SKRIP SI
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM TEKNIK ELEKTRO
DEPOK
JULI 2010
HALAMAN PERNYAT AAN ORISINALITAS
NPM : 0806366106
Tanda Tangan
11
Universitas Indonesia
HALAMANPENGESAHAN
DEW AN PEN GU JI
lll
Universitas Indonesia
Pembagian beban... , Muhamad Hajar Murdana, FT UI, 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam
rangka persyaratan tahap awal penyelesaian skripsi. Saya menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, pada penyusunan skripsi ini,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Ir. I Made Ardita Y, M.T. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi
(2) Bpk. Sony Djuhansyah selaku manager Training Center P.T. Trakindo Utama
dan Bpk. Bibin Dwijo Sugito sebagai senior yang telah membantu dalam
usaha memperoleh data yang saya perlukan;
(3) orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral; serta
(4) sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu dan bisa dikembangkan di masa yang akan datang.
lV
Universitas Indonesia
Pembagian beban... , Muhamad Hajar Murdana, FT UI, 2010
HALAMAN PERNYAT AAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Pembagian Beban pada Operasi Paralel Generator Set yang Optimal dengan
Simulasi Beban Resistif
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencanturnkan nama saya sebagai
penulis I pencipta dan sebagai pemilik:Hak Cipta.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal: 2 Juli 2010
Yang menyatakan
v
Universitas Indonesia
Pembagian beban... , Muhamad Hajar Murdana, FT UI, 2010
ABSTRAK
Kata kunci:
Pembagian beban, genset, paralel, optimal
Vl
Universitas Indonesia
Pembagian beban... , Muhamad Hajar Murdana, FT UI, 2010
ABSTRACT
The focus of this study is to research to get the optimum of load division that is
operated in parallel, or operated in single and don't exceed capacity of electric
power unit. Those ways are adjustment for governor and load division I sharing
control (LSM) are done each prime mover. To know its efficiency and maximum
power capacity limit, is done Technical Analysis Level 2 (TA2) test individually.
Then parallel and synchronize them automatically and testing to get the data
measurements are done with loading both gensets in stages until certain of load.
The result, got the characteristic of loading division on each genset in every stage
of loading with different the speed setting for governor and will be compared
which one of the speed setting is most optimum based on cost per kWh and fuel
consumption. That matter can to be reference for operation of genset in single or
parallel based on load system.
Keywords:
Load division, generator set, parallel, optimum
Vll
Universitas Indonesia
Pembagian beban... , Muhamad Hajar Murdana, FT UI, 2010
DAFTARISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
LEMBAR PERSETUruAN PUBLIKASI KARY A ILMIAH v
ABSTRAK vi
DAFTAR ISI viii
DAFT AR GAMBAR x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
1. PENDAHULUAN 1
1.1 La tar Belakang 1
1.2 Tujuan Penelitian 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Metodologi 2
1.5 Sistematika Penulisan 3
2. TEO RI DASAR 4
2.1 Generator Sinkron 4
2.1.1 Prinsip Kerja Generator Sinkron 4
2.1.2 Reaksi Jangkar 5
2.1.3 Generator Tanpa Behan 5
2.1.4 Generator Berbeban 6
2.1.5 Reaktansi Sinkron 7
2.1.6 Pengaturan Tegangan 7
