Anda di halaman 1dari 5

Model Pembelajaran Pada Pendidikan Di Pedalaman Papua Sebelum Dan

Setelah Covid-19
I Gusti Ayu Ngurah Kade Sukiastini1, Teguh Priyantoro2
1
Program Studi Teknik Komputer, STMIK Agamua Wamena
2
Program Studi Teknik Komputer, STMIK Agamua Wamena
teguhpriyantoro@yahoo.com

Abstract
This study aims to determine the model of learning in education in the interior of Papua before and after being affected by
Covid-19. This study uses a literature study with data collection techniques documented and analyzed by content analysis
methods used to obtain valid inferences and can be re-examined based on the context. The steps undertaken in this study
began with preparing equipment, preparing work bibliographies, managing time, and reading and making research notes. The
results of this study conclude that there was a disparity between urban areas and rural areas in Papua in the progress of
education that had occurred long before Covid-19. After the outbreak of Covid-19 greatly impacted education in the interior
of Papua due to limited infrastructure, learning facilities, and internet coverage so that the learning model was applied only
through radio, gardening practices. and deploying TNI / Polri to help border children who are not reached by electricity or
electronic media to learn together.

Keywords: Education, Covid-19, Papua

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran pada pendidikan di pedalaman Papua sebelum dan setelah
terkena dampak Covid-19. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dengan teknik pengumpulan data yang
didokumentasikan dan dianalisis dengan metode analisis isi (content analysis) yang digunakan untuk mendapatkan inferensi
yang valid dan dapat diteliti ulang berdasarkan konteksnya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai
dengan menyiapkan alat perlengkapan, menyusun bibliografi kerja, mengatur waktu, dan membaca dan membuat catatan
penelitian. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa terjadi disparatis antara dareah perkotaan dengan daerah pedalaman
di Papua dalam kemajuan pendidikan yang sudah terjadi jauh sebelum adanya Covid-19. Setelah mewabahnya Covid-19
sangat berdampak terhadap pendidikan di pedalaman Papua yang dikarenakan keterbatasan infrastruktur, fasilitas belajar,
dan jangkauan internet sehingga model pembelajaran yang diterapkan hanya melalui radio, praktik berkebun. dan
menurunkan TNI/Polri untuk membantu anak-anak perbatasan yang tidak terjangkau oleh listrik maupun media elektronik
untuk belajar bersama.
Kata kunci: Pendidikan, Covid-19, Papua

1. Pendahuluan Kebijakan pemerintah untuk melakukan social


distancing atau physical distancing ini sangat merubah
Virus Covid-19 saat ini telah membuat resah seluruh
aspek kehidupan manusia. Banyak aspek kehidupan
dunia. Covid-19 yang terdeteksi pertama kali di Wuhan
yang menjadi berubah termasuk pada bidang
ini sekarang telah menyebar ke 200 negara. Ratusan
pendidikan. Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 yang
ribu orang telah terpapar oleh virus ini melalui kontak
dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
fisik antar manusia. Virus jenis RNA strain tunggal
Republik Indonesia tentang Pelaksanaan Kebijakan
positif ini menginfeksi saluran pernapasan manusia dan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID
bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat
menjelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di
diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin.
rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh
Sumber host diduga berasal dari hewan terutama
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar
kelelawar, dan vektor lain seperti tikus bambu, unta dan
yang bermakna bagi peserta didik[17]. Kegiatan
musang [1]. Untuk mencegah terjadinya penularan
belajar mengajar yang tadinya dilakukan di sekolah,
yang semakin banyak, maka pemerintah memberikan
sekarang harus dilakukan di rumah secara online
kebijakan agar masyarakat melakukan pembatasan
dengan bimbingan orang tua. Setiap guru dan orang tua
fisik yang sering disebut social distancing atau physical
distancing.

