Anda di halaman 1dari 15

BAB 5

BANK UMUM
BAB 4

BAB 3

BAB 2

BAB 1

Disusun Oleh :
Marwah C0120332
M. Fiqri zakariah C0120349
Arham Nuari CO120508
M. Yusuf C0120328
Lodiana C0120343
Munawara C0120526
Alvia Nurul Izza C0120326
BAB 5

BAB I PENDAHULUAN
BAB 4

 
A. Latar Belakang
BAB 3

Bank merupakan lembaga keuangan yang terpenting yang mempengaruhi


perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Fungsinya sebagai
BAB 2

perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak- pihak yang surplus dengan
pihak-pihak yang membutuhkan dana atau defisit. Dalam menjalankan usahanya

BAB 1
sebagai lembaga keuangan yang menjual kepercayaan dan jasa, setiap bank
berusaha sebanyak mungkin menarik nasabah baru, memperbesar danadananya
dan juga memperbesar pembarian kredit dan jasa-jasanya (Simorangkir, 2004). Bank
umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Hingga saat ini tercatat ada 119 bank di Indonesia yang
terdiri dari 107 bank umum konvensional dan 12 bank umum syariah
BAB 5
BAB II PEMBAHASAN
 
BAB 4

A. Pengertian bank umum


 
Dalam pengertian general, bank umum adalah lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana dari
BAB 3

masyarakat (funding) dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk
kredit (lending), bank umum juga berfungsi sebagai agent of trust, agent of equity, dan agent of development.
Bank umum juga diartikan sebagai bank komersial (commercial bank), di mana jasa yang diberikan bank umum

BAB 2
bersifat umum, itu artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.

Beberapa ahli juga menggagaskan mengenai pengertian dari bank umum, sebagai berikut:

BAB 1
1. Bank umum menurut para ahli perbankan di negara-negara maju adalah sebagai institusi keuangan yang
berorientasi pada laba. Untuk mencapai tujuannya tersebut, bank umum melaksanakan fungsi intermediasi.
Karena bank umum diizinkan mengumpulkan dana berbentuk deposito, bank umum juga disebut sebagai
lembaga keuangan depositori. Bank umum juga disebut sebagai bank umum pencipta uang (giral) karena
berdasarkan kemampuannya menciptakan uang (giral).

2. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank umum merupakan bank yang melakukan kegiatan usahanya
berupa jasa dalam lalu lintas pembayaran, baik dengan metode konvensional ataupun berbasis syariah.

3. Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998, bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
BAB 5

B. Fungsi bank umum


BAB 4

 
Peran bank umum ini dalam kehidupan masyarakat sangatlah penting. Apa sajakah fungsi lembaga
BAB 3

keuangan ini di Indonesia? Berikut merupakan enam peran dan fungsi jenis bank ini untuk berjalannya
perekonomian Indonesia.
1. Penciptaan Uang Giral

BAB 2
Bank umum mampu menciptakan uang giral. Apakah arti dari istilah uang giral? Cek, giro, kartu
kredit, dan kartu debit merupakan beberapa contoh dari uang giral. Dengan kemampuan ini, tugas bank

BAB 1
umum berkontribusi dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Jenis bank ini mampu mengatur kestabilan
peredaran uang di masyarakat demi mempertahankan nilai mata uang.
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran

Fungsi Bank umum juga mampu menopang kelancaran pembayaran di dalam masyarakat.
Fungsi ini sangatlah penting. Jika layanan bank umum tidak berfungsi baik di dalam masyarakat,
transaksi pun akan terhambat dan mungkin tidak dapat terjadi dengan mudah.

Contoh jasa lembaga keuangan ini yaitu, fasilitas pembayaran. Kegiatan ekonomi bisa terhambat
jika akses seperti sistem tunai, kartu kredit, kartu debit, dan sistem pembayaran elektronik tidak
disediakan.
BAB 5

3. Penghimpun Dana Simpanan Masyarakat


BAB 4

Bank umum menawarkan masyarakat untuk dapat menyimpan dana. Beberapa jenis dana
simpanan yang terdapat di Indonesia yaitu giro, deposito berjangka, tabungan, dan sebagainya.
BAB 3

4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional

Bank umum memberikan fasilitas yang mempermudah transaksi antar negara. Hal ini disebabkan

BAB 2
setiap negara mempunyai kebijakan ekonomi yang berbeda-beda. Bank umum pun dapat membantu
dalam penyelesaian transaksi jenis ini.