2.1. 7 Generator Tiga Phasa 9
2.1.8 Paralel Generator. 10
2.2 Faktor Daya (Power Factor) 12
2.2.1 Daya Semu (Apparent Power) 13
2.2.2 Daya Aktif (Real Power) 13
2.2.3 Daya Reaktif (Reactive Power) 13
2.3 Operasi Pembagian Behan 15
2.3 .1 Si stem Isochronous 15
2.3.2 Sistem Speed Droop 15
2.3.3 Hubungan antara Speed Droop dan Pernbagian Behan 16
2.4 Generator Set 17
2.4.1 Tenaga pada Engine Diesel 17
2.4.2 Konsep Tenaga Genset.. 18
2.4.3 Rating Genset 18
2.4.4 Rating Arus 19
2.5 Reverse Power Generator. 19
3. KARAKTERISTIK DAN OPERAS! PEMBANGKITAN 22
3.1 Deskripsi Sistem Secara Umum 22
3.2 Sistem pada Prime Mover 25
3.3 Komposisi dan Kandungan Energi Kalor Gas Alam 26
3.4 Prinsip Kerja Pembangkitan Tegangan 27
Vlll
Universitas Indonesia
Pembagian beban... , Muhamad Hajar Murdana, FT UI, 2010
3.4.1 Generator Tipe Permanent Magnet Pilot Exciter (PMPE) 27
3.4.2 Generator Tipe Self Excited (SE) 28
3.5 Pengendali Kecepatan Prime mover 29
3.6 Sinkronisasi Generator 30
4. PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA 32
4.1 Percobaan 32
4.1.1 Diagram Rangkaian Sistem 32
4.1.2 Daftar Peralatan 33
4.1.3 Pengujian Genset.. 33
4.1.4 Langkah Percobaan 35
4.1.4.1 Pengujian Technical Analysis 2 33
4.1.4.2 Pengaturan Isochronous pada Kedua Genset.. 37
4.1.4.3 Pengaturan Speed Droop pada Kedua Genset.. 39
4.1.5 Tabel Evaluasi 40
4.1.5.1 Data Pengujian Sinkronisasi Frekwensi 40
4.1.5.2 Data Hasil Technical Analysis 2 pada Kedua Genset. .. 40
4.1.5.3 Data Paralel Kedua Genset dengan Isochronous 42
4.1.5.4 Data Paralel Genset Droop Diesel 2% dan Gas 3% 42
4.1.5.5 Data Paralel Genset Droop Diesel 3% dan Gas 2% 43
4.2 Analisis Data 44
4.2.1 Pengujian Technical Analysis 2 44
4.2.2 Pembagian Behan Isochronous 45
4.2.3 Pembagian Behan Droop Diesel 2% dan Gas 3% 47
4.2.4 Pembagian Behan Droop Diesel 3% dan Gas 2% 50
4.2.5 Perhitungan Biaya dan Perbandingan Efisiensi 51
4.2.6 Pengoperasian Unit Pembangkit 55
5. KESIMPULAN 57
DAFTAR ACUAN 58
lX
Universitas Indonesia
Pembagian beban... , Muhamad Hajar Murdana, FT UI, 2010
DAFTAR GAMBAR
x
Universitas Indonesia
Pembagian beban... , Muhamad Hajar Murdana, FT UI, 2010
Gambar 4.14 Harga per kWh terhadap fungsi beban genset diesel.. 55
Gambar 4.15 Harga per kWh terhadap fungsi beban genset gas 56
Xl
Universitas Indonesia
Pembagian beban... , Muhamad Hajar Murdana, FT UI, 2010
DAFTAR TABEL
XU
Universitas Indonesia
Pembagian beban... , Muhamad Hajar Murdana, FT UI, 2010
DAFTAR LAMPIRAN
Xlll
Universitas Indonesia
Pembagian beban... , Muhamad Hajar Murdana, FT UI, 2010
BABl
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
1.2 TujuanPenulisan
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:
1. Mendapatkan efisiensi output daya genset dan hal yang mempengaruhinya.
2. Mendapatkan karakteristik pembagian beban genset yang beroperasi paralel
dengan cara isochronous dan speed droop pada prime mover.
3. Dapat menentukan pengaturan pembagian beban genset yang optimal
berdasarkan biaya per kWh-nya.
4. Dapat mengatur kapan dan berapa jumlah genset yang beroperasi berdasarkan
fungsi beban tertentu.
1.4 Metodologi
Berbagai metode yang digunakan untuk menyusun skripsi ini adalah:
1. Metode Observasi
Yaitu meninjau informasi yang ada mengenai skripsi yang dibuat secara
langsung, yang berhubungan dengan kegiatan yang dilaksanakan.