1
I Gusti Ayu Ngurah Kade Sukiastini, Teguh Priyantoro
Prosiding Seminar Nasional Sistem Informasi dan Teknologi (SISFOTEK) ke 4 Tahun 2020

bekerja sama agar anak tetap belajar dan menyelasikan 3. Hasil dan Pembahasan
tugas tepat pada waktunya.
Penyakit coronavirus 19 (COVID-19) adalah infeksi
Tetapi pada kenyataannya, tidak semua peserta didik di virus yang sangat mudah menular dan disebabkan oleh
Indonesia bisa belajar di rumah. Hal ini dikarenakan sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-
kurangnya fasilitas yang dimiliki peserta didik. Fasilitas 2). Coronavirus merupakan keluarga dari
yang seharusnya wajib dimiliki oleh seseorang yang Coronaviridae dalam urutan Nidovirales. Struktur
melakukan pembelajaran online adalah HP atau laptop. coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan
Pembelajaran online juga tidak akan bisa berjalan tanpa protein S berlokasi dipermukaan virus. [6].
adanya internet. Fasilitas inilah yang tidak dimiliki oleh
beberapa peserta didik di Indonesia. Menurut PDPI [1], kebanyakan Coronavirus
menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan.
Papua termasuk daerah yang tidak dapat menerapkan
Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit
pembelajaran online secara maksiml. Untuk daerah
pada hewan dan kemampuannya menyebabkan
perkotaan, pembelajaran online bisa dilakukan, tetapi
penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda,
untuk wilayah pedalaman, metode ini sulit dilakukan
kucing dan ayam. Banyak hewan liar yang dapat
karena keterbatasan fasilitas dan jaringan internet yang
membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk
tidak terjangkau. Bahkan jauh sebelum Covid-19 ini
penyakit menular tertentu. Kelelawar, tikus bambu,
ada pun, wilayah pedalaman Papua tidak bisa
unta dan musang merupakan host yang biasa ditemukan
menerapkan kurikulum yang ada saat ini. Banyak cara
untuk Coronavirus. SARS-CoV-2 secara filogenetik
yang telah dilakukan pemerintah agar pendidikan di
berhubungan dengan virus kelelawar seperti sindrom
wilayah pedalaman Papua tetap berjalan, yaitu dengan
pernapasan akut (seperti SARS) yang parah, oleh
pembelajaran lewat radio hingga menurunkan
karena itu kelelawar bisa menjadi reservoir primer yang
TNI/Polri untuk membantu peserta didik yang tidak
memungkinkan [6].
bisa belajar mandiri di rumah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Virus ini sudah menginfeksi 90.308 orang per tanggal 2
pendidikan di wilayah pedalaman Papua sebelum dan Maret 2020. Jumlah kematian mencapai 3.087 orang
setelah terkena dampak Covid-19. Selain itu, peneliti atau 6%, jumlah pasien yang sembuh 45.726 orang [1].
juga ingin mengetahui upaya pemerintah Papua Gejala umum berupa demam, batuk dan sulit bernapas.
membuat pendidikan di Papua masih dapat berjalan, Sindrom klinik terbagi menjadi tanpa komplikasi,
walaupun peserta didik diharuskan untuk belajar di pneumonia ringan dan pneumonia berat. Tanda dan
rumah. gejala COVID-19 yang diinduksi SARS-CoV-2 sedikit
mirip dengan influenza dan alergi musiman [6]. Orang
2. Metode Penelitian
yang menderita influenza atau alergi musiman juga
Penelitian ini menggunakan penelitian studi dapat menunjukkan suhu yang dapat dideteksi oleh
kepustakaan. Studi kepustakaan adalah teknik termo-scanner, maka orang tersebut akan dikatakan
pengumpulan data dengan mengadakan studi telah terinfeksi. Pemeriksaan spesimen diambil dari
penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, swab tenggorokan (nasofaring dan orofaring) dan
catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, aspirat
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan [2]. endotrakeal) [1]. Cara penyebaran virus ini juga belum
diketahui secara pasti dan belum ada vaksinnya.
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari
buku, jurnal penelitian, berita dan artikel online.
Ada banyak perusahaan yang bekerja untuk
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
pengembangan vaksin SARS-CoV-2 yang efektif,
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
seperti Moderna Therapeutics, Inovio Pharmaceuticals,
variabel yang berupa catatan, buku, makalah atau
Novavax, Vir Biotechnology, Stermirna Therapeutics,
artikel, jurnal dan sebagainya [3].
Johnson & Johnson, VIDO-InterVac, GeoVax-
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian BravoVax, Clover Biopharmaceuticals, CureVac, dan
ini adalah metode analisis isi (content analysis) yang Codagenix. Tetapi vaksin ini masih memerlukan 3-10
digunakan untuk mendapatkan inferensi yang valid dan bulan untuk dapat digunakan dan dikomersilkan [6].
dapat diteliti ulang berdasarkan konteksnya [4]. Oleh sebab itu, untuk memutus rantai penyebarannya,
pemerintah telah menghimbau masyarakat untuk
Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam
bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. Dampak dari
penelitian ini menggunakan teori [5], yaitu sebagai
hal tersebut adalah bidang sosial, kesehatan,
berikut: 1. Menyiapkan alat perlengkapan, 2. Menyusun
ekonomi, termasuk bidang pendidikan mengalami
bibliografi kerja, 3. Mengatur waktu, 4. Membaca dan
keterpurukan.
membuat catatan penelitian.
Pendidikan adalah hal yang paling penting bagi suatu
negara. Pendidikan sebagai proses yang dibangun

