Antena Bowtie
Antena Bowtie
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada
Program Studi Fisika Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin
OLEH :
MEGASTIN MASSANG LUMEMBANG
H211 10 259
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
SARI BACAAN
Pada penelitian ini dirancang sebuah antena mikrostrip slot double bowtie dengan
Coplanar Waveguide (CPW) sebagai pencatu yang telah difabrikasi sehingga mampu
beroperasi pada frekuensi kerja untuk komunikasi wireless yaitu 2,4 GHz. Antena di
desain pada Print Circuit Board (PCB) FR4 single array dengan substrat ɛr = 4.3
tebal 1,6 mm dengan ground plane100 mm × 120 mm. Desain antena tersebut di
etching dengan FeClO3. Dari hasil pengukuran parameter antena mikrostrip slot
double bowtie telah diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Karakterisasi
antena antara lain, Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), Return Loss (RL),
Bandwidth dan Impedansi menggunakan Vector Network Analyzer. Dari analisa dan
karakterisasi pada frekuensi 2,4 GHz nilai VSWR yang diperoleh sebesar 1,35,
Return Loss -16,35 dB dan impedansi masukan sebesar (64,4 + j6,0)Ω. Sedangkan
lebar pita frekuensi (bandwidth) sebesar 40 MHz pada RL -16,35 dB.
Kata kunci :mikrostrip slot double bowtie, larik, CPW, Voltage Standing Wave
Ratio, Return Loss,Bandwidth,Impedansi
iii
ABSTRACT
In this research designed a mikrostrip antenna slot double bowtie with coplanar
waveguide (CPW) input has been successfully fabricated that can be operate in the
frequencies work on 2,4GHz. The antenna design on the Print Circuit Board (PCB)
FR4 single array with substrat = 4,3 thick 1,6mm and ground plane is 100mm x
120mm. The antenna design in etching with FeClO3. The measurement of parameter
mikrostrip antenna slot double bowtie has got the expected results. Characterization
of an antenna are Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), Return Loss (RL),
Bandwidth and Impedance using the Vector Network Analyzer. By the analysis and
characterisation at frequency 2,4GHz, VSWR values which have been obtained in
amount of 1,35, Return Loss -16,35dB and input impedance equal to (64,4 +j6,0)Ω.
Whereas the frequency bandwidth 40MHz on RL -16,35dB.
Keywords : mikrostrip slot double bowtie, array, CPW, Voltage Standing Wave
Ratio, Return Loss, Bandwidth, Impedance
iv
KATA PENGANTAR
In The Name Of Jesus
Syaloom
Puji dan syukur atas segala limpahan dan karunia-Nya patut dan wajib kita
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan kasih dan karunia-
Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akademik yang berupa Tugas
Akhir dengan Judul “Antena Mikrostrip Slot Double Bowtie Satu Larik
Frekuensi 2.4 GHz” yang merupakan salah satu syarat menyelesaikan jenjang
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini kiranya terwujud atas izin Tuhan
Yang Maha Esa, penyertaan dari anak Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus yang
selalu menyertai penulis dan tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta
dukungan yang penulis terima dari berbagai pihak yang sangat berarti bagi penulis
sehingga sangat perlu bagi penulis untuk mengucapkan terimakasih yang tiada
hentinya. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankan penulis sampaikan
ucapan terima kasih, berkat bantuan dari pihak yang dengan iklas telah banyak
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Meskipun ucapan terimah kasih
saja tidaklah cukup untuk membalas, namun hanya dengan kata-kata itulah dan
mengucapkan syukur Puji Tuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
v
berkat, penyertaanNya,dan yang telah menghendaki melahirkan penulis sebagai
anak dari Bapak Edi, S.Pd dan Ibu Katarina Lumembang, kedua orang tua
yang senantiasa dengan penuh keikhlasan, kasih sayang dan untaian doa yang
Tangkelangi’ dan Megisva Kende’ yang senantiasa jadi semangat untuk penulis
mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Pantang menyerah, senantiasa sabar, dan
Ora Et Labora yang menjadi pesan dari mereka yang mengasihi penulis, dan
tetap bertekun serta selalu berpengharapan kepada Tuhan Yesus Kristus yang
akan senantiasa memudahkan langkah dan usaha penulis dalam mencapai tujuan
yang diimpikan.
kepada:
2. Ibu Dr. Nurlaela Rauf, M.Sc, BapakEko Juarlin, S.Si, M.Si, dan Bapak
Dr. Paulus Lobo Gareso, M.Sc selaku tim penguji skripsi fisika, terima
vi
kasih atas saran dan kritikannya yang sangat membantu dalam
Prof. Syamsir Dewang, Msc selaku Penasehat Akademik serta Bapak dan
Ibu dosen Jurusan Fisika yang telah membagi ilmu kepada penulis.
5. Ibu Irawati Razak, ST., MT dan Bapak Sulwan Dase, ST.,MT yang
6. Para Staf Jurusan Fisika Pak Ali, Pak Aji, Pak Latif, Pak Syukur, Pak
Mus, Pak Syahrir, dan Staf Fakultas MIPA Pak Suardi, Pak Rahmat,
Pak Anwar, Pak Sangkala, Pak Bachtiar, serta staf lain yang belum
vii
Lumembang, MT yang senantiasa mendoakan penulis memberikan
semangat, bantuan secara moral dan materi kepada penulis hingga mampu
orang tua bagi penulis selama menjalani study dan pada akhirnya mampu
inspirasi bagi penulis, dan tak lupa buat Ferawati, S.Farm dan St.
Bapak A.K Loloallo, S.Pd, M.Pd yang menjadi inspirasi bagi penulis
12. Buat saudari-saudari terkasih “DheE Rempong”, Inci S.Si (yang paling
yang paling pertama jadi kenalan saat masuk jadi mahasiswi Universitas
viii
Addi (coy kecil, kawan sejak SMA yang akhirnya jadi teman seangkatan
melangkah, yang juga membantu saya mendesain model antena yang saya
buat), Debby (debbong bolong, calon kakak ipar yang selalu memberi
yang paling kecil diantara semuanya), Hastuti (mam tut gadis bau-bau,
gadis pertama yang mengajari saya bolos asistensi umum Lab Fisika dan
yang selalu menegur disaat penulis sedang salah bersikap), Kholifah (oliv
gadis jawa yang selalu jadi teman bertengkar masalah status disosmed,
13. Buat partnerku yang terkasih Adriadipa Saidin Tutang dan Andi Resky
semangat disaat penulis sudah mulai bosan dan malas namun tetap ada
partner!
Eka, Hadria, Nurdiana S.Si, Jufrin, Uri, Hariati S.Si, Cica S.Si, Syah
Ippank, Ayu, Firah, Ana Queen, Bustam, Sinar, Lili, Hada S.Si, Tenri,
ix
Muti, Muslim, Reza Prasmiaji, Fai, Ichal, Edi, Rizal, Sry, Uzhy, Arlin,
Wahida, Fitri, Dana S.Si, Uni S.Si, Novi, Alex, Ike S.Si, Eltrit, )
16. Kanda-kanda dan adik-adik fisika 2011, 2012, 2013, dan 2014 yang telah
17. Buat keluarga besar FMIPA UNHAS kanda-kanda, saudara MIPA 2010,
dan adik-adik 2011, 2012, 2013, 2014. Salam Use Your Mind Be The Best
18. Keluarga besar GMKI FMIPA UNHAS (Ut Omnes Unum Sint) dan
20. Pak De Kalibamamase (Bapak Rusli Bara)beserta keluarga (Bu De, Fitri,
Tika, Ayu, Tika, Uya), dan warga Kalibamamase yang telah memberikan
banyak bantuan pada saat kami melaksanakan KKN. Tidak lupa untuk
Tiwi, Akbar, K’ Mus, Nisa, Afit, Wawan, Arham, Desi, Meta, Trisna,
x
Muhammad, Arfina, K’ Ichwal, Fahria, K’ Alfian, K’ Jap, Ali, Imam,
21. Teman-teman PPGT Jemaat Sudiang (K’ Mikha) dan PPGT Klasis
galau disaat saya merasa capek dan kadang putus asa dalam
22. Dan tak lupa untuk kelompok HMH, K’ Christine, Helen Indira, Friska
23. Pak Mustari dan seluruh staf parkiran Baruga yang telah berjasa bagi
perkuliahan saya.
terkhusus untuk golongan Budi Daya Perairan dan Kelautan yang telah
banyak memberi semangat dan doa dalam penyusunan tugas akhir ini
25. Kepada Siswandi Nura terimakasih banyak buat semua dukungan, doa,
amarah saat saya sedang malas menyelesaikan tugas akhir ini, terimakasih
26. Dansemua pihak yang tidak dapat dituliskan namanya satu per satu, yang
xi
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan dan segala bantuannya.
olehnya itu saran dan kritik yang sifatnya membangun tetap penulis terima.
Semoga skripsi ini bisa bermanfaat buat para pembaca khususnya bagi penulis
sendiri. Amin….
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
xiii
II. 2.2 Co-Planar Waveguide ........................................................... 13
Waveguide ........................................................................... 20
xiv
IV.2 Hasil Perhitungan Karakteristik Antena Mikrostrip
LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.9 Antena Mikrostrip Slot Double Bowtie Satu Larik ................. 20
Gambar II.10 Pola Medan Listrik Pada Bowtie Slot Antena ......................... 21
Gambar IV.1 Antena Mikrostrip Slot Double Bowtie Satu Larik ................. 34
Gambar IV.4 Hasil Pengukuran Impedansi dari Data Smith Chart ............... 42
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Voltage Standing Wave Ratio Antena dari Frekuensi 2.3GHz-
2.45GHz ........................................................................................ 37
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Lampiran II
Lampiran III
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
antena baik dari kalangan akademis maupun industri merancang suatu antena
sehingga dapat mengimbangi kemajuan teknologi yang ada sekarang ini. Salah
satu permasalahan mendasar dalam teknologi nirkabel yang masih dicari jalan
keluarnya adalah kebutuhan akan kecepatan data yang tinggi dengan rentang
1
Spesifikasi antena yang cocok digunakan untuk mendukung sistem komunikasi
wireless adalah yang memiliki gainyang tinggi, efisiensi yang besar, bandwidth
yang lebar, bobot yang ringan dan biaya yang rendah. Salah satu jenis antena
yang memenuhi kriteria tersebut adalah antena mikrostrip yang mampu bekerja
pada frekuensi tinggi. Antena yang bekerja pada range frekuensi (bandwith)
lebar disebut antena wideband. Namun, antena mikrostrip tidak terpisahkan dari
memberikan slot pada patch mikrostrip. Teknik lain yang dapat digunakan
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka penelitian tugas akhir ini membahas
coplanar sebagai pencatu pada frekuensi 2,4 GHz untuk komunikasi wireless
2
1.2 Ruang Lingkup
untuk aplikasi wirelles yaitu ukuran fisik antena (lebar, panjang dan ketebalan
antena) dan parameter antena ( Voltage Standing Wave Ratio, Return Loss,
I.3 Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Antena adalah suatu alat yang mengubah gelombang terbimbing dari saluran
adalah alat yang berfungsi sebagai penghantar atau penyalur energi gelombang
sepanjang saluran itu. Jika saluran ini dihubung singkat maka akan muncul
listrik seluruhnya ke energi magnet total dua kali setiap periode gelombang itu [3].
4
b. Penginderaan jauh (Remote Sensing) berupa: Radar (Penginderaan Jauh aktif
sebagai pencari target dan tracking, radar cuaca, pengaturan lalu lintas
Antena adalah suatu piranti transisi antara saluran transmisi dengan ruang hampa
dan sebaliknya. Antena terbuat dari bahan logam yang berbentuk batang atau
kawat dan berfungsi untuk memancarkan atau menerima gelombang radio, atau
sebaliknya. Selain itu, antena juga merupakan piranti pengarah karena digunakan
untuk mengarahkan energi pancaran pada suatu arah dan menekan pada arah yang
lain [4].
5
Gambar II.1 Antena sebagai piranti transisi
Antena mikrostrip adalah antena yang terdiri atas elemen radiasi (konduktor) yang
sangat tipis yang diletakkan di bidang tanah (ground plane), dimana antara bidang
mikrostrip terdiri dari dua lapisan konduktor, yaitu konduktor logam tipis pada
lapisan atas berfungsi sebagai elemen peradiasi dan ground plane yang berada
pada lapisan bawah. Ketebalan logam jauh lebih kecil dari pada panjang
Mikrostrip adalah suatu konduktor dari tembaga (metalic strip) yang sangat tipis
(t « λ0, dengan λ0 adalah panjang gelombang ruang bebas) yang terdapat pada
6
satu sisi permukaan substrat dielektrik dan pada sisi lain dari substrat dielektrik
mikrostrip terdiri atas panjang strip, lebar strip konduktor W, tinggi substrat
substrat εr.Konstanta dielektrik ԑryang rendah dan substrat yang tebal akan
menghasilkan bandwidth yang lebar dan efisiensi yang tinggi sehingga ukuran
antena menjadi lebih besar. Sebaliknya konstanta dielektrik yang rendah dan
substrat yang tipis akan menghasilkan bandwidth yang lebih kecil dan efisiensi
disesuaikan bentuknya dan biayanya yang rendah. Antena ini dapat terintegrasi
dengan bidang garis yang dicetak pada jaringan dan alat aktif. Ini merupakan
rancang bangun yang terbaru di dunia antena. Dalam bentuknya yang paling
dasar, sebuah antena mikrostrip terdiri dari sebuah bidang (patch) memancar di
salah satu sisi lapisan (substrat) dielektrik yang memiliki bidang dasar (ground
Untuk mendapatkan antena yang baik, tebal sebuah lapisan dielektrik memiliki
konstanta dielektrik yang rendah karena hal ini memberikan efisiensi yang lebih
baik, lebar pita lebih besar dan radiasi yang lebih baik. Namun, konfigurasi seperti
ini menyebabkan ukuran antena yang lebih besar. Dalam rangka untuk merancang
7
digunakan harus lebih tinggi sehingga mengurangi efisiensi dan menghasilkan
lebar pita lebih sempit. Oleh karena itu, keseimbangan harus dicapai antara
dimensi antena dan kinerja antena. Pada dasarnya antena mikrostrip terdiri dari
sebuah substrat yang dikatakan sebagai pembawa dari antena tersebut, yang di
atas substrat ini dibentuk macam-macam form dari antena itu sendiri (patch)
melalui proses etching, dan di balik substrat ini terdapat metalisasi bawah. Array
teknologi lainnya adalah elemen-elemen dan struktur pencatuan semua elemen ini
dibuat dengan proses yang sama, yaitu dicetak pada PCB secara bersamaan [2].
Pada dasarnya antena mikrostrip terdiri atas tiga bagian seperti yang ditunjukkan
pada gambar II.2
antena.
8
- Groundplane, groundplane antena mikrostrip bisa terbuat dari bahan
tidak diinginkan.
Elemen peradiasi pada antena mikrostrip dapat dibuat dalam berbagai bentuk
dan ukuran, akan tetapi dari berbagai bentuk dan ukuran tersebut, ada
beberapa bentuk dasar dari elemen peradiasi (konduktor) yang sudah dianalisis
(Gambar II.3)
(a)
9
(b)
Salah satu bentuk patch pada antena mikrostrip adalah segitiga. Bentuk segitiga
menghasilkan karakteristik radiasi yang sama, luas yang dibutuhkan oleh bentuk
segitiga lebih kecil dibandingkan dengan luas yang dibutuhkan oleh bentuk segi
empat. Hal ini sangat menguntungkan dalam fabrikasi antena. Bentuk Mikrostrip
tie). Antena mikrostripbowtie sangat cocok untuk frekuensi Wide Band dan
[2]
Ultrawide Band dengan pencapaian radiasi elektromagnetik pada pita lebar .
10
(a) (b)
bowtie, warna putih pada gambar tersebut adalah substrate dan warna coklat
adalah logam[5]. Mikrostrip slot bowtie menggunakan slot (celah) pada lapisan
tipis konduktor berfungsi sebagai elemen peradiasi dan sekaligus sebagai ground
plane. Antena jenis ini lebih efisien karena boleh menggunakan hanya satu bahan
yang terdiri dari 2 lapis saja yaitu lapisan plat konduktor pada salah satu sisi dan
11
Gambar II.5Geometri dasar antena Mikrostrip Bowtie
parameter bahan yang akan digunakan. Dimensi Mikrostrip bowtie dapat dihitung
c
f (2.1)
0
0
p 1.6 (2.2)
r
0
q 0.5 (2.3)
r
12
Selanjutnya,
dan,
w
0.3 0.264
eff
h
L = 0.412 (2.5)
eff 0.3 h 0.8
w
Dalam hal ini ΔL adalah jarak terluar elemen antena ke sisi ground plane, w
adalah tebal plat logam, h adalah tebal substrate dan ɛeff adalah konstanta
[8]
dielektrik efektif .
Antena mikrostrip slot double bowtie merupakan pengembangan dari antena slot
bowtie yang dibuat menjadi antena dengan dimensi yang tidak sama besar.
Sehingga kedua elemen bowtie tersebut memiliki fluks medan yang saling
menguatkan. Antena ini dapat dikembangkan dalam bentuk larik untuk
meningkatkan bandwidth, gain maupun directivity nya [6].
Beberapa teknik pencatuan yang banyak digunakan antara lain, coaxial feed,
microstrip feed, dan co-planar waveguide feed. Ada beberapa pilihan penggunaan
13
(electromagneticcoupled)[9]. Dalam penelitian ini digunakan teknik pengkopelan
secara langsung, yaitu dengan mengatur widthline (lebar garis) dan slotline (lebar
Pada Gambar II.6, s adalah lebar garis dan w adalah lebar celah sedangkan ɛr
adalah konstanta dielektrik dari substrate, t tebal konduktor (ground plane) dan h
adalah tebal substrate [6].
dalam hal ini qs adalah fraksi filling atau biasa juga disebut sebagai quasi statis
yang bergantung pada variasi geometri dari coplanar waveguide. Ada delapan
jenis variasi geometri dari CoplanarWaveguide dengan 2 tipe, yaitu kontinyu dan
14
tidak kontinyu. Dalam penelitian ini digunakan tipe tidak kontinyu model simetri
yang memiliki tebal substrate h pada PCB single side. karakteristik impedansinya
Keterangan :
30 K (k1 )
Z 0 (CPW ) (2.7)
eff K ' (k1 )
a
1 K (k2 ) K ' (k1 ) sinh
qs = dan k = 2h
2 K ' (k2 ) K (k1 ) b
2
sinh
2h
k dan k’ pada Persamaan disebut sebagai moduli yang bergantungan satu sama
lain melaui kaitan k2 + k’2 =1, sedangkan K(k) adalah integral eliptik sempurna
orde 1 dan K’(k) adalah komplemen dari K(k) [6].
/2
1
K (k ) 1 k
0
2
sin 2
d
15
II.2.3 Saluran Transmisi
Untuk menganalisa antena Mikrostrip, ada banyak macam mode yang digunakan
elektromagnetik dari satu titik ke titik lain. Dalam penyalurannya, energi tersebut
mengalami losses akibat perubahan bentuk energi menjadi energi panas atau
radiasi[6].
Bentuk rangkaian dasar saluran transmisi ditunjukkan pada gambar II.8, yang
terdiri dari generator sumber disertai impedansi generator, saluran transmisi tipe T
dan beban dilambangkan dengan impedansi beban saluran [11]. Pada Gambar II.8 ,
V ( g ) V0 V1
(2.8)
16
V0 Vi e j z dan V1 Vr e j z
V ( g ) Vi e j z Vr e j z
V ( g ) Vi e j z e j z
(2.9)
Vr
= koefisien pemantulan
Vi
dengan :
V(g) = tegangan pada saluran transmisi
Vi = tegangan pada gelombang datang
Vr = tegangan pada gelombang pantul
Γ = koefisien pemantulan
Arus total pada garis transmisi,I(z)
V ( z)
I ( z) (2.10)
Z0
V ( z)
Z ( z)
I ( z)
e j z e j z
Z ( z) Z0 (2.11)
e j z e j z
1
Z L Z0
1
17
Z L Z0
Z L Z0 (2.12)
Z L jZ 0 tan x
Zin Z 0 (2.13)
Z 0 jZ L tan x
β= bilangan gelombang
λ = panjang gelombang
Z0 = impedansi pada l = 0
Model antena mikrostrip slot bowtie yang dicatu oleh CPW, s adalah stripline
yang lebar awalnya sama dengan lebar segitiga (q) yang makin keatas lebarnya
semakin kecil, sedangkan w adalah line width yang semakin keatas lebarnya
semakin besar.
Dalam penelitian ini, CPW di desain untuk memperoleh impedansi masukan (Z0)
sebesar 50 ohm agar dapat match dengan impedansi dari konektor. Karakteristik
18
impedansi Coplanar transmission lines pada CPW dapat dihitung dengan
C
eff ( 2.15)
C0
c
v phase ( 2.16)
eff
1
Z0 ( 2.17)
cv phase
Dengan
19
II.2.4 Antena Mikrostrip SlotDouble Bowtie dengan Coplanar Waveguide
p1
q1
l1
l2
q2
p2
20
pada segitiga tersebut adalah dari positif (+) ke negative (-), selanjutnya dari
negatif ke positif dan seterusnya (Gambar II.9).
Demikian juga halnya pada segitiga ukuran kecil, dimana setengah panjang
gelombang l2 setengah keliling segitiga kecil adalah positif dan seterusnya
2
setengah keliling segitiga berikutnya di tambah dengan l2 adalah negatifsehingga
pola medan listrik pada elemen segitiga tersebut adalah dari positif ke negatif.
Demikian seterusnya sedemikian hingga semua elemen bowtie memiliki arah
yang sama dan saling menguatkan (Gambar II.10). Kondisi ini memberi indikasi
bahwa antena ini dapat bekerja secara optimal.
Pada Gambar II.9, konektor bagian positif di pasang pada strip line (gap)
bowtie slot antenna ukuran besar dan ukuran kecil, p1 dan p2 adalah panjang
bowtie slot antenna ukuran besar dan ukuran kecil sedangkan q1 dan q2 adalah
21
Zin(BSA1) = ZL(CPW1)
Zin(BSA2) = ZL(CPW2)
1 1 1
(2.18)
Z (C ) Zin (CPW1 ) Zin (CPW2 )
22
II.3 Parameter Umum Antena
Kinerja atau daya guna suatu antena dapat dilihat dari nilai-nilai parameter antena
tersebut. Dari parameter tersebut akan saling berhubungan satu sama lain.
Impedansi masukan dari suatu antena dapat dihitung dengan menggunakan Smith
Chart. Smith Chart adalah metode grafis menampilkan impedansi dari antena ,
23
yang dapat menjadi titik tunggal atau berbagai poin untuk menampilkan
Koefisienrefleksisepenuhnya ditentukanolehimpedansi
Z L Z0
(2.19)
Z L Z0
didefenisikan sebagai perbandingan (rasio) antara tegangan dan arus listrik pada
terminal antena.[4].
Vmax
VSWR (2.20)
Vmin
24
V1
1
V0 V1 V0
VSWR (2.21)
V0 V1 V
1 1
V0
Vmaks Vmin
Gelombang
∞ datang
Gelombang pantul ZL
x = -l 0
dituliskan sebagai
1
VSWR (2.22)
1
VSWR 1
(2.23)
VSWR 1
diperoleh
VSWR = (2.25)
25
Hubungan antara VSWR dengan impedansi dapat ditulis sebagai [2],
Z Z0
1 L
1 Z L Z0
VSWR = = (2.26)
1 Z Z0
1 L
Z L Z0
ZL
VSWR (2.27a)
Z0
Z0
VSWR (2.27b)
ZL
Kondisi yang paling baik adalah ketika VSWR bernilai 1 (s = scattering = 1) yang
berarti tidak ada refleksi, kondisi ini terjadi ketika saluran transmisi dalam
keadaan matching sempurna. Namun kondisi ini pada kenyataannya sulit untuk
didapatkan, oleh karena itu nilai standar VSWR yang diijinkan untuk fabrikasi
26
Pr
RL 10 log (2.28)
Pi
Vi 2 Vr2
Pi Pr (2.29)
R dan R
sehingga diperoleh,
Nilai return loss yang baik adalah di bawah -9,54 dB. Sehingga dapat dikatakan
amplitudo gelombang yang dikirimkan atau dengan kata lain, saluran transmisi
sudah matching. Nilai parameter ini akan menjadi salah satu acuan apakah antena
[6]
yang sudah dibuat dapat bekerja pada frekuensi yang diharapkan atau tidak .
II.3.4 Bandwidth
Bandwidth biasa disebut sebagai lebar pita frekuensi yang digunakan oleh suatu
dimana performa atau karakteristik dari sebuah antena sesuai dengan standar yang
dinyatakan sebagai perbandingan antara frekuensi atas dan frekuensi bawah dalam
27
fh fl
BW (%) = x 100 % (2.31)
fc
digunakan perumusan,
BW = fh - fl (2.32)
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Solder listrik daya tinggi
2. Laptop
3. Kertas stiker
4. Gergaji besi
6. Corel Draw X4
III.2.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Papan rangkaian substrat FR4Epoxy dengan substrat 4,3
3. Timah solder
29
4. Konektor 50 ohm
subrate FR4
dikarakterisasi.
Secara detail tahapan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada diagram alir
sebagai berikut:
30
III.4 Bagan Alur Penelitian
Mikrostrip BSA
Penentuan Frekuensi
& Spesifikasi antena
Penentuan substrate
FR4
FR4
Fabrikasi
Pengukuran
RL: ≤ - 9,54 dB
1 ≤ VSWR ≤ 2
Tidak
Tidak
sesuai
Ya
Analisis
Selesai
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dibahas tentang rancangan antena mikrostrip slot double bowtie
yang merupakan pengembangan antena slot bowtie yang dibuat menjadi antena
dengan dimensi yang tidak sama besar. Antena slot bowtie sendiri merupakan
parameter antena yang dibahas adalah Voltage Standing Wafe Ratio (VSWR),
Antena Mikrostrip slot double bowtie merupakan modifikasi dari antena slot
bowtie yang dibuat menjadi antena dengan dimensi yang tidak sama besar.
Penelitian antena mikrostrip slot model doublebowtie dengan ukuran bowtie yang
sama besar telah pernah dilakukan dan diperoleh bandwidth 275 MHz dan gain
8,2 dB. Antena mikrostrip slot double bowtie paralel dengan ukuran elemen slot
bowtie yang sama besar, tidak bisa dikembangkan untuk meningkatkan gain dan
bandwidthnya dalam bentuk larik karena fluks medan dari kedua elemen slot
bowtie tersebut akan memiliki arah yang saling berlawanan sehingga kedua
32
elemen bowtie tersebut akan saling melemahkan, hal ini mengakibatkan antena
tidak dapat bekerja secara optimal. Akan tetapi apabila dilakukan modifikasi pada
dimensi yang tidak sama besar, antena akan dapat bekerja secara optimal karena
kedua elemen bowtie tersebut memiliki fluks medan yang saling menguatkan.
ukuran elemen bowtie yang tidak sama besar dengan perbandingan ukuran 2:1.
ditentukan substrate dari Print Cyrcuit Board (PCB) dan frekuensi yang
digunakan. Dalam penelitian ini digunakan substrate FR4 epoxy yang memiliki
konstanta dielektrik 4,3 dan bekerja pada sistem komunikasi wireless 2.4 GHz.
λ0= 125 mm
selanjutnya dengan menggunakan Pers. (2.2) dan Pers. (2.3), diperoleh lebar slot
bowtie dan panjang sisi segitiga adalah,
kemudian antena mikrostrip slot double bowtie single larik dapat dilihat pada
gambar berikut
33
Gambar IV.1 Antena mikrostrip slot double bowtie single larik
width antara kedua elemen bowtie sedemikian dengan perbandingan 2:1 sehingga
34
Zin(A1) Zin(A2) Z(C)
1 1 1
Z (C ) Z in ( A1 ) Z in ( A2 )
Zin ( A1 ) Zin ( A2 )
Z (C ) (4.1)
Zin ( A1 ) Zin ( A2 )
35
IV.2.2 Hasil Perhitungan Parameter Antena
VSWR 2,9
b. Return Loss
RL = - 6,24 dB
Nilai VSWR yang sesuai untuk komunikasi wifi adalah antara 1 dan 2.
range frekuensi 100 kHz sampai dengan 4 GHz, terdapat beberapa rentang
frekuensi yang layak digunakan sebagai antena wireless atau memenuhi standar
kelayakan Voltage Standing Wafe Ratio (VSWR) yaitu 1 < VSWR < 2. Rentang
terbesar yang memenuhi standar tersebut berada di antara frekuensi 2,3 GHz
sampai 2,45 GHz. Dengan nilai VSWR rata-rata 1,2 sehingga antena tersebut
802.11 b/g
Data pengukuran Voltage Standing Wafe Ratio dapat dilihat pada grafik berikut
36
VSWR
2
1.8
1.6
1.4
1.2
VSWR
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
2.3 2.32 2.34 2.36 2.38 2.4 2.42 2.44
Frekuensi
Tabel IV.1 Voltage Standing Wave Ratio Antena dari Frekuensi 2.3GHz-2.45GHz
1 2.3 1.28
2 2.31 1.2
3 2.32 1.14
4 2.33 1.07
5 2.34 1.09
6 2.35 1.24
7 2.36 1.41
8 2.37 1.5
9 2.38 1.54
10 2.39 1.45
11 2.4 1.35
12 2.41 1.36
37
1 2 3
13 2.42 1.52
14 2.43 1.74
15 2.44 1.89
16 2.45 1.86
Dari table IV.1, dapat dilihat pada frekuensi 2,4 GHz diperoleh nilai VSWR
sebesar 1,35, dan dari hasil perhitungan nilai VSWR yang diperoleh sebesar 2,9.
Terdapat perbedaan yang cukup besar dari hasil perhitungan dengan hasil
pengukuran yaitu sebesar 53%. Hal ini disebabkan karena perhitungan teori tidak
dari antena langsung bersentuhan dengan udara bebas. Maka dalam penelitian ini
menghasilkan nilai VSWR yang layak digunakan untuk komunikasi wireless. Dari
nilai hasil pengukuran, pada frekuensi 2,4 GHz dihasilkan nilai VSWR yang telah
[3]
memenuhi syarat untuk digunakan karena memiliki nilai VSWR < 2 . Jika nilai
VSWR mendekati 1, maka antena tersebut dapat berfungsi dengan baik karena
udara bebas.
Nilai return loss yang baik adalah di bawah -9,54 dB, sehingga dapat dikatakan
38
amplitudo gelombang yang dikirimkan atau dengan kata lain, saluran transmisi
sudah matching.
Data pengukuran Rturn Loss (RL) dapat dilihat pada grafik berikut:
Return Loss
0
2.3 2.32 2.34 2.36 2.38 2.4 2.42 2.44
-5
-10
Return Loss
-15
-20
-25
-30
-35
Frekuensi
Dari grafik pada gambar IV.3 dapat dilihat bahwa nilai Return Loss yang paling
kecil berada pada frekuensi 2.33 GHz yaitu -29.17 dB. Pada frekuensi 2.4 GHz
diperoleh nilai Return Loss sebesar -16.35, tetapi pada frekuensi ini bukan
merupakan titik dimana Return Loss bernilai paling kecil. Dari hasil perhitungan
didapatkan besar Return Loss(RL) adalah -6,24 dB pada frekuensi 2,4 GHz. Hal
ini menunjukkan bahwa antena tersebut belum layak digunakan sebagai antena
Tetapi secara umum berdasarkan hasil pengukuran pada frekuensi dasar 2.4
GHzantena ini sudah memenuhi syarat sebuah antena dapat digunakan untuk
39
komunikasi wireless yaitu return loss yang harus lebih kecil dari – 9,54 dB,
semakin kecil nilai return loss, semakin besar sinyal yang diterima antena.
Adanya lekukan pada sebelah kiri maupun sebelah kanan tersebut, menunjukkan
40
Bandwidth suatu antena dapat ditentukan dengan menggunakan data hasil dari
BW = fh - fl
= 0.04 GHz
= 40 MHz
Jadi Bandwidth antena yang difabrikasi pada frekuensi 2,4 GHz tersebut sebesar
20 MHz, dengan frekuensi tengah 2,4 GHz. Yang artinya antena tersebut dapat
MHz.
N9923A range frekuensi 100 kHz sampai dengan 4 GHz, diperoleh data Smith
41
Gambar IV.4 Hasil pengukuran impedansi dari data Smith Chart
Dari gambar IV.4 diatas dapat dilihat garis horizontal bernilai impedansi 0.
Beberapa titik frekuensi berada di bawah garis horizontal yang artinya bersifat
konduktansi seperti pada frekuensi 2,34 GHz sampai 2,36 GHz, dan pada
frekuensi 2.41 GHz sampai 2.43 GHz. Sedangkan frekuensi 2,3 GHz sampai 2,33
GHz, 2,37GHz sampai 2,4 GHz dan 2,44 GHz sampai 2,45 GHz berada di atas
garis horizontal yang artinya bersifat induktansi. Jadi antena yang difabrikasi pada
Hasil pengukuran impedansi masukan pada antena mikrostrip slot double bowtie
di setiap rentang frekuensi dari 2,3 GHz sampai 2,45 GHz tersebut dapat dilihat
42
Tabel IV.3 Impedansi Antena dari Frekuensi 2.3GHz-2.45GHz
Dari table IV.3 diatas, dapat dilihat pada beberapa titik frekuensi ada yang
menunjukkan tanda negatif (-) dan tanda positif (+). Hal ini menunjukkan bahwa
frekuensi yang menunjukkan tanda negatif (-) bersifat konduktansi, dan dan
43
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari serangkaian aktifitas yang penulis lakukan selama penelitian ini mulai dari
efektif 4.3 dan ketebalan substrate 1.6 mm. Ukuran ground plane pada
parameter antena yang paling baik berada pada frekuensi 2.33 GHz dengan
nilai Voltage Standing Wafe Ratio (VSWR) sebesar 1.07, Return Loass
j0.8)Ω.
dan 1.35, sedangkan hasil teori adalah masing-masing -6.24 dB dan 2.9.
Dari hasil yang diperoleh terlihat perbedaan nilai yang cukup besar antara
44
hasil perhitungan karakterisasi Return Loss dan Voltage Standing Wave
masih berada pada range suatu hasil yang baik.dan menunjukkan bahwa
antena ini memenuhi syarat untuk digunakan pada komunikasi wireless 2,4
V.2 Saran
dirancang pada frekuensi 5.8 GHz dan 7.2 GHz untuk komunikasi wireless
dari 4,3 menjadi lebih rendah dan substrat yang lebih tipis. Hal ini
45
DAFTAR PUSTAKA
[3]. Balanis, C., A.Antenna Theory Analysis and Design. third ed. New
York: John Wiley & Sons; 2005.
[4]. Nugraha Adhe S., Christyono Y., dan Sukiswo. Perancangan dan
Analisa Antena Mikrostrip dengan Frekuensi 850 MHz untuk Aplikasi
Praktikum Antena. Semarang.2011.
[8]. Chang, C.D., Zeng, H., B. and Liu, C.,J.CPW-fed Bowtie Slot Antenna
for the Application of UWB Antenna Array. Hangzhou, China:
Progress In Electromagnetics Research Symposium; 2008.
46
LAMPIRAN I
47
I. Perhitungan Dimensi Antena
c 3 108 m / s
f
0 0 m
3 108 m / s
2,4 GHz =
0 m
3 108 m / s
2,4 × 109 Hz =
0 m
3 108 m / s
0 =
2, 4 109 Hz
0 = 0,125 m
0 = 125 mm.
0
a) p1 = 1,6
r
125
= 1,6
4,3
125
= 1,6
2, 0736
= 96, 44 mm
0
p2 = 0,8
r
125
= 0,8
4,3
125
= 0,8
2, 0736
= 48, 22 mm
0
b) q1 = 0,5
r
48
125
= 0,5
4,3
= 30,14 mm
0
q2 = 0,25
r
125
= 0,25
4,3
= 15, 07 mm
0
c) l1 =
2
125
= = 62,50 mm.
2
l
l2 = 1
2
62,50
= = 31, 25 mm.
2
q
d) a1 1
2
=
= 15,07
q2
a2
2
=7,535
e) s = 3 mm
f) w = 1,5 mm
g) ∆L= 1 mm
h) l =a+b
b1 = l1 – a1
= 62,50 – 15,07
= 47,43 mm
49
b2= l2– a2
= 31,25 – 7,535
= 23,715 mm
i) r = b12 a12
= 2. r + s + 2. 1 mm
= 2 × 44,97 + 3 + 2 × 1
= 94,94 mm
50
II. Analisis karakteristik Impedansi
w/2
θ dw = 2 tan θ d
w/2 = 0,7 d
s 2
1/4
1 1 ( ) 30
Z0 = A ln 2 s 2w ; A = = 19,48
s
1/4 eff
1 1 ( )2
s 2w
s 2
1/4
1 1 ( )
= A ln 2 s 2w
s 2
1/4
1 1 ( )
s 2w
Z 0 Z 0 w Z 0 s
A
l w l s l
Maka diperoleh,
s 2 ws 4 tan 1 w/2
Z0 Adl , tan θ =
s 2w
3 1/2 3/4
s 2 s 2
1
1 1
s 2 w
s 2w
51
w
s 2 ws 4 2
1
Z0 l Adl
3 1/2 3/4
s 2 w s
2
s
2
1 1 1
s 2w s 2w
52
III. Hasil Perhitungan Karakteristik Antena Mikrostrip Slot Double Bowtie
Impedansi masukan antena mikrostrip slot double bowtiesatu larik dapat
dihitung dengan ilustrasi berikut:
1 1 1
Z (C ) Z in ( A1 ) Z in ( A2 )
Zin ( A1 ) Zin ( A2 )
Z (C ) (4.1)
Zin ( A1 ) Zin ( A2 )
53
Untuk menghitung karakteristik impedansi masukan dari CPW dapat dilakukan
Ԑff = 1 + qs (Ԑr – 1)
a s
k1 ; k1' 1 k12
b s 2w
1
k1 ; k1' 0,87
2
a
sinh
k2 = 2h
b
sinh
2h
sinh
3, 2
k2
2
sinh
3, 2
1,14
3, 44
k2= 0,33
54
= 0,94
Selanjutnya,
K (k1 ) 2 1 k1 K 1
ln 2 ; untuk 1 dan k1 1
K ' (k1 ) 1 k1 K' 2
K (k1 ) K 1
; untuk 0 ' 1 dan 0 k1
K (k1 ) 1 k ' K 2
2 ln 2 1