2. Metode Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data-data referensi yang berhubungan dengan pembuatan
skripsi ini.
3. Metode Konsultasi dan Diskusi
Yaitu mendiskusikan dan berkonsultasi langsung dengan dosen pembimbing
dan juga pihak lainnya yang kompeten di bidangnya.
4. Metode Pengujian
Menguji sistem yang tersedia dengan melakukan percobaan tertentu sesuai
dengan tujuannya dan mendapatkan data-data hasil percobaan untuk dianalisis.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
T = Br Bs sin o (2.1)
sehingga menghasilkan resultan fluks (<t>R). Adanya interaksi ini dikenal sebagai
reaksi jangkar.
<t>R =<PF+ <t>A (2.2)
Dalam keadaan tanpa beban, ams jangkar tidak mengalir pada stator,
karenanya tidak terdapat pengamh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh
ams medan (If). Apabila ams medan (If) diubah-ubah nilainya maka akan
diperoleh nilai Eo seperti yang terlihat pada Gambar 3.2. Celah udara kurva
kemagnetan mempakan garis lurus
Universitas Indonesia
ceian Udara
Eo
If
Rf E~•~V
Universitas Indonesia
2.1.5 ReaktansiSinkron
Harga Xs didapat dari dua macam percobaan yakni percobaan tanpa beban
dan hubung singkat. Dari percobaan tanpa beban diperoleh harga Eo sebagai
fungsi arus medan (If). Hubungan ini menghasilkan kurva kemagnetan yang
berharga liniemya (unsaturated). Kelebihan arus medan pada keadaan jenuh
sebenamya dikompesasi oleh adanya reaksi jangkar.Percobaan hubung singkat
menghasilkan hubungan antara arus jangkar (I) sebagai fungsi arus medan (If),
dan ini merupakan garis lurus (Ihs).
Eo A
Universitas Indonesia
Pf lagging
Pl unity
Pf leading
I I
Gambar 2.5 Perbedaan V dan Eo
~~====-- Pf leading
Pf unity
Pf lagging
Universitas Indonesia
II
r
'
FasaB
b
Gambar 2.7 Generator tiga phasa dua kutub
Generator tiga phasa lebih handal karena konduktor dalam sistem tiga phasa
hanya membutuhkan % tembaga dari sistem satu phasa untuk menyalurkan daya
yang sama. Effisiensi transmisi tiga phasa juga lebih baik dibanding sistem dua
phasa. Selanjutnya, sistem tiga phasa digunakan pada stator (armatur) generator
karena lebih efektif dan ukurannya lebih kecil jika dibandingkan sistem satu atau
dua phasa dengan daya yang sama. Sistem tiga phasa juga lebih ekonomis dan
efisien.
Universitas Indonesia
ARMATURE
,R'EVOL.,1.JTION OF 4 POL.£ ~OTOR
COIL -
PF!OOUCE'.S TWO CYCLES
v
0 -1-
I..
,-;,-- sz T
t
31
A t
G
E
N2
4 POLE: R'OTOA:
ARE.AS I Dl'CATE WHICH PO!..£ e:xct"l'l:'.3
ARMATURE COIL
Gambar 2.9 Gelombang tegangan sinusoidal - rotor 4 kutub
Frekwensi generator tergantung pada jumlah kutub dan putaran (RPM). Bisa
dirumuskan sebagai berikut:
F (Hz)= (Jumlahkutub). (RPM) (2.7)
2 60
Jumlah dari kutub diberi pembagian dua karena membutuhkan dua kutub
(utara dan selatan) untuk menghasilkan satu siklus. Sedangkan untuk putaran
(RPM) diberi pembagian 60 untuk mendapatkan jumlah dari putaran per detik.
2.1.8 ParalelGenerator
Untuk melayani beban yang meningkat, ada kondisi dimana kita harus
memparalel 2 atau lebih generator dengan maksud menambah kapasitas daya dan
dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas pelayanan apabila ada generator yang harus
dimatikan misalnya untuk maintenance atau standby. Adapun syarat paralel
generator adalah:
• Tegangan (GGL) sesaat harus sama.
• Frekwensi harus sama
• Urutan fasa harus sama
• Fasa harus sama
Universitas Indonesia
R~~---~~~~~~~~
s~~----.-~~~~~~
T~~-t----1---+-~~~~~
PRIME
OVER
R L1
,
U
RU
I
I
I
I L1
I
I
I
I
I
v
L3
L2
Gambar 2.11 Kondisi belum sinkron (kiri) dan telah sinkron (kanan)
Universitas Indonesia
SPM-A -
- - - ,:y~~HRONIZ~R
p
Gambar 2.13 Segitiga daya
Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut ini dan sebagai hasilnya
faktor daya akan menjadi lebih rendah. Faktor daya (pf) selalu lebih kecil atau
sama dengan satu. Secara teori, jika seluruh beban daya memiliki pf= 1, maka
daya maksimum yang ditransfer setara dengan kapasitas sistim pendistribusian.
Jika faktor daya sangat rendah maka kapasitas jaringan distribusi listrik menjadi
tertekan. J adi, daya reaktif (VAR) harus serendah mungkin untuk keluaran daya
aktif (W) yang sama dalam rangka meminimalkan kebutuhan daya semu (VA).
Faktor daya yang rendah merugikan karena mengakibatkan arus beban tinggi.
Pada sistem arus bolak-balik, daya listrik tidak sesederhana pada sistem arus
searah. Pada arus bolak-balik terdapat tiga jenis daya, yaitu daya semu, daya aktif,
dan daya reaktif.
Universitas Indonesia
V(Volt)
Cos a= 1
Universitas Indonesia
V(Volt)
Cos a= 1
Garn bar 2.15 Karakteristik phasa dan vektor pada beban induktif murni
V(Volt)
Cos a= I
Gambar 2.16 Karakteristik phasa dan vektor pada beban kapasitif mumi
Universitas Indonesia
F (Hz)
15.0ehronoua I
so--~~~~~---~~~~------50
F (Hz)
52 r__ d_ro~a
....
P ~~-----........._ _!I
50 Hz
I
I
I
I
I
I
I
"'-__..___.._ _... .._...,_Beban(%J
50 100
Gambar 2.18 Fungsi beban terhadap frekwensi dengan speed droop (speed droop 4%)
Universitas Indonesia
j ..
- »>
,__
s,
i!---------------
-------------~ .>:'.-
------......____
---·---....._..
»<
.... .-
_ ..... . ~,..-
- p
P11 P21
I -
p1
1- -
Gambar 2.19 Pengaruh speed droop terhadap pembagian beban
Terdapat dua buah unit pembangkit yang bekerja secara paralel dan
melayani beban sebesar P, hanya saja untuk pembangkit 2, garis beban berarah ke
kiri dan sumbu frekwensinya ada di kanan untuk memudahkan penggambaran
bahwa be ban P selau sama dengan jumlah daya yang dibangkitkan yakni PI
ditambah P2• Unit pembangkit 1 mempunyai speed droop S1 sedangkan
pembangkit 2 speed droop-nya S2.
Mula-mula masing-masing unit mempunyai beban P1 dan P2 sedangkan
frekwensinya FI dan jumlah beban adalah P. Kemudian terjadi kenaikan beban
menjadi P1 sehingga beban masing-masing unit pembangkit menjadi P11 dan P21
dimana penjumlahan keduanya adalah P1 dan frekwensinya turun menjadi F2.
Terlihat bahwa unit pembangkit 1 yang mempunyai speed droop SI lebih kecil
daripada S2 mengalami penambahan beban yang lebih besar daripada penambahan
beban pada unit pembangkit 2 yang sebesar P21-P2.