2
I Gusti Ayu Ngurah Kade Sukiastini, Teguh Priyantoro
Prosiding Seminar Nasional Sistem Informasi dan Teknologi (SISFOTEK) ke 4 Tahun 2020

masyarakat untuk membawa generasi-generasi baru ke Papua dengan angka 60,84 jauh di bawah DKI Jakarta
arah kemajuan dengan cara-cara tertentu sesuai dengan yang berada di kisaran 80,76 diikuti Yogyakarta di
kemampuan yang berguna untuk mencapai tingkat kisaran 79,99. Lebih detail lagi, ketimpangan atau
kemajuan paling tinggi [7]. Oleh karena itu pendidikan disparitas IPM diantara kabupaten/kota di Papua
sangat penting agar dapat mencerdaskan bangsa yang tercatat menjadi yang paling tinggi. BPS mencatat IPM
akan berdampak kepada kualitas suatu negara. kabupaten Nduga hanya 30,75 (kategori rendah karena
di bawah 60), dibanding Kota Jayapura dikisaran 80,16
Pendidikan di negara Indonesia saat ini tidak stabil [9].
akibat adanya virus Covid ini. Indonesia dikatakan
tidak siap menghadapi abad 21. Pengamat pendidikan Senada dengan hal itu, di Desa Tangma, Kabupaten
dari Center of Education Regulations and Development Yahukimo, salah satu pedalaman Papua merasakan
Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji mengatakan minimnya peningkatan akses pendidikan. Desa yang
berbagai kendala pembelajaran jarak jauh (PJJ) [8], diapit pegunungan ini ditempuh dari Wamena sekitar 3
yaitu 1) Guru merasa kesulitan untuk kerja dari rumah. jam dan hanya bisa menggunakan offroad atau berjalan
Kemampuan pemahaman tenaga pendidik tentang kaki sekitar 10 jam. Desa ini memiliki 2 SD dan 1
kurikulum belajar online sangat kurang. Akibat SMP. Beberapa kendala dari sekolah - sekolah ini
kurangnya pemahaman terhadap kurikulum yang adalah kurangnya guru PNS. Guru yang ada hanyalah
didesain pemerintah pusat, guru hanya mengajar sesuai guru yang tidak pernah digaji dan melayani atas hati
pemahaman masing-masing. 2) Ketidakmampuan orang nurani saja. Kebanyakan guru yang bertugas hadir
tua dalam membimbing anak belajar di rumah. Orang hanya ketika ujian tiba, sehingga para peserta didik
tua terbiasa mengandalkan pihak eksternal, mulai dari tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Perubahan
sekolah hingga bimbingan belajar, dalam mendidik sarana dan prasarana seperti ruang kelas minim, kecuali
anak. Akhirnya terjadi kebingungan ketika proses dilakukan oleh warga setempat secara gotong royong.
belajar terpaksa dilakukan di rumah. Selain itu, di desa ini juga tidak terdapat aliran listrik
dan akses internet, sehingga sekolah di Desa ini
Senada dengan hal itu, pengamat pendidikan dari ketinggalan informasi terkini yang mengakibatkan
Universitas Negeri Yogyakarta Suyanto juga sekolah masih menggunakan kurikulum lama [10]. Hal
menyatakan hal serupa [8], yaitu 1) Dari sisi ekonomi ini membuktikan bahwa kualitas pendidikan di Papua
pembelajaran daring tidak bisa dilakukan merata, masih sangat rendah dan masih perlu diperbaiki dan