1 k1'
K (k1 ) K 1
; untuk 0 1 dan 0 k1
K ' (k1 ) 1 k ' K '
2
2 ln 2 1
1 k1'
K (k1 )
K ' (k1 ) 1 0,87
2 ln 2
1 0,87
K (k1 )
K ' (k1 ) 1,93
2 ln 2
0, 07
2 ln 55,14
K (k1 )
K ' (k1 ) 1 0,87
2 ln 2
1 0,87
55
K (k1 )
K ' (k1 ) 1 0,94
2 ln 2
1 0,94
K (k1 )
K ' (k1 ) 1 0,97
2 ln 2
1 0,97
K (k1 )
K ' (k1 ) 1,97
2 ln 2
0, 03
K (k1 )
'
K (k1 ) 9, 76
4, 4 1 8, 02
eff 1
2 9, 76
= 2,39
eff 1,54
30 8, 02
Z0
1,54
diperoleh,
Z0(CPW1) =162,74Ω
Z0(CPW2) = 162,74 Ω
56
y sin
Z 0 ( BSA1 ) 8.22 A tan .ln ;
tan
s
Z 0 ( BSA1 ) 8.22 A tan .(ln )
2 tan
= 228,52 ohm
y sin
Z 0 ( BSA2 ) 8.22 A tan .ln ;
tan
s
Z 0 ( BSA2 ) 8.22 A tan .(ln )
2 tan
= 195,97 ohm
kapasitor (persamaan 2.17) yang di parallel dengan impedansi udara, dalam hal ini
impedansi udara adalah 377 [7] sehingga diperoleh,
1 1 1
Z L ( BSA1 ) Z Capasitor Z udara
1 1
147, 06 377
Z L ( BSA1 ) 105, 79 ohm
57
Z L BSA1 jZ 0 BSA1 tan L BSA1
Zin(BSA1) =Z0(BSA1)
Z 0 BSA1 jZ L BSA1 tan L BSA1
2
105, 79 j 228,52 tan
91, 7
Zin(BSA1) =228.52 125
2
228,52 j105, 79 tan 91, 7
125
105, 79 j 228,52 9, 67
Zin ( BSA1 ) 228,52
228,52 j105, 79 9, 67
2
105, 79 j195,97 tan
45,85
Zin(BSA2) =195,97 125
2
195,97 j105, 79 tan 45,85
105, 79 j195,97(1,1)
Zin(BSA2) =195,97
195,97 j105, 79(1,1)
105, 79 j 215,57
Zin(BSA2) = 195,97 ohm
195,97 j116,37
58
2
(475, 20 j82,52) j162, 74 tan
Zin A1 162, 74 2
2
162, 74 j (475, 20 j82,52) tan
2
Zin A1 (475,20+j82,52) ohm
dan
2
(172,85 j112,93) j162, 74 tan
Zin(A2) =162,74 4
2
162, 74 j (172,85 j112,93) tan
4
Zin ( A1 ) Z in ( A2 )
Z (C )
Z in ( A1 ) Z in ( A2 )
145,56 ohm
59
IV. Hasil Perhitungan Parameter Antena
ZL
VSWR
Z0
145,56
2,9
50
b. Return Loss
VSWR 1
VSWR 1
=0,487
RL = 20 log Γ
= 20 log (0,487)
= - 6,24 dB
60
LAMPIRAN II
61
I. Proses Fabrikasi Antena
a. Alat dan Bahan
Konektor SMA 50 Ω
62
Spesifikasi Vector Network Analyzer Advantest N9923A
Specification
2 MHz to 4 GHz
Frequency range
2 MHz to 6 GHz
Accuracy ±2 ppm
Aging rate ±1 ppm/yr
Frequency Temperature
reference ±1 ppm over -10 to 55 ºC
stability
Frequency 1 Hz < 3.2 GHz
resolution 1.2 Hz > 3.2 GHz
101, 201, 401, 601, 801, 1001, 1601, 4001, 10,001 (custom
Data points
number of points can be set using SCPI)
2 MHz to 6 GHz
Test port 1 or 2 damage level
+23 dBm
< 3 GHz, 0.008 dB rms (typical)
Magnitude
> 3 GHz, 0.01 dB rms (typical)
IF bandwidths 300 Hz, 1 kHz, 3 kHz, 10 kHz, 30 kHz
Single-trace
Dual-trace overlay (both traces on one graticule)
Dual-trace split (each trace on separate graticules)
Display formats
Three-trace overlay (all three traces on one graticule)
Three-trace split (each trace on separate graticules)
Quad-trace split (each trace on separate graticules)
Display data Display data, memory, data and memory, or data math
Autoscale, scale, reference level, reference position
Autoscale: Automatically selects scale resolution and
Scale
reference value to center the trace. Autoscale all scales all
visible traces.
Vector division or subtraction of current linear measurement
Trace math
values and memory data.
63
External DC input: 15 to 19 VDC
External AC power adapter
Power supply
Input:100 to 250 VAC, 50 to 60 Hz 1.25 – 0.56 A
Output:15 VDC, 4 A
6.5” transflective color VGA
Display LED - backlit
640 x 480 with anti–glare coating
Price $8,095.00
b. Fabrikasi Antena
menyiapkan PCB FR4 Epoxysubstrat 4,3
Menempelkan gambar antena pada PCB yang telah digambar pada Corel
Draw X4 dan dicetak pada kertas stiker.
Merendam papan PCB tersebut yang sudah dipotong sesuai ukuran yang
pada penelitian ini dengan cairan FeClO3 (Ferrite Chloride) untuk
menghilangkan sifat logam pada slot.
64
Mengangkat antena setelah logam pada slot sudah hilang, dan dikeringkan.
65
LAMPIRAN III
66
Pengambilan data dan pengukuran parameter antena dilakukan di Laboratorium
Makassar.
67
1. Hasil pengukuran Voltage Standing Wafe Ratio (VSWR)yang
ditunjukkan alat.
68
3. Hasil pengukuran Impedansi Masukan pada antena dengan
69