Sistem yang terdiri dari banyak unit pembangkit sesungguhnya dapat
dianalogikan dengan sebuah unit pembangkit besar yang memiliki speed droop
tertentu.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Engine merubah campuran udara dan bahan bakar ( energi kimia) ke dalam
energi mekanik. Generator mengambil tenaga dari engine (Brake HP atau kW)
dan merubahnya ke dalam energi listrik (Electrical kW). BHP adalah daya yang
tertera pada nameplate engine. Tenaga engine (kW) selalu lebih besar antara
105% - 110% dibanding tenaga nyata generator (ekW).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
• Torsi yang dihasilkan oleh penggerak mula (power mover, dalam hal ini
misalkan turbin uap, turbin air, atau mesin diesel) lebih kecil dari torsi yang
dibutuhkan untuk menjaga agar kecepatan rotomya berada pada kecepatan
proporsionalnya (dengan referensi frekuensi sistem).
• Terjadi kehilangan torsi dari penggerak mulanya (dengan kata lain penggerak
mulanya seperti turbin atau mesin diesel "Trip" atau mengalami kegagalan
operasi) dan generator masih terhubung dengan jaringan. Karena masih ada
kecepatan sisa pada rotomya, sedangkan disisi statomya ada tegangan dari
janngan, sehingga tegangan di stator menginduksi ke lilitan rotor yang
berputar.
Pada suatu sistem pembangkitan yang terdiri dari dua atau lebih generator
dan dioperasikan secara paralel maka setiap generator dilengkapi dengan peralatan
proteksi berupa relay reverse power untuk mendeteksi dan membuka pemutus
apabila ada reverse power (gangguan) yang mengalir dari satu generator ke
generator lainnya yang mengalami gangguan pada penggerak mulanya.
Universitas Indonesia
Relay reverse power bekerja dengan mengukur komponen aktif arus beban,
I x cos rp. Ketika generator menghasilkan daya listrik maka komponen arus beban
I x cos cp bemilai positif, sedangkan dalam kondisi reverse power berubah
menjadi bemilai negatif. Jika nilai negatif ini melampaui set point dari relay,
maka reverse power relay akan bekerja secara interlock dengan membuka Circuit
Breaker (CB). Inti dari semuanya, jika terjadi reverse power pada suatu unit
pembangkit listrik maka terjadi kerusakan pada peralatan penggerak mulanya
(power mover).
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
Loed Slrnlflng
M,11i.Jlc, (L."iMJ ---------------. I
I
I
I
VR6 EMCPII
Re laoor ContrOI Palllil I I
I
I
Diesel Engine Generator I
3406E 364 kW
455 kVA ACB
2301 A LS SC a
Eleclrle GO'l/ernor
Load Bank
Resistive, 480V, 750 kW,
3 ph, 60 Hz
Gambar 3.1 Skema paralel sistem
R~---.~~~~~~~~~~~---.~~~~~~~--~~~~~~~~---1t--~~~~
S~--+---1~~~~~~~~~~--+~..-~~~~~-+--.-~~~~~~~---1--,,__~~~
T~--+-t---t,__~~~~~~~~--+~+---~~~~-+--+--+~~~~~~--1~1--.....-~~
N- f- ----r- -------r-
1
I
I
SPM-A
- -- -~ SYNCHRONIZER
Fan Radiator
Y-D. 987 RPM
45 kW, 400V
0.87 pf, 81.7A
D3406E 50 Hz, 6 poles
364 kW, 0.8 pf
455 kVA
Y, 400V, 50 Hz -, Load Bank
I Resistive
I 750 kW
1
Sync Input 480V, 3ph
to LSSC : 60Hz
Universitas Indonesia
Genset yang diteliti adalah 3406E dan G3508. Seluruh kapasitas daya pada
genset diesel didistribusikan langsung ke main bus bar sedangkan pada genset gas
sebagian kapasitas dayanya digunakan untuk mensuplai motor induksi untuk kipas
radiator. Jadi kapasitas daya yang tersedia adalah selisihnya dan menjadikan
beban minimum sebesar daya motor induksi tersebut. Untuk percobaannya,
digunakanlah sebuah load bank resistive heater (isolated system). Desain
panelnya dapat disinkron baik secara manual ataupun otomatis (autosynchrone).