karena masih banyak peserta didik yang tak memiliki dicari akar permasalahannya.
akses terhadap teknologi, atau tak mampu membayar
biaya belajar daring. 2) Dari sisi budaya, Kemendikbud Menteri Pendidikan Indonesia telah mengupayakan
mesti memperhatikan budaya peserta didik yang belum agar pendidikan di Papua bisa merata dengan cara
bisa belajar mandiri. Budaya Indonesia berbeda beda, memberikan bantuan berupa digitalisasi dan bantuan
sehingga ada beberapa peserta didik yang tidak bisa fasilitas teknologi informasi dan komunikasi. Namun,
belajar mandiri, harus ada guru. Ketika tidak ada guru dengan bantuan tersebut, nampaknya masalah
belajar dari rumah tidak ada guru dianggap libur, bukan pendidikan di Papua belum dapat dituntaskan. Hal ini
sekolah di rumah. 3) Keterbatasan fasilitas komunikasi karena adanya beberapa kendala yang menjadi masalah.
yang menghambat aktivitas mengajar guru. Tak jarang Kendala-kendala itu adalah 1) Tenaga pengajar. Tenaga
guru mengajar di sekolah yang peserta didiknya tak pengajar di Papua khususya di wilayah pedalaman
punya akses teknologi, sehingga komunikasi terputus. sangat kurang [11]. Hal ini dapat dilihat dari tenaga
pengajar yang mengampu mata peserta didikan tidak
Hampir semua daerah terpencil di Indonesia sulit sesuai dengan latar belakang pendidikan yang ditempuh
melakukan pembelajaran di rumah secara mandiri, tak oleh tenaga pengajar tersebut. Banyak juga tenaga
terkecuali Provinsi Papua. Papua adalah salah satu pengajar yang mengajar bukan dari lulusan keguruan
pulau yang terdapat di Indonesia bagian timur, di mana dan tidak memiliki sertifikat pendidik. 2) Latar
pulau ini adalah pulau yang banyak memiliki banyak belakang peserta didik. Latar belakang peserta didik
kabupaten. Setiap kabupatennya dipisahkan oleh juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan di
gunung sehingga dari satu kabupaten ke kabupaten Papua. Latar belakang ini menyangkut perekonomian
hanya dapat diakses melalui pesawat, offroad atau dan keadaan keluarga peserta didik. Sebagian besar
berjalan kaki. Hal ini salah satu yang menjadi kendala peserta didik tidak memiliki biaya untuk bersekolah.
dunia pendidikan di Papua. Hal ini menyebabkan peserta didik akan mencari uang
sendiri dengan cara bekerja di rumah orang lain,
Sebelum adanya pandemi Covid-19 dan kebijakan berjualan di pasar atau menarik becak.
pemerintah untuk belajar di rumah, pendidikan di
Papua memang sudah terpuruk dan sulit untuk Hal itulah yang membuat peserta didik kadang tidak
ditangani. Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat fokus belajar bahkan tidak pergi ke sekolah. Bukannya
Statistik) mencatat Indeks Pembangunan Manusia peserta didik itu tidak ingin sekolah, tetapi mereka
(IPM) terendah di Indonesia masih dipegang oleh bekerja untuk membayar uang sekolah dan membiayai

3
I Gusti Ayu Ngurah Kade Sukiastini, Teguh Priyantoro
Prosiding Seminar Nasional Sistem Informasi dan Teknologi (SISFOTEK) ke 4 Tahun 2020

hidup mereka sendiri. Kondisi peserta didik yang karena televisi yang digunakan masyarakat Papua
broken home juga sangat mempengaruhi. Banyak para sebagian besar menggunakan TV kabel.
orang tua di Papua yang meninggalkan anaknya ketika
mereka sudah tidak bersama lagi, dan membangun Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Provinsi
kehidupan mereka masing-masing. Orang tua mereka Papua, total 608 ribu peserta didik di Papua, sebanyak
sudah tidak mempedulikan anaknya, bagaimana anak 54 persen yang tak bisa mengikuti pendidikan jarak
itu bertahan hidup dan bagaimana anak itu menjalani jauh dari media elektronik [8]. Kondisi ini akibat
pendidikannya. Seolah-olah pendidikan bagi anaknya minimnya prasarana jaringan internet, televisi, maupun
tidaklah penting. 3) Kondisi geografis merupakan salah radio, serta banyak wilayah yang belum teraliri listrik.
satu faktor yang menyulitkan warga Papua untuk Ini masalah lama yang terpendam dan makin nyata
mendapatkan pendidikan. Sekolah-sekolah di kota-kota disaat pandemi Covid-19. Pandemi ini telah membuka
besar di Papua tidak memiliki kesulitan yang sama lebarnya kesenjangan digital di kalangan peserta didik.
dengan yang dialami sekolah-sekolah di pedalaman. Kebutuhan akan digitalisasi berhadapan dengan
Keadaan geografis membuat para pesrta didik sulit kenyataan lebarnya ketidaksetaraan ekonomi dan sosial
untuk berinteraksi dengan daerah lain. Masyarakat di di kalangan keluarga-keluarga peserta didik [14]..
pedalaman sangat tekun dalam hal bertani, sehingga Melihat kondisi pendidikan Papua yang sulit,
masyarakat di sini lebih sering mengkonsumsi pemerintah Papua mencari cara agar anak tetap belajar
karbohidrat daripada protein. Hal inilah yang membuat di rumah dan melakukan hal yang positif.
rendahnya gizi peserta didik yang sangat berpengaruh
pada perkembangan otak mereka. Adapun cara pemerintah untuk menghadapi liburnya
sekolah akibat pandemi ini adalah sebagai berikut. 1)
Setelah Papua terkena dampak Covid-19, pendidikan di Beberapa kabupaten di Papua mengadakan program
Papua semakin terpuruk. Hal ini dikarenakan peserta belajar radio. Salah satu kabupaten yang telah
didik harus belajar dari rumah berdasarkan Surat menjalankan program ini adalah Kabupaten
Edaran Nomor 4 Tahun 2020 yang dikeluarkan oleh Jayawijaya. Melihat keresahan yang muncul terkait
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik proses belajar mengajar yang menjadi kurang efektif,
Indonesia. Bagi kota - kota besar di Papua, hal ini tidak Wahana Visi Indonesia Area Program Jayawijaya
menjadi masalah dan sama sekali tidak mengalami bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten
kesulitan, karena semua fasilitas yang dibutuhkan Jayawijaya dan Radio Republik Indonesia mengadakan
sudah ada. Para orang tua yang ada diperkotaanpun program belajar radio. Program belajar yang dimulai
pemikirannya sudah terbuka dan sangat mendukung pada April 2020 diharapkan dapat menjangkau lebih
anaknya untuk sekolah [12]. Namun di wilayah banyak peserta didik SD hingga SMP di area Wamena
pedalaman Papua, metode ini sulit diterapakan karena maupun luar Wamena serta memudahkan mereka
tidak adanya akses internet dan sebagian besar peserta belajar di rumah tanpa harus memiliki internet [15].
didik tidak memiliki HP/laptop yang menjadi media Program belajar radio ini turut diisi dengan kuis
utama belajar online. Agustinus Molle, Pengawas interaktif yang melibatkan para peserta didik untuk
Sekolah pada Dinas Pendidikan Kabupaten Supiori berkontribusi. Setiap peserta didik yang bertanya, dan
mengatakan [13], kegiatan belajar mengajar (KBM) mampu menjawab pertanyaan akan diberikan hadiah
tidak dapat berjalan secara efektif. Mengingat sebagian langsung. Sehingga banyak para peserta didik yang
sekolah berada di wilayah kepulauan yang belum tertarik dan mengikuti setiap materi yang disampaikan.
tersedia fasilitas penunjang pembelajaran secara daring. Pemateri adalah para guru yang bekerja di Kabupaten
Misalnya akses jaringan internet. Hal ini justru Jayawijaya.
menegaskan adanya disparitas yang nyata antarpeserta
didik di daerah dengan perkotaan. Pembelajaran 2) Banyak sekolah di wilayah pedalaman
melalui sistem daring barangkali bukan menjadi memanfaatkan libur sekolah akibat Covid ini dengan
masalah bagi peserta didik dari kalangan keluarga belajar berkebun. Hal itu terlihat dari anak-anak usia
mampu. sekolah di kampung Menagaima distrik Maima,
Kabupaten Jayawijaya, Papua yang turun berkebun
Berbagai masalah pendidikan di Papua semakin [11]. Dengan cara ini setidaknya peserta didik memiliki
bertambah ketika pemerintah mencanangkan keharusan kegiatan yang positif dan lebih produktif karena mereka
belajar di rumah secara online akibat Covid-19 ini. tidak bisa menjalani pembelajaran onlie. Setidaknya
Setelah Kemendikbud mengeluarkan kebijkan belajar mereka dapat mengembangkan keterampilan mereka
di rumah, pemerintah pusat mulai mengadakan untuk menyambung hidupnya kelak.
pembelajaran melalui televisi TVRI. Namun hal ini
dirasa belum cukup efektif di Papua. Hal ini 3) Menggelar kegiatan „Sekolah gembira‟ selama
dikarenakan masih banyak masyarakat di pedalaman liburnya sekolah formal saat ini yang dilakukan oleh
Papua yang tidak memiliki televisi, kalaupun ada, Satgas Yonif Raider 300/Bjw [16]. Kegiatan ini
kadang beberapa siaran di televisi mendadak hilang, menyasar anak-anak kampung Yabanda di Distrik
Yaffi, Kabupaten Keerom, Papua yang bertujuan

4
I Gusti Ayu Ngurah Kade Sukiastini, Teguh Priyantoro
Prosiding Seminar Nasional Sistem Informasi dan Teknologi (SISFOTEK) ke 4 Tahun 2020

membantu kegiatan belajar dari rumah karena liburnya berbagai literatur yang ada di dunia maya. Sehingga
Sekolah akibat pandemi Covid-19. Selain itu, TNI juga kebijakan yang disampaikan oleh pemerintah untuk
membagikan buku tulis untuk menjaga semangat dan belajar di rumah bisa tercapai dan merata di seluruh
keceriaan anak-anak di perbatasan. Diharapkan dengan Indonesia.
adanya kegiatan ini peserta didik tidak merasa jenuh
dan dapat mengingat kembali tentang materi peserta Daftar Rujukan
didikan sebelumnya. [1] Yuliana. (2020). Corona virus diseases (Covid-19); sebuah
tinjauan literatur.Wellnes and Healthy Magazine. 2 (1).187-192.
4) Karena keterbatasan fasilitas, ada beberapa sekolah [2] Nazir, Moh. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
yang memberikan peserta didik tugas mandiri lengkap [3] Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Rineka Cipta.
dengan materinya, sehingga para peserta didik dapat [4] Krippendoff, Klaus. (1993). Analisis Isi: Pengantar Teori dan
menjawab soal dengan acuan rangkuman materi yang Metodologi. Jakarta: Citra Niaga Rajawali Press.
diberikan oleh gurunya. Peserta didik pun diberi waktu [5] Mestika Zed. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta:
dua minggu untuk menyelesaikan seluruh tugas yang Yayasan Obor Indonesia, Cet. ke-1.
[6] Shereen, M. A., Khan, Suliman., Kazmi, Abeer., Bashir,
diberikan. Hasil jawaban peserta didik akan dibawa ke Nadia., Siddque, Rabeea. 2020. COVID-19 infection: Origin,
sekolah oleh mereka sendiri dengan tetap transmission, and characteristics of human coronaviruses.
memperhatikan protokol kesehatan. Journal of Advanced Research. Volume 24. 91-98.
[7] Sholichah, AS. (2018). TEORI-TEORI PENDIDIKAN DALAM
AL-QUR‟AN. Jurnal Pendidikan Islam. 07(1). 23 - 46.
4. Kesimpulan [8] CNNIndonesia. (2020). Corona Buktikan Pendidikan Indonesia
Tak Siap Hadapi Abad 21. Tersedia pada
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, https://m.cnnindonesia.com/nasional/20200416074143-20-
maka penulis menyimpulkan bahwa terjadi disparatis 494007/corona-buktikan-pendidikan-indonesia-tak-siap-hadapi-
antara dareah perkotaan dengan daerah pedalaman abad-21. Diakses pada tanggal 29 Mei 2020.
khususnya di Papua dalam kemajuan pendidikan. [9] Thomas, Vincent Fabian. (2020). Indeks Pembangunan Manusia
2019 di Bawah Target, Papua Terparah. Tersedia pada
Ketimpangan ini sudah terjadi jauh sebelum adanya https://amp-tirto-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.tirto.id/indeks-
Covid-19 yang mengharuskan para peserta didik belajar pembangunan-manusia-2019-di-bawah-target-papua-terparah.
dari rumah. Diakses pada tanggal 28 Mei 2020.
[10] Maarif, Nurcholis. (2019). Mendikbud Nadiem, Akses
Pendidikan di Pedalaman Papua Butuh Bantuan. Tersedia pada
Setelah terjadinya Covid-19 ini, Kementrian http://m.detik.com/news/berita/d-4813105/mendikbud-nadiem-
Pendidikan Indonesia mengambil kebijakan agar akses-pendidikan-di-pedalaman-papua-butuh-bantuan. Diakses
peserta didik belajar dari rumah atas bimbingan orang pada tanggal 29 Mei 2020.
tua, ketimpangan di pedalaman Papua dalam [11] Suara Papua. (2020). Hadapi Pandemi Covid-19, Peserta didik
SD di Wamena Buka Kebun Baru. Tersedia pada
pebelajaran lebih nyata terlihat. Hal ini dikarenakan https://suarapapua.com/2020/05/13/hadapi-pandemi-covid-19-
fasilitas pembelajaran daring yang kurang mendukung, peserta didik-sd-di-wamena-buka-kebun-baru/. Diakses pada
diantaranya HP/laptop dan jaringan internet. Jadi, agar tanggal 28 Mei 2020.
peserta didik tetap aktif belajar dan produktif, maka [12] Makdori, Yopi. (2020). Cerita Anak Papua Belajar Daring di
Tengah Pandemi Corona Covid-19. Tersedia pada
pemerintah Papua mengupayakan hal-hal sebagai https://m.liputan6.com/news/read/4229155/cerita-anak-papua-
berikut. 1) Belajar lewat radio. 2) Mengajari peserta belajar-daring-di-tengah-pandemi-corona-covid-19. Diakses pada
didik berkebun. 3) Menurunkan TNI/Polri untuk tanggal 28 Mei 2020.
membantu anak-anak perbatasan yang tidak terjangkau [13] Admin, Jubi.(2020). Pembelajaran daring hanya menguntungkan
“keluarga kaya”. Tersedia pada https://jubi.co.id/pembelajaran-
oleh listrik maupun media elektronik untuk belajar daring-hanya-menguntungkan-keluarga-kaya/. Diakses pada
bersama. tanggal 28 Mei 2020.
[14] CNNIndonesia. (2020). KPAI Desak Pemerintah Terkait Surat
Saran Guru Papua ke Nadiem. Tersedia pada
https://m.cnnindonesia.com/nasional/20200505142515-20-
Adapun saran yang peneliti ingin sampaikan yaitu 500272/kpai-desak-pemerintah-terkait-surat-guru-papua-ke-
nadiem. Diakses pada tanggal 29 Mei 2020.
pemerintah sebaiknya lebih fokus untuk membangun [15] Wahana Visi Indonesia. (2020). Program Belajar Radio Bagi
Papua di bidang pendidikan dengan cara selalu Anak-anak Wamena. Tersedia pada
melakukan kunjungan secara berkala ke pedalaman http://wahanavisi.org/id/fromfield/detail/program-belajar-radio-
agar mengetahui perkembangan sekoah – sekolah dan bagi-anak-anak-wamena. Diakses pada tanggal 28 Mei 2020.
[16] Muhtarudin, Deni. (2020). Hadapi Pandemi Covid-19, Yonif
memonitor kinerja guru yang bertugas di sana, 300 Ajak Anak Papua „Sekolah Gembira‟. Tersedia pada
membangun infrastuktur di pedalaman Papua, https://m-akurat-
memberikan bantuan fasilitas belajar kepada peserta co.cdn.ampproject.org/v/s/m.akurat.co/1121513/hadapi-pandemi-
didik di pedalaman dan peserta didik yang kurang covid19-yonif-300-ajak-anak-papua-lsquo-sekolah-gembira.
Diakses pada tanggal 28 Mei 2020.
mampu, memperluas jangkauan internet, dan selalu [17] Menteri Pendidikan. (2020). Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020
memberikan pengetahuan kepada orang tua peserta Tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat
didik pentingnya pendidikan bagi anak. Hal ini CoronaVirus (COVID-19).
setidaknya akan membuat peserta didik lebih yang
berada di pedalaman Papua lebih semangat belajar,
bebas berekspresi dan mendapatkan informasi dari

Anda mungkin juga menyukai