaksanakan berdampak positif untuk
perkembangan Anak Didik Pemasyarakatan dan berimbas bagi masa depan mereka setelah
keluar dari LAPAS kelak. Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala dalam proses
pembinaan Anak Didik Pemasyarakatan adalah dengan meningkatkan kerja sama dengan
instansi-instansi atau lembaga-lembaga sosial untuk mengadakan kegiatan, seperti
Departemen Agama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pertanian,
Departemen Kesehatan, Departemen Tenaga Kerja, Departemen Perindustrian, Pemerintah
Daerah dan lain-lain. Selain bekerjasama dengan instansi pemerintah terkait Lembaga
Pemasyarakatan Anak juga bisa bekerjasama dengan perseorangan dan badan
kemasyarakatan yang kegiatannya seiring dengan penyelengaraan sistem pemasyarakatan
seperti dokter, psikolog, pengusaha, yayasan, koperasi, lembaga swadaya masyarakat dan
lain-lain. Kerjasama tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan beragama,
kesadaran bermasyarakat, berbangsa, bernegara, kesadaran hukum, kemampuan
meningkatkan ilmu dan pengetahuan serta keintegrasian diri Anak Didik Pemasyarakatan
dengan masyarakat. Dari pihak petugas LAPAS juga berupaya untuk semaksimal mungkin
menggunakan sarana dan prasarana yang ada dan secara bertahap melengkapinya.
DAFTAR PUSTAKA

1Elly M. Setiadi, dkk, 2009, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, hal. 48.
C.S.T. Kansil, 1986, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, hal. 29.
http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/2953/1846
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/PPKN/article/view/78006
http://lib.unnes.ac.id/20353/1/3301411063-S.pdf
Made Sadhi Astuti, Hukum Pidana Anak dan Perlindungan Anak, (Universitas Negeri
Malang: Malang, 2003), hal. 6
Nashriana, 2011, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak DI Indonesia, Jakarta: Rajawali
Pers, hal. 3.

Anda mungkin juga menyukai