BAB 1
Jadi, transaksi pembelian dan penjualan dengan pihak di beda negara akan lebih mudah dan
cepat.
5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga

Bank umum menyediakan jasa penyimpanan barang-barang berharga milik masyarakat. Biasanya,
tempat penyimpanan dalam bentuk kotak saja. Selain itu, hanya masyarakat yang dapat membuka
dengan menggunakan kode yang diketahui oleh mereka sendiri. Adanya bank umum, membuat
masyarakat bisa lebih tenang untuk menyimpannya.
6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya

Fungsi bank umum pun telah meluas hingga jangkauan penawaran jasa lainnya. Sekarang,
masyarakat bisa membayar tagihan listrik, air, telepon, dan lainnya melalui lembaga keuangan jenis ini.
BAB 5

A. Produk-produk bank umum


 
1. Produk simpanan.
BAB 4

 
 Giro

Giro merupakan produk perbankan berupa simpanan dana dari nasabah yang penarikannya dapat dilakukan kapan saja
BAB 3

dengan

menggunakan cek, bilyet giro, serta sarana perintah pembayaran lainnya. Giro bisa juga digunakan sebagai alat

BAB 2
pembayaran
 Tabungan

BAB 1
Dilansir dari buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2020) karya Irsyadi Zain dan Y. Rahmat Akbar, tabungan
adalah produk perbankan berupa simpanan dana dari nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu.
 Deposito

Deposito merupakan produk perbankan berupa simpanan dana dari nasabah yang penarikannya hanya bisa dilakukan
pada waktu tertentu (mengandung unsur jangka waktu) sesuai perjanjian antara nasabah dengan pihak bank.
Dalam buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2018) karya Kasmir, dijelaskan bahwa ada tiga jenis deposito, yaitu:
 
o Deposito berjangka

Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito
bercama-macam, mulai dari 12, 18 sampai 24 bulan.
Depostio berjangka diterbitkan atas nama, baik perorangan atau lembaga. Berarti, di dalam bilyet deposito terdapat
nama seseorang atau lembaga.
BAB 5

Sertifikat deposito merupakan deposito yang diterbitkan dalam jangka waktu 2, 3, 6,


12, dan 24 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat
BAB 4

sehingga bisa diperjualbelikan atau dipindahkan kepada pihak lain.


o
Deposito on call
BAB 3

 
Deposito on call merupakan deposito yang memiliki jangka waktu minimal tujuh hari
dan paling lama kurang dari satu bulan. Deposito on call diterbitkan atas nama dan

BAB 2
biasanya memiliki nominal yang besar, misalnya lima puluh juta rupiah.

o Safe Deposit Box Safe Deposit Box merupakan produk perbankan berupa tempat penitipan (box)

BAB 1
yang digunakan untuk menyimpan barang-barang berharga seperti surat-surat berharga, emas,
paspor, ijazah, dan lain-lain.
1. Produk penyaluran dana.
 
Selain produk simpanan, bank juga memiliki produk lain yaitu produk penyaluran dana. Produk
penyaluran dana ini biasa disebut dengan kredit. Dilansir dari buku Bank dan Lembaga
Keuangan Lain (2014) karya Nuritomo dan Totok Budisantoso, kredit adalah pemberian fasilitas
pinjaman oleh bank kepada nasabah, baik berupa fasilitas pinjaman tunai maupun pinjaman
non-tunai. Berdasarkan tujuan penggunaan dananya, kredit dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi.
 
 
BAB 5

D. Resiko usaha bank umum


 

Secara umum, risiko adalah tingkat kemungkinan terjadinya kerugian yang harus ditanggung dalam pemberian kredit,
BAB 4

penanaman investasi, atau transaksi lain yang dapat berbentuk kehilangan keuntungan, atau kemampuan ekonomis antara
lain karena adanya perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah, dan kegagalan usaha.
 