Keduanya tergolong engine elektronik yakni engine diesel memiliki
governor elektronik berupa Electronic Control Module (ECM) atau Advanced
Diesel Engine Management (ADEM) yang modulnya terpasang pada engine
sedangkan pada engine gas memiliki governor elektronik eksternal berupa modul
2301A Load Sharing and Speed Control (LSSC).
Fungsi ECM sebagai pusat kendali yang mengintegrasikan fungsi sistem
governor, Air Fuel Ratio Control (AFRC), power curve mapping, monitor input
sensing, dan output control. Jadi jika ada unit yang menggunakan ECM, pasti
tidak adalagi modul untuk speed control karena fungsi speed control sudah ada di
dalam ECM. Jadi hanya membutuhkan input desired engine speed dari electronic
load sharing governor (LSM) yang dibutuhkan juga saat paralel. Fungsinya
sebagai pembagi sejumlah beban yang diterima dengan prosentase tertentu saat
genset diparalel. Kontrol ini juga bisa digunakan untuk membangkitkan sinyal
isochronous atau speed droop. Beberapa konfigurasi dan setting point ada di
dalam ECM yang bisa diprogram dengan menggunakan software CAT Electronic
Technician (ET) melalui perangkat keras Communication Adapter.
Universitas Indonesia
2301A Load Sharing dan Speed Control (LSSC) mempunyai dua fungsi
utama yaitu, mengontrol kecepatan engine secara presisi dan membagi beban di
antara genset yang diparalel. Kontrol mi juga bisa digunakan untuk
membangkitkan sinyal isochronous atau speed droop.
INJECTORS
~(Ir
~,ni..__,
((JJ- CRAIIKSHAfT
POSITIOII
SEIISOR
ATM06PHERIC FUEL
PRESSURE SENSOR PUMP
Universitas Indonesia
l'lywheel ear
0
Natural ras
PGN
60 PSI
Air upply
0
Turbo
Charger
rroup
ombu.stion hamber
pad
Plug
Exhaust Mixture Manifold
Anno.sphere
'I urbine
Gambar 3.5 Air intake dan exhaust, fuel system, dan ignition system pada engine gas
Universitas Indonesia
_!lescription:
Const~uent
IPGN 10-2009
Fuel Constituents
Abbrev Mole~
CATERPILLAR®
Water Vapor H20 0.001
Unit of Measu1e: (." English (" Metric
Methane CH4 89.356
Ethane C2H6 3.814
Caterpillar Methane Number: 54.9
Prooene C3HB 1.680
lsobutane iso-C4H10 Compressibility Factor: 0. 998
0.000
N01butane nor-C4H10 0.422 Stoich Alf Ratio (VolNol): 10.30
lsopenl:ane iso-C5H12 0.085 Stoich A/F Ratio (Mass/Mass): 16.61
~pentane nor-C5H12 0.356 Specific Gravity (Relative to Air): 0.620
N-Hexane C6H14 0.475 Specific Heat Constant [KJ: 1.268
N-Heptane C7H16 0.132
Relative Power Capability(%):
Nitrogen N2 0.000
[To 905 Btu/sci Fuel) 100%
Carbon Dioxide C02 0.706
Hydrogen Sulfide H2S 0.000
Ca,bon Monoxide co 0.000 (Btu/sci)
Hydrogen H2 0.000
Lower Heating Value: 988
Oxygen 02 0.000
Higher Heating Value: 1094
Heflum HE 0.000
WOBBE Index: 1255
Neopentane neo-C5H12 0.356
Octane CBH18 0.057
Nonane C9H20 0.002
Ethylene C2H4 0.000
Propylene C3H6 0.000
Universitas Indonesia