Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

III. 1. Jenis Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif


kuantitatif, karena penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mengungkap
masalah, keadaan, dan kejadian yang hendak diteliti sehingga dapat memperkuat
analisis peneliti dalam membuat suatu kesimpulan. Metode penelitian deskriptif
kuantitatif digunakan untuk memecahkan sekaligus menjawab permasalahan yang
terjadi pada masa sekarang dalam bentuk angka-angka yang bermakna.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian diperkirakan selama tiga bulan,


dengan rincian sebagai berikut:

Tabel III.1
Waktu Penelitian

Kegiatan I II III
No.
Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan
Bimbingan
2.
Instrumen
3. Tes Empirik
Pengumpulan
4.
Data
5. Analisis Data
Penyusunan
6.
Laporan

III. 2. Variabel Penelitian

3.2.1 Definisi Konseptual

Kemampuan berpikir kritis merupakan suatu kemampuan seseorang


dalam memberdayakan keterampilan berpikir atau strategi kognitif dalam

1
menentukan tujuan dalam proses kegiatan berpikir tingkat tinggi, yang
didalamnya meliputi kegiatan menganalisis, mensitesis, mengenal dan
memecahkan masalah, menyimpulkan, serta mengevaluasi.

3.2.2 Definisi Operasional

Kemampuan berpikir kritis matematika siswa diperoleh dari skor hasil tes
yang mana tes tersebut disusun berdasarkan konsep dan indikator-indikator terkait
kemampuan berpikir kritis matematika, yaitu sebagai berikut:

a. Kemampuan memberikan penjelasan yang sederhana, yang di dalamnya


menganalisis, menanyakan, menjawab pertanyaan tentang penjelasan.
b. Kemampuan membuat penjelasan yang sistematik, yang di dalamnya
mengidentifikasi asumsi.
c. Kemampuan membuat kesimpulan, yang di dalamnya membuat kesimpulan
dari setiap masalah atau membuat solusi dari masalah tersebut.
d. Kemampuan membangun keterampilan dasar, yang di dalamnya mencakup
sumber data yang dapat dibuktikan atau tidak.
e. Kemampuan menggunakan taktik dan strategi, yang di dalamnya
menyelesaikan masalah dan menuliskannya dengan tepat.

III. 3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

III.3.1. Populasi

Populasi merupakan suatu objek penelitian yang menjadi fokus peneliti


dalam mengambil data. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (1998) bahwa
populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sumber Kabupaten Cirebon yang
berjumlah 239 siswa (berdasarkan data dari TU SMP Negeri 3 Sumber Kabupaten
Cirebon), yang terdiri dari 8 kelas yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII
E, VIII F, dan VIII G. Data siswa yang dijadikan populasi dalam penelitian ini
akan ditunjukkan pada Tabel III .2:
Tabel III.2
Data Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sumber Kabupaten Cirebon

Jumlah Siswa
No. Kelas Total
Laki-laki Perempuan
1 VIII A 19 16 35
2 VIII B 18 15 33
3 VIII C 18 16 34
4 VIII D 21 14 35
5 VIII E 19 15 34
6 VIII F 3 29 32
7 VIII G 18 18 36
Total 116 123 239

III.3.2. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Arikunto (1998) bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah


dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Senada dengan pendapat tersebut,
Nasehuddien & Manfaat (2016) mengartikan sampel sebagai bagian dari populasi
dan dapat menggambarkan karakteristik dari populasi tersebut.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah cluster


random sampling, karena sampel yang dipilih mengacu pada kelompok bukan
individu. Kelas yang diambil merupakan kelas yang berdasarkan informasi dari
guru merupakan kelas yang heterogen yang mana kelas tersebut akan diberikan tes
kemampuan berpikir kritis matematika. Jumlah seluruh sampel yang diambil
adalah empat kelas, yaitu kelas VIII D, E, F dan G. Di bawah ini merupakan
jumlah siswa yang dijadikan sebagai sampel.

Tabel III.3
Jumlah Sampel dalam Penelitian

Siswa Siswa
Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan
VIII D 21 14 35
VIII E 19 15 34
VIII F 3 29 32
VIII G 18 18 36
Total 61 76 137
III. 4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumentasi

Data-data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu (1)
kualitas muatan/isi tes, (2) reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda, (3)
kemampuan berpikir kritis matematika siswa. Untuk data yang pertama, yaitu
kualitas muatan/isi tes dilakukan dengan metode atau teknik pengumpulan expert
judgement dengan instrumen berupa validitas, sumber data oleh ahli sebanyak dua
orang, dan teknik analisis datanya menggunakan CVR. Untuk data yang kedua,
yaitu reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda, metode yang digunakan
berupa uji coba tes dengan instrumen tes dan yang menjadi sumber data adalah
siswa (subjek uji coba), serta teknik analisis data untuk reliabilitas menggunakan
software AnatestV4, tingkat kesukaran menggunakan software AnatestV4, dan
daya pembeda juga menggunakan software AnatestV4. Data yang ketiga yaitu
kemampuan berpikir kritis matematika siswa digunakan metode testing dengan
instrumen berupa tes, siswa dijadikan sebagai sumber data, dan teknik analisis
data menggunakan IRT model GPCM yang di dalamnya mencakup estimasi
parameter butir tes dan estimasi parameter kemampuan berpikir kritis matematika
siswa.

Penjelasan-penjelasan di atas dapat dilihat pula pada Tabel III .4.

Tabel III.4
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumentasi

Metode/Teknik
Sumber Teknik Analisis
No. Data Pengumpulan Instrumen
Data Data
Data
1. Kualitas Expert Lembar Ahli CVR
muatan/isi tes judgement validasi (2 orang)
2. Reliabilitas, Uji coba tes Tes Siswa AnatestV4
tingkat (subjek uji
kesukaran, daya coba)
pembeda
3. Kemampuan Testing Tes Siswa IRT model
berpikir kritis GPCM
matematika (estimasi
siswa parameter butir
tes dan estimasi
parameter
kemampuan)

Instrumen dalam penelitian ini disusun dengan prosedur sebagai berikut:


1. Pembuatan kisi-kisi

Suatu acuan yang digunakan dalam menyusun instrumen pengumpulan


data disebut kisi-kisi instrumen (Rofi'ah, 2013). Penyusunan instrumen tersebut
berdasarkan pada variabel penelitian, sumber data, dan metode yang digunakan
dalam penelitian tersebut. Secara umum, kisi-kisi instrumen penelitian
digambarkan pada Tabel III .5 ini:

Tabel III.5
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematika

Indikator
Definisi Definisi kemampuan Indikator terkait
Variabel
Konseptual Operasional berpikir materi
kritis
Kemampua Suatu kemampuan Skor yang Kemampuan Siswa dapat
n berpikir seseorang dalam diperoleh memberikan menganalisis
kritis memberdayakan responden penjelasan argumen mengenai
matematika keterampilan dari tes yang luas permukaan dan
berpikir atau yang sederhana volume balok
strategi kognitif disusun Siswa dapat
dalam berdasarkan menyebutkan
menentukan konsep dan contoh jaring-jaring
tujuan dalam indikator- kubus dan bukan
proses kegiatan indikator jaring-jaring kubus
bepikir tingkat yang terkait Kemampuan Siswa dapat
tinggi yang di dengan membuat mengidentifikasi
dalamnya kemampuan penjelasan asumsi dalam
meliputi kegiatan berpikir lebih lanjut menentukan volume
menganalisis, kritis kubus
mensintesis, matematika. Kemampuan Siswa dapat
mengenal dan dalam membuat
memecahkan membuat kesimpulan dari
masalah, kesimpulan suatu persoalan
menyimpulkan, tentang kubus dan
serta balok
mengevaluasi. Kemampuan Siswa dapat
membangun mempertimbangkan
keterampilan kredibilitas suatu
dasar sumber mengenai
balok dan bagian-
bagiannya
Kemampuan Siswa dapat
mengatur memutuskan suatu
strategi dan tindakan untuk
taktik membuat solusi dari
suatu permasalahan
tentang volume
kubus dan balok
(Untuk kisi-kisi instrumen secara lengkap dan rinci, dapat dilihat pada Error:
Reference source not found.)

2. Validasi oleh Ahli (Panelis)

Menurut Azwar (2011) bahwa validitas isi menunjukan sejauh mana


butir-butir tes tersebut mencakup secara keseluruhan isi yang hendak diukur oleh
tes itu. Validitas isi diestimasi lewat pengujian isi tes dengan anlisis rasional atau
lewat professional judgement.

Untuk menghitung validitas isi dihitung dengan menggunakan Content


Validity Ratio (CVR). Menurut Nasehuddien & Manfaat (2016), formula dalam
CVR adalah sebagai berikut:

N N
CVR=(ne− )/( )
2 2

Atau bisa ditulis dengan

2 ne
CVR= −1
N

Keterangan:

N : banyaknya panelis/penilai
ne : banyaknya panelis yang menyatakan butir tes sesuai dengan indikator
(esensial)

Berdasarkan Lawshe (Nasehuddien & Manfaat, 2016), nilai CVR


minimum sedemikian sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut:
Tabel III.6
Nilai CVR Minimum berdasarkan Lawshe (Nasehuddien & Manfaat, 2016)

Banyaknya Panelis Nilai CVR Minimum


5 0,99
6 0,99
7 0,99
8 0,75
9 0,78
10 0,62
11 0,59
12 0,56
13 0,54
14 0,51
15 0,49
20 0,42
25 0,37
30 0,33
35 0,31
40 0,29
… …

Oleh karena dalam penelitian ini hanya menggunakan dua panelis,


batasan CVR minimum adalah 1. Hasil perhitungan dari CVR untuk setiap item
tes disajikan dalam Tabel III .7

Tabel III.7
Hasil Analisis Indeks CVR pada Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematika
Siswa

Butir Penilaian Ahli


ne CVR Keterangan
soal P1 P2
Butir 1 3 3 2 1 Butir mendukung validitas muatan
Butir 2 3 3 2 1 Butir mendukung validitas muatan
Butir 3 3 3 2 1 Butir mendukung validitas muatan
Butir 4 3 3 2 1 Butir mendukung validitas muatan
Butir 5 3 3 2 1 Butir mendukung validitas muatan
Butir 6 3 3 2 1 Butir mendukung validitas muatan
Butir 7 3 3 2 1 Butir mendukung validitas muatan
Butir 8 3 3 2 1 Butir mendukung validitas muatan
CVI = 1

Keterangan:

Kode penilaian pada setiap panelis sebagai berikut:

• 3 : jika panelis menyatakan butir soal sudah sesuai dengan indikator


• 2 : jika panelis menyatakan butir soal penting namun kurang sesuai
dengan indikator
• 1 : jika panelis menyatakan butir soal tidak penting

Berdasarkan validasi yang telah diajukan kepada dua panelis dan telah
dilakukan penghitungan dengan CVR, keduanya menyatakan bahwa instrumen tes
yang akan digunakan oleh peneliti berkriteria baik. Dilakukan pula perhitungan
CVI dari total rata-rata setiap CVR butir soal menunjukkan angka 1, yang artinya
koefisien hasil estimasi menjelaskan bahwa semua alat tes (8 butir soal) memiliki
validitas yang baik.

3. Uji Coba Empirik

Instrumen yang telah dinyatakan valid secara isi, selanjutnya


diujicobakan secara empirik untuk mengestimasi reliabilitas, tingkat kesukaran,
dan daya pembeda. Uji coba dilakukan pada kelas VIII G yang berjumlah 36
siswa.

Adapun uji coba instrumen tersebut meliputi:

a. Estimasi reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu ketepatan atau keajegan alat penilaian


dalam menilai apa yang dinilainya. Reliabilitas tes yang dighitung dalam
penelitian ini adalah software AnatestV4, yang mana rumus dari AnatestV4 yang
akan digunakan untuk mengestimasi reliabilitas adalah rumus Spearman-Brown
atau metode belah dua (Arikunto, 1998), yaitu sebagai berikut:

2r1 1
22
r 11=
(1+r 1 1 )
22

Dengan, r 11 = estimasi koefisien reliabilitas keseluruhan tes

r1 1 = korelasi antar skor tes antara kedua belahan


22
Tabel III.8
Interpretasi dari Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas


0,81 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,61 ≤ r ≤ 0,80 Tinggi
0,41 ≤ r ≤ 0,60 Cukup
0,21 ≤ r ≤ 0,40 Rendah
0,00 ≤ r ≤ 0,20 Sangat rendah

Berdasarkan hasil perhitungan estimasi reliabilitas dengan menggunakan


AnatestV4 diinterpretasikan bahwa reliabilitas tes dalam penelitian ini sebesar
0,75 yang artinya tes tersebut memiliki kriteria reliabilitas yang tinggi. (Hasil
perhitungan tersebut dapat dilihat pada lampiran)

b. Indeks kesukaran

Soal yang tidak terlalu mudah dan soal yang tidak terlalu sukar
merupakan soal yang ditinjau dari segi taraf kesukarannya (Arikunto, 1998).
Indeks kesukaran butir soal yang akan dihitung dalam penelitian ini menggunakan
software AnatestV4. Rumus yang digunakan dalam AnatestV4 ini untuk
mengukur tingkat kesukaran butir soal, yaitu sebagai berikut (Arikunto, 1998):

B
P=
JS

Dengan:
P = indeks kesukaran

B = banyaknya peserta tes yang menjawab soal dengan benar

JS = jumlah seluruh peserta tes

Interpretasi tingkat kesukaran setiap butir soal dapat dilihat pada Tabel
III .9.
Tabel III.9
Interpretasi Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran (P) Kriteria indeks kesukaran


0,00 ≤ P ≤ 0,29 Sukar
0,30 ≤ P ≤ 0,69 Sedang
0,70 ≤ P ≤ 1,00 Mudah

Berdasarkan hasil perhitungan indeks kesukaran dengan menggunakan


AnatesV4 menyatakan bahwa untuk butir soal nomor 2 tergolong soal mudah,
butir soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, dan 8 tergolong soal sedang, dan butir soal nomor 7
tergolong soal sukar. (Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada lampiran)

c. Daya pembeda

Indeks daya pembeda dalam suatu tes adalah indeks yang digunakan
untuk membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta
tes yang berkemampuan rendah. Daya pembeda yang akan dihitung dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan software AnatesV4. Rumus daya
pembeda menurut Arikunto (2010) adalah sebagai berikut:

BA BB
D= − =P A −PB
JA JB

Dengan:

D = indeks daya pembeda

JA = jumlah peserta tes kelompok atas

JB = jumlah peserta tes kelompok bawah

BA = jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas

BB = jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok bawah

Menurut Arikunto (2010), interpretasi daya pembeda suatu instrumen,


dapat dilihat pada Tabel III .10.
Tabel III.10
Interpretasi Daya Pembeda

Koefisien Kriteria daya pembeda


0,70 ≤ D≤ 1,00 Sangat baik
0,40 ≤ D≤ 0,69 Baik
0,20 ≤ D≤ 0,39 Cukup
0,00 ≤ D≤ 0,19 Jelek
D<0,00 Sangat jelek

Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda dengan menggunakan


AnatestV4 menyatakan bahwa butir soal nomor 1 dan 6 memiliki daya pembeda
yang baik, butir soal nomor 2, 4, 7, dan 8 memiliki daya pembeda yang cukup,
sedangkan butir soal nomor 3 dan 5 memiliki daya pembeda yang jelek. (Hasil
perhitungan tersebut dapat dilihat pada lampiran)

4. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis


Matematika Siswa

Rekapitulasi dari hasil tes yang dianalisis dengan menggunakan


pendekatan klasik, yaitu memuat daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal
tes uji coba. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel III .11.

Tabel III.11
Rekapitulasi Tes Empirik

Butir Indeks daya Tingkat


Kriteria Kriteria Keterangan
soal pembeda (%) kesukaran (%)
1 43,33 Baik 41,67 Sedang Digunakan
2 36,67 Cukup 78,33 Mudah Digunakan
3 6,67 Jelek 70,00 Sedang Tidak digunakan
4 36,67 Cukup 45,00 Sedang Digunakan
5 3,33 Jelek 51,67 Sedang Tidak digunakan
6 53,33 Baik 36,67 Sedang Digunakan
7 26,67 Cukup 23,33 Sukar Tidak digunakan
8 36,67 Cukup 31,67 Sedang Digunakan

III. 5. Teknik Analisis Data

Data yang telah diambil tersebut kemudian dianalisis untuk menjelaskan


kemampuan berpikir kritis matematika siswa. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Respon Butir (Item Respons Theory,
IRT) dengan menggunakan Generalized Partial Credit Models (GPCM).
Tahapan-tahapan dalam menganalisis dengan menggunakan GPCM adalah
sebagai berikut:

1. Estimasi Parameter Butir Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematika

Estimasi parameter butir tes kemampuan berpikir kritis dengan


menggunakan GPCM akan menghasilkan parameter daya pembeda soal (α) dan
parameter indeks kesukaran (β). Berdasarkan Lord dalam Anggrayni (2009) di
dalam IRT skor ideal adalah skor yang memiliki daya pembeda α ≤ 1,00. Menurut
Hambleton dalam Anggrayni (2009) bahwa indeks kesukaran−2,00 ≤ β ≤ 2,00.
Artinya ketika indeks kesukarannya -2,00 maka butir tersebut sangat mudah,
sedangkan ketika indeks kesukarannya 2,00 maka butir tersebut termasuk sukar.
Di samping itu, GPCM juga menjelaskan langkah-langkah dalam menjawab
sesuai dengan yang ditetapkan.

2. Estimasi Parameter Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa

Di samping mengestimasi parameter butir tes, GPCM juga dapat


mengestimasi kemampuan berpikir kritis matematika siswa. Kemampuan berpikir
kritis matematika siswa yang dianalisis menggunakan GPCM, akan diestimasi
dengan menggunakan metode maksimum Likelihood. Proses penghitungannya,
penelitian ini akan menggunakan software PARSCALE 4.1 untuk menganalisis
hasil dari estimasi parameter butir tes dan estimasi keamampuan berpikir kritis
matematika siswa.

Anda mungkin juga menyukai