Jenis-jenis risiko usaha :

1. Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. Risiko kredit
pada umumnya

terdapat pada seluruh aktivitas Bank yang kinerjanya bergantung pada kinerja pihak lawan (counterparty), penerbit (issuer),
atau kinerja peminjam dana
1. Risiko Kredit juga dapat diakibatkan oleh terkonsentrasinya penyediaan dana pada debitur, wilayah geografis, produk, jenis
pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu. Risiko ini lazim disebut Risiko Konsentrasi Kredit dan wajib diperhitungkan pula
dalam penilaian Risiko inheren.
2. Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari
kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan harga option. Risiko Pasar meliputi antara lain Risiko suku bunga, Risiko nilai tukar,
Risiko ekuitas, dan Risiko komoditas. Risiko ini dapat berasal baik dari posisi trading book maupun posisi banking
book.
3. Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber
pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan
kondisi keuangan Bank. Risiko ini disebut juga Risiko likuiditas pendanaan (funding liquidity risk).
BAB 5

5. Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan
BAB 4

manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Sumber
risiko ini antara lain oleh sumber daya manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal.
6. Risiko Hukum adalah Risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini
juga dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari atau
kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai.
7. Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam mengambil keputusan dan/atau pelaksanaan
suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Sumber Risiko
Stratejik antara lain ditimbulkan dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam
perumusan strategi, ketidaktepatan dalam implementasi strategi, dan kegagalan mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis.
8. Risiko Kepatuhan adalah Risiko yang timbul akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber Risiko Kepatuhan antara lain timbul
karena kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum terhadap ketentuan maupun standar bisnis yang berlaku
umum.
9. Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari
persepsi negatif terhadap Bank. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam mengkategorikan sumber Risiko
Reputasi bersifat tidak langsung (below the line) dan bersifat langsung (above the line).
BAB 5

BAB 4
Mengapa risiko harus dikelola? Jawabannya tidak sulit ditebak, yaitu karena risiko itu mengandung biaya
yang tidak sedikit. Risiko yang dikelola dengan baik dapat menjaga kinerja perusahaan terhindar dari kerugian.

BAB 3
Manajemen risiko dapat diartikan sebagai serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan oleh
perbankan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan
usaha bank.

BAB 2
 
Secara lebih spesifik dapat diartikan sebagai pengelolaan berbagai bentuk risiko yang berhubungan

BAB 1
dengan operasional bank sesuai dengan prinsip ke hati-hatian guna mengontrol risiko pembiayaan yang terdiri
atas risiko kredit, risiko suku bunga dengan cara cegah risiko ( hedging ), financial
futures, dan batas atas suku bunga (interest rate caps), tujuannya untuk
mengendalikan biaya dana, anggaran biaya bunga, dan membatasi terhadap perubahan tingkat suku bunga.

Sebenarnya diperlukan bukan hanya di dunia perbankan namun dapat juga diterapkan di berbagai aktivitas.
Faktor risiko yang dipertimbangkan akan berbeda dari aktivitas yang satu dengan yang lain. Harus diakui
bahwa, sesungguhnya, industri perbankan adalah suatu industri yang sarat dengan risiko, terutama karena
melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi, seperti pemberian
kredit, pembelian surat- surat berharga dan penanaman dana lainnya.
BAB 5

Dengan begitu, dapat dikatakan, bahwa semua kegiatan bank, baik yang berasal dari aktiva maupun

BAB 4
pasiva mengandung berbagai jenis risiko, baik itu risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas maupun risiko-risiko
lainnya. Besar kecilnya risiko itu akan sangat tergantung pada berbagai faktor yang terkait, misalnya
kemampuan dan kejelian manajemen dalam mengelola hal itu.

BAB 3
Karenanya, untuk meminimalisir risiko-risiko yang dihadapi, maka manajemen bank harus memiliki
keahlian dan kompetensi yang memadai, sehingga berbagai risiko yang berpotensi muncul dapat diantisipasi

BAB 2
dari awal, dan dicari cara penangananya secara lebih baik. Diharapkan, risiko yang muncul akan dapat ditekan
seminimal mungkin, sehingga potensi kerugian yang akan diderita dapat ditekan seminimal mungkin.
Manajemen Resiko.

