1. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengidentifikasi methanol yellow dengan metode kromatografi lapis tipis
3. TEORI SINGKAT
Metanil yellow atau kuning metanil merupakan bahan pewarna sintetik berbentuk
Serbuk, berwarna kuning kecoklatan, bersifat larut dalam air dan alkohol, agak larut
dalam benzen dan eter, serta sedikit larut dalam aseton. Pewarna ini umumnya digunakan
sebagai pewarna pada tekstil, kertas, tinta, plastik, kulit, dan cat, serta sebagai
indikator asam-basa di laboratorium. Namun pada prakteknya, di Indonesia pewarna ini
sering disalahgunakan untuk mewarnai berbagai jenis pangan. Pewarna kuning metanil
sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata, dan tertelan. Dampak
yang terjadi dapat berupa iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada
mata, dan bahaya kanker pada kandung dan saluran kemih. Apabila tertelan dapat
menyebabkan iritasi saluran cerna, mual, muntah, sakit perut, diare, demam, lemah, dan
tekanan darah rendah
b. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya ialah :
Benang wool
Aquades
Jamu yang warna kuning, Orange dan Kemerah-merahan
Dietil eter
Alkohol
Methanil yellow
Natrium hidroksida
n-butanol
Asam asetat
Ammoniak
5. PROSEDUR
Langkah-langkah kerja yang perlu diperhatikan dalam praktikum ini adalah :
- Benang wool 15 cm didihkan dalam air dan dikeringkan.
- Dicuci dengan eter.
- Didihkan dengan NaOH
- Dibilas dengan air.
- Dimasukkan benang wool ke dalam 35 mL sampel jamu yang sudah diasamkan dengan
asam asetat dan didihkan selama 10 menit.
- Benang wol dicuci dengan aquadest, dimasukkan ke dalam 5 mL ammoniak 10% dan
didihkan.
- Dibuat larutan baku Methanyl Yellow dengan dilarutkan 0,1 gram serbuk Methanyl
Yellow dengan 100 mL etanol. 8.
- Dibuat larutan eluen dengan dengan n-butanol : asam asetat glasial : aquadest (4:5:1)
mL. 9.
- Ditotolkan jamu dan larutan baku pada lempeng KLT.
- Dimasukkan lempeng KLT ke dalam larutan eluen dan diamati.