BAB 1
Dalam hal ini, risk management di perbankan diharapkan dapat mengendalikan risiko-risiko yang
mungkin timbul untuk mengurangi kerugian apabila terjadi. Tentunya terdapat pertanyaan: “apakah pada saat
ini perbankan di Indonesia belum secara utuh menerapkan risk management ?”
Perbankan di Indonesia tentunya sudah melakukan analisis-analisis dan teknik yang berkaitan dengan
upaya untuk mengurangi kerugian yang timbul di masa mendatang melalui proses pengelolaan risiko kredit
seperti analisis kredit. Kegiatan demikian sudah merupakan salah satu dalam proses pengendalian risiko,
sehingga kalau dikatakan bahwa perbankan di Indonesia sama sekali belum menerapkan pengendalian risiko
juga tidak sepenuhnya valid.
 
BAB 5
E. Kegiatan operasional bank umum
Jenis bank yang satu ini adalah bank yang melaksanakan kegiatan mengumpulkan dana

BAB 4
serta memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Bank umum juga melakukan
melakukan berbagai kegiatan yang dapat menunjang lalu lintas pembayaran, mulai dari

BAB 3
telepon, listrik, hingga asuransi.
Secara hemat dan sederhana, ada lima kegiatan operasional yang dapat dilakukan oleh

BAB 2
bank umum. Berikut kegiatan-kegiatan bank umum yang dilakukan untuk menjalankan fungsi
utama perbankanya.

BAB 1
1. Penghimpunan Dana

Jelas sekali fungsi utama bank umum adalah mengumpulkan dana dari masyarakat.
Upaya untuk menjalankan fungsi tersebut dilakukan dengan cara mengeluarkan berbagai
produk keuangan untuk menyimpan dana, mulai dari tabungan, giro, sampai deposito.
2. Pemberian Kredit
Meskipun pada fungsi awalnya bank umum hanya menghimpun dan menyediakan
layanan jasa perbankan, kini bank umum sudah dapat menyalurkan kredit kepada
masyarakat. Kredit ataupun pembiayaan tersebut diberikan dalam berbagai produk, mulai
dari kredit untuk pembelian rumah sampai kredit tanpa agunan.
BAB 5
4. Pemindahan Dana

Kegiatan operasional yang satu ini dilakukan untuk menyediakan layanan jasa guna

BAB 4
pemerataan pembangunan nasional. Pemindahan yang dilakukan oleh bank dilakukan
untuk kepentingan lembaga itu sendiri maupun guna kepentingan nasabah. Contoh

BAB 3
produk dari kegiatan operasional ini berupa transfer antar daerah ataupun pengiriman
uang ke luar negeri.

BAB 2
5. Penyimpanan Barang dan Surat Berharga.

BAB 1
Kegiatan bank umum untuk menjalankan fungsi layanan jasa dihadirkan pula dengan
penyediaan tempat penyimpanan untuk barang dan surat berharga yang lebih aman
dibandingkan disimpan di rumah ataupun pihak yang sulit diminta
pertanggungjawabannya. Contohnya adalah bank menyediakan safety box yang
ditujukan bagi masyarakat yang hendak mengamankan harta bendanya di bank.
6. Penempatan Dana

Bank umum juga melakukan penempatan dana nasabah kepada nasabah lain dalam
bentuk surat berharga. Tidak seperti saham ataupun reksana, surat berharga yang
dikeluarkan bank tidak tercatat di bursa efek.
PENUTUP

 
1. Kesimpulan
 

Perbankan mempunyai peranan yang penting dalam lembaga ekonomi.


Kegiatan utama dari perbankan adalah menyerap dana dari masyarakat untuk
kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat. Dengan demikian, dunia
perbankan dapat menjembatani antara pihak yang kekurangan dana dengan pihak
yang klebihan dana. Perbankan dapat menjalankan fumgsinya tersebut perlu
diterapkan prinsip hati-hati terutama pada saat akan menyalurkan dana kepada
masyarakat, artinya bank mengadakan penilaian kelayakan dan seleksi yang tepat
pada setiap nasabah dan calon pengguna dana bank.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai